Senin, 30 September 2024

NIKMATNYA JUAL DIRI

 NIKMATNYA JUAL DIRI


KASIR4D - Nikmatnya Jual Diri

Aku adalah seorang gadis yang berusia 22 tahun namaku Santi. Aku memiliki postur tubuh tinggi berkulit putih dan berambut panjang. Aku anak dari pasangan orangtua yang telah bercerai. Hidupku bebas seperti tidak ada aturan. Mamahku udah dengan kesibukannya sendiri sedangkan aku juga sibuk main kesana kemari.

Bapak udah tidak bisa diketahui keberadaannya dia membawa adik lelakiku yang berusia 11 tahun. Sejak perceraian orangtuaku aku menjadi sangat brutal. Mamah juga lebih parah dari aku, mempermainkan banyak pria. Aku sudah tidak perawan saat ini, perawanku hilang dengan banyak orang. Kala itu aku mabuk berat di perkosa banyak pria sekitar 5 orang di kamar kost.

Aku sangat menikmati waktu itu dan aku tidak menyesalinya. Orangtua yang membebaskan aku keluar masuk dengan berbagai macam pria. Semua sudah jadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari ku dengan mamah. Tidak ada aturan dan bahkan tidak ada yang melarang. Karena memang lingkungan ku kebanyakan semua orang seperti itu.

Yang terpenting bukan suami tetangga tetapi orang luar. Keseharian mamah membawa pulang lelaki diajaknya tidur ntar mamah di kasih uang. Itulah salah satu pekerjaan mamah untuk tetap hidup. Kebutuhanku tergantung penghasilan mamah, kalau rame banyak pria hidung belang yang datang ya lumayan sih.

Bisa buat jalan-jalan beli baju nongkrong, itulah mamahku rela jual diri hanya untuk aku. Sedangkan aku tidak mungkin menjual diri, bagiku seks untuk keseharianku dengan pria yang aku inginkan. Ya hanya buat seneng-seneng aja, tidak ada imbalan berupa uang. Yang ada setelah ngeseks mereka tinggalin aku. Mamahku memiliki penampilan yang tak kalah menarik dari aku.

Dia terlihat lebih muda dan sexy, tamunya mamah ganteng-ganteng. Walaupun kebanyakan udah tua atau setengah tua namun penampilannya rapi. Kelihatan sekali jika mereka berduit, sekali pria paling ngasih mamah satu juta. Ada namanya om Fahri dia ganteng banyak uang. Jika mamah seharian hanya melayani dia saja pasti dapat sekitar 6-7juta.

Aku seneng kalau pas om Jefri datang, udah pasti mamah dapat uang banyak. Mamah harus merelakan pelanggan lain demi om Jefri. Dia juga baik sama aku jika aku di rumah dia mencariku dan memberi aku uang. Coba aku yang melayani om Jefri pasti uangku banyak. Tapi om Jefri lebih care sama mamah. Dia udah klop sama mamah sepertinya tidak akan terpisah.

Rumahku setiap harinya rame orang baru lalu lalang keluar masuk sesukanya. Mamah kadang sampai tidak sempat memakai baju. Terus melayani pria-pria itu, sopir truck aja di layani dengan sepenuh hati. Mamah juga rutin melakukan pemeriksaan pada dirinya. Jadi dia tau kalau jika ada sesuatu dalam tubuhnya, bergonta ganti pasangan setiap hari.

Kadang ngeri juga lihat mamah tapi jaman sekarang mencari pekerjaan itu susah. Hanya itu cara cepat menjadi kaya. Pernah aku melihat mamah ngeseks, aku lihat karena pintu terbuka. Mungkin udah tidak sabar pengen ngeseks sama mamah sampai lupa kunci pintu. Mamah memang sangat energic goyangannya lengkuk tubuhnya benar-benar memuaskan.


Sehari melayani 5 orang tanpa henti pun kuat, tenaga mamah sangat super. Waktu itu aku belajar dengan apa yang dilakukan mamah. Bisa untuk pengalamanku kelak memuaskan pria. Tubuh mamah yang masih kencang mulus payudaranya montok sekali apalagi gerakan mamah sangat keras. Ketika mamah diatas pria itu tampak wajah pria lemas seperti pasrah.

Sekitar satu jam aku melihat permainan mamah di kamar. Aku malah jadi horni rasanya ingin mencari pelampiasan sesaat. Ketika malam tiba aku ngobrol dengan mamah. Tumben malam ini mamah tidak ada tamu jadi kita bisa ngobrol bareng.
Aku memberanikan diri untuk tanya bagaimana cara memuaskan seks dengan pria,

“mah , Santi boleh tanya ?”
“tanya aja ..”
“mamah kok bisa ya dapat pelanggan banyak, caranya gimana mah? Pasti mamah pandai memuaskan ya…”
“anak kecil mau tau aja sih….”

“aku udah gede mah, kan nggak papa aku tanya-tanya eh siapa tau aku bisa kayak mamah…”
“jangan … cukup mamah saja yang seperti ini Santi, hal ini tidak baik kamu lakukan…”
“Santi males bekerja mah pengennya kayak mamah aja nikmat masih dapat uang..”
“udah jangan bawel kamu…”

Mamah bertingkah seperti itu semua buat aku, dia tidak ingin aku sepertinya. Tapi aku tetap ingin seperti mamah. Aku ingin memiliki uang banyak mobil dan rumah mewah. Setelah ngobrol lama mamah tiba-tiba sangat aneh pembicaraannya,

“eh Santi tapi bener deh apa katamu, kalau mamah dan kamu sama-sama bekerja keras kelak kita akan kaya raya…”

“nah maka dari itu mah, ajarin Santi dong…”
“kamu buka aja di hp kamu situs porno belajar sendiri setelah itu kamu juga harus rutin senam ya biar badanmu kencang…”


“oke deh mah…” jawabku dengan girang.
Mamah menawarkan aku dengan teman – teman prianya. Namun om Jefri tidak dibiarkannya dengan ku. Alasannya Om Jefri hypersex aku kuwalahan jika dengannya, ujar mamah. Aku nurut saja apa kata mamah yang penting kita saling kerjasama. Pertama aku melayani pelanggan mamah yang lama. Dia mencoba menyewaku dengan harga 750 ribu rupiah.

Aku tidak menolak sebagai awalanku saja. Di rumah semua yang ada mesum, bahkan mamahku melayani 3 pria sekaligus dalam satu kamar. Rumah udah seperti hotel yang bebas keluar masuk. Pada waktu itu mamah pergi ke Bandung untuk menemani tamunya. Om Jefri datang mencari mamah, aku bilang mamah lagi pergi antar nenek sakit,
“mamahmu kemana nih…?”

“mamah lagi keluar om nganter nenek berobat..”
“kemana?”
“ke rumah sakit om..barusan aja berangkatnya…”
“tidak biasanya dia seperti ini pasti selalu bisa dan pastinya kasih aku kabar…”
“kurang tau om mungkin mamah tergesa-gesa…”

Aku sms mamah, harus berbuat apalagi di depan sumber mata uang ini. Aku harus pinter cari alasan supaya mamah tidak ketahuan. Waktu itu aku memakai rok mini dan kaos tangtop hitam. Om Jefri memandangiku terus sepertinya ada sesuatu. Mamah juga menyuruhku untuk melayaninya. Om Jefri tampaknya menunggu mamah pulang, padahal mamah tidak pulang.

Dia duduk di sofa, aku mencoba mendekatinya dengan jurus yang sudah diajarkan mamah. Dihadapan matanya aku membuka bajuku. Terlihat payudaraku yang besar itu, dengan bra warna hitam. Aku melepas bayu sambil bergoyang memperlihatkan lekuk tubuhku yang sexy. Aku mencoba membangkitkan gairah om Jefri agar dia sangek lihat aku.

Aku meremas-remas payudaraku sendiri sambil tubuhku terus bergerak manja. Semakin lama om Jefri semakin melihat ku dengan mata melotot,
“waoooww kamu sangat menggemaskan..aku suka…” kata Om Jefri dengan keras
“iya dong om aku nggak kalah dengan mamah om., cobain deh..” gayaku dengan manja.

Om Jefri menarikku dan aku duduk dipangkuannya. Dia memelukku dengan erat. Rok miniku aku lepas sehingga aku hanya memakai bra dan celana dalam saja. Memekku serasa menancap di penisnya yang bergesekan dengan memekku. Dia langsung menciumi bibirku dengan penuh nafsu. Bibirku dikulum hingga aku lemas, dadanya menempel di dadaku.


Payudaraku yang besar menempel didadanya. Aku mencoba melepas bajunya, ku lihat bulu dadanya lebat. Membuat aku semakin horni, aku elus dadanya dia tampak geli. Terus aku ciumi pipinya telinganya dengan nafas kegairahanku. Bibirku yang imut itu dicium dengan penuh kemesraaan. Setelah itu kedua tangannya asyik meremas-remas payudaraku hingga aku lemas.

Setelah meremas dia membuka bra ku, dia semakin tidak sabar ingin mengulum putingku. Bibirnya mendekati putingku dan dia jilati. Kemudian dia sedot putingku seperti anak bayi yang sedang menyusu ibunya. Tubuhku menggeliat manja setelah dia rangsang,
“aaaaahhh…aaaaaaahhh…lagi om….aaaakkkhhh…sedooot om…..”

Enak sekali kuluman puting om Jefri. Aku masih duduk dipangkuannya, dia pun asyik mengulum putingku yang memerah itu. Setelah lama sekali mengulum dia melepaskan bibirnya. Dia membuka celananya dan celana dalamku aku buka sekalian. Kita berdua sudah tidak berbusana lagi, sentuhan tangannya membuat aku sangatlah bernafsu.

Tubuhku udah menempel di tubuh Om Jefri serasa tak ingin melepaskannya,
“om tiduran aja di kamar Santi yuk, biar makin nikmat..”
“oke sayang…”

Aku merebahkan tubuhku di ranjang, setelah itu dia masih saja meremas-remas payudaraku dengan keras. Bibirnya menciumi putting susuku kanan kiri secara bergantian,
“aaaaaaakkkkkkhhh om…aaaaakkkhhh lagi om….terus om aaaakhhhh….”

Memekku sambil bergesekan dengan penisnya, nikmat sekali. Hingga tubuhku merinding merasakan kenikmatan. Aku turun ke bawah, om Jefri duduk di ranjang bibirku mengulum penisnya dari bawah. Aku mengocok penisnya dengan sangat keras. Aku sedot penisnya dia menjerit dengan keras,

“aaaahhhhhhhh…aaahhhhhhhkkkk…..san……”
Tanganku masih saja mengocok penis om Jefri. Setelah sekian lama aku mengulum penis , dia melepaskan penisnya. Kemudian dia mengelus-elus memekku dengan lembut. Dari atas hingga ke bawah dia elus-elus. Bulu-bulu kemaluannya sedikit tumbuh , ohh nikmat sekali. Lalu dia mencoba memasukkan ujung penisnya ke dalam lubang memekku. Diputar-putar di depan lubang, aku horni sekali,
:aaaaakkkhh…om…..ooouuugghhh….aaahhhhh om lagiiii……”

Aku memintanya lagi karena itu sangatlah nikmat sekali. kemudian dia memasukkan penisnya ke dalam memekku. Ujungnya sudah masuk ke dalam memekku, ditekan masuk ke dalam supaya lebih nikmat lagi,
“aaaahhhh…aaakkkkkhhh….oohhh…..om….aaahhh…oom….aaahhh….”

Tekanan maju mundur sangat kuat, dia menusuk-nususkkan penisnya ke dalam memekku. Aku terus mendesah dan menggeliat tubuhku. merasakan kenikmatan dengan om Jefri. Dia terus menggoyang goyangkan penisnya supaya seluruh penis bisa masuk. Secara perlahan kemudian agak keras menekan penis itu masuk ke dalam memekku,
“aaaahhh…aaaahhh…..ooohhh….aaakkkhhh….om…lagi om lagi aaaaahhh…..”

Goyangan om Jefri mantap sekali rasanya mentok ke dalam memekku yang basah ini. Aku mengeluarkan cairan dari memekku karena nikmat itu sangat tak terkira. Apalagi om Jefri terus mengulum putingku dengan sangat keras,
“aahh…oohh…aaaaakkkhh…oookkkhh…ooom……ouggggh….”

Setelah itu aku mengangkat pantatku dan aku goyangkan sedikit. Om Jefri pun mendesah dengan keras merasakan sensasiku,
“aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh nikmat sayang…aaahhhh terus goyang-goyangkan aaaaaahhhh …. Ohhhh….”

Keringat om Jefri jatuh bercucuran karena gerakan dia semakin cepat . Tak lama kemudian om Jefri mengeluarkan sperma. Penisnya di lepas dari memekku dan di semprotkan ke tubuhku,
“ccccccccrrrrrooooooottt……cccccrrrrrooooooootttt…….ccccrrroooootttt……”

Cairan sperma itu membasahi tubuhku , lengket dan sangat banyak. Dia membersihkan badannya aku pun langsung menuju kamar mandi. Setelah badan bersih aku menemui om Jefri di depan, dia memberi aku uang 3 juta. Lumayan sekali aku puas saat itu. Tak lama kemudian mamah pulang , om Jefri langsung memeluk mamah.

Dan masuk kamar dengan mamah pasti mereka ngeseks. Wah bener-bener tu om Jefri penggila seks. Hari itu aku join pasangan dengan mamah. Itulah aku yang selama ini menjadi wanita nakal. Pasangannya pun join dengan mamahku, semua aku jalani dengan sepenuh hati. Karena dengan cara menjual tubuhlah cara yang paling instan untuk mendapatkan uang banyak. Dan dengan cara itu aku dan mamah dapat hidup serba berkecukupan. Sekian.



Minggu, 29 September 2024

SILATURAHMI MEMBAWA NIKMAT

 SILATURAHMI MEMBAWA NIKMAT


KASIR4D - Silaturahmi Membawa Nikmat


Sore itu sewaktu perjalanan pulang kerja di lampu merah nggak sengaja aku ketemu teman lama, dia mengajaku untuk mampir ke rumahnya untuk berbincang-bincang karena sudah lama kita gak temu jadi pengen ngobrol banyal hal.

Sesampai di rumahnya di perumahan yang dia tempati, aku sangat kaget karena isi rumahnya sangat berantakan seperti kapal pecah. Maklum dia tinggal di rumah sendirian.
Setelah ngobrol kesana kemari temanku pamit keluar untuk beli makan. Aku disuruhnya untuk menunggu di rumah saja sambil nonton TV.
Ketika aku sedang asyik nonton TV tiba-tiba pintu rumah ada yang mengetuk dan kedengarannya suaranya seorang wanita.

“Assalamualaikum, Mas Fahri aku mau minta tolong sebentar donk…” katanya dari luar rumah
walaupun aku gak kenal tapi aku tetap menjawab dan berjalan keluar
“Walaikumsalam…” jawabku sambil membuka pintu
“Ohh maaf tak kirain mas Fahri, mas Fahrinya ada?? katanya kaget ketika dia aku kalau bukan Fahri yang membukakan pintu.
“Fahrinya baru keluar cari makan mbak…kalau boleh tau ada apa ya mbak?” jawabku menjelaskan
“Aku mau minta tolong untuk pasangin gas mas Aku ndak berani pasang sendiri…bisa gak mas?? jawabnya minta tolong.
“Oh bisa mbak, sini biar aku pasangin” kataku meskipun aku belum pernah mencobanya sih hehehhe…
Kalau diamat amati sih meskipun sudah ibu ibu tapi bodynya aduhai. Bikin ngiler banget liat bodynya.

Apalagi dia pakai daster pendek tanpa lengan. Pakaian yang kayak itu bro yang aku sukai karena bisa ngintip toket lewat sela ketek duh pokoknya horny kalau lihat perempuan pakai pakaian kaya gitu.

Akupun mengikutinya dari belakang menuju rumahnya. Setelah sampai di rumahnya ternyata dia sudah mempunyai dua anak.

