Selasa, 12 November 2024

NGENTOT LISKA GADIS SEKSI

 NGENTOT LISKA GADIS SEKSI


KASIR4D - Ngentot Liska Gadis Seksi  


Namaku Putra seorang cowok yang baru menginjak kelas tiga SMU, aku hidup di sebuah kota kecil. Namun tidak membuat aku menjadi pribadi yang kuper, apalagi bisa di bilang aku termasuk cowok yang berwajah ganteng dengan postur tubuh yang atletis juga. Di sekolah aku menjadi salah satu cowok yang banyak di dekati oleh banyak siswi cantik namun aku masih belum memiliki seorang pacar hingga saat ini.

Aku lebih suka dunia otomotif, keseharianku aku lewatkan di bengkel untuk memodif motor atau lainnya. Walau terkadang ayahku sering memarahiku karena pikirnya hobiku tidak ada manfaatnya, namun karena ibuku yang sering memarahi ayah jika sedang memarahiku akhirnya diapun hanya bisa terdiam, aku memang dekat dengan ibu karena aku memang anak tunggal dari kedua orang tuaku yang memang mengajarkan kesederhanaan padaku.

Walau begitu sebagai anak muda akupun sering mendengar cerita ngentot baik dari temanku maupun dari browsing di internet. Bagaimanapun juga aku ingin mengenal atau sekedar mengetahui hal-hal seperti itu, apalagi banyak teman yang sering menceritakan tentang kisah perbuatan mesumnya dengan pasangannya masing-masing, bahkan terkadang aku yang menjadi bahan ledekan mereka karena belum juga berpacaran.


Terkadang akupun berpikir kalau aku harus memiliki seorang pacar, tapi bagaimana mungkin aku berpacaran kalau selama ini aku belum menemukan cewek yang menurutku pas buat aku jadikan pasangan. Akhirnya akupun hanya bisa menyibukan diri dengan motorku, tanpa menghiraukan cerita ngentot atau cerita dewasa lainnya. Hingga pada suatu hari aku bertemu dengan seorang cewek di toko dekat dengan bengkel tongkronganku.

Singkatnya akupun berkenalan dengannya dan benar saja ternyata dia bukan penduduk asli sini. Namun seorang gadis yang sedang menikmati liburannya, dan dia juga merupakan anak kuliahan karena itu akupun berbohong kalau aku juga seorang mahasiswa. Liska namanya dia beda dengan cewek yang ada di kota ini, Liska begitu seksi di dukung dengan penampilannya yang sering menggunakan pakaian seksi.

wajahnya begitu cantik mirip banget dengan artis sinetron yang saat ini sedang naik daun. Kami sering jalan bareng aku dengan mudahnya dapat berkenalan dengan tante liska yang merupakan saudara mamanya dan diapun seorang janda yang tinggal sendirian, karena itu liska dekat dengan tantenya itu, dari yang aku lihat dia begitu manja pada tantenya seperti pada mamanya sendiri bahkan dengankupun dia menjadi dekat karena tante memang begitu supel.


Seperti malam ini aku berniat jalan bareng dengan Giska, dan kamipun sudah janjian untuk pergi ke sebuah cafe dan nonton malam ini. Dan aku tidak menyangka kalau aku bakalan kepergok teman-teman satu sekolahku pas di depan pintu bioskop ” Hai Ren… wah ternyata kamu dah ada gebetan.. boleh kenalan ..SMU mana?” Cerocos Ibra temanku, aku lihat Liska tersenyum sambil menjabat tangan semua teman-temanku.

Saat itu juga Liska tahu kalau aku masih seorang pelajar SMU, merasa aku bohong padanya diapun segera meninggalkan aku yang masih termangu di depan teman-temanku. Tapi akhirnya akupun mengejar Liska yang mulai ngambek padaku, hampir saja aku tidak bisa membujuknya untuk pulang bersamaku tapi akhirnya diapun mau. Sampai di depan rumah tantenya Liska langsung masuk tapi aku tetap membuntutinya dengan maksud untuk meminta maaf.

Tanpa aku sadari Liska masuk dalam kamarnya dan dengan berani akupun ikut masuk, ketika Liska menelungkup di atas kasurnya sat itu juga berkali-kali aku meminta maaf “Liska aku nggak bermaksud bohongi kamu.. aku sudah berencana ingin memberitahu kamu..” Dan tetap saja Liska menangis sesenggukan karena itu akupun bermaksud untuk segera pergi dari tempat itu, namun begitu sampai di pintu kamarnya.


Tiba-tiba Liska memeluk tubuhku dari belakang, akupun terhentak di buatnya ” Putra aku sayang kamu..” Dengan perlahan aku membalikan tubuhku lalu aku menunduk untuk melumat bibir seksinya, awalnya aku hanya ingin mengecupnya tapi ternyata Liska lebih agresif dia melumat bibirku bahkan dengan lembut dia mengulumnya membuatku bergairah saja, layaknya dalam cerita ngentot kamipun semakin berani apalagi tante belum datang.

Dengan penuh gairah Liska mengulum bibirku bahkan dia berani memegang kontolku. sambil terus meremasnya bahkan kemudian dia membungkukan tubuhnya lalu dengan cepatnya dia lepas celanaku dan nampaklah kontolku yang sudah membesar “Aaaaaaauuuuwww….. oooouuugghh… ooouugghhhh…” Teriakku ketika Liska mulai melumat kontolku dalam mulutnya, aku merasakan kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

Gerakan tangan yang lincah serta mulut yang tidak berhenti memainkan kontolku, membuat aku mendesah berulang kali aku yakin kalau Liska bukan pertama kali melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot ini ” OOooouuuuggghhh…. aaaaggghhhhh…. ooooouuuugggggghhhh….. oooouuugghhhhh…. aaaaaaagggggghhhhhh….” Desahku menikmati kuluman liar pada kontolku dan aku hanya bisa melihat apa yang dilakukan Liska  padaku.

sampai akhirnya dia kembali berdiri lalu dengan isyarat dia menyuruhku untuk terlentang di atas tempat tidurnya. Saat itulah bagai anak kecil aku menurut saja yang di katakan Liska padaku, saat aku terlentang dengan tegangnya kontolku membesar lalu aku lihat Liska melepas seluruh pakaiannya, kemudian dia menindih tubuhku sambil berusaha memasukkan kontolku pada lubang memeknya.


Aku hanya terdiam karena Liska sudah begitu fasih melakukan hal itu, tatkala dia berhasil memasukkan kontolku diapun menggoyang pantatnya di atas tubuhku. sambil meliuk-liuk bagai cacing kepanasan “OOOOoouuugggghh… eeeeeuuuuuummmppphhh…. aaaaaagggghhhh….. aaagggghh.. Ren..dra… aaaaaku… saaa. yang.. kamu… aaagggggggghhh..” Desahan Liska membuatku semakin bergairah saja.

karena itu akupun bergerak di bawah tubuhnya berusaha mengimbangi gerakan tubuh Liska ” Ooooouuggghh….. aaaaaaaaggggghhh…. Gis….. aaa…. ku…… aaaagggggghhhh….. aaaaaggghhh…. ” Aku merasa seakan mau menumpahkan sesuatu yang mengalir dan menyatu pada selangkanganku, Liska semakin mempercepat gerakannya hingga akhirnya crooooootttt crooot sesuatu yang hangat tumpah dari dalam kontolku.

Memenuhi memek Liska yang berada di atas tubuhku namun dia mempererat dekapannya hingga kontolku menyelinap masuk dalam memeknya. Berkali-kali pula dia menciumku lalu aku dengar dia berbisik ” kamu puas sayaaang…” Aku mengerti maksudnya dengan mesra aku kecup keningnya dan melumat bibir seksinya tanpa mengucapkan kata-kata apapun, apalagi aku merasa kecapekan tapi kamipun saling peluk di atas tempat tidur Liska hingga malam semakin larut.
Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online, Agen Judi Online, Slot Online Terpercaya, Slot gacor



Senin, 11 November 2024

MELIHAT MEKI TANTE CANTIK BIKIN KONTOL KU NGACENG

 MELIHAT MEKI TANTE CANTIK BIKIN KONTOL KU NGACENG


KASIR4D - Melihat meki Tante Cantik bikin kontol ku ngaceng  


Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini, Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.

Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.

Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
“Halo Tan, ada apa?”
“Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.
“Sekarang?” tanyaku lagi.
“La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.
Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.

Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
“Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
“Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.
Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.

Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
“Sorry ya Wa, Tante lama.”
“Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
“Oom kemana Tante?” tanyaku.
“Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
“Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
“Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
“Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.


Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
“Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
“Males Wa,” jawab tanteku enteng.
“Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
“Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
“Oke deh!” sahutku dengan girang.

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
“Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
“Bentar Tan!” jawabku.

Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku.

Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!


“Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.
“Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.
“Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”
“Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.

Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
“Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
“Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
“Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.


“Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
“Maksud Tante?” tanyaku lagi.
“Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
“Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
“Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
“Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
“Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
“Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.
“Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
“Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
“Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.


Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.
“Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.


Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,
“Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
“Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.

Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.
Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online, Agen Judi Online, Slot Online Terpercaya, Slot gacor



Minggu, 10 November 2024

CICIPI MEKI ANAK PELAJAR SMP YANG LAGI SANGE

 CICIPI MEKI ANAK PELAJAR SMP YANG LAGI SANGE


KASIR4D - Cicipi meki anak pelajar SMP Yang lagi sange  


Suatu hari aku ke Jakarta, Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku.

Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Diky. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Aivi, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Sinta, duduk di kelas 2 SMP.

Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Diky untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya.

Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Diky. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film.

Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.


Hallo, Oom Chandra..!” Sinta yang baru masuk tersenyum.
“Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Sinta sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”

Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.
Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Sinta duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Dia memandang kepadaku dan tertawa geli.

“Ih! Oom Chandra! Begitu, tho, caranya..? Sinta sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belom pernah liat.”
Gugup aku menjawab, “Sinta.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
“Aahh, Oom Chandra. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Sinta di sekolah lebih serem.”

Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Sinta justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Sinta terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Sinta sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis.

Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.
Setelah makanan siap, aku memanggil Sinta.


Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.

Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

“Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
“Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”
Sinta mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
“Yang bener.. Sinta pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”
“Aahh.. Oom Chandra ngeledek..!”
Sinta meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang.

Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Sinta mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

Nafas Sinta makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.
“Uuuhh.. mmhh..” Sinta menggelinjang.

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gairahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.

Aahh..! Sinta menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!
Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Sinta yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar.

Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Sinta. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

“Ehh.. mmaahh..,” tangan Sinta meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
“Ooohh.. aduuhh..,” Sinta mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.


Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Sinta akan terlonjak dan nafas Sinta seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Sinta tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Sinta.

“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Sinta membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Sinta dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Sinta dan aroma kemaluan Sinta di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Sinta, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Sinta menekan pantatku dari belakang.
“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”

Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Sinta semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini.

Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Sinta masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.

Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Sinta memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku.

Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Sinta terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

Sebentar kemudian kernyit di dahi Sinta menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Sinta mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.
“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”


Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Sinta, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Sinta sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Sinta segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Sinta makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Sinta melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Sinta tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.

“Aduh, Oom.. Sinta lemes. Tapi enak banget.”

Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Sinta yang masih amat kencang.

Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Sinta.. entah berapa kali.

Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Sinta kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

Kembali ke rumah Diky, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Sinta pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku.

Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online, Agen Judi Online, Slot Online Terpercaya, Slot gacor

Sabtu, 09 November 2024

GHAIRAH JANDA GERSANG TETEK BESAR

 GHAIRAH JANDA GERSANG TETEK BESAR


KASIR4D - Ghairah Janda Gersang Tetek Besar  


Hi.. Aku nak ceritakan kisah benar yang baru saja aku lalui tempoh hari.. kira-kira minggu lepas, 19 Mac 2012.

Waktu tu aku kat Taman Melati, main bola friendly match. Masa tu agak hujan sikit.. dan padang becak dan kotor. Dan kebetulan masa kat situ.. ada laaa dua tiga orang awek lepak kat bangku bawah seating berbumbung… aku tengah pakai kasut masa tu… Aku pun saja la ayat… (pada mulanya takde niat nak pasang perangkap… )

“Nak tengok abang main bola ker?”

Awek tu menjawab…

“Takde laa saja turuun boring duduk kat rumah!”

Hmm tak kisah laaa.. awek tu tak la cun sangat.. ok biasa jer.. tapi seksi la jugak.. tu yang meruntun jiwa tuh… So macam biasa aku pun main la bola.. sesekali tu tayang gak skill kat depan awek tuh.. ceh wah… nak berlagak la pulak… Pedulik ahapa aku kaann…

Nak dipendekkan cerita.. habislah pulak game tu… Geng aku menang besar… aku la heronya.. striker beeebbbb… 4 gol berbalas 0 aku score 3 bangga giler aku, depan awek pulak tu. Aku pun dengan kotoor-kotor di baju dan badan pun pergi la kat wek tu… dengan sengih yang menyeringai aku pun menyapa kat awek tu…

“Tinggal kat mana?” Dia pun menjawab…

“Kat belakang ni haa… rumah bujang jer..”


Dalam hati aku.. hmm rumah bujang… anak dara ler ni… baiikkk punyer… bagus gak buat sup…. sedap menjilat hehehe.. kegatalan aku mula naik… stim pulak tengok dia dalam keadaan seksi meksi… Dia tanya aku..

“Basah kotor ni.. tak nak cuci ker?”

” Nak cuci kat mana? Ada tempat cuci ke?”

“Sini takde.. tapi kalau nak cuci kat rumah saya pun boleh

Terkedu aku dengar… terdiam kejap.. fikir kejap.. tapi takpe laa.. nak cuci jer bukannya buat apa2 pun… hehehe.. niat nak pasang perangkap tu takde lagi… tapi kalau dah rezeki takkan nak tolak… rugi laaaa…. Aku pun ikutlah dia balik rumah…. Masuk je dalam rumah.. fulamak.. rumah dia bersih.. cantik.. segan aku nak masuk dengan kotor2 begini. Rumah dia rumah apartment… 3 bilik 2 bilik air…

“Masuk je la bang… takpe… bukannya ada orang…”

Waktu tu dah senja dah.. gelap.. segan gak aku takde orang tapi takpe laa takkan nak balik kotor camni kan? Dia pun suakan tuala kat aku… ceh.. tuala dia tak la besar sangat.. muat-muat jer.. nak kasi aku nampak seksi jugak ker… tak kisah.. aku belasah jer… masuk bilik… terlupa nak tutup pintu…

Aku pun tanggal semua pakaian… bogel kejap sebelum capai tuala nak tutup bahagian yang perlu… Aku terperasan bayangan orang tengah perhatikan aku… aku nampak gak kat cermin… aku rasa si Ema ni intai aku… tapi aku rasa perasaan aku jer masa tu… Keluar saja dari bilik aku tengok dia sengih menyeringai macam clown… apehal lak? takpe laa.. aku terus masuk bilik air mandi lama-lama adalaaaa agak-agak setengah jam…


Keluar dari bilik air.. aku terus menghala ke bilik tadi… Sebelum masuk tengok dia kat depan ruang tamu… pakai tuala.. berkemban… Mak oi.. seksi habis.. lagi seksi.. siot betul… Tergoda aku dibuatnya… Aku rasa memang macam nak serbu dia.. nak romen dia.. tapi hati aku kata sabar… dahlaa orang bagi tunmpang bersihkan diri, pastu nak buat hal pulak…

“Aik.. seksinya… baru nak mandi ker.. ”

“Taak.. baru je sudah…”

Aku mula naik gatal..

“Kenapa tak salin baju.. kang abang londehkan tuala Ema kang”

“Elee.. kalau abang londeh towel Ema, towel abang tu tak londehkan ker?”

Aku dah mula stim dengar dia respon baik…

“Meh sini abang nak londehkan..”

“Kalau nak.. marila sini cuba”
Aku pun terus pergi kat dia.. tarik towel dia… Dia pulak tarik towel aku…

“Kenapa abang lambat sangat respon?”

“Ema tak tahan sangat ker?”

“Hmmm…”

Aku pun terus kucup bibir dia, dan dia terus balas… Kami sama-sama hanyut. Body dia fulamak toksah cakap… potongan model beb… Terliur tengok… Aku teruskan ciuman mesra dan romantik aku tu. Dia peluk aku… kami geselkan kemaluan kami… dia dah stim..

“Ahh.. bang… ”

Aku teruskan ciuman aku ke seluruh badan dia. Sampai ke puki dia aku jilat sikit-sikit.. bulu dia sikti jer.. tu yang sedap menjilat tu.


“Abaaaanngg… aaahhh” Dia dah mula mengerang…

Agak lama jugak aku menjilat.. sampaikan dia dah tak tahan dan terus nak kulum batang aku. Kami pun buat la posisi 69. Sedap jugak dia kulum batang aku.

“Aaahh… isap kuat sikit…”

“Baanngg.. mainkan lidah tu kuat sikti bang.. Ema tak tahan ni”

“Ema nak fuck tak”

“Lagi cepat lagi bagus bang”

Aku pun tukar posisi… kangkangkan kaki dia.. suakan batang aku… tak kecik tak besar.. normal asian size.. 6″ kekadang 6-1/2 “.

“Baannggg” TUP… aku jolok masuk… senangnyaa….

“Aik biasa buat ker?”

Dia senyum simpul..

“Saya ni janda bang..”

Aku senyum… Peduli apa aku.. barang pun masik okay… senang masuk memang la.. ketat tu ada la sikit.. sedap tu tak terkira laa…

“Abang… jangan pancut dalam yee..”

“Takpe.. jangan risau ..dengan syarat..”

“Apa dia?”

“Abang nak pancutkan dalam mulut Ema.. Ema kena telan semua”

“Orait. takde haall”

Akupun apalagi.. terus la mendayuung….

“Aaahhh…!” Ema mengerang tak tentu hala… menjerit kuat… sampai aku pun risau dia sakit.. tapi dia ni cekap. Pegang peluk pinggang aku kuat-kuat! Tak boleh la nak lari… terpaksa la aku terus menjolok dalam-dalam. Dan aku bagaikan terasa sehingga terkena dinding faraj dia.. Sedap tak teer kira la masa tu…

Lama jugak kitorang main.. tukar posisi… main agak dalam masa 20 minit.. Masa tu masing2 dah nak kejang.. dah rasa nak klimaks.. Ema dah sound aku..

“Baanngg.. aahh… tak tahan.. laju lagi bang..”

Aku pun standby nak pancut..

“Abang nak keluar ni.. Ema standby ye” terketar-ketar suara aku cakap kat dia Ema terus nganga mulut dia luas-luas… Aku pulak dah nak terpancut sangat-sangat.

Aku terus tarik batang aku… masuk kat mulut dia.. goncang dengan tangan… Ema pegang pulak dengan tangan dia.. aku dan tak tahan sangat… cuuutt.. crruuttt… cruuttt…


“Aaahhhhhhh.. Aaarrgghhh!!!” Dengan segera dan sepenuh kederat aku memancutkan semua air mani aku ke dalam mulut dia… Bagaikan gunung berapi..

Aku pun terkulai layu… mulut dia masih lagi mengulum batang aku… menghisap dan menjilat.. aku kira dia ni tak puas lagi…

“Tak puas lagi ke Ema…?”

“Ema puas main.. tapi tak puas minum air mani abang…”

“Hm… sikit sangat ker..”

“Tak laaa banyak.. tapi sedap pulak rasa.. ”

“Kita rileks kejap… nanti kita main lagi nak tak?”

“Eeee Mestilaaaa naakk.. bestnyaa abang ni.. Aabng tidur sini malam ni okay”

“Orait jer.. takde hal… tapi apa kata kengkawan Ema nanti”

“Alaa diorang tu takde hal laa.. kekadang diorang tu bawak jantan balik gak.. kejap orang tu kejap orang ni…”

“Hmm… Ema?”

“Alaa abang ni…”

Aku tak kisah la dia bawak jantan lain.. peduli apa.. dia pun dah syok kat aku.. janda pun janda laaa. dapat gak aku main free.. Kebetulan pulak janda kaya… hmm sedap aku dapat makan…

Dia ni kuat gak sponsor aku… Kaya katakaaaan… Dia yang nak sponsor.. aku tak mintak pun… bagus gak.. kirra sugar mummy ler ni.. heheh

“Kalau macam tu.. malam ni sampai ke esok pagi… Abang nak main ngan Ema.. non-stop… okay tak?”

“Hmm.. takan nak tolak pulak… sorry la nak cakap taknak.. hehehe” Kitorang gelak jer lepas tu.. Ema ni kuat sex rupanya..

“Ema… kalau setipa malam buaat nak tak?”

“Lagi Ema suka.. kalau boleh sepanjang masa atas katil dengan abang…”

Aku pun dengna bangganya mencium dia.. dan teruskan game round yang kedua… Dalam amsa yang sama… aku beranikan diri tanya dia…

“Ema…”

“Kenapa?”

“Hmm… takpela..”

“Alaaa bang ni cakap laa..”

“Nanti Ema tak suka… Ema marah..”

“Alaa.. janji Ema tak marah… bang cakap laaa”

“Kalau kawan Ema balik nanti… ajak diorang main sekali boleh tak?”

Ema senyap kejap.. tunduk…

“Sorry la Ema.. okay tak payah la ajak diorang kita main dua saja okay..”

“Ema tak marah laa abang… terpikir jer.. larat ker abang nak layan 3 orang sekali..”

Aku senyum..

” Alaa cuba la dulu.. kalau tak larat… kita dua dah laa..”

Dia senyum dan membalas…

“Kalau diorang tak bawak jantan lain boleh la kut.. tak tau la diorang camna..”

“Ajak la jantan2 tu main sekali… kita party sex..”

Ema terus dakap aku.. dan cium aku dan terus kulum batang aku…

“Abaanngg… pancut dalam mulut ye bang…”

“Arrgghh… dah tentu…”


Kitorang teruskan permainan yang amat dahsyat… sampai yang paling dahsyat.. aku main bontot dia.. ketat beb… Dan paling best.. main dengan 3 orang sekaligus… dengan dua rang kawan dia lagi.. Cun tu cun la sikit.. dan seksi tu memang laa… Aku cukup bertuah kenal dengan janda sorang ni…

Hujung minggu ni aku akan ke rumah dia lagi.. dia ajak aku stay ngan dia… untuk dua malam sebab dia tak ke mana. Dan aku pun tak kemana… jadinya.. Kitorang akan buat seks selam dua hari tanpa henti lagi ler… Penat jugak melayan janda sorang ni.. kuat seks sangat. Lain kali kalau ada masa mengizinkan, aku akan cerita aku main ngan dia… dengan dua orang kawan dia…
Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online, Agen Judi Online, Slot Online Terpercaya, Slot gacor


Jumat, 08 November 2024

SARAPAN SEX TIAP PAGI

 SARAPAN SEX TIAP PAGI


KASIR4D - Sarapan Sex Tiap Pagi  


Tidurku yang tak nyaman karena dilanda mimpi buruk, terasa makin tak nyaman karena nafasku tiba-tiba terasa sesak, dan tubuhku seperti terhimpit sesuatu. Rasanya aku tidak mengidap penyakit asma. Namun selangkanganku terasa enak dan nikmat, seperti ada penis yang mengaduk memekkku.
Belum lagi rasanya buah dadaku diremas lembut, membuatku perlahan tersadar dari tidurku, untuk kemudian mendapati ternyata Joko yang membuatku terbangun dengan menyetubuhiku. Aku yang masih belum sadar betul, terkejut melihatnya ada di kamarku, apalagi sedang menyetubuhiku, membuatku menjerit ketakutan dan mendorongnya, namun ia terlalu berat buat cewek mungil sepertiku.
“Lho Non, katanya mulai kemarin saya boleh menikmati Non?” tanya Joko memprotesku. Aku langsung sadar, teringat kemarin memang aku menjanjikan hal ini.
“Tapi bukan gini caranya Jo! Masa aku lagi tidur kamu ajak beginian. Nggak sopan tau! Lagian aku tadi masih belum sadar benar, bangun-bangun ada orang lain di kamarku, kukira aku sedang diperkosa rampok tau!”, kataku ketus.


Sedikit jual mahal boleh dong? Mendengar omelanku, Joko terdiam. Tapi penisnya yang menancap di vaginaku tidak mengendur sedikitpun. Aku menghela nafas panjang, lalu berkat. “Ya sudah, cepat lanjutkan. Mana kamu ini lama lagi kalau main. Oh tunggu!!”, tiba tiba aku teringat dan menurunkan volume suaraku, “Gila kamu ya Jo, kakakku mana??”.
Joko cengengesan dan berkata, “Tenang Non, liat ini jam berapa? Kakak non sudah pergi setengah jam yang lalu kok. Dan saya sudah tidak tahan untuk bermain lagi dengan non nih”.
Oh.. aku sedikit lega, dan melihat jam, yang ternyata sudah jam 08:15 pagi.
“Lalu, sejak jam berapa kamu nggghh… ” belum selesai aku bertanya, Joko sudah mulai menggenjotku dengan tak sabar, hingga aku melenguh, keenakan.
“Oh.. Jo… kamu…”, desahku nikmat.
Joko tersenyum penuh kemenangan, membuatku sedikit jengkel juga, tapi hanya sebentar, karena rasa nikmat langsung melandaku ketika Joko mengulangi gayanya kemarin, ia memeluk pinggangku, dan menarikku berdiri. Penis yang amat kokoh itu langsung terbenam begitu dalam, membuatku melenguh-lenguh. Bukan hanya karena takut, tapi juga tak ingin penis itu lepas dari vaginaku, membuatku tanpa sadar kembali melingkarkan kakiku ke pinggangnya.
Rasanya tusukan penis itu semakin dalam, dan aku yang sudah melingkarkan tanganku ke lehernya supaya tubuhku tidak terjatuh ke belakang, memagut bibirnya penuh nafsu tak perduli dengan wajahnya yang amburadul.


Terakhir aku minum obat anti hamil adalah ketika aku digangbang di ruang UKS 2 hari yang lalu, tapi aku tak kuatir hamil, sebab kini aku sedang bukan dalam masa subur. Aku sudah tak lagi punya niat untuk jual mahal, karena rasa nikmat yang sudah menjalar ke seluruh tubuhku benar-benar menghancurkan akal sehatku.
Joko terus memompa vaginaku sambil berjalan, rasanya nikmat sekali. Aku heran dan menduga-duga ke mana ia mau membawaku, sambil mulai memperhatikan keadaanku. Bajuku masih melekat, walaupun tanpa bra. Aku memang tak pernah tidur dengan memakai bra.
Tapi celana panjangku dan celana dalamku tidak ada, dan sempat aku melihat dari pintu kamarku ketika Joko membawa tubuhku keluar, kutemukan kedua benda itu tergeletak di lantai kamarku. Kini Joko menuruni tangga, rupanya hendak mengajak rekannya kemarin untuk bersama-sama menikmati tubuhku.
Gawat juga nih. Kalau tiap pagi sarapan sex seperti ini, bagaimana aku konsentrasi di sekolah? Tapi aku tak kuasa menolak kenikmatan ini, dan pasrah saja mengikuti kemauan Joko. Setiap langkahnya di tangga membuat penisnya memompa vaginaku, dan aku orgasme ringan hingga cairan cintaku mengalir semakin banyak, seharusnya membasahi paha Joko, yang terlihat senang-senang saja.
Akhirnya ia membawaku ke kamar tidur pembantu laki-laki di rumahku, dimana pak Bejo dan Mamang sudah menunggu. Dengan nafas tersengal-sengal karena sodokan Joko yang semakin gencar, aku yang menyadari akan segera digangbang lagi, mencoba mengingatkan mereka dengan terputus-putus bercampur desahan dan lenguhan,
“Kalian… harus inghh… ingat… yaaah…. ngggh…. aku nantiiii…. harus… sekolah….”.
Mereka tertawa, dan Bejo berkata
“Tenang non, cuma satu ronde kok. Kami kan juga harus kerja membersihkan bagian luar rumah Non…”
Bejo membelai pantatku dan melanjutkan.
“Aduh non, kalau begini non cantik banget lho non, mana ada bintang film porno yang secantik nona kita ini ya?”.



Pak Mamang menyibakkan rambutku yang terurai ke belakang telingaku dan menimpali,
“Kita ini benar-benar beruntung bisa kerja di sini. Di mana lagi kita dapat menikmati nona amoy secantik non ini.. seterusnya lagi. Non Cindy sendiri kan yang minta? Kalau begini mah, bayaran gak naik juga kita betah lho Non kerja sampai tua di sini”.
Mereka tertawa senang sementara aku yang antara malu bercampur terangsang, tak bisa menanggapi gurauan mereka, karena Joko sudah melanjutkan pompaan penisnya yang sekeras batangan besi itu, membuatku menggeliat dan melenguh dalam pelukannya.
“Nggggh.. Jooo…. aduuuh…. emmpph”, Joko memagutku dengan buas, hingga aku tak bisa lagi bebas melenguh.
Yang lain sabar menanti gilirannya dengan caranya masing-masing, Bejo membelai dan meremas pantat dan payudaraku, sementara pak Mamang membelai-belai rambutku yang panjang sampai sepunggung ini, sambil menghirup bau harum rambutku.
Dengan tubuh yang dirangsang 3 orang sekaligus seperti ini, membuat orgasme demi orgasme meluluh lantakkan tubuhku, sampai akhirnya datanglah saat-saat yang paling nikmat itu, aku kembali mendapatkan multi orgasme.
“Mmmmmph… hnngggh.. oooohhhh… aaa….duuuuuh….” erangku saat tubuhku terlonjak-lonjak tak karuan, cairan cintaku membanjir dan membanjir.
Betisku melejang-lejang, pinggangku tertekuk ke belakang ketika aku menikmati orgasmeku dengan total. Tubuhku pasti sudah jatuh kalau tak ditahan Bejo dan pak Mamang, yang memanfaatkan kesempatan itu untuk menyusu pada payudaraku sambil meremas-remas dengan gemas, membuat orgasmeku yang susul menyusul ini makin terasa nikmat. Dentang grandfather clock dari dalam ruang tamu di rumahku menunjukkan sekarang ini adalah jam 09:00!
Oh… entahlah, mungkin sudah sejam kali aku digenjot Joko, kalau ditambah dengan waktu aku masih tertidur. Ia memang perkasa untuk urusan sex, membuatku semakin kagum padanya. Beberapa menit setelah aku orgasme, Joko tak tahan lagi.
“Oooh… memeknya non Cindy ini…. rasanya kontolku kayak diurut-urut… sudah 3 menit… aaah… “, erangnya sambil menembakkan spermanya di dalam liang vaginaku.
Aku memejamkan mata ingin menikmati sepuas-puasnya rasa hangat yang memenuhi relung-relung vaginaku. Kurasakan tubuhku dibaringkan di salah satu ranjang mereka, dan penis Joko sudah terlepas dari vaginaku. Aku membuka mataku, untuk melihat giliran siapa berikutnya.
Sedikit beda dari kemarin, sekarang gilirannya Bejo, yang sudah mengambil posisi di selangkanganku, dan segera membenamkan penisnya ke dalam vaginaku yang masih sangat basah oleh cairan cintaku dan sperma Joko. Aku hanya bisa menggeliat pasrah dibawah tindihan Bejo, yang dengan penuh semangat menggenjotku sepuas-puasnya.


Pak Mamang masih memainkan rambutku, yang menurutnya sangat indah. Tiba-tiba aku teringat penis Joko yang pasti masih belepotan sperma yang bercampur cairan cintaku. Entah apa yang mendorongku, tapi aku hampir tak bisa mempercayai bahwa itu adalah suaraku sendiri ketika aku memanggil Joko,
“Joo, sini aku oralin bentar”.
Joko yang sedang duduk di lantai beristirahat, tentu saja tak perlu kuminta dua kali, ia segera bangkit mendekatiku dan menyodorkan penisnya untuk kuoral, dan tanpa malu-malu aku memegang penis yang sudah mengendur itu, ku kulum-kulum dan kuseruput hingga pipiku terlihat kempot, sampai tak ada sperma yang tersisa, sementara Joko melenguh-lenguh keenakan.
Benar-benar edan! Bagaimana mungkin aku bisa seliar ini? Bahkan aku merasa sperma itu begitu enak dan gurih, apakah ini karena aku mulai ketagihan minum sperma? Mungkin saja, karena kini aku sudah tak sabar lagi menunggu Bejo orgasme, karena aku ingin segera menjilati dan menyedot sperma lagi.
Maka setelah penis Joko selesai kuoral sampai bersih, aku segera menggerakkan pinggulku menyambut tusukan demi tusukan Bejo, dan benar saja, tak sampai 10 menit Bejo sudah menggeram. Ingin aku memintanya keluar di mulutku, namun aku takut dianggap tidak adil karena tadi Joko sudah keluar di dalam.
Maka aku diam saja, membiarkan Bejo memuaskan hasratnya untuk menyemprotkan spermanya dalam liang vaginaku. Setelah kurasakan tak ada semprotan lagi, aku segera mendorong tubuhnya sampai penisnya terlepas dari jepitan liang vaginaku, dan buru-buru aku berkata,
”Jo, cepat sini…”. Bejo pun segera menghampiriku, membenamkan penisnya ke mulutku, dan aku segera menyedot-nyedot dengan memejamkan mataku, merasakan tetes demi tetes sperma yang teroleskan di lidahku.
Rasanya nikmat sekali, asin dan begitu gurih.
Pak Mamang yang sempat tak kulihat batang hidungnya, kulihat kembali, sambil membawa sebuah sendok teh dan piring kecil. Aku tak terlalu memperdulikan hal itu, dan terus mengulum penis Bejo. Tiba-tiba, aku melepaskan kulumanku, sambil melenguh pelan karena merasakan nikmat pada selangkanganku.


Tak apa-apa, toh penis Bejo sudah bersih. Tapi bukan itu yang harus kupikirkan, maka aku melihat ada apa dengan selangkanganku. Ternyata pak Mamang sedang menyendoki lelehan sperma yang bercampur cairan cinta yang mengalir keluar dari vaginaku, dan ditadahi dengan piring kecil tadi.
Aku hanya diam menahan nikmat, ketika sendok kecil itu mengorek-ngorek vaginaku dengan lembut, seolah menyendoki cairan cintaku dan sperma-sperma dari Joko dan Bejo. Setelah cukup lama, mungkin setelah vaginaku sudah tak terlalu becek lagi, pak Mamang berkata,
“Non Cindy, non suka peju ya? Saya suapin peju mau ya?”.
Aku dengan sedikit malu, mengangguk pelan, dan pak Mamang mulai menyuapiku dengan lembut seperti menyuapi anaknya yang sedang sakit. Kembali aku merasakan sperma yang bercampur cairan cinta. Suapan demi suapan cairan yang gurih dan nikmat ini membuat aku tak begitu lapar lagi meskipun aku ingat aku belum makan pagi. Setelah jatahku habis, pak Mamang mulai bersiap menggenjotku, sambil bertanya,
“Non Cindy, non mau nggak kalau nanti saya mengeluarkan peju dalam mulut non?”.
Aku mengangguk senang, kemudian melebarkan selangkanganku selebar-lebarnya, karena aku ingat penis pak Mamang ini berukuran raksasa. Kurasakan penis itu sudah mulai melesak sedikit, dan gairahku langsung naik cepat. Apalagi Joko dan Bejo ikut menyusu pada payudaraku dengan remasan-remasan kecil.
“Aduh… oooh…”, erangku antara sakit dan nikmat.
Tetap saja ada rasa sakit yang melanda vaginaku, karena ukuran penis pak Mamang sangat besar. Tapi kini aku bisa lebih cepat beradaptasi, dan mulai mengimbangi genjotan sopirku ini. Setelah rasa sakit itu lenyap, aku mulai mendesah dan melenguh keenakan. Penis itu seolah menancap begitu erat, sehingga ketika pak Mamang menarik penisnya, seolah vaginaku yang menjepit penisnya ikut tertarik, dan tubuhku terangkat sedikit.
Namun ketika penis itu menghunjam, rasanya vaginaku serasa sedang dimasuki daging keras yang besar hingga sesak sekali. Tak sekeras punya Joko memang, tapi masih keras untuk ukuran orang seumur pak Mamang. Dan cukup keras untuk membuat aku serasa melayang ke awang-awang.
Rasa nikmat ini akhirnya membuat aku orgasme, kembali kakiku melejang-lejang membuat jepitan vaginaku pada penis pak Mamang makin erat, dan ini membuat pak Mamang kelabakan, penisnya berkedut-kedut. Ia segera menarik penisnya lepas dari vaginaku dengan tergesa-gesa, dan segera membenamkan penisnya dalam mulutku.
Segera semprotan spermanya yang juga terasa asin dan gurih, membasahi kerongkonganku. Aku terus melahap sperma itu, menjilati dan mengulum penis itu hingga bersih. Aku sudah tak merasa lapar lagi setelah sarapan sperma dan cairan cintaku sendiri.
Mereka bertiga akhirnya duduk mengatur nafas mereka yang masih memburu. Joko yang paling duluan pulih, namun sesuai janji mereka, ini hanya satu ronde. Tiba-tiba Selly datang terburu-buru sambil membawa celana dalam dan celana panjang satin pasangan baju tidurku.
“Non, kakaknya non sudah pulang. Cepetan non, pakai ini dan kembali ke kamar non”, seru Selly agak panik.


Aku juga ikut panik, segera memakai celana dalam dan celana panjang ini, kemudian berlari kembali ke kamarku. Yang lain juga segera memakai bajunya masing-masing, kemudian segera keluar dari kamar tempat kami pesta sex barusan, seolah-olah sedang bekerja seperti biasa.
Untung Selly memberitahu tepat pada waktunya, aku sudah di dalam ruang makan ketika kudengar deru mesin mobil kakakku di garasi. Rupanya dosen yang mengajar mata kuliahnya pagi ini tidak datang. Aku naik tangga dengan jantung berdegup kencang, akhirnya sampai juga aku ke dalam kamarku yang kulihat sudah rapi, pasti Selly yang merapikan.
Sempat kulihat jam, ternyata sudah jam 09:30. Dan aku segera masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuhku dari keringatku dan keringat 3 orang tadi, juga vaginaku kucuci bersih, hingga terasa kesat. Mungkin karena cuma 1 ronde, tubuhku tak terlalu lelah.
Selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku sambil memastikan tak ada tanda-tanda aku baru saja bermain sex dengan mereka. Lalu aku memakai baju santai, dan turun ke ruang makan. Di sana sudah menunggu kakakku, yang membawakan aku nasi campur di dekat sekolahnya, kesukaanku. Yah, kebetulan deh. Aku kan belum makan pagi, cuma sarapan sperma dari mereka bertiga tadi. Aku memeluk kakakku senang, dan berkata,
“Thank you ya kokoku yang baik”.
Kokoku tertawa dan menggodaku,
“Iya me. Tapi baik kalau bawain makanan aja ya? Kalau nggak jadi nggak baik?”.
Aku memukul lengannya manja, lalu kami makan bersama. Kami ngobrol kesana kemari, dan tak terasa akhirnya selesai juga kami makan. Kokoku kembali ke kamarnya, mungkin main komputer. Aku juga kembali ke kamarku, mempersiapkan diri ke sekolah.
Sekarang sudah jam 10, aku biasanya berangkat jam 11:30. masih ada satu setengah jam lagi, aku menyiapkan seragamku, putih abu-abu. Juga tas sekolahku, yang membuatku teringat tentang obat perangsang itu. Lalu aku menyisir rambutku rapi, dan duduk manis di ranjangku.
Sambil menunggu, aku menelepon temanku, dan kami ngobrol sampai tak terasa sudah waktunya aku harus berangkat. Setelah berpamitan, aku mengenakan seragam sekolahku, lalu berpamitan pada kokoku, dan turun ke garasi. Seperti biasanya, pak Mamang menawarkan diri untuk mengantarku, tapi kutolak halus karena aku ingin menyetir mobil sendiri.

Kunjungi Kami Di 

Website : cuekasir4d.com
WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252
TELEGRAM : +62 821-1785-1681

👇Klik link di bawah👇

Dalam perjalanan, aku mengingat-ingat kejadian pagi ini, dan membayangkan besok aku harus melayani mereka bertiga lagi karena kokoku kuliah pagi sampai siang. Hmm, sarapan sex tiap pagi sebelum ke sekolah? Aku menggelengkan kepala tak habis pikir, bisa-bisamajikan



KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT

 KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT KASIR4D     KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT Cerita Dewasa Langsung aja ke ceritanya yang sesuai judul thread “Kerja...