PENEMUAN TERAKHIR DENGAN WANITA YANG KUCINTAI
Minggu, 15 Juni 2025
PENEMUAN TERAKHIR DENGAN WANITA YANG KUCINTAI
Sabtu, 14 Juni 2025
Diperkosa Ditempat Bilyard
KASIR4D - Diperkosa Ditempat Bilyard


Wenny yang saat itu bermaksud kasbon ditempatnya bekerja untuk membayar uang semester kuliahnya ditemani oleh temannya yang bernama Risty sungguh apes sekali. Bukanya mendapat kasbon malah mereka diperkosa oleh pelanggan club bilyard dan Managernya. Ingin Tahu kelanjutanya para pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!
Sebut saja namaku Wenny, aku akan menceritakan kisah sex nyata yang sangat pedih yang aku alami bersama temanku yang sebut saja namanya Risty. Kisah sex nyata perkosaan yang aku alami bersama Risty ini terjadi ketika aku duduk dibangku kuliah semester 2, dan aku saat ini masih kuliah di sebuah universitas swasta di bandung namun sudah semester akhir.
Sebenarnya keluargaku tidak menyetujui jika aku kuliah dibandung dengan alasan biaya hidupnya terlalu banyak. Karena selain harus memebayar kuliah, mereka juga harus membiayai kostku dan uang sakuku setiap bulanya. Namun karena aku tipe orang yang kukuh dalam pendirian, aku tetap nekat dan pada akhirnya orangtuaku yang tinggal dijakarta menyetujuinya.
Di kota kembang (Bandung) itu aku tinggal di salah satu kos putri yang memiliki aturan lumayan bebas yang letaknya berdekatan dengan kampusku. Satu kamar kost aku isi berdua dengan Wenny yang berdomisili asli bandung. Sebenarnya jarak tempuh rumah Risty kekampus tidak terlalu jauh, kira-kira 1 jam saja jika dia naik motor sudah samapai kampus kami.
Namun karena dia malas bolak-balik dari kerumah, akhirnya dia-pun memutuskan untuk kos denganku. Aku sih seneng-seneng aja, kan bisa lebih irit jika satu kost dibayar berdua, hhe. Sangat beruntung sekali bisa satu kots dengan Risty, karena seain dia pintar, dia juga baik sekali padaku. Dia sering meminjamkan uang ataupun membelikanku makan jika kiriman uangku telat.
Wenny dan aku ini sama-sama memiliki kulit putih yang mulus dan wajah lumayan menarik. Postur tubuh kami hampir sama, bahkan kami sering dibilang kaka adik jika sedang keluar ke Mall ataupun di kampus. Bedanya aku dengan Risty adalah aku tidak perawan dan Wenny masih perawan. Aku mengetahui Risty masih perawan dari kejadian yang menimpa kami.
Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya
Postur tubuh kami bisa dikatakan proposional, pinggang kami yang ramping yang didukung oleh payudara dan pantat kami yang lumayan berisi membuat kami tampak menggemaskan. Yah jika para lelaki melihat kamipasti akan bernafsu, tau sendirikan lelaki itu otaknya mesum,hhe. Aku kuliah sembari bekerja disalah satu club bilyard exekutif di bandung.
Hal itu membuatku menjadi seorang pribadi yang mandiri, dari hasil kerjaku itu aku sudah tidak minta lagi uang saku dan uang kost kepada orang tuaku. Aku bekerja karena aku sadar orang tuaku mempunyai kehidupan ekonomi yang pas-pasan. Disana aku bekerja sebagai salah satu penjaga meja bilyard, sekaligus merangkap sebagai waitress di tempat itu.
Tak jarang seorang pelanggan bilyard yang rata-rata hidung belang dan kaya sering menggoda bahkan ada juga yang ingin memboking-ku demi memuaskan hasrat sex mereka. Walaupun aku sudah tidak perawan, namun aku tidak pernah tergoda dengan godaan para hidung belang itu. Memang rasanya sangat letih sekali bekerja diclub bilyard.
Selain lelah dalam tenaga aku juga lelah dengan menjaga diri dari para hidung belang itu. Mau gimana lagi karena memang dari awalnya aku ingin belajar hidup mandiri, bahkan aku berharap aku bisa membayar uang kuliahku dari hasil keringatku sendiri. Langsung ke inti ceritanya aja yah para pembaca.
Pada suatu malam ketika aku selesai bekerja aku bermaksud meminta kasbon untuk membayar uang semester kuliahku. Sungguh malang sekali nasibku saat itu, orang tuaku yang saat itu tertipu dengan berat hati mereka berkata padaku tidak bisa membayarkan uang semesterku lagi. Orang tuaku memberi kabar tepat selesai aku bekerja.
Padahal besok harinya adalah hari terakhir membayar uang semester. Sesaat aku berfikir, gajianku masih 2 minggu lagi sedangkan aku tidak mempunyai tabungan sama sekali, hasil kerjaku hanya cukup untuk makan dan bayar kost saja. Aku yang bingung-pun sempat curhat dengan Risty lewat telefon.
Aku sempat meminta solusi kepada Risty dengan maksud meminjam uang kepadanya, namun saat itu kebetulan Risty juga sedang tidak mempunyai uang. Pada akhirnya aku-pun memberanikan diri untuk kasbon kepada pada club bilyard tempatku bekerja dengan perantara managerku yang bernama pak Ridwan.
Lagi-lagi pak Ridwan juga tidak bisa memberi solusi. Katanya uang sudah disetorkan kepada pemilik club bilyard. Malam itu aku sungguh kecewa sekali, perasaan sedih dan bingung menyelimuti pikiranku. Aku yang tadinya diruang manager akhirnya malam itu-pun keluar dari ruangannya dengan wajah penuh kekecewaan.
Tidak kusangka ketika aku keluar dari ruangan pak Ridwan, aku melihat Risty sudah berada disalah satu kursi tunggu meja bilyard yang kosong. Tumben sekali dia mampir mampir ke sini, aku sempat melihat jam dinding saat itu pukul 22. 00 malam. Melihat itu aku-pun mendekatinya dan duduk disamping Risty,
“ Hloh kog kamu ada disini sih Ris, kan udah malem banget ini, , ” ucapku dengan wajah sedih.
“ Hhe, iya nih Wen, aku sengaja kesini buwat jemput kamu kog, Oh iya gimana kamu udah dapet pinjaman uangnya ?, , ” tanya Risty.
“ Belum Ris, aku tadi mencoba kasbon tapi nggak dikasih, katanya uang club bilyar ini sudah disetorkan sama pemiliknya, , ” jawabku penuh rasa kecewa.
“ Terus gimana dong kamu besok, besokkan hari terakhir bayar uang semester, Maaf ya Wen aku nggk bisa bantu kamu, , ” ucapnya dengan wajah kecewa.
“ Gampanglah Ris, biar besok aku minta keringanan sama pihak kampus, misalkan nggak bisa yah terpaksa aku harus cuti deh, hhe…, , ” ucapku pura-pura tegar.
Aku saat itu berpura-pura tegar didepan Risty, padahal dalam hatiku merasa kecewa sekali,
“ Thanks yah Ris, kamu udah care banget sama aku, yaudah yuk kita pulang aja, aku capek banget nih, , ” ucapku lalu bergegas berdiri dan bermaksud akan pulang.
Saat itu-pun kami berdua berjalan melewati salah satu ruangan bilyard VVIP, ruangan bilyard itu desain ruangannya hampir 75 persen terbuat dari kaca. Aku lihat ada 4 orang termasuk managerku ada diruangan itu. Ketika kami melangkah melewati ruangan itu, managerku keluar dari pintu dan lalu dia memanggilku,
“ Wen, sini kamu butuh uangkan ??? sini kamu temenin tamu ini pasti nanti kamu dikasih uang tips yang cukup buwat bayar uang semester kamu, ” ucapnya dari luar pintu.
“ Wah boleh tuh pak, tapi janji yah pak aku aman dan dijamin mereka nggak macem-macem, ” ucapku.
“ Iya dijamin deh, kamu kayak nggak tau aku aja sih Wen, ” ucapnya.
Mendengar tawaran dan ucapan managerku itu aku-pun mengiyakan ajakan mereka,
“ Oke deh Pak yaudah bapak masuk duluan bentar lagi aku nyusul, ” ucapku.
“ Okey wen, ” ucapnya lalu masuk keruang vvip itu.
Malam itu-pun aku bersemangat sekali karena sebentar lagi aku akan mendapatkan uang tips dari mereka yang mudah-mudahan uangnya cukup untuk membayar uang kuliahku. Sebelum masuk ke ruangan itu aku-pun berpamitan pada Risty,
“ Ris, aku temenin main tamu-ku dulu yah, Oh iya mendingan kamu pulang dulu aja deh ya, soalnya ini bakalan lama, ” ucapku.
“ Tapi Wen inikan udah malem, lagian tempat bilyard ini tinggal orang-orang itu aja, nanti kalau kamu diapa-apain gimana, ” ucapnya mengkhawatirkanku.
“ Nggak bakalan kog Ris, kan ada managerku yang ngejaga aku, kamu pulang duluan aj gih !!!! , ” ucapku.
“ Nggak ah, aku mau temenin kamu aja didalem, kasihan kamu malem-malem begini masih kerja aja, niarin aku ikut nunggu didalem ruangan vvip itu, ” ucapnya.
Karena Risty ngotot sekali, pada akhirnya aku-punmasuk keruangn bilyard vvip itu bersama Risty. Jadi saat itu ditempat bilyard itu ada aku, Risty,managerku, dan 3 pria kaya setengah baya pelanggan tempat bilyard. Sesampainya didalam Risty-pun duduk di sofa, sedangkan aku menuju meja bilyard semabri membawa stick bilyard.
Tiba-tiba saja ada salah satu pelanggan yang berbicara padaku,
“ Eh Wen, kamu katanya butuh buwat bayar uang kuliah yah, gimana kalau kita bertaruh ?, ” ucapnya kepadaku.
“ Emang taruhanya apa, kalau taruhanya pakai uang aku lagi bokek Bos, ” ucapku pada salah satu Pria yang menantangku.
“ Udah kamu nggk usah pakai uang. Jadi begini taruhanya yah, kita bermain bola 9, kita akan bermain 7 kali tapi mainnya harus sampai selesai yah sampai 7 kali permainan, ” ucapnya.
Bekum sempat aku menjawab dia berkata lagi,
“ Oh iya, setiap permainan jika aku kalah aku akan membayar kamu 1 juta, tapi jika kamu kalah kamu harus melepas satu persatu pakaian bahkan daleman kamu, gimana berani nggak, ” ucapnya meneangkan panjang lebar.
Saat itu aku-pun sejenak terdiam dan berfikir. Sempat aku melihat kearah Risty dan Risty menggelengkan kepalanya dengan maksud agar aku tidak menyetujui tantangan mereka. Aku yang dipenuhi rasa dilema masih diam dan berfirkir, melihat aku terdiam managerku-pun mendekat kepadaku,
“ Udah Wen layanin ajah kamukan jago main bilyard-nya, tenang aja dia pasti kalah sama kamu, merekakan pemain amatir semua, ” ucapnya berbisik ditelingaku.
Mendengar bisikan itu aku-pun yakin bahwa aku akan menang, aku yakin menang karena managerku selama ini baik sekali padaku, pasti dia tidak akan membohongiku. Aku yang saat itu memakai sweater, kaos, celana panjang ketat, Bh dan celana dalam sempat berfikir. Aku harus menang, soalnya bisa gawat kalau sampai 7 kali aku kalah, bisa-bisa aku bugil disini.
Sejenak berfikir aku-pun lalu aku memberanikan diri untuk melayani tantangan dari salah satu Pria itu,
“ Ok deal, ayok kita mulai, ” ucapku penuh rasa optimis.
Kemudian managerku-pun mulai menata bola bilyard dengan tatanan bola 9. Setelah itu managerku-pun meninggalkan meja dan berdiri dsamping meja bilyard bersama 2 teman pelanggan itu. Mulailah kami bermain. Beberapa saat kami bermain kami sudah menyelesaikan babak kedua, dan 2 kali berturut-turut aku menang.
Malam itu aku-pun senang sekali, aku yakin saat itu aku akan memenangkan 5 ronde yang akan kami mainkan lagi. Memang sungguh payah sekali permainan Pria itu, tidak satu-pun bola bisa dimasukan oleh dia. Pak Ridwan bener-bener baik sama aku, dia bisa aja yah cariin aku solusi buwat dapetin uang tanpa susah payah, ucapku dalam hati.
Dengan rasa optimis kami-pun memulai permainan lagi. Pada babak ketiga pria itu menang, karena dia menang aku-pun harus melepas sweterku. Ah… nggak masalah, baru sweterku aja yang terlepas, pasti dia menang karena kebetulan saja. Babak ke 4-pun kami mulai lagi, sial dia menang lagi, maka dari itu aku-pun segera melepas bajuku.
Dalam hatiku masih berkata, ah pasti ini kebetulan. Babak ke-5 pun dimulai ternyata dia memang benar-menah prodesional sekali bermain bilyardnya, dari pertama sampai terakhir dia masukan semua bola tanpa memberikanku kesempatan untuk bermain sekalipun pada babak ke 5 itu. Dengan terpakasa saat itu aku harus melpas celanaku.
Saat itu aku-pun tinggal mengenakan BH dan celana dalam minim yang aku kenakan. Aku sangat malu sekali saat itu, dengan kekalahanku itu, tubuhku yang putih mulus dan ramping itu terlihat oleh para pria hidung belang itu. Risty nampak kuatir sekali denganku, para pria hidung belang itu-pun nampak beringas dan bernafsu melihatku yang hanya memakai Bh dan celana dalam saja,
“ Wen udah Wen, kamu nggak akan menang lawan pria itu, sudah Wen ayo kita pulang,” ucap Risty dengan wajah penuh kekhawatiran.
Risty benar-benar khawatir denganku, mendengar ucapan Risty aku-pun sadar bahwa memang aku sudah dibohongi oleh managerku. Dengan masih memakai celana dalam dan BH saja, aku-pun mengambil Hp yang ada ditasku,
“ Sebentar yah Bos, aku ambil hp dulu, ” ucapku pada pria yang bermain denganku itu.
“ Okey, Oh iya kamu jangan coba-coba kabur yah, awas aja kalau kamu kabur, ” ucapnya seperti tahu kalau aku akan Kabur.
Saat itu aku-pun mengambil hp-ku dan mengirim BBM kepada Risty,
“ Ris, kamu keluar dulu yah nanti aku susul, habis itu kita kabur, ” chat-ku kepad Risty.
“ Iya Ris, kamu hati-hatiyam, ” ucapnya dalam bbm.
Sesudah itu Risty-pun segera bergegas berdir dan akan keluar dengan alasan ingin kencing. Namun nampaknya rencana kami sudah diketahu oleh para pria hidung belang itu. Saat itu Pak ridwan yang berdiri di dekat pintu kemudian dia-pun mengunci pintu dari dalam ruangan bilyard VVIP itu,
“ Ceklek…, ”
Merasa seperti itu aku-pun mencoba datang keraah Pak ridwan untuk berbicara. Sebelum sempat aku berbicara tiba-tiba saja Pria yang bermain bilyard denganku memeluk erat aku dari belakang, lalu satu temannya lagi datang kerahku dengan memeluk aku dari depan,
“ Woy, kalian mau ngapain, berengsek kalian yah, lepaskan aku.. cepat lepaskan…, ” ucapku.
“ Sudahlah manis kamu nurut aja, mala mini kalian berdua puaskan kami yah, nanti kami akan memberikan kalian uang, ” ucap pria yang bermain bilyard denganku tadi.
“ Jangan macem-macem kalian yah, kalau sampai…….., ”
Belum sempat aku berkata mereka sudah menyekap mulutku denganya, aku tidak bisa teriak lagi. Salah satu Pria yang memeluk diriku melepas pelukanya lalu mengambil sweater dan bajuku,
“ Bro, ini baju sama sweaternya bisa buwat ngiket Wenny nih, ” ucap salah satu pria yang memeluku tadi.
“ Bener juga tuh Bro, ” jawab Pria yang bermain bilyard denganku tadi.
Lalu dengan segera pria hidung belang itu segera kembali padaku. Dengan keperkasaan tenaga 2 laki-laki setengah baya itu tangan dan kakiku segera diikat. Saat itu aku mencoba berontak, namun apa daya tenaga 2 pria itu sangat kuat sekali. Dengan sekejap tangan dan kakiku-pun terikat, lalu tubuhku diangkat kedua laki-laki itu diatas meja bilyard dengan posisi tubuhku yang tengkurap,
“ Tolong Bos lepaskan aku bos, tolong jangan perkosa aku Bos, hu..hu..huuuuu…, ” ucapku memelas.
“ Udah jangan banyak omong Loe, apa susahnya sih ngelayanin nafsu sex kami, tinggal ngangkang doang, habis itu kita kasih duit, ” ucapnya.
Pria yang bermain bilyard dengnku tadi dengan penjuh nafsu sex dia mulai melepas BH dan celana dalamku. Celana dalamku dipelorotkan hingga atas ikatan yang mengikat kakiku. Aku yang tak berdaya hanya bisa menagis dan merengek minta ampun saja. Dalam rengekan dan tangisanku, tiba-tiba saja managerku dan pria satunya lagi menghampiri Risty.
Risty-pun saat itu mencoba berlari, namun apa daya mereka lebih cepat dari Risty, kedua pria itu segera melucuti semua pakain Risty hingga telanjang bulat seperti aku. Saat itu Risty-pun telanjang bulat seperti aku, baju dan celana panjang Risty dijadikan alat untuk mengikat kaki serta tanagn Risty,
“ Pak jangan Pak, tolong lepaskan aku dan Wenny Pak, aku masih perawan pak tolong jangan perkosa kami, HU…uuuu…uuuu, ” ucap Risty meminta ampun sembari menagis.
Tanpa banyak biacara managerku membungkam mulut Risty dengan celana dalam Risty. Aku lihat saat itu Risty segera diangkat kedua pria itu diatas sofa dan direbahkan disana. Ketika aku sedang melihat Risty tiba-tiba saja tubuhku digulingkan oleh salah satu Pria yang mengikatku tadi,
“ Daniel, Gue dulu yah nanti kita gantian, , ” ucap pria yang bermain bilyard tadi.
“ Nggak seru dong Sony, mending kita barengan aj deh, kita suit, yang kalah ngentot pantat dan yang menang ngentot memeknya, gimana deal ???, ” ucap sony.
Ternyata Pria yang bermain bilyard denganku namanya Sony, dan satu temanya lagi bernama Daniel. Ketiak Daniel dan sony berbincang, tiba-tiba saja Pak Ridwan menyahut omongan Daniel dan Sony,
“ Wah keren juga ide Pak Daniel tuh, kita suit juga yok pak Andre biar sama kayak pak Daniel dan pak Sony, ” ucap pak Ridwan.
Oh ternyata nama ketiga Pria itu Sony, Daniel, dan Andrew, ucapku dalam hati. Dalam keadanku yang terikat aku sempatnya sempatnya aku menyimak omongan mereka. Aku kasihan sekali dengan Risty, nampaknya dia masih perawan sungguhan, tidak sepertiku yang sudah tidak perawan. Risty menagis tak heni-henti ketika Pak Ridwan dan Pak Andrew sedang bersuit.
Aku sempat berteriak kepada ke 4 lelaki bejat itu,
“ Dasar otak mesum kalian, bangsat kali yah, sifat kalian benar-benar seperti anjing, cuihhh…, ” ucapku sembari meludah kearah Sony.
“ Bangsat Loe ya, berani-beraninya Loe ngeludahin Gue, Plakkkkkkkkk…, ” ucap sony lalu menamparku.
Saat itu sony yang merasa kesal karena aku ludahi, dia-pun menampar aku lalu menyumpal mulutku dengan BH-ku. Saat itu mulutku tersumpal juga akhirnya. Sony dan Daniel yang sudah sama-sama bernafsu merubah posisiku dengan cara menungingkan aku,
“ Kalau sampai lu berontak, Gue sodok memek sama panat Loe pakai Stick bilyard ini, ” ucap Sony sembari memegang Stick bilyard.
Mendengar ncamannya itu aku-pun tidak berani berontak. Tidak lama setelah itu Sony dan Danielpun segera mengerayangi dan menjilati seluruh tubuhku dengan penuh nafsu sex. Mereka tubuhku dengan liarnya,
“ Eughhh… Ssssssshhhh… eeeeee…, ” desahku tidak jelas merasakan jilatan-jilatan sex dari Sony dan Daniel.
Awalnya aku tidak rela mereka memperlakukan seperti itu, namun karena rangsangan yang diberikan mereka kepadaku sangat nikmat maka [ada akhirnya aku-pun menikmatinya,
“ Eughhhh….., ” lenguhku terdengar tidak jelas karena mulutku tersumpal BH-ku.
Disisi lain aku yang sudah mulai menikmati perkosaan itu, aku melihat Risty masih terus berontak dengan menggerak-gerakan tubuhnya yang terikat itu diatas sofa. Entah dia meracau apa tidak jelas sembari meneteskan air mata. Ridwan dan Andrew memang benar-benar berengsek. Tega sekali mereka memperkosa Risty yang tidak tahu apa-apa.
Daniel saat itu mulai beralih menjilati pantat sampai keliang pantatku, sedangkan Sony dia mulai menjilati liang bibir Vaginaku. Aku yang tadinya sempat kesal pada Sony dan Daniel seiring rangsangan yang diberikan mereka aku-pun mulai merasakan rangsangan sex yang luar biasa. Sony menjilati Vaginaku dan sesekali dia menghisap-hisap klitoris-ku dengan penuh nafsu sex.
Daniel-pun tidak kalah hebatnya dengan Sony, dia menjilati liang pantatku yang bersih seperti pantat bayi dengan penuh nafsu tanpa rasa jijik sedikitpun. Oughhh… sungguh kuar biasa sekali mendapat rangsangan sex dari 2 lelaki sekaligus, sungguh rasanya luar biasa sekali. Vaginaku sungguh terasa basah sekali dengan lendir kawinku.
Kurasakan hampir setiap detik vaginaku mengeluarkan lendir kawin yang semakin membuat memeku basah. Beberapa saatSony dan Daniel melakukan hal itu, mereka yang sudah bernfsu-pun nampanya akan segera mengeksekusi Liang Vagina dan Liang Duburku. Mereka segera melucuti pakaian merak hingga telanjang bulat,
“ Niel Lu masukin dulu tuh kontol Loe ke Dubur Wenny, kan agak susah kalau anal sex, ” ucap Sony sembari mengocok penisnya yang sudah ereksi maksimal.
“ Oke Son, siap, ” ucapnya.
Kemudian Daniel-pun segera naik diatas pantatku. Mulailah dia membasahi penisnya dan liang senggamaku dengan ludahnya. Beberakali dia mencoba memasukan penisnya. Kira-kira selam 10 menit dia baru berhasil menembus liang duburku,
“ Blesssssssssss… Blupppppppp…., ” suara penis Daniel yang tertanam di liang duburku.
“ Eghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh… aittt… angsat uuuuu…., ” racaukutidak jelas karena kesakitan.
“ Udah masuk nih Son, sini lu buruan sodok memek Wenny, ” ucapnya.
Tanpa banyak bicara Sony-pun segera membenamkan penisnya didalam vaginaku,
“ Blesssssssssssssss… Agggghhhhhhhhhhhhhhh…, ” lenguh sony.
Setelah kedua Pria itu sudah memnamkan penis mereka pada liang senggam dan pantatku mereka-pun serempak mengoyangkan pinggulnya. Rasanya sungguh tidak karuan, disisi lain aku merasakan sakit pada duburku, disisi lain juga aku merasakan nikmatnya sodokan penis Sony pada vagina-ku,
“ Ssssshhh…. Gila nih lubang pantat, nikmat banget Son, Sssssshhh… Ouhhhh…, ” ucap Daniel kepada Sony.
“ Hahaha dasae loe otak cabul, enakan Memek goblog… Ahhhh… nih memek kayak meres-meres penis Gue nih Niel, enak banget… Ahhhhhhhh…, ” ucapnya pada Daniel.
Saat itu mereka menyodok liang memek dan duburku tanpa perasaan. Awalnya yang rasanya sakit pada liang duburku, lama-lama menjadi nikmat. Kurasakan kedua penis pria setengah baya itu mencabuliku bersamaan. Tidak pernah terbayangkan aku akan di setubuhi kedua pria sekaligus. Saat itu tidak terasa sudah 10 menit mereka meyodok dubur dan vaginaku.
Ketika sedang aku sedang meniktmatinya, tiba-tiba saja Daniel menghentikan sodokannya pada liang duburku,
“ Crutttttttttttttttt…. Crutttttttt… Crutttttttttttt… Anritttttttt gue udah keluar nih Son… Sssshhh, ” ucap Daniel mendapat klimaksnya.
Puas dengan itu, Daniel-pun segera melepas penisny dari duburku lalu dia merebahkan diri di atas meja bilyard. Sony yang sudah leluasa dengan tidak adanya penis Daniel di duburku, diapun dengan bebasnya menggenjot vaginaku dengan hasrat sex yang membara. Sony memang lebih kuat dari Daniel saat berhubungan sex.
Dengan merebahkan tubuhnya diatas pungguku, dia meremas payudaraku lalu dia menambah kecepatan sodokan penisnya pada vaginaku,
“ Ssssssshhh… Memek kamu benar-benar seperti memek bayi sayang, peret dan sempit sekali rasanya.. Oughhhh… Rasanya aku pingin buru-buru ngecrottt, Ahhhh…, ” ucapnya dipenuhi perasaan cabul-nya.
Aku yang sudah terlanjur menikmati perkosaan itu sudah tdak lagi mnghiraukan Risty, entah Risty sudah diapakan saja dengan Ridwan dan Andrew. Yang aku dengar hanyalah desahan dan tangisan yang tidak jelas karena mulut Risty juga tersumpal. Sony yang menyodokan penisnya dengan keras dan dalam membuat aku kelnojotan,
“ Eggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhh……… ,”
Desahku mendapatkan orgasmeku diiringi dengan mengejangnya tubuhku sesaat. Sony yang nampaknya tahu aku Orgasme dia-pun semakin gila saja menyetubuhi aku, digenjotnya kekanan, kekiri, dan terkadang dia memutar-mutarkan penisnya dalam vaginaku dengan gaya sex doggie Style. Kenikmatan sex yang diberikan Sony membuat aku lupa dengan perkosaan itu.
Aku sudah lupa jika aku sedang diperkosa oleh Pria hidung belang itu. Sekitar 15 menit Sony bertahan semenjak Daniel mendapatkan orgasmenya saat itu. Tidak lama kemudian Sony-pun berkata,
“ Sayang aku mau keluar nih, Ouhhhh… Sayang… Ahhhhhhhhhhhhhhhhh…. Crotttttttt… Crotttttttttt.. Crottttttttttttt, ” ucapnya.
“ Eughhhhhhhh… Ssssssssssssssss….., ” ucapku merasakan nikmat juga.
Beberapa saat Sony membiarkan penisnya tertanam pada vaginaku. Merasa sudah puas dia-pun segera mencabut penisnya yang tertanam pada vagiaku,
“ Blupppppppp…. Syurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr…., ” suara penis Denis yang tercabu diiringi mengalirnya pejuh yang bercampur lendir kawinku mengaliri pahaku dan sebagian berceceran pad meja bilyard itu.
Setelah itu diapun melepas sumpalan BH yang ada didalam mulutku,
“ Anjing Loe Son, bangsat Loe, loe udah perkosa gue masih aja loe masukinpejuh loe di memek gue, emang anjing loe…, ” ucapku penuh amarah setelah sadar dari birahi sex yang menyelimuti fikiranku tadi.
“ hahaha… Munafik Loe tadi gue lihat lu juga nikmati kontol Gue, hahahha…, ” ucapnya.
Saat aku yang sudah sadar dari belengguh nafsu sex-ku mulai melihat kearah Risty, Aku lihat Andrew dan Ridwan sedang mengocok dan menyemburkan spermanya dimulut dan dipayudara Risty. Terlihat vagina Risty yang sudah jebol keperawannya, kareana saat itu terlihat memek Risty basah dengan darah segar yang bercampur lendir kawin Risty.
Setelah mereka sudah berempat sudah medapatkan klimasknya, mereka-pun segera melepaakan ikatan kami. Setelah itu Sony,Daniel, dan Andrew melempar uang yang masing-masing berjumlah 1 juta kepadaku. Kami yang sudah terlepas dari ikatan, kami segera memakai pakaian kembali. Setalah rapi aku mengambil uang itu dan aku memapah Risty keluar dari club bilyard itu.
Risty terlihat kecewa dan kesakitan karena malam itu keperawananya telah diambil oleh pria berperilaku mesum dan bejat itu. Kami-pun segera bergegas pergi dan menuju kekantor polisi. Kami melapor atas pelecehan sexual yang kami alami. saat itu ak teringat kira-kira 200 meter dari tempat bilyard itu ada polsek.
Tidak pakai lama beberapa polisi itupun segera menagkap ke 4 pria bejat itu. Singkat cerita Akhirnya mereka-pun difonis dengan hukuman dengan pasal pelecehan sexual dan kekerasan terhadap wanita. Untung saja saat itu aku tidak hamil, dan bisa membayar uang semesterku, disisi lain aku senang dan disisi lain juga aku merasa kecewa.
Aku kasihan kepada Risty yang telah kehilangan keperawananya. Semenjak kejadian itu Risty tidak diperbolehkan Kos dengan orang tuanya lagi, namun aku dan Risty masih tetap bersahabat sampai sekarang. Kejadian itu membuatku aku dan Risty merasa trauma hingga sekarang.
Jumat, 21 Februari 2025
THREESOME DENGAN KEDUA SODARA KU
KASIR4D - Threesome Dengan Kedua Sodara Ku
![]() |
Cerita Dewasa
Dalam kisah nyataku kali ini, sungguh ini adalah kenangan yang indah sekaligus menyakitkan. Setelah aku menginjak SMP, aku menyadari apa yang terjadi saat bersama Andrew dan Darwin adalah suatu ‘kesalahan’ bagi orang ‘normal’. Dan aku berusaha untuk melupakannya.
Setelah aku pindah dari rumahku yang sebelumnya, Kakak laki-laki dari ibuku, Paman Denny (maaf, nama samaran) ikut tinggal di rumahku. Dia adalah seorang laki-laki yang cukup gagah menurutku, dengan warna kulit kuning coklat karena sering berjemur di luar. Biasalah, dia pekerja lapangan. Dia sudah menikah namun istrinya meninggalkannya. Aku tidak pernah menanyakan mengapa hal tersebut terjadi. Kupikir, itu hanyalah masalah pribadinya.
Ia menempati sendiri kamarnya, terletak persis di sebelah kamarku. Selama tahun-tahun pertama sejak ia tinggal, kami memang jarang mengobrol. Ia selalu mengunci kamarnya rapat-rapat setelah pulang kerja. Kadang ia hanya keluar seperlunya saja. Namun pada suatu hari ia lupa untuk mengunci pintu. Memang dasar aku memiliki rasa ingin tahu yang besar maka kubuka pintu kamarnya. Wah, memang kamar cowok itu selalu berantakan. Kamarnya penuh dengan bau rokok, sesuatu yang aku sangat tidak suka. Kulihat buku-buku berserakan, yang pasti buku-buku porno yang aku tidak sempat untuk membacanya karena aku terkejut saat melihat seluruh poster yang menempel di kamarnya. Wuihh, aku pikir aku salah masuk kamar nih!
Dinding kamarnya full dengan gambar-gambar cewek dan cowok dengan pakaian minim, bahkan ada yang telanjang. Darah mudaku langsung berdesir. Ah, kenapa ini? Aku segera tutup kembali kamar tersebut namun dalam hati bertanya-tanya. Aku kembali memendam keingintahuanku. Hari demi hari terus berlalu hingga suatu sore saat orang rumah tidak ada di rumah, yang ada hanya tinggal aku dan pamanku. Kulihat ia sedang duduk di beranda rumah.
Aku menyapanya, “Lagi cape ya, Paman??”
“Iya nih, Gun bantuin pijitin donk”, pintanya.
“Sini, balikin badannya ya” jawabku.
Apa yang terjadi berikutnya adalah ia melepaskan seluruh pakaiannya kecuali CD-nya yang biru gelap itu. Aku terperanjat dengan tindakannya, apalagi sesuatu di balik CD itu sungguh menonjol. Wah, kenanganku kembali ke masa laluku saat aku meraba-raba kedua penis Kakak beradik, Andrew dan Darwin. Akh, gila nih! Apa yang ada di pikiranku saat itu. Aku berjuang untuk tidak memikirkannya lagi.
Aku pijat badannya mulai dari punggung. Dia minta untuk turun ke pantat sampai kaki. Entah mengapa, penisku mulai bergerak tak karuan. Saat kupegang pantatnya, rasanya pantatnya kencang sekali. Aku tetap menahan gejolakku saat itu. Dia kemudian meminta aku untuk menginjak badannya. Aku turuti kemauannya karena dia pamanku. Setelah itu, ia berbalik dan.. Alamak.. Tonjolan itu kian membesar, bahkan kepala penisnya sudah muncul untuk keluar dari CD-nya. Kulihat kepala penisnya sudah basah.
“Kamu pengen ngeliat gak? Gimana, lumayan gak ukurannya?”. Aku hanya mengangguk saja.
“Coba kamu pegang kontol Paman”
Aku belum pernah melihat penis orang dewasa yang begitu besarnya, ukurannya hampir tiga kali genggaman tanganku. Ia membimbing tanganku untuk memegangnya. Ini adalah kali pertama aku memegang penis orang dewasa. Ia menyuruhku untuk mengocoknya. Aku agak ragu untuk melakukannya karena dia pamanku. Aku coba kocok seperti yang dia minta, bahkan ia minta agar semakin lama semakin cepat.
Hampir sekitar 20 menit akhirnya ia melenguh seperti kerbau. Spermanya muncrat dan hampir mengenai wajahku. Ah, belum pernah aku melakukan hal segila ini, dengan pamanku sendiri, pikirku. Aku hanya tertegun saat ia membersihkan dirinya. Dia hanya tersenyum padaku dan melirik penisku yang nampak menonjol dari celana pendekku. Dia menarik celanaku lalu memegang penisku.
“Jangan! Jangan lakukan itu Paman. Aku nggak mau” seruku.
“Nggak apa-apa, nggak sakit koq” katanya sambil mulai mengocok penisku. Jantungku seperti mau copot rasanya saat ia mulai mengocok dengan cepat.
“Eegh… Aku.. Pa.. Jangan.. Akh… Akh.. Geli.. Eegh.. Sakit.. Eegh..” nafasku memburu.
Dia hanya tersenyum. Tidak berapa lama spermaku pun tumpah. Wah, ini pengalaman pertamaku dikocok oleh pamanku sendiri dan sperma pertamaku.
“Kamu sudah dewasa yah” katanya. Aku hanya diam melihat spermaku sendiri.
“Kau tahu, ini yang disebut onani, gimana, enak gak? tanyanya lagi. Aku hanya tertunduk. Sungguh, itulah pengalaman pertama karena umurku baru 13 tahun. Dan aku merasa bersalah namun juga menikmati.
Hari berikutnya aku disuruh ke kamarnya. Kali ini aku diminta untuk memeluknya dan menciumnya. Aku merasakan kenikmatan seperti saat aku melakukannya dulu. Tapi ini lain, kenikmatan dengan seorang laki-laki dewasa. Badannya keras tapi aku suka. Ia terus menggumuliku seakan-akan aku ini istrinya. Kami selalu melakukan hal itu saat tidak ada orang di rumah. Setiap ia menggumuliku, perasaanku bercampur aduk. Pamanku tidak pernah menyuruhku untuk melakukan anal maupun oral karena saat itu aku masih merasa jijik.
Namun pada suatu hari saat kami sedang bergumul tiba-tiba ia berhenti. Ia diam, lalu menangis. Ia hanya minta agar jangan diteruskan dan meminta aku untuk keluar. Aku sempat bertanya namun ia tidak menjawabnya. Akh, kenapa dia? Dia tidak pernah lagi menggumuliku seperti dahulu. Kadang aku sangat rindu pada perlakuannya itu. Kucoba untuk cari perhatiannya lagi. Kadang saat dia sedang mandi, aku pura-pura untuk buang air kecil. Dia segera membukakan pintu.
“Ah, sudah selangkah lagi”, pikirku.
Kulihat dia membersihkan badannya sambil memainkan sabun. Lalu jari jarinya turun ke arah batang kejantanannya sambil menggosok-gosok. Aku hanya memperhatikannya dan berusaha untuk berlama-lama di dalam kamar mandi. Tapi, ia tidak terpengaruh dengan sikapku. Akhirnya, setelah kencing, aku keluar lagi. Kadang tanpa sengaja aku melihat dia di kamar sedang mempermainkan penisnya hingga mencapai klimaks.
Ia tinggal di tempatku tidak terlalu lama. Aku lihat dari wajahnya kalau ia masih ingin mencari istrinya untuk kembali lagi dengannya. Baru kusadari ternyata apa yang ia lakukan itu hanyalah suatu pelampiasan. Dia menganggap aku sebagai istrinya yang hilang. Dia bukanlah seorang gay, mungkin biseks, Aku tidak tahu. Saat itu aku merasa dipermainkan.
Pamanku sendiri mengajari aku suatu perbuatan yang sesungguhnya ingin aku lupakan. Tapi dalam hatiku aku merasa kasihan. Kasihan karena pamanku tersiksa setelah ditinggal istrinya. Ah, memang kurang ajar istrinya itu. Kulepaskan pikiranku jauh-jauh dari pamanku. Ia adalah orang pertama yang mengajariku sesuatu yang baru bagiku. Namun dalam hatiku, aku menangis, karena aku sudah masuk dunia gay. Ya, sesuatu yang dianggap aneh oleh orang banyak.
Setahun setelah meninggalkan rumah, aku mendengar kabar yang membuat hatiku menangis. Ia telah tiada!
Dadaku sesak saat itu. Aku mencari tahu kenapa ia meninggal. Ia jatuh sakit dan tidak sempat dibawa kerumah sakit. Kebencian maupun rasa kehilangan jadi satu. Kenapa harus terjadi? Kenapa ia meninggalkan aku begitu cepat? Kenapa dia menjadikanku seperti ini? Kenapa? Aku hanya menangis di kamarku.
*****
Selang 3 tahun…
Tok.. Tok.. Tok..
Suara pintu rumahku diketuk. Kulihat saudara sepupuku Santo (nama samaran).
Memang rumah kami jadi pusat berkumpulnya keluarga karena nenekku tinggal di rumahku sehingga tidak jarang seluruh keluarga kumpul di rumahku. Dan kalau sudah begitu, wah jadi pasar malam. Berisik, dan tak bisa tidur. Kusapa dia. Ia tersenyum. Umurnya masih muda, 15 tahun, berbeda hampir dua tahun denganku. Kami ngobrol panjang lebar. Dan itu bukan pertama kali ia datang, ia memang sering berkunjung ke rumahku. Biasa saat ia datang kerumah selalu menginap di dalam kamarku. Dan bahan pembicaraan kami seperti tidak ada habisnya.
Malam itu aku tidak bisa tidur. Kucoba pejamkan mata. Susah banget sih! Kulihat Santo juga sedang bolak balik badannya. Kulihat dia juga tidak bisa tidur. Kupikir, kami berdua tidak bisa tidur malam itu. Jadi kugunakan kesempatan itu untuk ngobrol dengannya. Lama-kelamaan obrolan kami menjurus ke arah seks yang membuat penisku tegang, mungkin dia juga. Aku cepat-cepat akhiri agar tidak terlalu jauh. Lalu kupejamkan mata lagi. Namun dalam hitungan menit, ia kembali memanggilku dan kembali bertanya
“Ko, udah tidur belum?”
“Belum, kenapa?”, jawabku sekenanya.
“Apa sih homo itu. Katanya cowok dengan cowok ya?” tanyanya lagi. Kaget juga saat ia bertanya seperti itu. Lalu kucoba untuk menjawab.
“Iya, emang kenapa?”
“Aku pernah melihat teman-temanku. Mereka saling mengocok penisnya, bahkan ada yang menghisap dan menjilati burung temanku” katanya. Aku diam sejenak.
“Kamu sendiri gimana? Pernah gak?”
“Eh… Pernah sich, waktu itu disuruh hisap teman punya”
“Terus..” pancingku.
“Yah.. Aku lakuin deh” katanya pelan. Aku diam lagi. Berusaha untuk menghindari topik ini. Kulirik dia. Sepertinya dia sudah mengantuk.
“Udah, tidur sana!” kataku
*****
Segala yang terjadi dalam hidup adalah sebuah misteri ilahi
Waktu terus berputar dan tak bisa ditawar
Lelah kaki melangkah, sesat tiada arah
Terasa aku tersentak dan ingin berteriak
Perih dan pedihnya cobaan dan ujian
Apa yang dimaksud dengan kehidupan..
*****
Saat aku duduk di bangku panjang beranda rumah tiba-tiba Santo datang menghampiriku. Kami kembali ngobrol ke sana-kemari. Lagi-lagi kami terjebak dalam pembicaraan yang menjurus ke arah seks. Tapi kali ini aku berniat untuk meladeni apa yang ia mau. Dasar pikiran kotor!! Kupancing dia dengan berbagai pertanyaan dan..
“To, sini coba aku pengen lihat burungmu” pintaku.
Dengan agak malu-malu ia keluarkan penisnya itu. Walaupun umurnya masih 15 tahun tapi penisnya cukup besar dan sudah tegang. Aku tidak heran karena kita bercerita tentang hal-hal yang porno. Kuusap penisnya pelan-pelan, kugoyangkan dan kupijit lembut. Ia meringis. Aku malah tambah bernafsu. Kuteruskan agresiku ke arah telurnya. Wah, lembut sekali.
Aku mulai mencium pipinya, bibirnya dan lehernya sambil tanganku tetap mengelus burungnya. Dia malah membalas dengan berusaha memegang kejantananku yang masih terbungkus rapat dengan celana. Ia tarik celanaku lalu mencium CD-ku. Wow, anak ini bernafsu sekali. Ia keluarkan penisku dan ia kocok penisku dengan mantap. Aku merasa nikmat saat itu sambil memejamkan mata.
Tiba-tiba aku merasa ada kehangatan di penisku. Ya, kehangatan yang berasal dari rongga mulutnya. Ia sedang mengoralku. Serasa ada di antara hidup dan mati, aku seperti dibuat terbang ke langit ke tujuh. Ia pintar sekali melakukannya. Kepala penisku dijilatinya sampai basah oleh air liurnya, kemudian ia gigit kecil sambil memaju-mundurkan mulutnya. Ia kulum kepala penisku. Batang penisku kemudian dijilatinya. Ya, ada sensasi tersendiri. Saat itu aku tak mau kalah. Aku raba punggungnya. Aku balikkan badannya sehingga aku berada di atasnya sekarang. Aku terus menciumi seluruh tubuhnya.
Sampai akhirnya aku tiba di hadapan kejantanan seorang anak 15 tahun. Penisnya yang bersunat itu nampak dan tegak menantang di hadapanku. Kuberikan jilatan-jilatan lembut dan kulakukan apa yang seperti ia lakukan. Ia pasrah dengan apa yang aku lakukan. Saat itu aku tidak bisa berpikir jernih. Yang aku pikirkan hanyalah bagaimana bisa menikmati tubuhnya dan memuaskannya. Kupikir dia juga harus melakukan hal yang sama sehingga aku mengubah posisi menjadi 69. Dia di atas dan aku di bawah. Sedotan demi sedotan, jilatan demi jilatan kami berikan satu sama lain. Sampai akhirnya..
“To, mau keluar nih”
“Keluarin aja Ko” katanya.
“Aahh..” aku melenguh.
Aku tak tahan lalu spermaku pun muncrat ke dalam mulutnya. Kulihat dia menikmati apa yang kuberikan sore itu. Dia kemudian mencabut penisnya lalu diapun bergoyang-goyang di atas dadaku. Kurasakan cairan hangat membasahi perutku. Ya, cairan spermanya pun tumpah di perutku. Ia jilati spermanya sendiri sampai habis. Itu membuatku geli karena perutku terasa seperti dikelitiki. Sungguh, itulah pengalaman pertamaku melakukan oral.
****
Sudah yang ketiga kalinya aku melakukan hal yang serupa. Namun dalam batinku, ada sesuatu yang salah. Aku tidak mau dia menjadi orang yang seperti aku. Dan lagi apa yang aku lakukan waktu itu hanya sekedar iseng dan hawa nafsu saja. Hingga pada suatu malam saat ia ada di kamarku dan mulai meraba tubuhku, aku segera menghindar. Ia kaget dengan tingkahku. Kukatakan kepadanya agar jangan melakukannya lagi. Dia heran. Akupun pura-pura marah, padahal aku sendiri menginginkannya.
“Maafkan Ko Gun, To. Kamu nggak tahu yang Ko Gun perbuat. Tapi Ko Gun sayang kamu sebagai seorang Adik. Ko Gun minta agar kita akhiri sampai di sini saja ya!”, ujarku.
Dia hanya diam. Kami kemudian kembali berusaha untuk tidur. Aku tahu dia tidak bisa tidur, akupun juga.
****
Hari ini aku bisa bernafas lega. Ia sekarang sudah memiliki seorang kekasih. Kukatakan padanya agar apa yang kita lewati bersama jangan diingat lagi. Aku lega sekarang. Santo, seorang pria sejati sekarang. Dan beberapa sepupuku yang lain, mereka sekarang juga sudah menjadi laki-laki sejati. Sedangkan aku sekarang sudah menerima siapa diriku sebenarnya, seseorang yang butuh lelaki lain yang bisa mengerti diri ini.
*****
Kenangan bersama mereka semua telah kukubur dalam-dalam. Kubiarkan diriku untuk sibuk dengan segala yang ada. Sejak kelas 3 SMA aku sudah berusaha untuk mencari uang sendiri dengan menjadi guru les hingga sekarang. Sepanjang kuliah aku berteman dengan banyak teman wanita walaupun belum mendapatkan pacar dan aku berusaha. Untuk mengubah kebiasaanku.
Tapi, kenyataan memang lain. Segala sesuatu yang terjadi adalah misteri ilahi dan di luar dugaan kita. Kemarin pada hari Sabtu, 10 Juli 2004 menjadi hari yang menyedihkan dan menyesakkan buatku. Buat Rafael, aku jadi tahu apa arti dari yang Antony tuliskan di dahimu dengan minyak. Kau sungguh beruntung bahwa ia sebenarnya sangat menyayangimu.
Kunjungi Kami Di
WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252
TELEGRAM : +62 821-1785-1681
👇Klik link di bawah👇
https://heylink.me/kasir4dslebew/
Jumat, 14 Februari 2025
AKHIR DARI PERPISAHAN YANG MANIS
KASIR4D - Akhir Dari Perpisahan Yang Manis
![]() |
Cerita Dewasa
Malam itu aku hanya dapat tidur nyenyak 3 jam saja. Kulihat waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi lebih sedikit. Usahaku yang kuat untuk kembali tidur tak membuahkan hasil. Kulihat Iswani masih tergeletak dalam keadaan tidur nyenyak di ranjangnya. Pikiranku berkecamuk soal pekerjaan yang akan kuhadapi sehari lagi dan sama sekali belum kusiapkan. Kuputuskan untuk bangun dan duduk termenung di kursi didalam kamar penginapan. Kupandangi meja disebelahku yang penuh dengan botol-botol aqua, beberapa makanan kecil, dan kantung-kantung plastik yang tak ada isinya.
Kupindahkan semua barang diatas meja keatas laci, lalu kubersihkan meja itu. Kemudia aku mengambil semua berkas dan catatan tentang pekerjaanku dari dalam tas dan meletakkannya diatas meja. Kubaca satu persatu berkas tersebut dan memilah-milahnya menjadi beberapa bagian. Bagian-bagian yang telah terpilah-pilah itu kubaca lagi dengan lebih teliti dan menguraikan isinya didalam otakku sehingga terbentuklah sebuah bahan informasi yang berhubung-hubungan satu sama lainnya. Beberapa data yang masih kurang demi kelengkapan data kucatat dalam jurnal kerjaku. Kemungkinan-kemungkinan tidak kuperoleh data yang kuperlukan juga kucatat. Beberapa langkah alternatif untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk muncul dan ikut kucatat. Dengan berusaha secermat mungkin berdasarkan data yang ada dan catatanku, aku mulai membuat rencana kerja. Setiap baris rencana yang kucatat kubayangkan pula langkah-langkah kerja yang akan kulakukan.
Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya
Setiap hal penting yang muncul dari bayanganku kutulis dalam jurnal. Kubaca lagi rencana kerja yangelah selesai kucatat, lalu kurangkai hubungan setiap langkah rencana kerja dan kubuat skemanya. Seusai mengulang dan merubahnya hingga kurasa cukup, kuhentikan kegiatanku tersebut. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 5.42 pagi. Konsentrasi tinggi serta posisi duduk dan letak meja didalam penginapan yang sebenarnya tidak ideal untuk dipakai kerja membuat leherku terasa pegal. Selesai mengemasi semua berkas dan catatan, kucoba berdiri dan memutar-mutar kepala untuk melemaskan otot leher dan punggung.
Kukenakan jaketku dan keluar dari kamar mencari hawa segar. Di teras kamar aku melakukan stretching selama beberapa menit. Kucoba berputar-putar di sekitar teras. Merasa bosan, kuambil rokokku yang selalu tersedia dalam saku jaket dan kusulut sebatang rokok. Setengah dari rokoknya telah habis ketika kulihat Iswani keluar dari pintu kamar dengan menggunakan kaos oblong besar dan celana pendek sebatas paha.
“Sudah ngopi, Tok?”, tanyanya.
Aku menggelengkan kepala saja dan meneruskan merokok.
“Tumben Tok tidurmu sebentar, bangunmu pagi sekali ya, aku sempat melihatmu sibuk tapi karena masih ngantuk jadi aku pilih tidur lagi aja daripada membantumu”, komentarnya.
“Mbak sudah benar, kalau Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah kacau”, kataku sambil memikirkan pekerjaan yang akan kuhadapi besok.
“Mmm.. gitu ya, jangan harap aku mau membatumu lagi ya”, katanya dengan nada bergurau.
“Ke kafetaria yuk”, ajakku dengan tak menghiraukan gurauannya.
Beberapa tamu penginapan yang ada di kafetaria menoleh ke arah Iswani ketika kami memasuki kafetaria penginapan. Pura-pura tidak tahu gelagat para pria yang sedang menaksirnya, Iswani mengajakku duduk di meja paling pojok. Aku masih cuek dengan keadaan sekelilingku tapi Iswani agak gelisah dan mengeluhkan ajakanku ke kafetaria. Setelah memesan sarapan, Iswani mulai membuka percakapan, tapi karena pikiranku masih di pekerjaan maka aku hanya berbicara sedikit.
“Kenapa sih Tok kamu kok banyak diam? nggak seperti biasanya”, tanya Iswani.
“Nggak apa-apa Mbak, cuma mikir kerjaan besok”, jawabku santai.
“Buat apa dipikir sekarang, kan masih besok?”, tanyanya lagi.
“Daripada nggak ada yang kupikir”, jawabku.
“Kenapa nggak mikir aku saja?”, tanyanya dengan senyum genit.
“Rugi!”, jawabku singkat dengan bergurau tanpa kupikir akibatnya.
Sebuah cubitan langsung menancap di tangan kiriku.
“Aduh Mbak, sakit!”, keluhku agak keras sehingga agak terdengar dan menarik perhatian orang-orang disekitar kami.
Mungkin karena malu Iswani segera melepaskan cubitannya.
“Tadi malam tangan kiri, sekarang kanan, Mbak kok suka sekali nyubit sih!”, keluhku.
“Aku nggak rugi, kok”, jawabnya santai.
“Enak saja, aku yang rugi Mbak, perusahaan tidak mengasuransikanku dari cubitan”, kataku serius.
Tak lama kemudian pesanan kami datang.
“Tok, katamu kamu belum pernah punya pacar, benarkah?”, tanyanya yang langsung kujawab dengan anggukan sambil meniup kopi panasku agar agak dingin.
“Itu karena pikiranmu belum dewasa. Caramu berbicara dengan wanita asal saja tanpa pernah kamu pikirkan akibatnya. Kamu tidak akan bisa membuat wanita senang dengan cara ngobrolmu yang seperti itu.”, nasihat Iswani padaku.
“Lha terus kenapa Mbak mau nginap denganku padahal aku kan nggak ngajak”, tanyaku dengan suara berbisik.
“Karena aku tahu bahwa kamu tipe pemuda gila kerja yang cuek dan jujur bukan tipe playboy perayu. Aku suka pemuda seperti itu, cuman terkadang cuekmu sangat keterlaluan. Kamu sendiri kenapa mau?”, jawabnya yang dilanjutkannya dengan pertanyaan.
“Mana bisa aku menolak dibawah ancaman cubitannya Mbak”, jawabku bergurau.
“Uhh.. kamu nggak pernah bisa diajak serius”, keluhnya dengan muka masam.
“Aku duarius Mbak, bukan serius lagi”, kataku ngotot yang hanya dibalas dengan senyumannya.
“Mbak, pria yang duduk disana ada yang ngelihatin Mbak terus, sepertinya naksir, mau kukenalkan Mbak”, kataku sambil menghabiskan roti bakarku.
“Memangnya kamu sudah kenal, Tok?”, tanyanya.
“Nanti setelah Mbak kukenalkan, ganti Mbak kenalkan saya”, jawabku sambil meneguk kopiku yang masih panas dengan hati-hati.
“Kamu jangan macam-macam, Tok!”, ancamnya padaku yang lagi menikmati rokok.
“Tampangnya sih oke tapi pria seperti itu hanya mau menangnya sendiri seperti bekas suamiku yang pertama”, sambungnya.
“Terus yang mengantar Mbak ke bus di Balikpapan, suami yang ke berapa?”, tanyaku halus.
“Dia yang kedua, tapi aku juga cuma istri keduanya, istri pertamanya ada di Jakarta dan mungkin tak tahu mengenai aku. Aku ke Banjarmasin ini juga karena dia mau mengunjungi istri dan anaknya di Jakarta”, jawabnya pelan.
“Kenapa Mbak mau dimadu?”, tanyaku tambah penasaran.
“Daripada hidup menjanda, jadi istri muda yang sering ditinggal suami saja seperti ini saja sudah susah apalagi jadi janda kembang”, jawabnya mengeluh.
“Eh Mbak, jangan besar kepala dulu, iya kalau kembang mawar atau melati, kalau kembang kamboja yang seperti di makam-makam, bagaimana? Pasti yang tertarik adalah golongan hantu-hantu, hehehe..”, gurauku merubah raut muka sedihnya menjadi kemarahan.
“Iya, terus akan kusuruh hantu-hantu itu nyubitin seluruh tubuhmu tak tersisa”, balasnya dengan senyum kemenangan. “Sudah Tok, ayo kembali ke kamar!”, ajaknya.
Sesampai di kamar aku duduk termenung oleh pikiran pekerjaan diatas ranjang Iswani yang lebih dekat dengan pintu kamar dibanding ranjangku. Sementara itu Iswani melepas pakaiannya hingga tinggal ber-BH dan celana sambil mengambil handuk kering dari tasnya.
“Melamun apa Tok”, tanya Iswani.
Berusaha menyembunyikan pikiranku kujawab seadanya, “Ah nggak melamun kok, cuma membayangkan rasanya dicubit hantu seperti yang Mbak tadi bilang”.
“Pingin tahu rasanya?”, tanyanya dengan senyum menggoda dan menuju ke arahku.
Duduk tepat didepan tangan Iswani sudah mulai merapat dengan tubuhku. Mengantisipasi cubitannya yang menyakitkan, kedua tangannya kutangkap dengan cepat.
“Mbak, jangan nyubit lagi Mbak, ampun Mbak..”, katau meminta belas kasihannya.
“Tidak Tok, yang ini pasti kamu suka, percaya deh..”, katanya meyakinkan.
Meski masih ragu tapi pegangan tanganku sudah mengendor dan tangan Iswani telah mencapai bagian depan celanaku, usapan-usapannya yang halus diatas permukaan celana terasa sampai permukaan kulit kemaluanku. Raguku benar-benar hilang dan tangannya semakin bebas bergerak. Dengan mata terpejam kurasakan usapan tangannya berubah menjadi remasan yang menghanyutkan dan membuat batang kemaluanku semakin tegak mengeras hingga tampak sangat menonjol. Dengan serta merta ditariknya celana pendek dan celana dalamku sekaligus disertai hembusan nafas beratnya yang makin menggebu.
Iswani membungkukkan badan dan mendekatkan bibirnya pada ujung batang kemaluanku. Kubelalakkan mataku ketika merasakan bibirnya benar-benar menyentuh ujung batang kemaluanku. Ciuman basah berimbuh kuluman yang dilakukannya pada ujung batang kemaluanku membuatku mendesah, “Ah.. Mbak.. Mbak..”. Dalam hitungan menit aku mengalami shock kenikmatan. Seusai kesadaranku berangsur pulih tanganku segera beraksi dengan membuka BHnya dan mengusap-usap punggungnya. Dengan membungkukkan badan kuraih kedua pantatnya yang masih dilindungi celana dalam, lalu kuremas dengan kedua tanganku.
Merasa kerepotan membungkukkan badan, tubuhku kembali kuluruskan. Kemudian tempurung lutut kananku dengan sengaja kugesekkan pada selakangannya. Gesekkan tempurung lutut pada bagian depan celana dalamnya ternyata sangat merangsangnya hingga melepas kuluman pada ujung batang kemaluanku. Sibuk mengimbangi gesekkan tempurung lutut, Iswani hanya memegang erat batang kemaluanku. Karena tak sabar lagi menahan keinginan untuk menikmati rangsangan yang lebih dari gesekkan tempurung kakiku pada daerah kemaluannya yang masih dibalut celana dalam, ia menegakkan badannya kembali. Dalam posisi berjongkok didepanku ia berusaha melepas celana dalamnya.
Ketika celana dalamnya yang berusaha dilepaskannya sampai pada lutut, masih pada posisinya jongkok yang hampir tak berubah, aku segera membuat gerakan menyelam kebawah selakangannya, membalikkan tubuhku dan mendongkak keatas untuk menempelkan bibirku pada daerah kemaluannya. Kedua tanganku turut andil dengan segera menarik kedua pinggulnya agar liang kenikmatannya dapat segera kuterobos dengan juluran lidahku. Rupanya Iswani punya pikiran yang sama denganku. Kedua kakinya mulai ditarik kebelakang, selakangannya menindih mulutku, bibir dan lidahkupun makin berpolah diseluruh bagian kemaluannya. Posisi Iswani yang berada diatas tubuhku segera dimanfaatkannya untuk kembali bermain dengan batang kemaluanku. Mengimbangi rangsangan yang kuberikan pada daerah kemaluannya, Iswani mengulum batang kemaluanku. Selama beberapa menit kami berdua saling memberi dan menerima rangsangan dengan aksi 69 seperti yang pernah kuingat dalam beberapa cerita temanku sebelumnya.
Iswani menghentikan babak pemanasan dengan menarik tubuhnya, berbaring terlentang sambil menarik tanganku memberi tanda untuk segera menindihnya dan memasukkan batang kemaluanku pada liang kenikmatannya. Tapi kali ini aku ingin bereksperimen. Kubaringkan badanku disebelah kirinya dan kuhadapkan tubuhku kearahnya. Kaki kirinya kuangkat sedikit keatas dan kuletakkan diata pinggulku sehingga batang kemaluanku yang telah mengeras dapat masuk dengan posisi miring. Setelah agak nyaman, kuberi pinggulku dorongan maju-mundur yang semakin cepat. Tangan kiriku yang bebas meremas kedua payudaranya bergantian. Berbaring nyaman, tubuh Iswani mulai bergoyang seirama dengan gerakanku.
Seiring dengan goyangan tubuhnya, Iswani mendesah-desah, “Ssh.. ssh.. Tok, mmh..”. Kuperlambat gerakanku untuk memperpanjang babak ini. Kudorong sisi kiri tubuh Iswani sehingga membelakangiku dan sama-sama menghadap kesamping kanan. Kurapatkan dadaku pada punggunya hingga bergesek. Kudorong lebih dalam batang kemaluanku dalam liang kenikmatannya, lalu kugerakkan pinggulku maju mundur. Kedua tanganku memegang kedua payudaranya dari belakang badannya. Kucumbu tengkuk kirinya dan sesekali kukulum telinga kirinya. Beberapa saat kemudian tubuh Iswani bergetar seiring dengan klimkaksnya. Getaran klimaksnya seakan menghanyutkan pertahananku hingga akhirnya puncak ledakanku tak dapat kutahan lagi.
Kepuasan yang kuperole
h mengantarkanku pada dunia mimpi. Tertidur pulas selama beberapa jam akhirnya aku terbangun oleh suara ketukan pintu. Setelah kukenakan celana pendek kubuka pintu, ternyata yang ada dihadapanku adalah Iswani yang telah kembali balik kekamar setelah keluar entah kemana dan berapa lama.
“Ya ampun Tok, kamu baru bangun!”, teriak Iswani.
“Hmm.. emangnya kenapa Mbak?”, tanyaku
“Sudah jam berapa ini? Hampir jam 3 sore tahu!”, tanyanya yang kemudian dijawabnya sendiri dengan menunjuk jam tangannya.
Tanpa komentar sedikitpun aku meninggalkannya menuju kamar mandi sambil membawa pakaian ganti yang telah kuambil dari dalam tasku. Seusai mandi dan mengenakan pakaian aku keluar dari kamar mandi. Kulihat Iswani duduk didepan meja dan mengeluarkan bungkusan yang berisi beberapa roti basah diatas meja.
“Kamu sudah makan Tok? pasti belum, kalau tidur kamu kok kuat sekali!”, omelnya.
“Mbak, boleh minta rotinya!”, kataku dengan halus.
“Makan aja, kalau tahu kamu baru bangun sudah kubelikan makan tadi”, katanya.
Setelah melahap 3 potong roti, aku bertanya padanya, “Dari mana saja Mbak kok dapat roti enak?”
“Tadi aku silaturahmi ke tempat saudara-saudara dan pulangnya dibawain ini”, jawabnya.
“Oh ya Tok, karena besok kamu sudah mulai bekerja, nanti malam aku akan menginap di Banjar Baru agar tidak mengganggumu. Sekalian saja aku pamitan padamu jika dalam beberapa hari kedepan kita tak bisa ketemu lagi. Ini notanya kamar sudah aku bayar sampai malam ini, jadi besok kalau kamu keluar dari sini jangan kamu bayar lagi tapi kalau melanjutkan silakan bayar sendiri ya. Terima kasih banyak ya mau menemanin aku.”, kata Iswani dan mencium pipiku.
Terkejut oleh ucapannya yang panjang dan mengagetkan aku hanya mengucapkan “Terima kasih banyak, Mbak”.
Kemudian Iswani meninggalkan penginapan sementara aku hanya dapat termenung.
Tiba-tiba aku merasakan sebuah rasa kesepian menyelinap masuk dalam hatiku padahal sejak lama aku terbiasa bepergian jauh seorang diri bahkan dengan jangka waktu yang lebih lama dari ini, tapi kali ini beda. Rasanya ada sesuatu yang hilang, tapi entah apa itu.
Kunjungi Kami Di
WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252
TELEGRAM : +62 821-1785-1681
👇Klik link di bawah👇
https://heylink.me/kasir4dslebew/
PRAMUGARI DIKENTOT DI KAMAR MANDI
PRAMUGARI DIKENTOT DI KAMAR MANDI KASIR4D - Pramugari Dikentot Di Kamar Mandi Cerita Dewasa Aku adalah mahasiswi disebuah universitas sw...
-
GEJOLAK NIKMAT DARI KONTOL GEDE KASIR4D - Gejolak Nikmat Dari Kontol Gede Aku Dewi, sehabis lulus smu aku dinikahkan ortu ke temen ortu...
-
MENGINTIP KAKAK IPAR KU YANG COLMEK KASIR4D - MENGINTIP KAKAK IPAR KU YANG COLMEK Nama Aku Ilham, aku adalah seorang lelaki yang sudah m...
-
KU PUASKAN GAIRAH IBU KOS DEMI BAYAR KOS GRATIS KASIR4D - Ku Puaskan Gairah Ibu Kos Demi Bayar Kos Gratis Kejadian ini terjadi sekitar 1t...