Kamis, 10 Oktober 2024

BERCINTA DENGAN GADIS SEXY SAAT LES PRIVATE

 BERCINTA DENGAN GADIS SEXY SAAT LES PRIVATE


KASIR4D - Bercinta Dengan Gadis Sexy Saat Les Private

Yuliani adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya.

Rambutnya yang hitam dan panjang menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 16 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 160 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Seminggu yang lalu Yuliani mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku. Aku seorang duda, aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer.


Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.

Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Yuliani sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol.

Yuliani berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Yuliani kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Yuliani berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.

Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, “Yuliani, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu”. Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Yuliani mencubit pahaku sambil tersenyum senang.

“Udah punya pacar Yul?”, godaku sambil menatap Yuliani.
“Belum, Kak!”, jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah. “Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar”, lanjutku.

“Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper”, komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.
“Ohh!”, aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas. “Minum Coca Cola apa Fanta, Yul?”, lanjutku.

“Apa ya! Coca Cola aja deh Kak”, sahutnya sambil terus bekerja.
Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Yuliani yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.

“Sudah Kak”, suara Yuliani mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.

“Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Yul “, pujiku dan membuat Yuliani tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.

Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.

Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.

“Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Yul”, kataku sambil melihat wajah Yuliani lewat sudut mata. Yuliani tersentak dari lamunannya dan menggeleng, “Belum, ulang dong Kak!”, sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.

Yuliani semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.

Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Yuliani mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.

Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Yuliani menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.

“Kamu sakit?”, tanyaku berbasa basi. Yuliani menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Yuliani diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.

Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, “Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Yul”, gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Yuliani ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, “Ahh..”, Yuliani mendesah kecil tanpa disadari.

Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Yuliani merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.

“Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!”, kataku merayu. Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.

“Ja.., jangan Kak”, pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergetar, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.

Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. “Uuhh..!”, hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.

“Aaahh..”, dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya.

“Dadamu sangat indah Yul”, sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.

“Aaahh”, Yuliani mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.

Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya. “Jangan nanti dilihat orang”, pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.

Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.


“Auuuhh”, bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. “Aaaahh”, dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.

Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. “Tubuhmu wangi sekali”, kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Yuliani sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.

“Uhh.!”, tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. “Auuuhh” membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.

Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. “Ooohh”, terdengar desah Yuliani yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.

Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Yuliani dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Yuliani makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.

Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.

“Aaahh.. Uuuhh. ooohh”, Yuliani menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.

Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. “Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh”. Yuliani mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil.

Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. “Ngghh.. “, vaginanya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Yuliani menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.


Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri.

Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.

Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Yuliani menggelinjang, “Ahh.. uuuhh.. aaahh”. Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.

“Aaahh..!”, dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh”, rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.

Kembali ujung bibirnya ku kulum, terasa geli dan nikmat. Saat Yuliani akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat.

“Geli.. ahh.. ohh!”

Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. “Uuuhh.!”, dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.


“Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh”, dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.

Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi Yuliani semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.

“Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”, terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Yuliani tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah.

“Jangan Kak.. aahh”, tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Yuliani malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.

“Uuuhh”, ketika membalikkan badan, Yuliani melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. “Aaahh”. Yuliani mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya.

“Ahh..”, dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Yuliani sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya.

 “Aaahh”, Yuliani tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. “Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh”, sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana.

Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.

“Teruuuss.. aaahh.. uuuhh”, karena geli dan nikmat Yuliani mulai membuka kakinya, jari-jari Ku yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala.

“Ahh.. terus.. ahh.. ohh”, gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Yuliani menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Yuliani makin menggelinjang dan birahinya makin membara. “Ahh.. teruusss ooh”, Yuliani merintih rintih kenikmatan.


Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja, Yuliani membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.

Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Vaginanya tampak kemerahan dan basah dengan puting vagina mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”.

Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. “Kak.. aahh”, Yuliani tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Yuliani tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.

Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.

Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Yuliani kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.

Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya. Yuliani hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri.

Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. “Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh”, birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. “Ahh” terasa hangat dan kencang.


“Kak.. ahh!”, dia tak dapat lagi menahan gejolak birahinya, membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal. “Uuuhh.. aaahh”, tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. “Ooohh Kak masukkan ahh”, gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.

Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir vagina. “Ooohh Kak masukkan aaahh”, disela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts “Aduuhh.. aahh”, tangannya mencengkeram bahuku.

Dengan begitu, Yuliani hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. “Ahh”, dia merintih kenikmatan.

Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets “Ohh..”, kali ini tidak ada rasa sakit, Yuliani hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Yuliani menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.

“Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh”, serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, “Aaahh”, masuk lagi. “Ahh, terus… ahh.. uhh”, lubang vagina itu makin lama makin mengembang, hingga burung itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali.

Yuliani merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergetar getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.

Melihat Yuliani sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Yuliani, “Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh”, Yuliani  merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku.

“Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!”, kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan kami mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.


Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Yuliani dan memeluknya supaya Yuliani merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan. “Bagaimana kalau Yuliani hamil Kak”, katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.

Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Yuliani tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.

Yuliani semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Dia pun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.

Bangun tidur, Yuliani membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya.

Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur

Rabu, 09 Oktober 2024

DESAHAN KENIKMATAN

 DESAHAN KENIKMATAN


KASIR4D - Desahan Kenikmatan


Kali ini aku yang berprofesi sebagai bisnismen kayu hasil bumi aku sering terbang antar daerah untuk

mencari relations dari pulau jawa maupun ke Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7 minggu untuk urusan

bisnisku. Tubuhku terasa letih dan stress yang luar biasa aku sungguh ingin bertemu dengan istriku.

Dari luar ruang tamu nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah kami

tinggal 4 orang saja. Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan pembantu wanita 44.

Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku

menghabiskan waktu mengurus bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku. Syukurlah


selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula perkawinan kami.

Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan

oleh pembantu wanitaku karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah.

Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri bangunan utama. Pembantu-pembantuku

kubuatkan kamar di luar. Ukuran rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang


kubuat menjadi taman hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena kepotong kamar-kamar

pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke pintu kira-kira mencapai 25 meter.

Cerita Sex Desahan Kenikmatan Benar, pintu tidak dikunci dan aku masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget. Aku suka sekali

dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku


dan dibarengi dengan ciuman bertubi-tubi.

Itulah santapan rohaniku. Dan itu sering terjadi karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula,

rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan kami tidaklah demikian, namun 5 tahun

belakangan ini yah begitulah. Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya

maupun kualitasnya.

Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum pulang aku memberitahukan isteriku bahwa

dalam 2 sampai 5 hari bakal pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat

pekikan-pekikan kangen isteriku itu.


Di ruang tamu TV menyala agak keras. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana

dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur barangkali di kamar pikirku.

Kuletakkan tas koperku di atas meja makan lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas. Kuletakkan

pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit

kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur

kami berada.

Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya seukuran setengah kepala. Aku ingin

mengintip kegiatan isteriku di kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai. Ataukah

lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar jantungku.

Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel tingkat keterangannya sedemikian rupa)

kulihat ada 2 manusia. Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku pangling. Dia lagi

mengangkangi seseorang.


Posisi kepalanya nampak seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda kekacauan.

Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung. Bahkan penasaran.

Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini? Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur

dengan ditingkahi suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan seksual.

Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak mereka sadari.

Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku

sudah mulai dicampuraduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit.

Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap

entah kemana bahwa yang di depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku.

Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas. Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka

mulai berbalik. Isteriku mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis sama

seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang dijadikan sasaran. Aku semakin

ngaceng.

“Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku berulang-ulang.


Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku

mulai bergerak meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.

“Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”.

Cerita Sex Desahan Kenikmatan Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria. Pak Aryo pembantu priaku yang

tua itu.

Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku agak mengenali sosoknya. Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku

disedot kembali oleh suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.

“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..”

Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia sudah berada di awang-awang

kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku

sendiri.

“Ahh…”


Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu. Tapi nampaknya Pak Aryo masih meneruskan aktivitasnya.

Sebentar kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan kekar itu (meskipun sudah

tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan).

Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku. Lenguhan-lenguhan isteriku kembali terdengar. Semakin

kencang kocokan jari Pak Aryo pada memek isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha

isteriku kembali dibuat mabuk kepayang.

Akhirnya kulihat batang kemaluan Pak Aryo sudah diarahkan ke lobang kemaluan isteriku. Busseett gede

juga nih punya si tua bangka. Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana memek

isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu.

Bless. Masuk. Gleg ludahku tertelan.

“Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”.


Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Pak Aryo. Mulai menggila kembali goyangan pantat

isteriku melayani rangsekan-rangsekan si batang besar itu.

“Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..”

Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat sodokan-sodokan yang bertenaga itu.

Tangan Pak Aryo tak tinggal diam menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak.

Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah hampir 10 menit diangkatlah tubuh

isteriku dan dibalikkannya menjadi posisi menungging.

Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini. Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah

belakang. Konsistensi gerakan kontol yang maju mundur itu beserta lenguhan-lenguhan isteriku semakin

mengobarkan hasratku.

“Ahh.. Aahh.. Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..”

Pompaan Pak Aryo semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.

“Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..”

Kupikir bakalan selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Pak Aryo menyetubuhinya sambil

berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang

mengintip. Karena jengah atau bagaimana Mrs. Aryo merona mukanya lalu menyingkir ke belakang dengan

tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.

“Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..”


“Aku sebentar laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..”

“Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh.. Yaahh.. Uuddaahh”

Cerita Sex Desahan Kenikmatan Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan terbesar yang disertai ledakan

kenikmatan luar biasa. Pak Aryo akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan

perlahan sekali menutup pintunya. Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali.

Celanaku masih padat mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku.

Ketika sampai dapur kulihat Mrs. Aryo sedang duduk termangu. Kami saling menatap dalam keadaan bingung

dan resah.

Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin kutenangkan hatinya. Mungkin

kejadian tadi telah berulang kali berlangsung selama aku tidak di rumah.

“Sudah sering kejadianya Mbok?” tanyaku. Dia mengangguk.

“Maafkan isteriku yah”

Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini

mungkin dia sedang kesepian dan masygul hatinya.

“Ayo ke kamarmu Mbok.”

Hasratku masih tinggi dan harus dituntaskan. Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang

membutuhkan pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya yang agak sempit

itu, kusuruh dia duduk di ranjang.

Kupegang tangannya dan kuelus. Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang meskipun

tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan hebatnya perut tidak terlalu melambung.

Tetek cukup besar setelah kusadari saat ini. Dia selalu memakai kebaya dan kain.

Kepalanya ditimpakan di dadaku. Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia

memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur.

Tapi tidak terlalu menyengat. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade menyergap

hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah


terdengar ketawa kegelian. Mulai kuusap lengannya.

Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap lengan kanannya naik turun sengaja

kurenggangkan jariku sehingga menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai

bergoyang.

Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah. Kuremas-remas lembut. Mulai melenguh.

Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat

warnanya. Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya.

“Ehhmm.. Eehhf..”

Kusingkap kainnya dan kuelus pahanya.

“Ehh.. Ehhshs..”

Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap gundukannya.

“Ehhss.. Ehhss.. Oohh…” tergolek kanan kiri kepalanya.

Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek sampai leher kanan kiri dengan

lidahku.

“Oohh.. Paakk.. Oohh..”

Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku. Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya

pasif. Lalu dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak suara kuluman kami.

Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Mengerinjal

pantatnya.

“Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya berulang-ulang.

Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung

rambut sampai kaki. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Baru kali ini kulihat wanita

membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak

rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul

Dia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati kembali mulai dari kening, leher, pipi, tetek, ketek (di

sini aku berlama-lama karena penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan

lidahku memutari labia mayoranya.

“Oohh.. Paakk.. Ohh..”

Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya. Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku

tidak jijik kali ini. Hasratku yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini.

“Esshh.. Ahhss.. Esshh.. Oohh.. Mmass..”

Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas pantatnya sebelum akhirnya

kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah banjir bandang itu.

Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting bertenaga dan merangsek ke dalam. Menggeliat-geliat

kayak cacing kepanasan si Mrs. Aryo ini. Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya

sambil aku terus menyodokinya.

“Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh.. Ennaakk banngeetts.. Shh.”

Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami memeknya dari belakang. Kami

bersetubuh dalam posisi berbaring miring (kebayangkan?)..

Kuubah posisi menjadi dog-style. Namun dia telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal.

Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas. Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang

rimbun itu.


“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil membeliak-beliak.

Cerita Sex Desahan Kenikmatan Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan mencurahkan cairan masing-masing berleleran di

dalam memeknya. Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya, punyaku juga demikian

saking tidak tertampungya semprotan maniku.

Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya. Aku jilatin lagi leher dan pipinya

sampai kontolku sudah lemas tak berdaya.

Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang masih mengencang. Kujilat-jilat dan

kuhisap-hisap. Keringat kami campur aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu.

Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Aryo terlebih dahulu untuk

bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu.

Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku sendiri.

Suatu kali Pak Aryo memergokinya ketika mau ambil rokok, namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi

dia mafhum saja. Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk

melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau

rame-rame begitu.



Selasa, 08 Oktober 2024

NIKMATNYA THREESOME DENGAN ATASANKU

 

 NIKMATNYA THREESOME DENGAN ATASANKU

KASIR4D - NIKMATNYA THREESOME DENGAN ATASANKU

Saya merupakan karyawan di sebuah perusahaan swasta di kawasan Kuningan, Jakarta.


Perusahaan tempat saya bekerja bergerak dalam bidang ekspor impor, di perusahaan tersebut saya memiliki sebuah jabatan yang cukup membuat iri bagi rekan kerja saya di perusahaan tersebut.


Dalam umur 27 tahun saya sudah menjabat kedudukan sebagai Direktur utama di perusahaan tersebut. Meskipun demikian, saya masih tak ingin mencari calon istri. Saya masih ingin merasakan kehidupan saya sebagai laki laki lajang yang sukses dengan segala apa yang saya miliki. Segala yang saya inginkan dapat dengan mudah saya miliki.


Saya tinggal disebuah perumahan yang cukup elite untuk warga Jakarta yang mengetahuinya. Menteng.


Sesehari dirumah hanya di temani oleh 2 pembantu yang mengurusi segala kebutuhan saya sehari hari.


Pengalaman sex ini saya dapatkan ketika saya mencari seorang sekretaris untuk membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan saya di perusahaan tersebut.


Mungkin kriteria saya dalam memilih seorang sekretaris sama dengan banyak laki laki lajang pada umumnya di kota jakarta ini. Kecantikan adalah utama, kulit putih bersih, paras yang ayu, serta mungkin kemolekan atas lekuk tubuhnya.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

“Iya… masuk.” Terdengar ketukan diluar pintu ruangan saya.


“Maaf pak. Apakah bapak mau memulai untuk menyeleksi calon sekretaris.”


“Hmmm… suruh masuk.” Perintah Irwan tanpa menoleh kepada bawahannya.


Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara ketukan di pintu ruangan tersebut.


“Masuk…”


“Siang pak…”


“Hmmm… silahkan perkenalkan siapa kamu.” Sahut Irwan tanpa terlalu memperdulikan kehadiran calon pelamar tersebut di hadapannya yang masih berdiri.


“Tolong sebutkan nama kamu… umur kamu… sekarang kamu tinggal dimana… dan apa pendidikan terakhir kamu serta dari universitas mana.” Tanya kembali Irwan yang tak memperdulikan wanita yang kini duduk di depan mejanya.


“Nama saya Sarah Pradipta, saat ini saya berusia 21 tahun. Saya tinggal di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Saya merupakan Lulusan D3 jurusan sekretaris pada universitas Swasta Trisakti.” Jawab Sarah dengan lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.


Saat itu sarah mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer hitam dipadu kemben putih tanpa memakai Bra yang menahan buah dada yang berukuran 36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada pakaiannya.


Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya yang putih, seakan memancing setiap tangan untuk menjamah serta merasakan kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar 170 cm yang cukup tinggi bagi wanita seperti Sarah.


Terkadang banyak sahabatnya yang bertanya kepadanya, mengapa ia lebih memilih untuk menjadi seorang sekretaris dibandingkan menjadi seorang model karena Sarah memiliki segala kriteria seorang model papan atas. Paras wanita indo antara Belanda-Jawa.

Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak merah bata sepunggung, kulit putih bersih. Memiliki leher yang jenjang, dengan sedikit rambut halus yang tumbuh di lehernya. Lekukan tubuh yang mengiurkan setiap mata yang memandang.


Seakan akan mengundang terjangan setiap laki laki yang memandangnya bila sedang berjalan. Memang selama ini Sarah sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan erobik rutin di sebuah gym Selebritis Fitnnes dibilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.


Sepintas Irwan tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri dihadapannya saat itu. Tanpa kembali memperdulikan fresh news yang paling ia suka bila membuka forum.


Tatapannya bagaikan menelanjang Sarah, menatap dan menilai setiap lekukan tubuh Sarah saat itu.


“Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya kenahkan. Apakah bapak kurang berkenan dengan pakaian ini.” Tutur Sarah setelah menyadari tatapan Irwan yang menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut.


“Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan penampilan kamu… apakah kamu sudah berkeluarga saat ini.” Tanya Irwan yang ingin mengetahui status pelamarnya saat itu.


“Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier saya, oleh karena itu saya tidak ingin menjalin sebuah hubungan dengan siapapun.” Jawab Sarah dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah karena malu atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Irwan yang terus menatapnya.


“Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan apa lagi. Mungkin ini agak mengherankan, namun ini sebetulnya sangat diperlukan sekali bagi seorang sekretaris saya.”


“Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk bapak… namun bila bapak juga mengingginkannya.”


Perlahan Sarah berjalan mendekati tempat Irwan, dengan menampilkan paras muka nakalnya Sarah membuka retsleting celana Irwan dan mengeluarkan naga saktinya keluar dari sarangnya. Di genggamnya batang kemaluan Irwan dengan jari jari lentiknya.


Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu naik turun seirama. Sesekian detik kemudian naga yang tertidur itu terbangun dan mengeliak dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.


Dengan lidah nakalnya Sarah memulai permainannya dengan menjilat kepala kemaluan yang ia genggam itu. Memasukkan kemaluan Irwan dengan diameter cukup besar dan panjangnya sekitar 17 – 20 sentimeter itu ke dalam mulutnya.


Dengan lahap Sarah menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral dengan menaik turunkan sambil tangan sebelah kanannya membelai kantung kemenyan Irwan.


Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Sarah dengan nikmatnya, tangan sebelah kanan Irwan pun turun mencari bongkahan buah surga yang menjulang mengemaskan ke dalam genggaman tangannya yang kekar berotot itu.


Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Irwan melepaskan genggaman buah dada Sarah yang kini telah mengelantung di luar baju dalamnya dan mengapai telphonenya serta memberitahukan bawahannya bahwa untuk saat ini ia tak ingin diganggu serta memberitahukan bahwa ia telah menerima Sarah sebagai sekretarisnya yang baru.


Saat ini ia memberitahukan juga bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Sarah tentang tugas tugasnya sebagai sekretarisnya.


Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Irwan kembali mencari mainannya yang tadi sempat tertunda.


Kemudian Sarah melepaskan kulupannya dan menanyakan kemungkinan apakah Irwan mengingginkan sensasi yang lebih dari permainan ini dan yang merupakan tanda terima kasih karena ia telah diterima untuk bekerja di perusahaan ini.


Sarah duduk di atas meja kerja Irwan dan merenggangkan kedua kakinya tepat dihadapan Irwan yang menampilkan celana dalam putih dengan model renda.


Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan gundukan daging montok itu dihadapan Irwan yang mulai terpanah dengan pemandangan yang kini ia saksikan.


Tak ingin berlama lama memandangnya. Irwan langsung memendamkan kepalanya di dalam selangkangan Sarah dan melahap harumnya liang kemaluan Sarah yang terawat itu.


Ternyata selain merawat kebugaran tubuhnya. Sarah juga tak lupa merawat liang kewanitaannya dengan segala ramuan ramuan tradisional yang berasal dari ibunya yang keturunan orang Jawa.


Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan sejuta rangsangan terhadap Irwan.


“Sshhhhh…. mmmmm….” rintih Sarah mendahakkan kepalanya menatap ke atas menikmati setiap jengkal jilatan Irawan terhadap vaginanya.



Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Irwan yang sedang menikmati.


“Sssshhh…. Pak. Ooohh….” erang kembali Sarah saat Irwan memainkan klitorisnya dan mengigit halus serta menekan nekan kepala Irwan tanpa memperdulikan bahwa Irwan adalah atasannya saat itu.


Jilatan demi jilatan menjelajahi vagina Sarah, hingga tak sanggup lagi Sarah menahan lebih lama rasa yang ingin meledak didalam dirinya.


Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang cukup besar itu. Beruntung ruangan Irwan kedap suara, jadi tak khawatir sampai terdengan oleh karyawannya di luar sana.


Beberapa menit kemudian Sarah mengejang sambil mendesah keras serta meluruskan kedua kakinya yang jenjang itu lurus tepat di belakang kepala Irwan yang sedang terbenam menjilati bongkahan vagina Sarah.


Akhirnya Sarah mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya. Meskipun ruangan tersebut Full AC namun Sarah masih merasa kepanasan di sekujur tubuhnya saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini menjalar didalam dirinya atas rasa yang baru kali ini ia dapatkan.


Masih dengan posisi Sarah duduk di atas mejanya. Irwan membuka seluruh celana serta celana dalamnya dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang ia banggakan itu.


Menyadari hal itu Sarah menaikan lebih tinggi Rok ketatnya hingga ke pinggangnya yang ramping dan merenggangkan kedua pahanya yang siap akan dinikmati oleh atasan barunya.


Irwan mengenggam batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir vagina Sarah yang telah basah bercampur liur Irwan dan mani Sarah yang tadi keluar.


Perlahan Irwan menekan kepala kemaluannya ke dalam vagina Sarah yang menantang ingin segera di ganjal oleh batang kemaluaan besar berurat Irwan. Vagina yang hanya dihiasi bulu bulu halus berbentuk V diatas liangnya.


Semakin membuat gemas Irwan yang memandangnya. Dengan dibantu Sarah yang membuka kedua pahanya semakin lebar, mempermudah kemaluan Irwan untuk segera menerobos masuk.


“Pak… plan… pelan Pak. Sakit.” Ujar Sarah ketika merasakan mahkota keperwanannya ini akan segera dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka Sarah yang mengigit bibir sensualnya.


“Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah sensasi yang tak mungkin kamu dapatkan ditempat lain selain dengan saya.


Sarah hanya mengangguk kecil kepada Irwan yang melanjutkan dorongannya untuk segera mendobrak pintu surganya yang masih rapat tertutup itu.


Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Irwan, Sarah menahan dorongan Irwan yang terus berusaha.


Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya memasuki vagina Sarah perlahan lahan dan semakin dalam. Setelah terasa seluruh dari batang kemaluannya masuk semua. Irwan tak langsung menariknya kembali.


Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vagina sempit Sarah yang perawan itu. Menikmati remasan remasan otot vagina Sarah terhadap batang kemaluannya.


Sensasi wajah Sarah yang menahan sakit yang dirasakan semakin membuat Irwan semakin meluap birahinya untuk lebih lanjut menyetubuhi Sarah.


Pelan pelan Irwan menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vagina Sarah dan hanya menyisakan kepalanya saja dan kembali menekan masuk terus dan berulang ulang hingga Sarah merasakan birahinya kembali bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang dibuat oleh Irwan kepada liang kewanitaannya.



“Pak… lebih cepat dong pak dorongannya.” Ujar Sarah meminta agar Irwan semakin cepat memompa vaginanya.


Setiap tekanan yang dilakukan Irwan terhadap vagina Sarah, mengakibatkan klitorisnya ikut tergesek dan menimbulkan sensasi nikmat yang begitu indah.


Merasa Vagina Sarah telah dapat menerima kehadiran batang kemaluannya yang besar ini, maka pompaan Irwan pun semakin genjar keluar masuk kedalam vagina Sarah.


Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama 30 menit lamanya. Hingga Sarah telah keluar sebanyak 4 kali.


“Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak ini. Trus pak….” desah Sarah semakin mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.


“Paaaakkk… Sarah tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…”


Mendengar seruhan Sarah yang sedikit lagi mencapai puncaknya, maka Irwan pun tak ingin lebih lama lagi. Kali ini Irwan ingin mengakhiri dengan bersama sama.


“Tahan sebentar Sarah… kita sama sama keluarinnya. Jangan dikeluarin dulu… tahan.” Perintah Irwan yang semakin genjar memompa vagina sarah yang tak memperdulikan perih yang dirasakan Sarah pada bibir vaginanya yang semakin memerah itu.


Akhirnya….


“Aaaakkkhhh… Saaaarrraaah.” Erang Irwan yang bersamaan dengan erangan sarah pada saat itu memanjang sambil saling berpelukan dalam dekapannya masing masing.


Seusai persenggamahan mereka. Sarah bergegas mengenakan seluruh pakaiannnya dan merapikan pakaian yang agak lesuh itu karena pergumulannya dengan Irwan atasan barunya.


Tak lupa Sarah mengambil secarik Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan vaginanya dari bekas bekas sperma yang di muncratkan Irwan didalam liang kewanitaannya.


Sepulang kerja Irwan menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Sarah pulang ke rumahnya yang berada di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.


Setibanya Sarah dan Irwan didepan rumahnya. Sarah dikejutkan dengan hal yang membuat Sarah untuk meninggalkan Irwan sendiri dirumahnya bersama dengan adiknya Anita. Kepergian Sarah yang tiba tiba itu dikarena ada salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga.


Dan Sarah tak sungkan meminta pertolongan Irwan untuk menunggunya di rumahnya bersama Anita adiknya yang masih kuliah di Universitas Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan ayahnya Sarah telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama dengan ibunya yang kini menjanda.


Dengan spontan Irwan menawarkan Sarah untuk mengunakan mobil Jaguarnya untuk menemani ibunya ke rumah saudaranya malam itu. Tawaran Irwan pun tak sia sia kan. Sarah bersama ibunya berangkat menuju rumah saudaranya yang berada cukup jauh dari tempat tinggalnya dengan mengunakan mobil Jaguar yang Irwan tawarkan.


Kecantikan Anita tak kalah dengan kecantikan kakaknya. Paras muka Anita mungkin dapat dikatakan lebih menawan dan mempesona dibandingkan dengan kakaknya Sarah. Dengan kulit yang sama putih serta berambut hitam lurus sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar komplek perumahannya.


Postur tubuh Anita lebih pendek dibandingkan dengan kakaknya. Sekitar 165 cm dengan sepasang buah dada berukuran 36 C lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang dipadu dengan pinggulnya yang langsing.


Postur tubuh Anita membuat Darah muda Irwan kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik Sarah ini.


“Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh bidadari cantik seperti Sarah dan Anita. Sungguh beruntungnya diriku hari ini.” Kata Irwan dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan berpihak kepadanya saat ini.


Pertama mendapatkan seorang sekretaris secantik Sarah serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Sarah siang tadi didalam ruangannya.


“yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Sarah didalam saja.” “Oh yah, perkenalkan nama saya Anita, umur saya 20 tahun nanti bulan depan. Anita panggil siapa yah sama….” Oceh Anita yang terus menerus sambil berjalan kedalam rumahnya.


“Nama saya Irwan Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspor impor. Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu Sarah. Panggil saja kak Irwan.” Ujar Irwan buru buru karena belum sempat memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Anita wanita yang membuat mata Irwan terus terpanah dengan goyangan pantatnya ketika berjalan tepat dibelakangnya.


“Oh… jadi boss baru kak Sarah yah… wah kak Sarah beruntung sekali yah memiliki boss yang baik hati serta tampan seperti kak Irrrrwaaan…” “Anita juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Irwan.” Ujar Anita yang panjang lebar.


“Kak… sebentar yah, Anita mau menyegarkan badan Anita dulu. Bau nih, seharian kena terik matahari. Kak Irwan kalau mau minum ambil saja sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri.” Kata Anita sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Irwan.


Gila sungguh mengiurkan tubuh Anita adiknya Sarah ini. Beruntung sekali bila ada pria yang akan menjadi kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan kakaknya Sarah.


Merasa haus… Irwan berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya.


Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Sarah. Irwan kembali dikagetkan dengan kehadiran Anita yang hanya mengenahkan gaun tidur putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.


Begitu indah pemandangan yang sekarang Irwan saksikan, sayang bila matanya harus mengedip meski hanya sekejap. Anita mengunakan gaun putih dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra berwarna hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja.


Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Irwan kembali mengeliak dengan hebat hingga membentuk tonjolan yang cukup besar pada luar celananya.


“L


oh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur yang Anita pakai ini atau mungkin kakak kurang menyukainya.” Ujar Anita setelah melihat tatapan Irwan yang kaget melihatnya keluar dari dalam kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.


“Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu… hanya saja hhhmmmm…” jawab Irwan dengan gugup karena tertangkap basah melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.


“Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat Anita mengenahkan gaun tidur dengan dalamanya yang terlihat jelas yah.” Sahut Anita sambil mengoda Irwan yang merasa malu karena melihatnya begitu seksi.


Dengan agak gugup Irwan menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat dewasa di bandingkan dengan saat kamu mengenakan kaos dan celana jeans.” Tutur Irwan.


“Trus setelah itu…”


“Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan tubuhmu.”


Tiba tiba deringan Handphone Anita berbunyi. Ternyata yang menelon itu adalah kakaknya. Sarah.


“Hallo… kenapa Kak Sarah.” Sahut Anita menjawab panggilan itu.


“Anita. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata sedang mengalami pendarahan, saat ini paman sedang dirawat intensif dirumah sakit RSCM, Salemba. Kak Irwan masih disana tidak? Suruh saja ia menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan mustahil ada taksi yang berkeliaran jam segini. Kak Irwan nanti persilahkan saja untuk tidur di kamar kakak saja.” Ujar Sarah memberitahukan bahwa ia serta ibunya tak dapat pulang malam ini.


“Iya… kak Irwan masih disini sedang ngobrol dengan Anita.” Jawab Anita kembali.


“Anita ingat yah… kak Irwan adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali kali berbuat yang bukan bukan terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak yah.” Ancam Sarah yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak mengusik kehadiran Irwan malam ini disaat ia tak ada disana.


“Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Anita kepada Sarah di telphone.


“Awas kamu kalau macam macam yah…”


“Gimana… apakah Sarah pulang malam ini…” Tanya Irwan yang ingin tahu apakah Sarah pulang malam ini.


“Kak Sarah tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk menginap saja disini dan tidur di kamarnya nanti malam.” Ujar Anita sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri pembicaraan itu.


“Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Irwan… kayaknya besar banget!” sambil menghampiri Irwan yang duduk depannya dan duduk tepat disampingnya.


“Ah gak ini bisa lah… kalau liat wanita cantik bergaun tidur sexy serta transparan lagi… yah gini deh akibatnya. Gak bisa kompromi, minta jatah…” canda Irwan menutup malunya karena adik kecilnya menonjol dibalik celananya.


“Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Anita mungkin bisa lebih besar lagi yah… ih jadi pengen nih liat itunya kak Irwan.” Seru Anita sambil memegang batang kemaluan Irwan diluar celana panjangnya.


Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai menjurus ke hubungan badan. Maka tak sungkan sungkan Irwan mulai meraba halus paha Anita yang putih mulus itu. Perlahan namun semakin berjalan menuju titik temu nikmatnya.


Antara bibir Irwan dan Anita saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang menjadi.


Tak kala desahan Anita semakin menjadi saat tangan kekar Irwan mulai menyusup di balik celana dalam G-string yang dikenakan Anita.


Mengorek… mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan yang dilakukan Irwan membuat Anita mendesah bagaikan setan kepanasan dengan mulut yang engap engapan layaknya manusia yang kekurangan oksigen.


Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Anita pun segera melancarkan serangannya. Membuka gesper yang melingkar pada pinggang Irwan dan menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain yang membalut bagian bawah Irwan.


Dengan posisi Anita berjongkok di bawah. Anita dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Irwan bertubi tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Anita mengulup kepala serta batang kemaluan Irwan… naik turun keluar masuk mulutnya.


Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Irwan saat Anita mengesikkan batang kemaluannya pada sisi gigi rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.


“Gila nih cewek… kayaknya Anita lebih berpengalaman dibandingkan dengan kakaknya Sarah… pintar sekali ia mempermainkan batang kemaluanku… sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang namun nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata.” Guyam Irwan dalam hati sambil menikmati setiap jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Anita.


Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Irwan menarik tubuh Anita dan disuruhnya mengangkang tepat di atas mukanya.


Dengan gencar Irwan menyapu vagina Anita yang sama sama nikmatnya dengan Sarah. Namun vagina Anita seakan menebarkan bau yang sungguh membuat Irwan semakin gencar dan lahap menjilati liang kewanitaannya hingga setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak dibiarkan sia sia oleh Irwan.


Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Anita dengan jari telunjuk Irwan, kemudian dengan leluasa lidah Irwan bermain… berputar putar… dan menekan nekan menerobos liang kewanitaan Anita yang berwaran merah muda itu. sungguh rasa dan sensasi yang berbeda.


Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan tubuh Anita yang semula mengangkang di kepalanya dan berjongkok tepat di atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat dibawah bibir vagina Anita berada.


Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir vagina Anita. Batang kemaluan Irwan berhasil menerobosnya tanpa harus bersusah payah seperti vagina milik kakaknya Sarah.


Sesaat ketika batang kemaluan Irwan telah tertancap penuh didalam vagina Anita.


“Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.”


“Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Sarah takut tinggalin kak Irwan sendiri di sini dengan Anita. Ternyata kak Sarah tergila gila dengan punya kak Irwan yang sungguh perkasa ini…” ujar Anita sambil mengoyangkan pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Irwan yang mengaduk liang kewanitaannya.


“kalau begini nikmatnya… Anita mau selama 1 bulan nonstop dient*t setiap hari sama kak Irwan yang ganteng dan perkasa ini.” Goda Anita dengan bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang haus akan sodokan sodokan kejantanan laki laki.


Kenyataannya ternyata Anita sudah tak perawan lagi seperti kakaknya Sarah saat pertama kali Irwan menyetubuhinya siang tadi di dalam kantornya.


“Uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Anita kedalam. Please…” pinta Anita sambil mencium puting susu Irwan yang berbulu itu.


“Dengan senang hati sayang… kakak akan memberikan kepuasan yang kamu inginkan. Asal kamu tak memberitahukan kepada kakak mu Sarah.” Sahut Irawan sambil berdiri dengan mengendong Anita di pangkuannya tanpa melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam vagina Anita.


Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Irwan mengendong Anita menuju kamarnya. Desahan dan erangan Anita semakin menjadi karena hentakan hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim Anita.


Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Anita kala bersenggama dengan Irwan, tak sungkan sungkan Anita mengigit pundak Irwan hingga bertanda…


Hingga tiba pula didalam kamarnya… Irwan merebahkan tubuh Anita diatas ranjang springbednya dan menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Anita ke atas dan yang satunya tetap di bawah.


Dengan posisi ini batang kemaluan Irwan dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk vagina Anita tanpa merasa terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi itu.


“Plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Irwan menyodok vagina Anita bertubi tubi.


“Kak… truuus… beri Anita kenikmatan seperti kakak berikan buat kak Sarah…”


“Uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh….” erang Anita yang mengila sambil mencakar punggung Irwan.


Irwan tak memperdulikan Anita. Sekarang yang ada di pikirannya adalah mengalahkan Anita di atas ranjang. Irwan ingin merasa selalu perkasa diatas ranjang meski dengan wanita manapun, tentunya masuk kategori seleranya.


Seakan Irwan tak memberi ruang istirahat untuk Anita sesaat. Irwan terus menyodok batang kemaluannya tak henti henti… hingga Anita sendiri wanita yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang ada dalam diri Irwan.


Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah satu perusahaan swasta.


Akhirnya Anita pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual Irwan yang hingga saat ini masih terpacu menyetubuhinya tanpa merasa lelah sedikitpun.


“Kak… Aaannita tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Anita sampai….” Erang Anita panjang yang menyatakan ia akan telah mencapai puncak kenikmatannya yang ke 3 semenjak pertama kali vaginanya di aduk aduk oleh tangan Irwan yang kekar itu.


Tak memperdulikan keadaan Anita yang telah lemas ditindih tubuhnya… Irwan tetap terus menghantam vagina Anita bertubu tubi… masuk keluar tak henti hentinya…


Namun tak lama kemudian Irwan merasakan denyut denyut yang keras sekali pada pangkal kemaluannya. Lalu Irwan pun mencabut batang kemaluannya dari dalam liang vagina Anita dan sambil tetap mengocok kemaluaannya Irwan membimbing batang kemaluaannya ke mulut Anita dan memasukkan kemaluaannya hingga menumpahkan seluruh spermanya.


Tak sedikitpun sperma yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut Anita. Karena Irwan menyuruh Anita untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari kemaluannya. Kalau tidak maka Irwan tak’kan mengulanggi persetubuhan ini lagi kepada Anita. Meski Irwan sendiri memiliki kelebihan dalam hal seks yang lama dengan lawan jenisnya.


Tak terasa Irwan melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya. Hampir selama tiga jam persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan keletihan baru terasa setelah ia merebahkan tubuhnya di samping Anita yang tergulai lemas tampa sehelai benangpun.

MELIHAT MEKI TANTE CANTIK BIKIN KONTOL KU NGACENG

    MELIHAT MEKI TANTE CANTIK BIKIN KONTOL KU NGACENG KASIR4D  -  Melihat Meki Tante Cantik Bikin Kontol Ku Ngaceng Cerita Dewasa Sebelum ak...