“Ini mas gasnya disini…” katanya sambil menunjuk gas yang ada di dapur.
“Iya mbak sebentar, aku numpak ke Wc dulu boleh?” kataku.(Padahal di wc buka google terus Aku searching cara pasang gas). Dan akhirnya gas terpasang dengan sukses berkat mbah google. wkwkwk
“Udah kepasang mbak bisa dicoba untuk menghidupkan kompornya” kataku.
“Oh ya mas makasih banyak lho, boleh tau namanya siapa ya mas? masak sudah masangin gas gak tau namanya…hehehe..” katanya bergurau.
“panggil saja aku Rifki mbak, mbak sendiri namanya siapa?” jawabku sambil kuajukan tanganku bersalaman
“Yeni” jawabnya singkat.


Kemudian kami duduk sambil ngobrol ngalor ngidul, dari obrolan kami ternyata dia di rumah cuma sama anak-anaknya saja, suaminya bekerja di luar kota dan pulang beberapa bulan sekali. Pantesan bodynya masih seger soalnya jarang kesentuh. Pikirku dalam hati. Kira-kira bisa diajak enak-enakkan gak ya??

Pas lagi asyik ngobrol tiba-tiba hpku bunyi, setelah ku lihat dan kuangkat telponku ternyata Fahri, dia menanyakan diriku lagi dimana kog di rumah gak ada.
Sebelum aku pamit aku pura-pura tanya sama mba Yeni
“Di tempat suami mbak Yeni kerja kira-kira ada lowongan gak ya mbak, Aku minat mbak kalo ada?” tanyaku memulai aksiku.
“Waduh gak tahu Aku ya mas, biar nati klau pulang kutanyakan pada suamiku” jawab mbak Yeni.
“Iya deh mbak ni kukasih no hpku ya mbak, coba di misscall dulu mbak biar no mbak Yeni juga ku simpan”
“Oke mas..”
“Kalau gitu aku pamit dulu ya mbak Fahri dah mencariku” pamitku.
“Iya mas makasih ya mas” jawabnya.
Akupun lalu kembali ke rumah Fahri dangan wajah sumpringah, lumayan dapat kenalan ibu ibu montok, hahahaha

Pas sampe rumah, Fahri curiga sama aku
“Dari mana kamu tak telpon kog gak ada suaranya?” tanyanya curiga.
“dari rumah mbak Yeni tadi dia kesini nyariin kamu suruh masangin gas, kamu gak ada ya udah aku yang bantuin masang” jawabku memberi penjelasan.

Singkat cerita setelah perkenalan dengan mbak Yeni aku selalu terbayang wajah dan body mbak Yeni. Lalu aku mencoba memberanikan diri untuk sms ke no nya.
Aku : Melem mbak .. Maaf malem-malem ganggu, gimana udah ada kabar belum dari suami mbak Yeni?
Yeni : Malem juga mas, belum ada kabar mas, suami Aku belum pulang mau telpon dan sms dia gak bisa, soalnya disana susah sinyal.
Aku : Hh gitu mbak, okedeh mbak sekali lagi maaf ya udah ganggu.
Yeni : gak papa kog mas lagian Aku juga belum tidur, susah tidur nih mas daritadi cuma nonton TV
Aku : (Cocok nih kataku dalam hati) Sama donk mbak aku juga susah tidur, bete mau ngapain.

Sms kamipun panjang lebar sampai akhirnya aku pancing omongan yang berbau sex, diapun ternyata interes banget
Aku : Kalau mbak sih enak, pas lagi pengin bisa langsung minta sama suaminya, lah kalo Aku mau minta sama siapa mbak? wkwkwk
Yeni : Bisa aja kamu, jujur aja ya mas, aku itu sebenernya seneng banget ngesex tp suami Aku kurang doyan begituan, dia kalau pulang aja cuma maen sama anak-anak doank. Padahal aku pengen banget ngesex, tapi dianya cuek, kan kesel juga aku mas.
Aku : Terus mbak, kalau udah ngebet banget gimna tuh??
Yeni : Aku pakai jariku mas, itu aja dah cukup og.
Aku : Minta tolong ma Aku aja mbak, Aku mau kog, hahaha, gak mbak Aku cuma bercanda.(padahal serius itu ucapan dari lubuk hati yg paling dalam) wkwkwk
Yeni : Hahaha… Emang mas mau sama aku, yang sudah punya dua anak ini. hihihihi
Aku : (Asyik lampu hijau nih) Mbak Yeni masih cantik body juga masih oke kog, siapa yang gak mau sama mbak Yeni, aku mengira mbak Yeni masih gadis og, hehehe

Yeni : Berarti kemarin mas merhatiin bodyku ya, ketahuankan sekarang
Aku : Aduk keceplosan, maaf ya mbak, abisnya mbak seksi banget pakai daster pendek gitu.
Yeni : Emang aku seksi ya mas? kayaknya sih biasa aja deh
Aku : Sexy mbak sexy banget malahan mbak, pakai daster aja keliatan sexy apalagi gak pake apa2 ,, hehehe
Yeni : Iihh kamu tambah ngacau omongnya, hehehe, udah ah mas … btw lagi ngapain kalau gak bisa tidur gini mas?
Aku : Ni aku lagi nonton bokep mbak, iseng-iseng sambil belajar,hahahaa (padahal aku gak ngapa2in hahahaaa)
Yeni : Wow, kamu juga suka nonton bokep ya mas?
Aku : Iseng aja mbak klau lagi gak bisa tidur, emang mbak Yeni suka nonton bokep juga?
Yeni : Dulu suka sih mas, tapi sekarang udah jarang banget soalnya gak punya CDnya
Aku : (Aduh hari gini nonton bokep masih pake CD) Aku punya banyak film mbak ku simpan di laptopku. Kalau mbak mau besuk aku bawain.
Yani : Mau sih mas tapi aku malu, hihihi, tapi aku sukanya yg semi mas
Aku : Yang semi aku juga punya og mbak (padahal aku baru aja download setelah tau mbak Yeni suka yg semi, hahahaha) aku juga suka semi mbak gimana kalau nanti lihatnya barengan.hehehe
Yeni : Waduh, nanti kalau mas nafsu gimana
Aku : Akukan bisa nahannya mbak, kecuali kalau mbak yg nafsu … Aku sih pasrah aja…Rencananya kapan nih mbak kita nonton bareng?
Yeni : Hahhaa, bisa aja kamu mas,,, Gimana kalau sekarang aja mas
Aku : (Gila juga nih padahal dah jam 01.00 apa mungkin dia udah nafsu ya) Sekarang mbak? terus anak-anak mbak gimana?
Yeni : Iya sekarang, anak-anakku kan tidur di kamarnya sendiri. Mumpung aku gak bisa tidur nih mas. Atau mungkin mas takut ya? Di komplek sini sepi kalau jam segini
Aku : (Dia malah nantangin, apalagi kalau dah nafsu, pantang pulang sebelum crot … Hahahahay) Oke mbak siapa takut, aku kesana sekarang, tunggu 45 menit Aku sudah sampai ke rumah mbak
Yeni : Siap mas

Tepat 45 menit aku sampai di rumahnya, keadaan sekitar rumah memang sepi banget. Ya jelas sepilah wong hampir jam 2 pagi, ada juga paling maling lagi nyari setoran .. Hahahah
Motorku langsung aku masukin ke rumahnya takut nanti ketahuan Fahri temenku, hahaha
Rupanya mbak Yeni sudah siap untuk mesum denganku terbukti ketika sampai sana dia cuma memakai baju tidur yang berbahan tipis tanpa memakai BH, sehingga pentilnya keliatan. Sambil minum dan ngobrol tak henti-hentinya aku memndangi toket mbak Yeni.

“Jadi nonton gak mbak, ni udah aku bawain laptopnya?”
“Beneran punya film semi toh mas tak kira cuma bercanda,hehehe…”
“Punya donk mbak, tunggu sebentar ya kunyalain dulu laptopnya, kita lihatnya dimana mbak?
“Di ruang tengah aja mas, di sana ada karpetnya ”
“Oke mbak”
Setelah nyala langsung kustel filmnya sesuai permintaan mbak Yeni yaitu film semi. Dia nonton sambil memeluk bantal, sedangkan aku duduk di sampingnya sambil merokok.
“Mas tolong suaranya digedein dikit donk”
“Oke mbak, emang kurang kenceng ya suaranya?”
“Gak sih mas, biar jelas aja. Sebenernya aku suka nonton bokep itu dari suaranya mas, heehehe”
(Denger suara aja udah nafsu gimana kalau lihat langsung nih) kataku dalam hati.

Karena lihatnya sambil nyalain kipas angin jadi agak dinginan, akupun punya inisiatif untuk merapat ke mbak Yeni.
“Mbak, nontonnya agak berdekatan ya dingin nih, sambil senderan ke tembok aja mbak”
“Oke”
Kita nonton sambil senderan ketembok, lalau aku merangkul pinggulnya.
“Aku kedinginan nih mbak jadi pengen melu”
“Kalau mas kedinginan peluk aku aja”
Saat sedang asyik memeluk mbak yeni, tiba-tiba aku dikagetnya dengan terikan suara anaknya. Untungnya aku masih pakai pakaian utuh, tapi film bokep di laptop belom dimatiin. Mbak Yeni langsung pakai jaket dan nyamperin.
“Mamah, aku mau pipis”
“Iya nak, ayo sini mama anter”
Akupun berpura-pura main laptop ketika mereka keluar dari kamar menuju kamar mandi. Sebenernya deg-degan setengah mati kau, secara ini kan bukan hotel udah gitu bini orang juga, kalau ketahuan bisa diarak orang sekampung. hahahaa

Sesudah pipis anaknya masuk kamar lagi, sekarang pintu kamarnya dikunci jadi aman .. Hehee
Tapi keadaannya gak sama lagi seperti tadi, mbak Yeni malah sekarang berpura-pura mainan hp, mungkin dia malu sama aku. Aduh harus mulai dari awal lagi nih.
Aku : Kira-kira tadi anak mbak Yeni lihat gak ya?
Yeni : Tenang aja mas, gak tau kog
Aku : Ooo Ya udah, kita nonton lagi aja yuk mbak
Yeni : Ayo mas
Akhirnya kita berdua nonton lagi, sebenarnya sebel harus mulai dari awal lagi .

Posisi nonton mbak Yeni sekarang tengkurep sambil memeluk bantal, sedangkan aku duduk sambil senderan di tembok. Mataku tak melihat pada film, tapi aku melihat selakangan mbay Yeni. Dia nontonnya sangat serius, tangankupun mencoba untuk mengelus-elus pahanya, dan terus naik ke bokongnya sambil kuremas-remas.
reaksi mbak Yeni tetap diam saja, akhirnya tanganku menyusup ke selakangannya. Kuelus pelan-pelan, lalu dia melebarkan selakangannya, mungkin biar tanganku bisa menyentuh memeknya. Dengan leluasa jarikupun memainkan memeknya, kumasukan jariku ke lubang memeknya yang sudah sangat basah sekali. Kuciumi pahanya naik ke bokongnya, lalu ku lepaskan semua pakaian yang masih dia kenakan. Dan juga aku melepas semua pakaian yang aku pakai.
Lalu kutarik kakinya kebelakang biar posisinya jadi nungging. keliatan banget dari belakang memeknya tembem, kubuka memeknya kujilatin semua yang ada di dalam memeknya. Dia pun mendesah manja sambil bergoyang-goyang.
“Aaahhh, enak maaass…”


Memeknya sampai becek terkena air ludahku juga karena lendirnya. Akhirnya kuajak dia bermain di posisi 69, posisi ini yang paling aku suka (saling tukeran alat kelamin). Aku mau tau siapa yang paling kuat .. Hehehe
Awalnya dia cuma menjilat kepala kontolku saja. Tapi aku tetep dengan aksiku, kulumat habis memeknya, kuhisap klitorisnya dan diapun mendesah hebat.
“Ooohhh..maasss…terus maaasss…” diapun langsung dengan ganas menjilat dan menyedot kontolku. Aku baru ngerasain disedot sekenceng ini.
Akupun gak mau kalah, aku terus menjilati memeknya kumasukan lidahku ke lubang memeknya juga kusedoti klitorisnya dengan nafsunya.

Kurang lebih setengah jam kita 69, samp[ai-sampai lidahku kaku dan mati rasa…hahahaha. Baru kali ini aku dibuat nyerah di posisi 69, daripada aku keluar duluan lalu aku puter badanku, kuciumi mulutnya yang penuh lendirku. Dia memejamkan matanya sambil lidahnya berputar-putar di mulutku. Ciumannya sangat ganas.
Setelah beberapam menit, lalu kulepaskan ciumanku di mulutnya lalu pindah ku ciumi toketnya, kujilati pentilnya, dia mendesah dan menggeliat.
“Asshh…aaahhh…”
Tangan mbak Yeni tak mau diem, dielus-elusnya kontolku terus ditarik dimasukin ke lubang memeknya.
“Blessss … panas sekali mbak”
Mbak Yeni menggenjotnya dengan liar
“Plaaakk…poook pook…” Suara genjotan mbak yeni

Kamipun lalu berganti posisi, aku diatas mbak Yeni sekarang, kubuka lebar-lebar selakangan mbak Yeni, Kumasukan kontolku sedalm-dalamnya.
Yeni : Aduuuh maass, aahhhh
Aku : Kenapa mbak sakit ya?
Yeni : Gak kog mas, terusin aja
Aku : Kontolku udah mentok belum mbak?
Evi : Udah mas, memekku rasanya nyesek banget serasa penuh.
Makin semangat aku menggenjot memeknya semakin lama semakin lebih cepat.
Aku : Aaahhh…ooohhh enak banget mbak
Yeni : Iya masss, nikmaaatttt,,ooohhh…Aku keluar maaasss…aaahhhhh
Aku : Aku juga mau keluar mbak…(sambil terus menggenjot) keluarin dimana nih mbak
Yeni : Diluar aja mas, aku gak KB soalnya
Aku : Atau kalau gak ditelan aja ya mbak
Yeni : Belum pernah mas, aku…. (sebelum keluar langsung kucabut kontolku dan kuarahkan ke mulutnya sambil aku kocok sendiri kontolku)
Aku : Ditelan ya mbak ini bisa bikin awaet muda kog
Yeni : Aaah, masa sih mas
Aku : Iya mbak bener udah banyak yang tau (padahal bohong) wkwkwk
Yeni : Oke deh mas kalau gitu
Aku : Sedot yang kenceng ya mbak dah mau keluar nih…


Lalu disedotnya sambil dikocok-kocok kontolku olehnya.

“aaaah mbak, aku keluar aaahhh, ooohhhhh…..”

Tapi dia tetep terus nyedot kontolku, rasanya ngilu sangat. Dan menelan semua air maniku. Manteb deh rasanya. .
Aku : Gimana mbak enak ga?
Yeni : ehhmmm agak aneh sih, tapi seru juga. Soalnya baru pertama kali sih mas …hehehe
Aku : Namanya juga baru ya mbak, nanti lama kelamaan juga terbiasa, makin sering ditelan katanya makin bikin awet muda lho mbak
Yeni : Oh gitu ya mas, tapi enak juga kog hehehe
Aku : Enak gimana maksudnya mbak? Kontolku sama punya mbak gedean mana?

Yeni : Sebenarnya sih gedean punya suami Aku sih mas, tapi dia datar, kalau punya mas itu uratnya gede udah gitu bentuknya bengkok jadi terasa banget mas pas didalam.
Kitapun lantas ngobrol soal sex sambil telanjang, sampe akhirnya hampir subuh akupun langsung beres-beres dan pamit pulang (takut ketauan tetangga)
Setelah kejadian itu Akupun masih sering smsan ataupun BBMan dan diapun masih sering ngajak ngentot dirumahnya .
Tapi akhirnya agak aku hindari karena dia gak pernah mau Aku ajak cek in di hotel ,dia maunya dirumahnya aja (mungkin biar bisa jagain anaknya juga). Aku takut kalau nanti ketahuan sama warga ataupun suaminya.



Sabtu, 28 September 2024

BERCINTA DENGAN 2 GADIS CANTIK

 BERCINTA DENGAN 2 GADIS CANTIK


KASIR4D - Bercinta Dengan 2 Gadis Cantik

Saya berasal dari Banyuwangi dan sudah 2 tahun menempuh kuliah di Jakarta. Di sini aku tinggal di sebuah rumah kost yang dihuni banyak mahasiswa perantauan sepertiku. Kisah ini bermula ketika aku sedang berbelanja ke sebuah mall di Jakarta. Aku tidak sendirian, tapi bersama 2 gadis teman kostku, mereka adalah Dewi dan Feni.

Keduanya cantik dan sama-sama warga keturunan sepertiku. Feni adalah seniorku semester akhir, sama2 jurusan manajemen denganku, sifatnya pendiam, banyak yang mengatakan dia judes karena jarang tersenyum, karena sifat tertutupnya inilah temannya cuma sedikit, tapi kalau sudah akrab ternyata orangnya baik dan menyenangkan.

Dia sering membantuku dalam tugas2 kuliah. Hubungan kami seperti kakak adik, orangnya putih cantik, tinggi, rambut panjang, wajah oval dan bodinya ideal, kalau dilihat-lihat mirip dengan Artis, sedangkan.

Dewi seangkatan denganku tapi dari fakultas psikologi, pacarnya adalah salah satu temanku yang sedang belajar di luar negeri, sifatnya periang dan humoris, kadang-kadang suka bercanda kelewatan, tingginya skitar 157 cm, bodinya langsing, berambut lurus sebahu, wajahnya putih licin dengan hidung mancung, dia dan aku termasuk beberapa dari segelintir orang yang dekat dengan Feni.

Malam itu langit sudah gelap kira2 jam 20:10, kami sudah selesai berbelanja dan sedang menuju tempat parkir bertingkat. Tempat itu sudah sepi dan gelap karena aku kebetulan parkir di tingkat agak atas jadi jarang ada kendaraan. Suasana di sana cukup menyeramkan hanya diterangi lampu remang-remang. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh 2 orang preman berpenampilan sangar yang menghadang jalan kami.

“Hei bocah, tunggu dulu kalau mau lewat serahin dulu duit yang kalian punya, ayoooo!!!!” kata yang kurus gondrong itu.“Wah gile bawa cewek juga nih dia, cakep-cakep lagi, eh cewek mau main sama kita nggak!” timpal temannya yang berambut cepak. Aku segera bergerak menepis tangan si cepak ketika hendak mengelus pipi Feni yang tampak ketakutan.


“Hei, hei.. kalau mau duit gua ada tapi jangan macam-macan sama temanku!” bentakku padanya.Rupanya mereka tidak terima dan si gondrong mengeluarkan pisau lipatnya dan menyerang ke arahku, aku menghindar dan menangkap pergelangan tangannya, kupuntir dengan jurus aikido yang kupelajari sejak SMA, “Ci Feni, Dewi, cepat masuk ke mobil dan lari, jangan tunggu gua!” seruku pada mereka seraya memberi kunci mobil pada Feni, mereka segera masuk ke mobil dan kudengar mesin sudah dinyalakan tapi bukannya lari malah menungguku.

“Heh bocah, mau jadi jagoan loe, ayo kita hajar dia dulu bro baru kita kerjain cewek2nya,” kata yang gondrong pada temannya. Si cepak menerjang ke arahku tapi kutendang perutnya sampai terhuyung-huyung ke belakang.“Ayo masih berani maju?” tantangku dengan memasang kuda-kuda. Yang cepak itu masih belum kapok, dia mengeluarkan pisaunya dan mencoba menusukku, kami sempat terlibat pertarungan seperti dalam film-film action.

Tanganku sempat tersabet pisau dan membuat luka gores sepanjang kira-kira 7 cm, namun aku berhasil merebut pisau si gondrong dan kupatahkan pergelangan tangannya, sementara yang cepak terkena tinjuku pada mulutnya sehingga terlihat darah pada bibirnya.

 Sebenarnya aku mulai kewalahan tapi aku mencoba tetap tenang dengan menggertak mereka dengan pisau yang kurebut sambil berdoa dalam hati, kami terdiam sesaat lalu mereka perlahan-lahan mundur, membalikkan badan dan kabur entah kemana, akhirnya berguna juga ilmu bela diri yang kupelajari selama ini. Aku segera masuk mobil, kusuruh Feni segera tancap gas, dengan wajah masih tampak tegang dia segera menjalankan mobil dan keluar dari situ.


Dewi berkata padaku, “Ihh tangan kamu berdarah tuh, kamu nggak apa-apa?”. Dewi membantu mengobati lukaku dengan peralatan P3K di mobilku. “Frans, kamu nggak apa-apa, kita ke rumah sakit ya,” sambung Feni.“Ah nggak usah kok cuma luka gores aja, nggak sampai kena tulang lagi, tinggal diobatin dan diperban sendiri aja, kalian tenang sajalah, harusnya gua yang terima kasih pada kalian, kalian sudah gua suruh kabur dulu tapi malahan nungguin, kalau gua kalah tadi gimana coba!”

“Frans, kamu masih anggap Cici ini temanmu nggak sih, kamu pikir kita tega ninggalin kamu sendirian kayak gitu!” kata Feni dengan serius dan menatap tajam ke arahku. “Udah Ci, lagi nyetir jangan marah-marah, Frans kan tadi kuatir keselamatan kita juga, uuhh.. kamu sih asal omong!” Dewi mencoba menenangkan sambil menyikut dadaku, aku diam saja daripada ribut sama cewek, bukannya takut tapi bikin pusing apalagi mendengar omelan Dewi kalau lagi bawel.

Sesampainya di kost, aku menyuruh mereka istirahat saja supaya tenang, aku sendiri segera masuk kamar. Kira-kira jam 9 malam, aku sedang membaca tabloid Bola, pintuku diketuk, ternyata yang datang Feni dan Dewi yang sudah memakai pakaian tidur.“Loh, ngapain kalian berdua ke sini malam-malam begini?”tanyaku.

“Kita cuma mau berterima kasih barusan itu, kamu tadi hebat banget deh Frans, mirip Jacky Chen aja aksinya,” puji Dewi dengan tersenyum.“Boleh kami masuk, ngobrol-ngobrol sebentar?” tanya Feni. Akhirnya kupersilakan mereka masuk juga mumpung belum ada yang lihat.

“Gimana lukamu Frans, sori banget ya demi kita kamu jadi gini, kalo nggak ada kamu nggak tau deh gimana nasib kami,” kata Dewi sambil memegangi lenganku yang sudah diperban.“Ah luka kecil, nggak lama juga sembuh kok, kalian tenang deh". “Frans, kamu hebat deh tadi, makanya kita ke sini rencananya mau membalas budi nih, kami ada hadiah kecil buat kamu,” sahut Feni.

“Oh, nggak usah Ci, kita kan temen kok pake hadiah-hadiahan segala.” “Eee, harus diterima lho kalo nggak gua nggak mau omong sama kamu lagi nih!” sambung Dewi setengah memaksa. “Ya, iya deh, aku terima aja biar kalian puas, makasih loh.” “Tapi loe tutup mata yah, soalnya ini surprise loh,” katanya lagi.


“Wah, apa sih pake rahasia segala, ya udah deh, gua merem nih,” kataku. Aku bersandar di ranjang sambil memejamkan mata, kudengar suara tirai ditutup dan Feni berkata, “Awas jangan ngintip ya, ntar batal loh hadiahnya!” disambung dengan suara Dewi ketawa cekikikan.

Akhirnya aku merasakan salah seorang duduk di sampingku dan meraih tanganku.“Sudah siap?” ternyata suara Feni.“Sudah, boleh buka mata belum Ci?” “Tunggu bentar lagi.” jawabnya. Tanganku disentuh & diusapkan pada suatu benda kenyal olehnya.

Betapa kagetnya aku ketika meraba benda itu ternyata adalah payudara wanita. Segera kubuka mata dan benar saja, Feni duduk di samping kiriku tanpa sehelai benangpun dan menumpangkan tanganku di payudaranya, sementara Dewi yang juga sudah polos mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu meja sehingga suasana menjadi remang-remang.

“Nah kalo gini kan jadi romantis suasananya.” katanya. Benar-benar kaget bercampur terangsang aku saat itu, aku baru pertama kalinya melihat mereka polos. Tubuh Feni ternyata benar-benar aduhai, perut rata, paha jenjang yang mulus, bulu kemaluan yang rapi dan lebat, dan payudaranya lumayan besar dan kencang, benar-benar mirip dengan Pemain film dewasa yang sering kulihat gambar-gambar bugilnya. Tubuh Dewi tidak kalah menarik walaupun payudaranya tidak sebesar Feni, mungkin hanya 34 dengan puting merah muda dengan bulu kemaluan yang lebat pula.

“Loh, kok.. kok begini sih, terima kasihnya kelewatan deh kayaknya,” kataku sedikit gagap dan jantungku berdebar kencang karena aku belum pernah main dengan perempuan lain selain pacarku sendiri. “Tidak Frans, kamu memang pantas menerimanya, jadi hutang budi ini impas,” jawab Feni lalu dia membuka ikat rambutnya sehingga rambut panjangnya tergerai bebas sedada.

“Wah, Ci liat, mukanya merah tuh, dia malu sama kita kali,” kata Dewi sambil tertawa. “Nggak usah malu Frans, kita kan temen dekat bukan orang lain,” kata Feni seraya membelai pipiku dan mencium bibirku. Imanku langsung runtuh karena perlakuan mereka, begitu bibirnya menempel di bibirku segera kusambut dengan tarian lidahku di mulutnya, lidah kami saling beradu dengan penuh nafsu, tanganku sudah mulai memijat-mijat buah dadanya dan mulai turun meraba-raba paha mulusnya naik lagi ke kemaluannya dan kuberikan sentuhan halus pada klistorisnya.


Feni yang biasanya pendiam dan lemah lembut itu, malam itu begitu liar & penuh nafsu jauh dari yang sehari-hari. Dewi tidak tinggal diam, dia memelorotkan celana trainingku dan CD-ku sehingga barangku yang sudah tegang menyembul keluar. “Wah besar juga nih, pantes si Vera betah sama lu Frans,” godanya. Dijilatinya senjataku dengan penuh nafsu, lalu dimasukkan ke mulutnya dan diemut-emut seperti seperti permen lolipop.

Sementara ciumanku pada Feni sudah mulai turun ke dagunya, lalu ke leher. Kusibakkan rambut panjangnya ke samping kiri lalu kujilat-jilat leher kanannya, kugigit pelan sambil menyapunya dengan lidahku. Nafas Feni sudah mulai kacau matanya terpejam sambil mendesah dan meremas-remas rambutku, aku sendiri merasakan sensasi hebat pada batangku yang sedang dikulum Dewi, baru pertama kalinya kurasakan kenikmatan bercinta dengan dua wanita.

Tanganku mulai naik dari kemaluannya menuju dadanya dan lidahku turun menuju sasaran yang sama, akhirnya kutangkap dada kanannya dengan tanganku dan dada kirinya dengan mulutku, disaat yang sama juga tangan kiriku mengelus-elus pantatnya yang indah itu. Puting yang ranum itu kusedot dan kutarik-tarik dengan mulutku dan dada kanannya kuremas-remas sambil memencet putingnya.

Setelah beberapa saat kurasakan barangku mau meledak karena kuluman Dewi.“Ka.., Ka.. udah stop dulu.. gua udah nggak tahan nih!” kataku terbata-bata. Akhirnya dia menghentikan kegiatannya dan berkata, “Lu gitu ah, masa mainnya sama Ci Feni terus, kamu nggak suka Dewi ya, ntar gua bilangin loh ke Ko Bobby (pacar Feni) biar digebuk hehehe..” “Sori dong Ka, abis kan tadi Ci Feni yang mulai dulu, jadi dia yang duluan dapet.” “Ya udah, biar adil kita undi saja siapa yang lebih dulu melayani Frans, gimana Ka?” Feni memberi usul. Mereka berdua suit dan yang menang adalah Feni.

“Yah, Dewi kalah, ya udah Cici duluan deh, jahat ah!” kata Dewi mencibir pada Feni.“Tenang Ka kamu juga ntar kebagian kok, Frans kan kuat, ya nggak,” kata Feni sambil melirik padaku. Kini Feni berbaring terlentang di ranjang dan Dewi duduk di tepi ranjang menunggu. Kuciumi sekujur tubuhnya mulai dari bibir dan sesampainya di kemaluan, kuangkat kedua kakinya ke bahuku sampai tubuhnya setengah terangkat lalu kudekatkan wajahku ke pangkal pahanya.

 Bulu-bulu lebat itu kusibakkan dengan jariku dan kujilati belahan di tengahnya. Lidahku bermain-main dengan ganas di daerah itu membuat tubuh Feni mengelinjang-gelinjang disertai suara-suara rintihannya. Tidak kuhiraukan lagi bahwa gadis ini sebenarnya adalah seniorku dan kuanggap kakak angkatku yang harusnya kuhormati, yang terpikir saat itu hanyalah nafsu dan nafsu yang makin membara.


Mendadak kurasakan sebuah tangan dengan jari-jarinya yang lembut menggenggam batang kemaluanku yang nganggur. Pemilik tangan lembut itu adalah Dewi yang tidak tahan hanya menjadi penonton.

Dikocoknya batang kejantananku lalu dimasukkan ke mulutnya dan diemut-emut, sementara lidahku terus bekerja di liang kewanitaan Feni, tanganku membuka bibir kemaluan yang rapat itu sampai kulihat tonjolan kecil di tengahnya, dan kumasukkan lidahku lebih dalam lagi agar bisa menjilat benda itu. Rintihan Feni makin menjadi-jadi sambil meremas-remas sprei dan Dewi berpindah menciumi payudara Feni.

Sesaat kemudian kedua paha Feni mulai menjepit kepalaku, badannya tertekuk ke atas. “Oh, Frans.. akhh.. ah!” Erangan itu diiringi menyemburnya cairan hangat berwarna bening membasahi mulutku, setelah itu kuturunkan badannya dan Dewi membantuku menjilati cairan yang masih tersisa di kemaluan Feni sampai bersih, tubuh Feni mulai melemas kembali.

“Frans, kamu waktu main sama Vera juga seperti ini ya, permainanmu bagus sekali,” puji Feni padaku. “Ah biasa aja kok Ci,” sahutku sambil memiringkan tubuhnya dan kuarahkan batangku ke lubang yang sudah basah itu. Sedikit demi sedikit batang itu mulai tertancap di lubang itu diikuti desisan Feni sampai akhirnya dengan susah payah akhirnya mentok juga batangku di kemaluannya yang sempit itu.

Setelah itu aku mulai memacu badanku maju mundur sambil meremas-remas payudaraya dan Dewi menjulurkan lidahnya untuk beradu dengan lidahku. Sungguh nikmat sekali rasanya menikmati pijatan-pijatan dinding liang kewanitaan Feni sambil memijat payudaranya dan bermain lidah dengan Dewi, sekali-sekali Dewi juga menjilati leher dan telingaku. Benar-benar aku merasakan diriku bagaikan seorang kaisar yang sedang dilayani selir-selirku saat itu.

Beberapa saat kemudian aku merasa mau keluar dan berkata, “Ci, mau keluar sebentar lagi nih.” “Siram di mulut.. ohh.. ahh.. di mulut Cici!” katanya lirih. Akhirnya kami klimaks bersama dan kusuruh dia membuka mulut untuk menyemprot spermaku. Cairan putih kental membanjiri mulutnya sampai menetes di sekitar bibirnya, Dewi pun ikut menjilati spermaku yang masih berlepotan di batangku.

Feni sekarang tergolek lemas dengan sisa-sisa sperma masih membekas di bibir, dagu, dan lehernya, sesudah mengatur nafas dia tersenyum padaku dan berkata, “Bisa-bisa besok pagi Cici nggak bisa kuliah gara-gara kecapean nih,” jarang-jarang dia tersenyum begitu, padahal wajahnya semakin manis kalau lagi senyum. “Sama Ci, saya juga gitu mungkin, sekarang Cici istirahat aja dulu deh, Dewi udah nggak sabar nih,” jawabku sambil merengkuh tubuh Dewi dalam pelukanku.

“Ka, biarin Cici istirahat di ranjang dulu ya, kita mainnya di tempat lain dulu, oke..” “Ya terserah kamu deh, asal jangan di luar kamar, kan malu,” katanya sambil memencet hidungku dengan nakal.“Ya, iyalah masa di luar sih, dasar cewek getek,” kataku sambil membantunya berdiri.

 Kami berdiri berhadapan saling peluk tanpa mengenakan selembar benangpun, kutatap wajah dan matanya dalam-dalam, semakin dilihat semakin cantik. Kurapatkan dia ke tembok, kukecup keningnya merambat ke telinganya dimana aku berbisik,

“Ka, kamu pernah melakukan ini pada siapa saja?” “Baru loe, Frans, dan mantan pacar gua di SMA, loe sendiri gimana Frans, gua ini cewek keberapa yang lu perlakukan begini? ”Aku terdiam sesaat lalu kujawab, “Selain Vera dan Ci Feni mungkin kamu yang ketiga dan terakhir bagiku Ka.”

“Kenapa loe bilang aku yang terakhir Frans?”“Ya, karena aku sudah berdosa pada Vera, aku tidak mau menambahnya lagi.” “Hihihi, ternyata masih ada juga pria lugu seperti kamu Frans. ”Lalu dia berkata di dekat telingaku, “Jadi loe belum bisa membedakan antara seks dan cinta,” habis menyelesaikan kata-kata dia langsung mengulum telingaku dan kubalas dengan meraba punggung mulus dan pantatnya.

Kami saling raba bagian-bagian sensitif selama beberapa saat dan kini kuangkat kaki kanannya masih dalam posisi berdiri dengan bersandar di tembok. Pelan-pelan kumasukkan batang kemaluanku ke liang yang sudah becek itu, benar-benar sempit milik Dewi ini, lebih sempit dari Feni sehingga dia meringis kesakitan sambil mempererat cengkramannya di pundakku saat kumasukkan batangku.

“Aduhh.. ahh.. pelan-pelan Frans, sakit.. ahh..!” Sedikit demi sedikit batangku sudah masuk setengahnya. Kuhentikan gerakanku sejenak sambil berkata, “Ka, kamu siap?” “ Siap apaan sih.. aawww..sakitt!” jeritnya.

Sebab saat dia bilang ’sih’ kuhujamkan sekuat tenaga sisa batangku yang belum masuk sampai mentok dan kurasakan kepala batang kejantananku menghantam dasar kemaluannya dengan kuat sehingga tubuhnya tersentak dan matanya membelakak kaget, telapak tanganku sudah kusiapkan di belakang kepalanya agar ketika terkejut kepalanya tidak membentur tembok.

“Jahat loe, bikin kaget gua aja,” tanpa banyak bicara lagi kugerakkan pantatku maju mundur membuatnya mengerang-erang setiap kusentakkan tubuhku ke depan. Dadaku saling bergesekan dengan dadanya. Sambil terus menggenjot kuciumi terus bibirnya sehingga erangannya tertahan, yang terdengar hanya suara, “Emmhh.. emmhh.. emhmm..”

Beberapa saat kemudian tubuhnya kurasakan seperti menggigil dan dia mempererat pelukannya, demikian juga aku makin erat memeluknya sampai kurasakan hangat pada batang kejantananku disusul keluarnya cairan bening dari liang senggama Dewi, cairan itu mengalir deras dari sumbernya terus turun ke pahanya dan sampai ke ujung kakinya.

Perlahan-lahan gerakanku melemah dan akhirnya berhenti, kuturunkan kakinya dan kulepaskan batangku yang masih menancap di kemaluannya. Tubuh Dewi yang sudah basah kuyup oleh keringat melemas kembali dan merosot sampai terduduk di lantai, keringat di punggungnya membasahi tembok di belakangnya. Kuambil tisu lalu kubersihkan cairan kenikmatan yang mengalir membasahi tungkainya.

 Kami berdua terdiam sesaat memulihkan tenaga kami yang terkuras. Setelah kurasa segar kembali kuperhatikan dia yang masih terduduk lemas di lantai dengan kaki kiri ditekuk, mataku terpaku mengagumi keindahan tubuhnya membuat gairahku bangkit kembali.

“Ngapain sih loe, serem amat melototin gua kaya gitu,” katanya sambil menyilangkan kedua tangan menutupi dadanya. Tanpa menjawabnya kutarik lengannya lalu kubuat posisinya berdiri membelakangiku dengan kedua tangannya bertumpu di pinggir meja belajarku. “Aduh.. tunggu dulu Frans, gua masih capek, loe jahat ih!”

Dengan segera kubasahi batang kejantananku dengan ludah lalu kumasukkan ke lubang pantatnya dengan paksa dan kuhentakkan biasa saja tapi dia malah menjerit histeris, “Awww.. sakit, toloongg!” Jeritannya ini sempat membuatku kaget juga karena kencang sekali, aku takut sampai mengundang perhatian tetangga sebelahku, untungnya lokasi kamarku ini agak di ujung namun jeritannya tadi cukup luar biasa.

Aku melepaskan sebentar tusukanku dan mengintip dari jendela apakah ada yang datang ke sini, lega aku melihat koridor masih sepi tanpa suara dan kamar sebelahku juga sudah gelap, kurasa dia sudah terlelap.

Kudekati Dewi masih tetap dalam posisinya. “Aduh Ka, itu suara tolong dikecilin dong volumenya, gawat nih kalo ada yang tau, pake tolong segala lagi, bisa-bisa dikira ada pembunuhan. ”Dasar cewek bandel, dia malah sambil tertawa berkata, “Lucu tampang kamu lagi panik Frans, masa kamu lupa si Irfan tetangga sebelah loe kan lagi pulang makanya gua kagetin loe, ini balasan waktu tadi ngagetin gua (ketika posisi berdiri), jadi kita seri hihihi!” “Ooo jadi loe sengaja ya, awas loe ayo sini tunggu ya balasan gua ntar!” kataku

menghampirinya. Dia malah berkelit sambil berlari kecil. “Wek, sini tangkep kalo bisa,” ejeknya dengan menjulurkan lidah.“Cewek bandel, awas kalo kena ya!”“Lho kalian lagi ngapain, kok kayak anak kecil aja sih, dari tadi ribut terus,” kata Feni yang sudah bangun.“Ini Ci, gua lagi kasih pelajaran buat si bandel nih.”

Akhirnya kutangkap setelah dia terdesak di lemari pakaianku di sudut ruangan, kupeluk dia dari belakang, “Nah ketangkep loe sekarang, mau ke mana lagi.” “Hihihi Frans ampun ah, jangan kasar-kasar!” dia masih tertawa-tawa ketika itu, lalu aku membuat posisinya seperti tadi lagi, kini kedua tangannya yang bertumpu pada lemari.

“Sekarang tau rasa nih balesan gua!” kataku dengan senyum penuh kemenangan.Kutuntun batang kejantananku memasuki lubang pantatnya yang sempit, sedikit demi sedikit akhirnya amblas seluruhnya.

Waktu kumasukkan suara tawanya perlahan-lahan berubah menjadi suara rintihan, senyumnya sirna berganti menjadi ekspresi kesakitan, “Hi.. hi.. hi.. Frans udah ah, lepasin ah.. ahh.. jangan.. ahh.. sakit..!” Mendengar rintihan tak karuan itu nafsuku semakin bangkit, pinggulku segera bergerak maju mundur dengan ganas. Dasar sifatnya bawel, waktu bertempurpun dia masih sempat berceloteh sambil merintih,

 “Akhh.. kamu.. sadis.. ah.. ntar gua mau.. ohh.. lapor.. aakhh.. sama.. sama Vera.. ahh!” Cerita Terpanas

Pinggulnya ikut berpacu menyelaraskan dengan gerakanku, yang paling enak adalah saat sentakan kita saling berlawanan arah sehingga menambah tenaga tusukanku agar menancap lebih dalam, bila sudah begitu selalu histeris tapi tidak sehisteris waktu mengagetkanku tadi.

Payudaranya juga ikut berayun-ayun kesana kemari, kedua putingnya kutangkap dengan jariku, kupuntir, kutarik, dan kupencet tanpa menyentuh dadanya, aku sengaja berbuat begitu agar dia penasaran dan memohon padaku.

Benar saja perkiraanku setelah beberapa lama kumainkan putingnya tanpa menyentuh dadanya dia mulai memohon.“Frans.. ahh.. kamu kok.. oohh.. cuma mainin.. aahh putingnya.. remas dadaku Frans.. please!”“Hehehe.. gua kan udah janji mau ngebales loe tadi, tunggu aja sampai saatnya nanti Ka, hehehe,” jawabku sambil tetap menggenjot lalu tangan kiriku menjambak rambutnya hingga kepalanya menengadah ke atas.

“Aaawww.. kamu.. kamu.. ahh.. jahat.. kasar.. awas ya nanti!” Puas hatiku menyiksa si bandel ini hingga tak berkutik memohon-mohon padaku. Menurutku bercinta dengannya lebih enak daripada Feni yang agak pasif, Dewi cukup pintar mengimbangi gerakan-gerakanku, staminanya pun lebih baik sedangkan Feni belum apa-apa sudah takluk, maklum Dewi ini orangnya rajin fitness.

“Uaah.. mau keluar Ka!” jeritku ketika mau mencapai puncak.“Gua juga.. aahh.. ayo perdalam lagi.. ouchh!”“Uahh..” begitu spermaku muncrat aku langsung berteriak dan meremas kedua buah dada Dewi dengan keras disusul pula oleh jeritannya.“Aaakkhh sakiitt.. eenakk..!” Tanpa melepas batang kejantananku , kepalaku menyelinap ke balik ketiak kirinya, sasaranku adalah puting susu yang ranum itu.

Mulutku menangkap benda itu lalu kusedot dengan gemas sementara tanganku masih meremas buah dadanya. Kubalikkan tubuhnya hingga kami saling berdiri berhadapan. “Ka, kamu nggak menyesal melakukannya padaku?” tanyaku, dia hanya menggeleng dengan nafas yang masih memburu, tubuhnya licin mengkilap karena berkeringat.

“Frans gua capek berdiri terus, bantu gua ke ranjang dong,” pintanya. Maka kugendong dia ke ranjang dengan kedua tanganku sambil bercumbu mesra, kubaringkan dia di sebelah Feni yang sudah bangun, lalu aku duduk di tepi ranjang karena ranjangku tidak cukup berbaring 3 orang.

“Wuiih main sama Dewi ribut banget, sori ya ngebangunin Cici nih,” kataku pada Feni.“Eee.. loe yang sadis kok masih nyalahin gua, awas ya!” kata Dewi sambil menangkap kemaluanku dan menggenggamnya erat.“Idiih.. idihh.. gitu ya, lepasin Ka malu tuh diliatin Ci Feni!” “Minta ampun dulu, kalo nggak kagak bakalan gua lepas nih!”“Iya, sori.. sori deh yang mulia putri, sekarang lepas dong!

 ” gila bukannya dilepas malahan dijilatinya batang kejantananku yang masih ada sisa-sisa sperma dan cairannya itu. “Kalian kok berantem melulu sih, lucu ah!” kata Rni lalu dia mendekati kami dan ikut menjilati batang kejantananku. Aku jadi merem melek keenakan menikmati permainan mulut mereka sambil mengelus-elus rambut indah Feni.

Aku lalu menyandarkan badanku di ujung ranjang agar lebih nyaman, kedua gadis cantik ini kini berada di depanku sedang mempermainkan kemaluanku. Jilatan demi jilatan, emutan demi emutan membuatku menyemburkan kembali maniku namun kali ini sudah tidak banyak lagi yang keluar akibat terkuras pada ronde-ronde sebelumnya. Dengan rakusnya mereka berebutan melahap cairan putih itu sampai habis bersih, pada bibir-bibir mungil itu masih terlihat percikan spermaku.

Mereka lalu menyuruhku telentang di ranjang, aku tidak tahu mereka mau apa lagi tapi kuturuti saja. Feni lalu naik ke atas kemaluanku dan memasukkan batang itu hingga terbenam dalam kemaluannya, kemudian dia mulai bergoyang-goyang naik turun seperti naik kuda. Dewi naik ke atas wajahku berhadapan dengan Feni dan menyuruhku agar menjilati kemaluannya.

Sambil kuelus-elus pantat yang mulus itu, lidahku menjelajahi liang kemaluannya, gerakan lidahku bervariasi dari berputar-putar membuat lingkaran, mempermainkan klitorisnya, menggigit lembut klistorisnya, menusukkan jari tengahku sampai mendorong-dorongkan lidahku ke liang itu.

Tanganku bargantian memijati kedua payudara Dewi dan mengelus paha serta pantatnya, suatu ketika kuraba payudaranya, tanganku juga bertemu tangan Feni di situ, jadi masing-masing payudara Dewi dipijati 2 tangan. Suara desahan mereka berdua memenuhi kamarku, terkadang suara itu berubah menjadi, “Emhh.. emhh.. emhh!” sepertinya itu suara mereka berdua sedang berciuman sehingga desahannya terhambat, aku tidak tahu persis karena waktu itu pandanganku tertutup tubuh Dewi.

Goyangan pinggul Dewi bertambah dahsyat ditambah lagi jepitan pahanya terkadang mengencang membuatku agak kewalahan mengatasinya, sementara Feni yang tidak kalah gilanya makin mempercepat gerakannya sehingga terasa sedikit sakit pada buah pelirku akibat tindihannya.

Dan akhirnya kami bertiga mencapai klimaks bersama, tanpa sengaja sperma ku tersemprot didalam kemaluan Feni. Setelah Feni berdiri agar batangku lepas dari kemaluannya, Feni kemudian berbaring disamping kiriku sedangkan Dewi berbaring disamping kananku.. Walaupun ranjang ku kecil namun masih muat lah, karena mereka berdua memelukku dengan tubuh menyamping dan kamipun tertidur pulas malam itu karena kecapean dan sudah merasakan kepuasan yang Maksimal...



Jumat, 27 September 2024

KISAH SEX GURU DENGAN MURID

 KISAH SEX GURU DENGAN MURID


KASIR4D - Kisah Sex Guru Dengan Murid 


Fanny Damayanti, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya. Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Seminggu yang lalu Fanny mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Renne Lobo, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer. Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.


Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Fanny sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Fanny berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Fanny kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Fanny berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.

Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, "Fan, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu". Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Fanny mencubit pahaku sambil tersenyum senang.

"Udah punya pacar Fan?", godaku sambil menatap Fanny.
"Belum, Kak!", jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah.
"Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar", lanjutku.
"Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper", komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.
"Ohh!", aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas.
"Minum Coca Cola apa Fanta, Fan?", lanjutku.
"Apa ya! Coca Cola aja deh Kak", sahutnya sambil terus bekerja.
Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Fanny yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.


"Sudah Kak", suara Fanny mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.
"Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Fan ", pujiku dan membuat Fanny tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.
Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.

Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.

"Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Fan", kataku sambil melihat wajah Fanny lewat sudut mata.
Fanny tersentak dari lamunannya dan menggeleng, "Belum, ulang dong Kak!", sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.

Fanny semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.


Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Fanny mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.

Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Fanny menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.

"Kamu sakit?", tanyaku berbasa basi. Fanny menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Fanny diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.

Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, "Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Fan", gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Fanny ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, "Ahh..", Fanny mendesah kecil tanpa disadari.

Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Fanny merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.

"Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!", kataku merayu.
Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.


"Ja.., jangan Kak", pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.

Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. "Uuhh..!", hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.

"Aaahh..", dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya.
"Dadamu sangat indah Fan", sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.


"Aaahh", Fanny mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.

Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya.
"Jangan nanti dilihat orang", pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.

Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.


"Auuhh", bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. "Aaahh", dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.
Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. "Tubuhmu wangi sekali", kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Fanny sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.

"Uhh.!", tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. "Auuhh" membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.

Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. "Ooohh", terdengar desah Fanny yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.


Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Fanny dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Fanny makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.



MEMEKKU DIPACU HANSIP DAN TUKANG BECAK

     MEMEKKU DIPACU HANSIP DAN TUKANG BECAK KASIR4D  -  Memuaskan tante Vera di atas ranjang Cerita Dewasa Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaa...