Jumat, 06 Desember 2024

KETIKA RUMAH SEPI MENJADI CERITA

 KETIKA RUMAH SEPI MENJADI CERITA


KASIR4D - Ketika Rumah Sepi Menjadi Cerita


Istriku memang sengaja tidak membangunkan aku karena tadi malam aku pulang jam 4 pagi sampai rumah. Karena memang pekerjaanku sebagai auditor selalu dikejar target laporan, beruntung dalam teamku bekerja ada satu wanita yang bebas dengan segala sesuatu,

Sebut saja Kiki dialah yang semalam memberikan service kepadaku untuk mengurangi keteganganku dalam bekerja, menurut dia bers*tubuh dengan orang lain bukan hal tabu lagi buat dia karena dia tidak mempermasalahkan jika suaminya juga berkencan dengan wanita lain, yang penting dalam prinsip dia adalah tidak lihat langsung saat kejadian tersebut.

Aku yang masih enak dikasur masih teringat dengan kejadian semalam aku tersenyum bahagia, sebetulnya saya bisa pulang awal jam 10 malam karena memang saat itu aku dan Kiki sedang h***y h*rnynya jadi kita bisa 3 ronde sampai akhirnya pagi menyambut kita.


Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah, setelah memutar DVD **. Sengaja kusetel, biar hasr*tku cepet tuntas. Setelah kubuka celanaku, aku sekarang hanya pakai kaos, dan tidak pakai celana. Pelan-pelan kuurut dan kuk*c*k tongk*lku.

Tampak dari ujung lubang t*ngkolku melelehkan cairan bening, tanda bahwa b*rahiku sudah memuncak tinggi. Aku pun teringat Ririn, sahabat istriku. Kebetulan Ririn berasal dari suku Chinese. Dia adalah sahabat istriku sejak dari SMP hingga lulus kuliah, dan sering juga main kerumahku. Kadang sendiri, kadang bersama keluarganya.

Ya, aku memang sering berf*ntasi sedang meny*tubuh* Ririn. Tubuhnya mungil, setinggi Kiki, tapi lebih gendut. Yang kukagumi adalah kulitnya yang sangat-sangat-sangat putih mulus, seperti warna patung lilin. Dan pant*tnya yang membulat indah, sering membuatku ngac*ng kalo dia berkunjung.

Aku hanya bisa membayangkan seandainya tubuh mulus Ririn bisa kuj*mah, pasti nikmat sekali. Fant*siku ini ternyata membuat t*ngkolku makin keras, merah padam dan cairan bening itu mengalir lagi dengan deras. Ah Ririn…seandainya aku bis a meny*ntuhmu..dan kamu mau ngoc*kin t*ngkolku..begitu pikiranku saat itu.


Lagi enak-enak ngoc*k sambil nonton bok*p dan membayangkan Ririn, terdengar suara langkah sepatu dan seseorang memanggil-manggil istriku.
“Ndah…Indah…aku dateng,” seru suara itu…

Oh my gosh…itu suara Ririn mau ngapain dia kesini, pikirku. Kapan masuknya, kok gak kedengaran? Ririn memang tidak pernah mengetuk pintu kalau ke rumahku, karena keluarga kami sudah sangat akrab dengan dia dan keluarganya. Belum sempat aku berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan diri, tau-tau Ririn udah nongol di ruang tengah, dan

“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “Kamu lagi ngapain?”
“Aku…eh…anu…aku….ee…lagi…ini…,”aku tak bisa menjawa pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. Semua bercampur jadi satu.

Orang yang selama ini hanya ada dalam fant*siku, tiba-tiba muncul dihadapanku dan straight, langsung melihatku dalam keadaan tel*nj*ng, gak pake celana, Cuma kaos aja. Ngac*ng pula.
“Kamu dateng ok gak ngabarin dulu sih?” aku protes.

“Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi tel*nj*ng, nonton ** sendirian,lagi ngapain sih?”ucapnya sambil duduk di kursi didepanku.
“Yee…namanya juga lagi h***y…ya udah mending col*i sambil nonton **. Lagian anak-anak sama mamanya lagi pergi ke sekolah. Ya udah, self service,”sahutku.

“Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. Kamu gak risih apa?”
“Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain juga dtitutupin? Telat donk,”kilahku.
“Dasar kamu ya. Ya, udah deh, aku pamit dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Ririn beranjak dari duduknya, dan pamit pulang.

Buru-buru aku mencegahnya. “Rin, ntar dulu lah…,”pintaku.
“Apaan sih, orang aku mau ngajak Kiki jalan, dia nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya.
“Bentar deh Rin. Tolongin aku, gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya.


“G*la kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Ririn protes sambil melotot.
“Kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk aku lakukan itu,”sergahnya.
“Rin,”sahutku tenang. “Aku gak minta kamu untuk melakukan hal itu. Enggak. Aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku col*i.” “Gimana?”

Ririn tidak menjawab. Matanya menatapku tajam.Sejurus kemudian..
“Ok, Rin. Aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu. Tapi, sebelum itu, kamu juga buka bajumu dong…pake ** sama ** aja deh, gak usah tel*nj*ng. Kan kamu dah liat punyaku, please?” aku merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir.

“Hm…fine deh. Aku bantuin deh…tapi bener ya, aku masih pake ** dan **ku dan kamu gak nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya.
“Tapi, tunggu. Aku mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku?”
“Yaaa…aku berani-beraniin…toh aku gak nyentuh kamu, Cuma liat doang.

Lagian, kamu dah liat punyaku? Trus, aku lagi col*i sambil liat **…lha ada kamu, kenapa gak minta tolong aja, liat yang asli?”kilahku.
“Dasar kamu. Ya udah deh, aku buka baju di kamar dulu.”
“Gak usah, disini aja,”sahutku.

Perlahan, dibukanya kemejanya…dan…ah p******a itu menyembul keluar. p******a yang terbungkus ** s*xy berwarna merah…menambah kontras warna kulitnya yang sangat putih dan mulus. Aku menelan ludah karena hanya bisa membayangkan seperti apa isi ** merah itu.

Setelah itu, diturunkannya zip celana jeansnya, dan dibukanya kancing celananya. Perlahan, diturunkannya jeansnya…sedikit ada keraguan di wajahnya. Tapi akhirnya, celana itu terlepas dari kaki yang dibungkusnya. Wow…aku terbelalak melihatnya.

P*ha itu sangat putih sekali. Lebih putih dari yang pernah aku bayangkan. Tak ada cacat, tak ada noda. Sel*ngk*ngannya masih terbungkus cel*na dalam mini berbahan satin, sewarna dengan **nya. Sepertinya, itu adalah satu set ** dan **.


“Nih, aku u dah buka baju. Dah, kamu terusin lagi col*nya. Aku duduk ya.”
Ririn segera duduk, dan hendak menyilangkan kakinya. Buru-buru aku cegah.
“Duduknya jangan gitu dong…”

“Ih, kamu tuh ya…macem-macem banget. Emang aku musti gimana?”protes Ririn. “N*ngging, gitu?”
“Ya kalo kamu mau n*ngging, bagus banget,”sahutku.
“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.

“Kamu duduk biasa aja, tapi kakimu di buka dikit, jadi aku bisa liat cel*na dalam sama sel*ngk*nganmu. Toh veggy kamu gak keliatan?”usulku.
“Iya…iya…ni anak rewel banget ya. Mau col*i aja pake minta macem-macem,”Ririn masih saja protes dengan permintaanku.

“Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya sambil duduk dan membuka p*hanya lebar-lebar.
“Yak sip.” Sahutku. “Aku lanjut ya col*nya.”

Sambil memandangi tbuh Ririn, aku terus mengoc*k t*ngkolku, tapi kulakukan dengan perlahan, karena aku nggak mau cepet-cepet ejak*lasi. Sayang, kalau pemandangan langka ini berlalau terlalu cepat. Aku pun menceracau, tapi Ririn tidak menanggapi omonganku.

“Oh…Liiiinnn….kamu kok mulus banget siiiihhh….”aku terus menceracau. Ririn menatapku dan tersenyum.
“Sus*mu montok bangeeeettttt… p*hamu sekel dan putiiiihhhh….hhhhh….bikin aku ngac*ng, Liiiiiinnn……”

Ririn terus saja menatapku dan kini bergantian, menatap wajahku dan sesekali melirik ke arah t*ngkolku yang terus saja ngacai alias mengeluarkan lend*r dari ujung lobangnya.

“Pant*tmu, Liiiinnn….seandainya kau boleh megang….uuuuhhhhh….apalagi kena t*ngkolku….oouuufff…..pasti muncrat aku….,”aku mer*ntih dan menceracau memuji keindahan tubuhnya. Sekaligus aku berharap, kata-kataku dapat membuatnya ter*ngs*ng.

Ririn masih tetap diam, dan tersenyum Matanya mulai sayu, dan dapat kulihat kalo nafasnya seperti orang yang sesak nafas. Kulirik ke arah cel*na dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Ririn juga mulai ternagsang dengan aktivitasku.

Karena cel*na dalamnya berbahan satin dan tipis, jelas sekali terlihat ada noda cairan di sekitar selangkannya. Duduknya pun mulai gelisah. Tangannya mulai mer*ba d*danya, dan tangan yang satunya turun mer*ba p*ha dan sel*ngk*ngannya. Tapi Ririn nampak ragu untuk melakukannya. Mungkin karena ia belum pernah melakukan ini dihadapan orang lain.

Kupejamkan mataku, agar Ririn tau bahwa aku tidak memperhatikan aktivitasku. Dan benar saja…setelah beberapa saat, aku membuka sedikit mataku, kulihat tangan kiri Ririn mer*mas pay*daranya dan owww…** sebelah kiri ternyata sudah diturunkan.

Astagaaa..!!! p****g itu merah sekali…tegak meng*cung. Meski sudah melahirkan, dan memiliki satu anak, kuakui, p******a Ririn lebih bagus dan kencang dibandingkan Kiki. Kulihat tangan kiri Ririn memilin-milin put*ngnya, dan tangan kanannya ternyata telah menyusup ke dalam cel*na dalamnya.

“Sssshh….oofff….hhhhhh…..:” Kudengar suara nya mendesis seolah menahan kenikmatan. Aku kembali memejamkan mataku dan meneruskan koc*kan pada t*ngkolku sambil menikmati rintihan-rintihan Ririn.
Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang hangat…basah…lembut…menerpa t*ngkol dan tanganku.


Aku membuka mata dan terpekik. “Lin…kamu…,”leherku tercekat.
“Aku nggak tega liat kamu menderita, Ndrew,”sahut Ririn sambil membelai t*ngkolku dengan tangannya yang lembut.
My gosh…perlahan impin dan obs*siku menjadi kenyataan. t*ngkolku dibelai dan dik*cok dengan tangan Ririn yang putih mulus.

Aku mendesis dan membelai rambut Ririn. Kemudian secara spontan Ririn menj*lat t*ngkolku yang sudah bener-bener sewarna kepiting rebus dan sekeras kayu. Dan…hap…! Sebuah kejadian tak terduga tetapi sangat kunantikan…akhirnya t*ngkolku masuk ke mulutnya. Ya, t*ngkolku dih*sap Ririn. Sedikit lagi pasti aku memperoleh lebih dari sekedar cunil*ngis.

Tak tahan dengan perlakuan sepihak Ririn, kutarik pinggulnya dan buru-buru kulepaskan **nya.
“Kamu mau ngapain, Ndrew?” Ririn protes sambil menghentikan his*pannya.
Aku tidak menjawab, jariku sibuk mengusap dan meremas p****t putih nan montok, yang selama ini hanya menjadi khayalanku.

“Ohh..Lin…boleh ya aku megang p****t sama memiaw kamu?”pintaku.
“Terserah…yang penting kamu puas.”

Segera kur*mas-r*mas p****t Ririn yang montok. Ah, obs*siku tercapai…dulu aku hanya bisa berkhayal, sekarang, tubuh Ririn terpampang dihadapanku. Puas dengan pant*tnya, kuarahkan jariku turun ke a**s dan v*ginanya. Ririn merintih menahan rasa nikmat akibat usapan jariku.

“Achh…Liiiinn…enak bangeeeeett….sssshhh…….”aku menceracau menikmati jil*tan lidah dan hangatnya mulut Ririn saat meng*nyot t*ngkolku. Betul-betul mengga*rahkan melihat bibir dan lidahnya yang merah menyapu lembut kepala dan bat*ng kelel*kianku. Hingga akhirnya….

“Rin….bibir kamu lembut banget sayaaaannggg.
“Keluarin sayang…t*ngkol kamu udah berdenyut tuh….udah mau muncrat yaaa….”
“I…iiy…iiyyaaa….Rin….Ouuuuufuffffff….. argggghhhhhhhhhh…..”


Tak dapat kutahan lagi. Bobol sudah pertahananku. Crottt…..crooottt….crooootttt…
Sp*rmaku muncrat sejadi-jadinya di muka, bibir dan d**a Ririn. Tangan halus Ririn tak berhenti mengoc*k bat*ng kej*ntananku, seolah ingin melahap habis cairan yang kumuntahkan

Ohhhh…….my dream come true….. Obs*siku tercapai…pagi ini aku muncratin pej*hku di bibir dan muka Ririn.
“Lin…kamu gak geli sayang…? Bibir, muka sama d**a kamu kena sp*rmaku?”
Ririn menggeleng dengan pandangan sayu. Tangannya masih tetap memainkan t*ngkolku yang sedikit melemas.

“Kamu baru pertam kali kan, mainin koto orang selain suami kamu?”
“Iya, Ndrew. Tapi kok aku suka ya…terus terang, bau s****a kamu seger banget…kamu rajin maka buah sama sayur ya?” tanya Ririn.

“Iya…kalo gak gitu, Indahmana mau nelen s****a aku.”
“Aihhh….” Ririn terpekik. “Indah mau nelen s****a?”
Aku mengangguk. “Keapa Rin? Penasaran sama rasanya? Lha itu spr*maku masih meleleh di muka sama d**a kamu. Coba aja rasanya,”sahutku.

“Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar lidah dan bibir Ririn mengecap sp*rmaku. Dengan jarinya yang lentik, disapunya sp*rmaku yang tumpah didada dan mukanya, kemudian dij*latnya jarinya smape bersih.Hmmm….akhirnya sp*rmaku masuk kedalam tubuhnya.

“Iya, Ndrew, s****a kamu kok enak ya. Aku gak ngerasa enek pas nelen s****a kamu…”
“Mau lagi….?”
“Ih…kamu tuch ya…masih kurang, Ndrew?”

“Lha kan baru or*l belum masuk ke meq* kamu, Rin.” Sahutku…”Tuh, liat…bangun lagi kan?”
“Dasar kamu ya….”
“Bener kamu gak mau sp*rmaku ? Ya udah kalo gitu, aku mau bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit dari kursi.

“Mau sih…Cuma takut kalo Indah dateng…gimana donk….”Ririn merajuk.
Perlahan kuhampiri Ririn, kuminta dia duduk di sofa, sambil kedua kakiya diangkat meng*ngkang.
Kulihat meq*nya yang licin karena cairan cintanya meleleh akibat perbuatan jariku.

“Hmmm…Lin…meq* kamu masih basah…kamu masih h***y dong…”tanyaku.
“Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti istrimu keburu dateng…Lagian aku udah…Auuuwwww….!!!! Ohhh..Shhhhh…….” Ririn memiawik saat lidahku menari diujung klit*risnya.


“Ndrewwww…kamu g*laaa yaaa…”bisiknya samil menjambak rambutku.
Kumainkan lidahku dikel*nt*tnya yang udah membengkak. Jari ku menguak bibir v****a Ririn yang semakin membengkak. Perlahan kumasukkan telunjukku, mencari G-sp*tnya.

Akibatnya luar biasa. Ririn makin meronta dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan b*r*hinya makin membasahi lidah dan mulutku. Tentu saja hal ini tak kusia-siakan. Kus*dot kuat agar aku dapat menelan cairan yang meleleh dari v*ginanya.

Ya…aroma v****a Ririn lain dengan aroma v****a istriku. Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada s*nsasi tersendiri saat kuhirup aroma kewan*taan Ririn.
“C’mon..Ndrew…I can’t stand…ochhh…ahhhhhh…shhhh……c’mon honey….quick…quick….”

Aku paham, gerakan pantt Ririn makin l*ar. Makin kencang. Kurasakan pula meq*nya mulai berdenyut…..seentar lagi dia meledak, pikirku. dan akhirnya Crottt…..crooottt….crooootttt… AAaaaaahhhhhhh Ririn berteriak dengan keras sampai terkulai lemas di sofa.



Kamis, 05 Desember 2024

KENIKMATAN YANG LAUR BIASA BERSAMA PELA

 KENIKMATAN YANG LAUR BIASA BERSAMA PELA

KASIR4D - Kenikmatan Yang Luar Biasa Bersama Pelanggan


Aku bekerja di satu resto steak yang menyediakan salad bar juga disebuah mal. Beberapa minggu terakhir ini, ada seorang customer, bapak2, yang rajin berkunjung ke resto tempat aku bekerja. Ketika makan, matanya selalu memandangiku.

Dia jawab kalo dikasi tau ya bukan surprise namanya. Terus dia bilang akan nunggu aku sekitar jam 6 sore. Selesai kerja, aku mengganti pakaian dinas dengan pakaian ku sendiri. Aku memakai kaos ketat dengan belahan yang rendah sehingga toketku yang juga besar mengintip keluar, dan celana jeans ketat. Dia menunggu gak jauh dari resto. Tepat ketika aku menyapanyanya, hpku berbunyi, dari temanku.

Suatu hari, dia berkunjung lagi ke restoku. Kebetulan kali ini tamu yang makan cuma sedikit, sehingga ada kesempatan bertegur sapa. Dia menanyakan namaku siapa, kujawab namaku Aku. Dia bertanya lagi, hari ini aku kerja sampe jam berapa. Ketika aku nanya kenapa dia bertanya seperti itu dia bilang mau kasi aku surprise. aku nanya lagi karena penasaran, surprisenya apa.


Dia memandangiku yang sedang menerima telpon temanku. Setelah aku selesai bertelpon, dia bertanya, “Dari siapa Nes, cowok kamu ya”. “Enggak kok pak, dari temanku, ngajakin aku jalan”. “Terus”, tanyanya lagi. “Kan udah janjian ama bapak, ya Aku tolak ajakannya”. Temen kamu cowok atau cewek”, tanyanya terus. “Cowok pak”, jawabku. “NGajakin jalan tau ngajak pacaran?” guyonnya lagi. “Dua2nya pak”, jawabku sekenanya sambil tertawa. “Katanya mau kasi surprise?”, tagihku. Dia lalu mengajakku ke toko hp.

“Ma kasih ya pak, bapak baik amat sih mau beliin Aku hp baru, triji lagi”. Dia hanya tersenyum dan mengajak aku makan, tentunya bukan makanan yang dijual di resto ku. Sambil makan dia terus mengajakku guyon, orangnya menyenangkan. “Kamu besok kerja jam brapa Nes”, tanyanya. “Besok Aku off pak. emangnya kenapa”. “Aku mo ngajak kamu jalan, kalo besok kamu off kan gak usah buru2 pulang”. “Jalan kemana pak”, aku sudah menduga apa jawabannya. Pastinya akan ngajakin aku ngentot, apa lagi kalo gak itu.


Kalo aku lewt dekat mejanya, selalu dia senyum, dia berusaha mengajak aku berkomunikasi tetapi belum pernah berhasil karena ketika dia makan di resto itu, suasana sedang rame, sehingga aku dan juga waiter/waitress lainnya menjadi sangat sibuk melayani tamu.


“Wow.., mobilnya keren banget pak. Sama kaya orangnya” kata ku setelah kami sampai di mobilnya. Aku duduk di depan disebelahnya. Tak lama kamipun meluncur meninggalkan mal. Dia mulai mengelus2 paha ku yang masih tertutup celana jeans. Tentunya elusannya tidak terlalu terasa karena masih terhalangi kain jeans celanaku.

Dia membawaku ke apartmentnya. Tak lama kami sudah sampai di apartment. Kita turun ke basement, parkir mobil dan menuju lift. Dia langsung memijit lantai apartmentnya dan lift meluncur ke atas. Apartmentnya type studio sehingga hanya ada satu ruang yang multi fungsi, kamar mandi dan pantri yang merangkap dapur. Dia merebahkan diri di ranjang. Sementara aku pergi ke kamar mandi. Ketika muncul kembali, aku hanya berbalut handuk kemudian ikut rebahan diranjang bersamanya. Dia melingkarkan tangannya pada pundak ku dan mengelus-elus nya.

Tak lama dia mulai menciumi bibir ku sambil meraba-raba toket ku. Dia membuka belitan handuk sehingga aku langsung bertelanjang bulat. Dia melotot melihat jembutku yang lebat. Langsung diciumi dan dijilati toket ku dengan rakus. Dihisap hisapnya pentil ku. Jarinya meraba bibir nonok ku yang dipenuhi dengan jembut yang lebat. Akupun melenguh nikmat ketika jarinya menemukan itilku. Sementara itu, toket ku masih terus dijilati dan diemut pentilnya. Aku yang sudah sangat bernafsu kemudian berbalik menindih tubuhnya.

Dengan cepat aku melucuti kancing kemejanya. Kuhisap pentilnya, sementara tanganku melucuti celananya. “Ines buka dulu ya pak” kataku sambil bangkit duduk dan membuka seluruh pakaiannya. Dia tinggal berCD, dan tampak kontolnya mencuat keluar tak mampu tertampung didalam CD. “Kontol bapak gede banget, panjang lagi” kataku sambil mengelus-elus kontolnya dari balik CD.

Akupun kemudian membuka CD nya, dan kontolnya yang sudah ngaceng keras tampak berdiri tegak dihadapannya. “Gila.. Gede banget.. Bikin Ines nafsu..” kataku sambil menundukkan kepala mulai menjilati dan kemudian mengulum kontolnya. Dia mengelus- elus rambutku yang panjang. Kadang tangannya berpindah ke toketku yang sekal dan mempermainkan pentilnya. “Nes.. Enak banget Nes..” desahnya, aku terus menjilati kontolnya. “Ih.. pak, gede banget..”. “Memang kamu belum pernah liat yang besar begini?” “Belum pak.. Punya cowok Ines nggak sebesar ini.” jawabku.

“Arghh.. Enak Nes.” erangnya lagi. Kujilatinya lubang kencingnya dan kemudian kukulum kontolnya dengan bernafsu. Sementara itu batang kontolnya kukocok sambil sesekali kuremas perlahan biji pelernya. Dia keenakan ketika aku mengeluar masukkan kontolnya dengan mulutku. Dia mengusap-usap rambutku dengan gemas. Ruangan segera dipenuhi oleh erangannya. Saat aku menghisap kontolnya, kepalaku maju mundur, toketku pun bergoyang.

Dengan gemas diremasnya toketku. “Nes.., jepit pakai toketmu ” pintanya. Aku langsung meletakkan kontolnya di belahan toketku, dan kemudian dia mengenjot kontolnya diantara toketku. “Enak banget sshh..” Dia seperti tak kuasa menahan rasa nikmat itu. Setelah beberapa lama, dia menyodorkan kembali kontolnya ke mulutku. Aku menyambutnya dengan penuh nafsu.

 “Pak.. Aduuhh.. Aduuhh pak! Sshh.. Mmppffhh.. Ayo pak.. Masukin aja.. Nggak tahann..” aku menjerit-jerit tanpa malu. “Udah nggak tahan ya.. Nes, cepat banget sudah napsu lagi..” jawabnya. Tiba-tiba dia langsung menekan sekuat tenaga. Aku sama sekali tak menyangka akan hal itu, sehingga kontolnya langsung melesak ke dalam nonokku. Kontolnya kembali menyesaki nonokku yang sempit itu. Dia mulai mengenjotkan kontolnya naik turun dengan teratur sehingga menggesek seluruh lubang nonokku.

Aku turut mengimbanginya, pinggulku berputar penuh irama. Bergerak patah- patah, kemudian berputar lagi. Efeknya luar biasa, kedutan nonokku kembali terasa. “Nes, nikmat banget deh empotan nonok kamu”, katanya terengah. Aku semakin bergairah, pinggulku terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot nonokku.

Setelah beberapa lama, aku menaiki tubuhnya dan mengarahkan kontolnya ke nonokku. Aku menurunkan tubuhku dan kontolnya mulai menerobos nonokku yang sempit. “Ooh.. besar banget nih kontolnya pak.. Ahh..” desahku ketika kontolnya telah berhasil memasuki nonokku.

“Tapi enak khan..” tanyanya menggoda “Iya sih..Aduh.. Oh.. Sstt.. Hah.. Hah..” erangku lagi ketika dia mulai menggenjot nonokku dari bawah. Dia memegang pinggangku sambil terus mengenjot nonokku. Sementara aku menyodorkan toketku ke mulutnya. Dia segera menjilati toket ku. “Pak.. Gimana pak.. Enak khan ngentotin Ines?” tanya ku menggoda. Aku masih meliuk-liukan tubuhku.

Aku pun menjerit nikmat. Toketkupun tampak bergoyang-goyang menggemaskan. Bosan dengan posisi ini, dia kemudian duduk di kursi. Aku lalu duduk membelakanginya dan mengarahkan kontolnya ke dalam nonokku. Dia menyibakkan rambutku yang panjang dan menciumi leher ku. Sementara itu aku bergerak naik turun.

Setelah dia selesai menikmati toket ranumku, kembali aku mengenjot tubuhku naik turun dengan liar. Binal banget kelihatannya. Cukup lama dia menikmati perngentotan dengan aku di atas kursi. Lalu dia berdiri, dan kembali berciuman dengan aku sambil dengan gemas meremas dan menghisap toketku. Dia ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu aku direbahkan di atas ranjang. Dia kemudian mengarahkan kontolnya kembali ke dalam nonokku.

“Ahh..” erangku kembali ketika kontolnya kembali menyesaki nonokku. Langsung dia mengenjot dengan ganas. Erangan nikmat mereka berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Aku menggelengkan kepala ke kanan kekiri menahan nikmat. Tanganku meremas-remas sprei ranjang.


“Pak.. Ines hampir sampai pak.. Terus.. Ahh.. Ahh” jeritku sambil tubuhku mengejang dalam dekapannya. Aku telah nyampe. Dia menghentikan enjotannya sebentar, dan aku pun kemudian lunglai di atas ranjang. Butir keringat mengalir diwajahku. Toketku naik turun seirama dengan helaan nafasku. Dia kembali menggemasi toketku dengan bernafsu.

Beberapa saat kemudian dia mulai menciumiku sambil mengusap-usap pahaku, dan kemudian mengilik nonokku dengan jemarinya. “Ehmm..” erangku saat itil diusap-usap dengan gemas. Eranganku terhenti karena dia menciumku dengan penuh napsu. Tangannya meremas2 toketku yang besar menantang. Dia mengarahkan kontolnya kedalam nonokku.

Ah..” desahku ketika kontolnya kembali menyesaki nonokku. Aku kemudian menaik-turunkan tubuhku di atas pangkuannya. Dia pun tak tinggal diam, aku diciuminya ketika aku sedang mengenjot kontolnya dalam jepitan nonokku. Sambil menciumi aku, tangannya memainkan itilku. “Ah.. Terus pak.. Ines mau nyampe..” desahku. Semakin cepat dia mengusap itilku, sedangkan tubuhku pun semakin cepat menggenjot kontolnya. “Ahh..” erangku nikmat saat aku nyampe. Tubuhku mengejang dan kemudian terkulai lemas diatas pangkuannya. Kembali terasa nonokkua berkedut2 dengan keras. Setelah reda kedutan nonokku, kontolnya dicabut dari nonokku, masih ngaceng keras dan berlumuran cairan nonokku.

Aku ditelentangkan dan segera dia menaiki tubuhku. Pahaku sudah mengangkang lebar. Dia tidak langsung memasukkan kontolnya kedalam nonokku, tetapi digesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir nonokku hingga menyentuh itilku.



Rabu, 04 Desember 2024

SANG PERJAKA

 SANG PERJAKA


KASIR4D - Sang Perjaka


Ada yang pernah KKN saat kuliah dulu?
Atau penasaran gimana sih KKN itu?
Atau mau tau serunya KKN Bareng cewek-cewek yang bodi bagus + mukanya lumayan cakep?
Kalau gitu, ane mau cerita deh tentang salah satu KKN impian ane. Boleh kan suhu?
Saran ane sih, ini cerita sekali-kali jangan dibaca kecuali suhu-suhu pada bener-bener mau ngebayangin tiga bulan KKN yang penuh sensasi.

Nanti sih settingnya kebanyakan di rumah kontrakan yang kelompok si korban (sekaligus pelaku juga sih) sewa waktu KKN pada sebuah desa di pegunungan Bukit barisan. Lokasi pastinya biarlah menjadi rahasia ane ya.

Adel

Cindy

Ratih

Sinta

Part 1
“Selamat pagi” dari Adel

Pada suatu pagi yang dingin

Entah kenapa aku merasa seperti ada rasa geli dan basah pada penisku. Akupun membuka mataku perlahan dan kulihat salah satu teman KKN ku sedang menciumi penisku.


“Lho del kamu lagi ngapain?
Lho celanaku kok bisa ga ada?”
Perlahan diemutnya penisku dan dimasukkan kedalam mulutnya. “Eeeh, kok dimasukin del?” “Mmmmmmmmh..”

Adel pun mengeluarkan penisku dan dengan senyum manisnya ia berkata,”Udah dan, diem aja, nikmatin aja.” Aku yang masih kaget pun hanya bisa pasrah “iya del, tapi jangan digigit ya” adel menganggukan kepalanya “heemmmmm” tak lama kemudian penisku pun kembali diemut oleh gadis manis berjilbab hitam ini.

“Clop clop clop sluuurp
Clop clop clop sluuurp” suara penisku dan ludah Adel beradu dimulutnya
“Hhmmm, ah iya disitu, terus del jilat ujungnya
Aahhh,* eh kok dimasukin semuanya gitu di mulutmu.”
Gila ini anak, niat banget kayaknya nyepongnya


“Eh eh eh,, itu kok disedot sedot aduuuuhh.. ah”
crot crot crot maniku pun mennyemprot mulut si Adel
“iiiih, banyak banget sih, lengket tauk” protes si Adel dengan ekspresinya bikin aku makin gemes sama ini anak.”lah jaim amat del sok bilang lengket lengket segala, padahal mah di habisin gitu mani nya.” Ledekku “iya dong, mani nya Dani mah harus dihabisin, biar ketagihan sama sepongan Adel. enak kan bangun langsung disepong sama Adel?” Adel langsung pasang muka manja andalannya.


D : “iya del, enak gila. Tapi kok tumben bisa nyepong pagi-pagi?”
A : “iya ini kan senin dan, anak-anak pada ikut upacara”
D : “lha kamu ga upacara del?”
A : “ga ah, males lagian kan ga ada kelas hari ini, aku alesan aja mau nyuci sama bikin laporan.”
D : “yee dasar tukang bolos”
A : “biarin, protes aja kamu ini. Ga aku kasih sepongan “selamat pagi” lagi nih”
D: “duh ngambek euy si Adel, yakin mau ngambek? Ini kontol siap rajin muncrat lho padahal kalo yang nyepong cewek pinter kayak Adel.” Sambil kuelus-elus kepala Adel yang ditutupi jilbab hitam itu.
A : “huuu ada maunya aja muji-muji”
D: “Dell, enak banget sih mulut kamu, serius deh”
A : “iya dong, siapa dulu. Adel gitu lho. Dani suka kan?”
D : “hehehe, iya del suka. Del kamu udah mandi belum? Mandi yuk udah jam berapa ini?”
A : “baru jam 8 sih, tapi ayo deh kalo kamu yang ngajak mandi” adel perlahan membuka kancing kemejanya yang ngepres body itu.

Waduh digodain lagi deh sama ni anak. Mana sejam lagi aku harus ke sekolahan lagi, cukup ga ya waktunya.

D : “tapi aku jangan dinakalin ya bu guru”
A : “yeee, yang ngajarin nakal siapa padahal. Ayo ah. Jadi mandi ga? Ga pengen nenen sama Adel tah?” Adel malah busungin dadanya lagi
D: “mana bisa nolak del,yuk lah”
A : “hahaha, dasar abang mesum, godain dikit aja udah pengen”
D : “Mana bisa tahan del, kalo gadis seranum kamu yang godain aku”

Si gadis semok yang baru saja menghisap maniku pun ternsenyum dan perlahan bangun lalu berjalan menuju kamar mandi di bagian belakang rumah. Mataku tak bisa lepas memandangi bokong semok berbalut legging hitam Adel yang bejalan perlahan didepanku. Dalam hatiku membatin “cadas nih cewek, baru seminggu diajarin udah bisa deep throat aja.”

-bersambung-

Part 2

Perkenalan

Sebulan sebelumnya

“Ting” sebuah sms dari nomer tak dikenl masuk di hp ku.
“Hai Dani, ini Sinta
Kita KKN satu pekon lho. Salam kenal ya”
Kubalas singkat saja sms itu
“Iya, sama-sama”
Sms ku pun langsung dibalas lagi oleh Sinta
“Oh iya dan, hari jumat sore anak-anak ngajakin kumpul lho, perkenalan pertama gitu. Jam 5 ya jangan sampe telat ^_^”
Ini anak cepet ngakrab juga rupanya, cakep ga ya kira-kira.
“Oke sin, makasih”
Sengaja singkat-singkat ku bales smsnya si Sinta, lha belum tau orangnya kayak apa, belum tau mukanya gimana, masa mau sok asik. Nanti kalo udah asik terus ngarep cakep kan nyesek.

Jumat sore di kampus depan Gedung F

“Ini pada ngumpul dimana ya anak-anak KKN, kok ga ada yang ku kenal ya,” batinku. “Mana udah setengah enam lagi.”
“Dan dani, sini.” Kulihat seorang gadis berjilbab merah dengan tubuh semampai melambai-lambaikan tangannya kepadaku.
Aku pun langsung menghampiri nya dan kulihat sudah ada 4 orang lagi sudah berkumpul disana.

“Wah udah lengkap ya, maaf ya ga sadar kalo pada nunggu di sini” ucapku penuh sesal.
“Sebenernya sih kita udah liatin lo muter-muter dan, tapi sengaja gua ajakin anak-anak buat diem dulu.
Lumayan kan ada hiburan liatin orang bingung”
Si gadis berjilbab merah yang ternyata paling cantik di kelompok itu bicara padaku sambil tersenyum.

“Oh iya kenalin, gue Sinta, ini Ratih (sambil menunjuk ke perempuan paling mungil di kelompok), yang di ujung sana Cindy kalo yang ini Adel”
“Hai semua, gue Dani”
Wah ternyata perempuan di kelompok KKN ini lumayan juga ya.

Yang paling cakep ya si Sinta ini, Badannya proporsional dengan pinggul ala Zaskia Gothik, pakaiannya juga paling stylish dengan jilbab pashmina merah diatas kemeja kotak-kotak agak mirip kemeja jokowi dipadankan dengan rok hitam yang tidak bisa menyembunyikan potensi pinggulnya.

Ratih, ini tipe tipe tocil gitu, dengan batik hijau dan rok hitam berbalut jilbab hijau. Gayanya ga neko-neko standar perempuan berjilbab pada umumnya. Kalau lihat mukanya sih kalem banget deh kayaknya si Ratih ini.

Cindy ini yang paling tinggi badannya kayak model, wajah paling putih, jilbabnya model praktis bajunya juga agak nge press body dan roknya agak kependekan, emang sih lagi nge tren model begini, tapi agak aneh aja liatnya, entah karena warnanya terlalu rame atau mungkin bukan seleraku aja yang begini ini.

Nah yang terakhir dikenalin si Adel, bajunya cenderung lebar sih, rok nya juga. Adel Ini cewek satu-satunya yang pake kacamata di kelompok ini. Jilbab birunya cocok banget sama batik biru yang dia pake, lumayan sih meskipun ga se modis Sinta tapi kesannya alim banget nih anak.

“Woy lek, piye kabare?”(woi bro, apa kabar?) Seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku pun sempat kaget dan langsung menoleh ke belakang.
“Oalah kowe tho lek, tak kiro sopo. Apik apik, kowe piye?(oalah kamu bro, kukira siapa, baik baik, kamu sendiri gimana?)” Sahutku ketika kulihat Aris teman se daerah asalku bergabung.
“Iyo lek, kowe ga reti po nek dewe sak kelompok?”(iya bro, kamau apa ga tau kalo kita sekelompok?) Tanya Aris
“Mboh lek, males ngecek siakad aku. Tapi yowes lah cocok nek karo kowe.”(entahlah bro, males ngecek siakad aku, tapi ya dah lah cocok aku kalo sama kamu)
“Aku yo podo”(aku ya sama aja) sahut Aris
Itulah sedikit basa-basi antara aku dan Aris

Lalu aku pun bertanya pada para perempuan, “eh ini kita pada mau ngapain, kan udah kenalan, gimana kalo sekalian pilih kordes aja? Jadi besok kalo ditanya udah ada”
“Iya bener, iya bener” Sinta dan Adel langsung menyahut ucapanku.
“Udahlah mbak mbak, kalo kordes sih saya percaya sama Dani, ya meskipun gagal jadi wakil gubernur Fakultas, tapi saya yakin ada alasan khusus kenapa dia dicalonkan” tiba-tiba Aris nyeletuk.

“Ealah semprul tenan kowe lek, asal njeplak wae”(sialan kamu bro, asal ngomong aja) balasku. “Wes lah lek, aku ki mung arep dadi rakyat jelata wae, wes mumet neng hima.(sudahlah bro, aku cuma mau jadi anggota biasa, udah cukup pusing sama urusan hima) Tenang wae kerjone bareng-bareng kok mengko. Ya tho mbak mbak?”(tenang aja kerjanya bareng-bareng kok, ya kan mbak mbak?)
Sial, aku sudah berusaha cuek dari awal biar ga jadi koordinator, malah si Aris yang merusaknya.

Dan resmilah aku menjadi koordinator desa alias kordes untuk KKN. Kalo gini ceritanya harus anak itu yang jadi sekertarisnya. Iya harus dia ga boleh yang lain.

-bersambung-

Part 3
Di kamar mandi bareng Adel – 1
Tanpa repot-repot mencari celana aku pun langsung menyusul Adel dengan membawa anduk hijauku. Tak lama aku kembali disuguhi pemandangan luar biasa, dimana Adel sedang membelakangiku sambil mulai melepas legging hitamnya. Mulutku pun menganga dibuatnya.

Dengan senyum centilnya Adel melirikku, “hayo nakal matanya, liatin apa sih bang?” Diarahkannya bokong sekal dengan belahan surga tertutup bulu-bulu hitam ke arahku dengan semakin menundukkan badannya.
“Sini del aku bantuin.” Aku pun menunduk tepat di belakang Adel dan membantu menarik leggingnya melewati betis bunting padi gadis di depanku ini.
“Del ga make CD lagi?” Tanyaku. “Iya nih bang, lusa kemarin sih masih risih rasanya, tapi tadi iseng nyobain lagi udah enakan, silir malah hihi.”

Refleks tanganku mengelus paha atas dan bokong Adel, lalu mulai mendekatkan kepalaku ke bokongnya Adel, ku kecup kedua bongkahan bokong Adel yang cuma kalah dari Sinta soal ukurannya. Lha kok malah keinget Sinta, “woi dan, nikmatin aja yang di depan mata ini, kenapa pake mikir yang lain” batinku.


Tanpa basa-basi langsung kucium bibir vagina Adel, spontan kujilati labia mayora gadis berjilbab paling semok di kelompokku ini. “Eeeeh dan, aduh diapain adeeel” Adel sedikit terkejut dengan gerakan tiba-tiba yang kulakukan. “Udah diem dulu, nyobain gaya baru ini kita, liat tuh udah basah.” Perintahku dengan lembut.

Seiring vagina Adel yang semakin basah aku pun mulai menerobos vaginanya dengan lidahku, ku putar putar lidahku di vagona adel. Merasakan sensasi kenikmatan yang baru adel pun mulai tak tahan untuk mendesah. ” “ah ah abang, ahh bang Dani, Adel ah geli ah” iseng kutanya Adel dengan pertanyaan yang menggoda “apanya del yang geli?” “Emmmmh, itu anu nya Adel”
Tak puas dengan jawaban Adel aku pun kembali bertanya “Anu apaan del?” Setelah bertanya langsung ku jilat-jilat dan sedot bibir vagina Adel.

Tak tahan dengan seranganku tubuh Adel pun mulai mengejang dan kurasakan cairan vagian Adel meningkat secara drastis. Aaaaahhhhhhhhh Adel dapet” kusedot cairan vagina Adel sehingga ia pun meringis kegelian. “Uuuuh, udah dulu, geli banget memek Adel” pelan adel mendorong kepalaku menjauh dari vaginanya. Sedikit terkejut dengan ucapannya aku pun bertanya “Apaan del?” Adel pun tersadar dan pipinya perlahan memerah “anu Adel dan” ia pun menarik nafas dan berbisik pelan sambil memalingkan muka “memek Adel.”

“Del duduk gih di pinggir bak mandi” aku arahkan Adel untuk beristirahat setelah merasakan orgasme versi nungging pertamanya. Tanpa banyak tanya Adel pun menuruti arahanku. “Gimana del rasanya? Enak?” Tanyaku iseng. “Enak sih, tapi pegel tau nungging mulu, mana cuma pegangan lutut sendiri lagi. Ga mau ah kayak gini lagi” balas Adel jaim. Aku pun tersenyum menyadari kami sudah saling berbalas memberi orgasme dengan mulut tanpa melepas pakaian atas masing-masing.

“Del buka aja lah jilbab sama kemejanya, seneng amat sih sekarang kamu setengah bugil gitu.” Adel langsung melotot kearahku. “Enak aja kamu nuduh nuduh Adel bang, yang main nyosor jilatin memek Adel siapa hah?” Aku pun mendekat dan berdiri di depan Adel, tanganku langsung mengelus-elus vagina Adel yang masih basah dan dihiasi bulu halus. “Aaaah abaaaang, geli.” Kudengar Adel berbisik. “Masih mau galak-galak?” Kubisikan ke telinga kanan Adel sambil kugigit perlahan.

“Engga berani bang, ahhhhh abang” Adel memegang tanganku yang mulai menggosok-gosok bibir vaginanya. Vagina Adel kembali basah seperti sebelumnya, ku colek cairan vagina adel dan kuratakan di sekitanya yang ditutupi bulu-bulu halus. Setelah rata akupun menarik tanganku. “Eh kok berenti bang?” Adel yang merasa kenikmatannya terputus pun membuka matanya. “Del copot kemeja sama jilbab kamu ya, kutinggal bentar” sahutku sambil keluar untuk mengambil sesuatu.

Senin, 02 Desember 2024

PEMBANTU YANG NAKAL DAN MONTOK

 PEMBANTU YANG NAKAL DAN MONTOK


KASIR4D - Tante Sekdes Yang Mempunyai Hasrat Seks Yang Kuat


ML Dengan Pembantu Yang Nakal Pak Mahdi dapat digolongkan sebagai kaum menengah ke atas, Dia kerja untuk sebuah multinational company di bidang telekomunikasi. Dia memiliki 2 buah kendaraan & sebuah rumah yang sangat cukup untuk ditinggali oleh dia, istrinya & seorang anak tunggalnya. Bahkan Pak Mahdi dapat mempekerjakan seorang pembantu untuk mengurus rumahnya.

Nuning, 21 tahun, itulah nama pembantu tersebut. Dia berasal dari sebuah kampung di Dekat Cilacap Jawa Tengah. Sudah hampir 1 tahun dia mengabdi kepada Pak Mahdi & keluarganya. Perlakuan Pak Mahdi & keluarganya benar – benar membuatnya betah walaupun Dia harus berpisah dengan suaminya yang menjadi petani di kampungnya. Jika pekerjaan rumahnya sudah selesai, dia akan pergi ke taman & berkumpul bersama pembantu – pembantu lain di perumahan tempat Pak Mahdi tinggal.

Pak Mahdi hanya memiliki seorang anak. Istrinya merasakan trauma hebat akibat kelahiran anak pertamanya yang hampir merenggut nyawanya, sehingga sangat takut untuk dapat hamil lagi. Hans nama anak satu – satunya. Saat ini usianya sudah 18 tahun. Dia bersekolah di sebuah SMA swasta yang bonafid. Maklum, kedudukannya sebagai anak tunggal membuat semua perhatian & harta dari Pak Mahdi tertuju kepadanya.


Sore itu pukul 3 sore. Hans telah pulang dari sekolahnya. Hans merasa sangat lelah hari itu sehingga ajakan temannya untuk nongkrong di mall dia tolak. Dia hanya ingin sampai di rumah & bersantai. Sampai di rumah dia langsung berganti pakaian & menuju ruang TV. DDia nyalakan tv & duduk sambil menyandarkan punggunya di sofa empuk. Pak Mahdi sendiri tentu saja masih ada di kantornya.

Dengan kemacetan Jakarta membuat dDia paling cepat bisa sampi di rumah pukul 7 malam. Sedangkan istrinya tidak jauh berbeda, sebagai sesama karyawan tentu istrinya pun merasakan apa yang suaminya rasakan. Sedangkan Nuning, dia sedang mengerjakan tugas sehari – harinya. Kali ini dia sedang menyapu lantai di sekitar ruang TV tempat Hans berada.

Sebenarnya tidak ada acara tv yang menarik bagi hans, dia pun mulai merasa bosan. Namun, sesaat sebelum Hans beranjak dari sofa malasnya. Tiba – tiba.

Tiba2 saja Nuning duduk mengangkang di depan Hans. Belum selesai kekagetan Hans. Tiba2 saja Hans didekap oleh Nuning ke dada besarnya.

5 menit sebelumnya…..


“Aduhhhh kenapa sih aku jadi mikirin film bokep dari si Inah tetangga sebelah terus. Mana mas parto akhir – akhir ini klau Di ajak telponan jorok suka gamau…huh..”

Begitulah, kemajuan teknologi tidak hanya dirasakan oleh kalangan atas. Para pembantu pun merasakan perkembangan teknologi informasi, apalagi kalau bukan untuk saling tukar video bokep. & pagi tadi, Inah menyebarkan video porno barunya ke pembantu – pembantu lain.

Berbeda dengan Inah & sebagian pembantu lainnya yang di malam harinya bisa bertemu suaminya (Inah adalah pembantu yang tinggal di sekitar kompleks itu, sehingga pagi datang ke majikan, sore bisa pulang), Nuning adalah tipe pembantu yang tinggal di rumah majikan & biasanya pulang setahun dua kali saja.

Walhasil Nuning pun kali ini bingung ketika birahinya sedang naik. Biasanya di malam hari dia akan mengajak suaminya melakukan phone sex. Namun entahlah, akhir – akhir ini suaminya menolak dengan alasan lelah setelah seharDian mencangkul sawah. Namun tiba – tiba Nuning melihat Hans.

“Loh kok tumben den ganteng udah pulang. Aduhhhh emang ganteng bener anak majikanku ini. Ga salah deh klo den hans jadi idola pembantu2 disini hihih. Duh makin gatel deh nih meki”.

Nuning menyapu dengan tidak tenang. DDia berpikir untuk berbuat nekat. DDia tahu risikonya sangat besar. Jika Hans menolak & melaporkan ke ortunya maka sudah dipastikan karir Nuning sebagai PRT di rumah ini akan lenyap.


Namun Nuning membayangkan juga reward yang akan dDia dapat jika dDia berhasil. Bukan hanya hasratnya saat ini saja yang akan terpuaskan. Tapi tentunya ke depannya pun tidak akan sulit bagi dirinya untuk bersetubuh dengan Hans. DDia juga sudah membayangkan betapa dDia akan menjadi buah bibir di kalangan rekan – rekannya sesame pembantu. Bagaimana tidak, dDia berhasil menaklukan hati pujaan para pembantu di kompleks ini. Ahhhhhh membayangkannya saja sudah basah.

“haduhhh bodo amat. Meki gue udah kaga bisa dDiajak kompromi. Masa dih den hans kaga suka ama toket gue. Pak sarip aja ampe kelojotan”

Ya pak sarip, satpam kompleks, memang pernah dibuat KO hanya dengan jepitan toket 38D milik Nuning. Nuning terpaksa melakukan itu karena saat itu ketika sedang booming video Ariel – Luna, Nuning yang penasaran dengan video tersebut disyaratkan oleh Pak Sarip untuk berhubungan badan dengannya jika ingin dikirimkan video Ariel – Luna.


Untung saja baru titfuck saja Pak Sarip sudah KO. Sehingga aman lah meki Nuning dari kontol pak sarip. Walau Nuning jablay (jarang dibelai), namun dDia juga pilih-pilih untuk melampiaskan nafsunya hehehe.

“hmmphhhh”
“ahhh den hans ayo nikmati susu mbak Nuning. Ayo den ganteeeng” Hans tidak berdaya didekap oleh Nuning
“hmmmphhhh” hans mencoba melepaskan dekapan itu karena tidak bisa bernapas. Namun kuat sekali dekapan Nuning.

Nuning melepaskan dekapan itu sejenak. Secepat kilat dDia melepaskan kaos & branya lalu mendekap hans kembali.

Hans yang masih kaget langsung menarik napas panjang ketika dilepaskan. Namun tidak sampai 5 detik kemudDian

“hmmmmmppphhhhh” namun kali ini mukanya langsung bertemu kulit toket Nuning. DDia merasakan nikmatnya kekenyalan toket Nuning.
“ayo den hans rasain gimana toket mbak Nuning. Ahhhh” Nuning sambil menggoyang2kan pinggulnya.


Tentunya sambil menggesek-gesekk an vaginanya ke tonjolan di celana Hans. Walaupun Keduanya masih menggunakan bawahannya namun gesekan itu sangat terasa karena Nuning memakain rok lebar & celana dalam, sedangkan hans menggunakan celana boxer & celana dalam rider di dalamnya. Alhasil vagina yang berlapis celana dalam langsung bergesekan dengan kontol yang beralaskan boxer.

Hans mulai merasakan nikmatnya permainan ini tangannya mulai meremas2 toket Nuning. Memang Nuning tidak wangi seperti pacarnya Cinthya yang dengan parfumnya mampu memabukkan dirinya. Wangi tubuh yang dDia cium saat ini adalah wangi alami khas perempuan desa.

Tidak wangi memang, namun entah mengapa Hans senang dengan wangi ini. Kulit Nuning pun tidak semulus Cinthya, namun hans sangat senang dengan kekencangan kulit dari Nuning. Kekencangan kulit khas dari wanita yang sehari – hari bekerja membersihkan rumah.

Nuning yang mulai merasakan adanyaya kerjasama dari Hans lalu melepaskan dekapannya.

“hahhh hahhh hahhhh. Gila hah hah. Ampir bunuh saya mbak Nuning nih hah hah!!”
“ ehehheeh jangan marah dong ganteng. Nih isep lagi susunya mbak”

Kali ini hans langsung melahap putting kiri Nuning. Terlihat betul gerakan hans masih kaku. DDia hanya menghisap-hisap putting Nuning. Terlihat memang hans belum berpengalaman.

Nuning perlahan melepaskan celana dalamnya. Sehingga kali ini di dalam rok nya tidak ada lagi yang melindungi memeknya. Nuning melanjutkan goyangan pinggulnya. Terasa kontol hans semakin keras.

“hihihi ada yang ngaceng nih. Hayooooo”
“mmmmhh mmmhh. Gimana lagi. Digesek-gesek gitu sama mbak Nuning hihihih”
“kluarin dong kontolnya. Kasian tuh kesempitan hihihi”


Hans pun langsung menurunkan celana pendek & celana dalamnya. Setelah kontol itu muncul. Nuning langsung mengocok-ngocok nya. Pas segenggam besarnya. Lumayan pikir Nuning. Walau tentu saja belum sebesar kontol suaminya di rumah.

“SDiap den menuju surga dunDia? Hihihi”

Nampaknya Nuning sudah tidak sabar merasakan kontol. Tentu saja, ini sudah bulan ketiga semenjak terakhir kali dDia pulang ke kampung. Lagipula dDia merasakan rangsangan Hans tidak ada apa – apanya. Jadi dDia pikir langsung saja ditancap.

“iii iiiya iya”
“hihihii belum pernah ya sebelumnya?”

Hans menggeleng. Dalam hati Nuning merasa puas sekali. Siapa sangka dDia akan mendapatkan perjaka dari hans si ganteng hihih.

“eh bentar sebelum dimasukin” Nuning mengambil HP nya yang dDia sakukan di rok. Lalu dDia melakukan selfie dengan Hans
“ih buat apa mbak?”
“buat disombongin dong ke pembantu-pembantu lain. Den hans kan favoritnya pembantu-pembantu sini. Klo lagi masturbasi atau gituan sama suaminya katanya pada bayangin den hans hihihi”

Hans tidak peduli. DDia masih saja memainkan toket Nuning. DDia tidak pernah menyangka ada toket sebesar ini. DDia pernah secara tidak sengaja menyentuh toket pacarnya, & sangat jauh ukurannya daripada toket di depannya ini. Hans & Cinthya memang belum pernah ML. paling jauh yang mereka lakukan hanyalah kissing. Itu pun hanya ciuman tempel bibir. Bukan French kiss.

“siap yaaaaa.. ahhhhhh” Nuning akhirnya memasukkan kontol itu ke memeknya.


Setelah masuk seluruhnya, Nuning dDiam & tidak goyang dahulu. DDia sedikit tersenyum menahan tawa melihat muka Hans yang dilanda kenikmatan untuk pertama kalinya. Nuning semakin gemas dengan muka anak majikannya ini

“hihihi kenapa den ganteng?”
“ouhhhhh ouhhhhhhh” Hans fokus dengan kenikmatan yang dirasakan kontolnya

Nuning pun lalu mencium-cium wajah tampan Hans saking tidak kuatnya menahan gemas. DDia basahi seluruh muka dari Hans. Hans yang merasa nikmat hanya pasrah saja menerima kebinalan pembantunya itu.

Perlahan – lahan Nuning mulai menggoyangkan pinggulnya sambil tetap menikmati ketampanan muka hans. Ciuman & hisapan – hisapan dari Nuning mulai turun ke leher dari Hans. Nuning meninggalkan banyak cupangan di leher Hans tersebut.

“mmmuuachh mmmm cup cupppp” Nuning sangat menikmati mengeksplor Hans, Wangi tubuh hans yang sering merawat diri benar – benar memabukkan Nuning.

Jika ditelaah mungkin sudah tidak ada lagi bagDian wajah & leher Hans yang bebas dari liur Nuning.

Nuning semakin bersemangat menggoyangkan pinggulnya. Terlihat Hans yang baru pertama kali ngeseks benar – benar kewalahan menghadapi kebinalan Nuning yang memang sudah banyak pengalaman dalam hal ini.

“mmhhh ahh ahhh uhhhh mmmmmhhhh” Terlihat hans berusaha keras menahan dorongan spermanya untuk segera keluar. Mukanya memerah.

Namun apa daya, belum sampai 5 menit kemudDian.

“Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” Sperma kental keluar dari kontol Hans di dalam memek Nuning.
“Hans, heh Hans. Bangun kamu. Kebiasaan klo nonton tivi ampe ketiduran. Pindah ke kamar sana” Tiba – tiba Hans terbangun karena dibangunkan ibunya yang langsung berlalu ke kamar.


Hans yang terbangun lalu dDia meraba raba tubuhnya. Ternyata dDia masih berpakaDian lengkap. Namun dDia memang merasa ada sesuatu yang lengket di celana dalamnya.

“Huh sial ternyata mimpi basah doang. Gue kirain beneran nyata”

Dari kamar, Ibunya lalu berterDiak

“Hans ati-ati ah kalo tidur pake selimut. Sekarang lagi jaman demam berdarah. Tuh leher kamu bentol-bentol digigit nyamuk”

Hans kaget. Hah bentol – bentol. Sekilas lalu dDia bertukar pandang dengan Pembantunya Nuning yang sedang berada di pintu dapur. Terlihat Nuning tersenyum geli lalu mengedipkan sebelah matanya pada Hans sambil menggigit bibir.

“Hah…yang tadi mimpi ga sih??”

Hans yang masih bingung lalu mendengar HP nya berbunyi tanda ada SMS masuk. DDia buka ternyata dari nomor yang tidak dDia kenal. & isinya adalah

“makasih ya mas hans. Kapan-kapan kita ewean lagi ya. Tapi nanti mas hans nya minum obat kuat dulu ya biar mainnya lama hihihihi”
“glek” Hans senang sekaligus bingung sekaligus takut.

Senang karena dDia benar – benar merasakan tubuh nikmat pembantunya. & mungkin bukan hanya saat itu saja. Ke depannya mungkin dDia akan lebih sering menikmati tubuh pembantunya.


Bingung karena kenapa dDia bisa menikmati bermain seks dengan pembantunya. Padahal oembantunya sangat berbeda tipenya dibandingkan paacarnya saat ini. CInthya, perempuan keturunan Chinese dengan kulit mulus & wajah cantik tiada tara.

Dan takut, bagaimana jika pembantunya cerita ke orang tua atau orang di sekitar kompleksnya. Bisa hancur nama baiknya. Apalagi dDia ingat pembantunya sempat mengambil foto.

Sementara di dapur, Nuning masih tersenyum-senyum penuh kemenangan. DDia yakin hans sudah takluk pada dirinya. DDia bisa memenuhi kebutuhan seksualnya kapan saja. Bukan dengan orang sembarangan, tapi orang yang paling ganteng sekompleks ini. Hihihi.



MEMEKKU DIPACU HANSIP DAN TUKANG BECAK

     MEMEKKU DIPACU HANSIP DAN TUKANG BECAK KASIR4D  -  Memuaskan tante Vera di atas ranjang Cerita Dewasa Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaa...