Rabu, 11 Desember 2024

KISAH SERU TIGA SEPUPU

 KISAH SERU TIGA SEPUPU

KASIR4D - Kisah Seru Tiga Sepupu


Sebelumnya kuperkenalkan diri namaku Roni tinggi 170 cm berat badan 55 kg umurku sekarang 20 tahun asalku dari Sragen sekarang aku telah masuk jenjang perguruan tinggi negeri di kota Solo. Pengalaman s*ks yang pertama kualami terjadi sekitar 4 tahun lalu, tepatnya waktu aku masih duduk di bangku SMU kelas 1 berumur 16 tahun.

Karena rumahku berasal dari desa maka aku kost dirumah kakakku. Saat itu aku tinggal bersama kakak sepupuku yang bernama Mbak Dina berusia 30 tahun yang telah bersuami dan mempunyai 2 orang putri yang masih kecil-kecil, namun di tempat tinggal bukan hanya kami berempat tapi ada 2 orang lagi adik Mbak Dina yang bernama Ita waktu itu berumur 19 tahun kelas 3 SMK dan adik dari suami Kak Dina bernama Niken berusia 14 tahun.

Kejadian tersebut terjadi karena seringnya aku mengintip mereka betiga saat mandi lewat celah di dinding kamar mandi. Biarpun salah satu dianatara mereka suadah berumur kepala 3 tapi kondisi tubuhnya sangat s*ksi dan mengga*rahkan pay*daranya montok, besar dan belahan v*ginanya woow..terlihat sangat oh..ooght nggak ku-ku bo..

Saat malam hari saat aku tidur dilantai beralaskan tikar, di ruang tamu yang gelap bersama Mbak Ita, awalnya sich aku biasa-biasa saja tapi setelah lama seringnya aku tidur bersama Mbak Ita maka aku akhirnya tak tahan juga. Malam-malam pertama saat dia tertidur pulas aku cuma berani menc*um kening dan membelai rambutnya yang harum.

Malam berikutnya aku sudah mulai berani menc*um bibirnya yang s*ksi mungil, tanganku mulai mer*mas-r*mas buah d*danya yang padat berisi lalu mem*jat-m*jat v*ginanya yang, oh ternyata empuk bagai kue basah yang..oh..oh.., aku melihat matanya masih terpejam pertanda ia masih tertidur tapi dari mulutnya mend*sah dengan suara yang tak karuan. “Ah..ught..hh..hmm” d*sahan Mbak Ita mulai terdengar.

Tanganku terus bergerilya menj*mah seluruh tubuhnya.saat aku menc*umi v*ginanya yang masih tertutup calana, ia mulai terbangun aku takut sekali jangan-jangan ia akan berteriak atau marah-marah tapi dugaan ku meleset. Ia malah berkata, “Dik teruskan.. aku sudah lama mendambakan saat-saat seperti ini ayo teruskan saja..”

Bagai mendapat angin segar aku mulai membuka t-shirt yang ia gunakan kini terpampang buah d*da yang s*ksi masih terbungkus **. **-nya lalu kubuka dan aku mulai meng*lum p*tingnya yang sudah mengeras gantian aku em*t yang kiri dan kanan bergantian.

“Mbak, maafkan aku tak sanggup menahan n*fsu b*rahiku!”
“Nggak apa-apa kok Dik aku suka kok adik mau melekukan ini pada Mbak karena aku belum pernah merasakan yang seperti ini” jawab Mbak Ita.


Setelah puas kupermainkan pay*darnya lalu aku mulai membuka rok bawahannya.biarpun kedaan gelap gulita aku tahu tempat v*gina yang menggiurkan, terus kubuka ** nya, lalu kuc*umi dengan lembut. “Cup..cup..sret.. srett”, suara j*latan lidahku.

“Ought..ought..terus Dik enak..!!” Karena takut ketahuan penghuni rumah yang lain aku dengan segera mengangkan kedua kakinya lalu kumasukkan p*nisku yang mulai tegang kedalam v*ginanya yang basah. “Ehmm..oh..ehh.. mmhh”, rintih kakakku keenakan.

Setelah kira-kira setengah jam aku mulai merasakan kenikmatan yang akan segera memuncak demikian juga dengan dia. “Crot..cret..crett.. crett”, akhirnya sp*rmaku kukeluarkan di dalam v*ginanya. “Oh..” Rupanya ia masih per*wan itu kuketahui karena menc*um bau darah segar.

“Terima kasih Dik kamu telah memuaskan Mbak, Mbak sayang padamu lain kali kita sambung lagi yach?”
“Ok deh mbak”, sahutku.


Setelah selesai memakai pakaian kembali aku dan dia tidur berpelukan sampai pagi. Sebenarnya kejadian malam itu kurang leluasa karena takut penghuni rumah yang lain pada tahu, sehingga suatu ketika kejadian itu aku ulang lagi. masih ingat dalam ingatan hari itu minggu pagi, saat Mbak Dina dan adiknya Niken bersama keuarga yang lain pergi ke supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumah kami.

Karena keadaan rumah yang sepi yang ada hanya aku dan Mbak Ita, aku mulai menutup seluruh pintu dan jendela. Kulihat Mbak Ita sedang menyeterika dengan diam- diam aku memeluknya dengan erat dari balakang. “Dik jangan sekarang aku lagi nyetrika tunggu sebentar lagi yach.. sayang..!” pinta Kak Ita. Tapi aku yang sudah bern*fsu nggak memperdulikan ocehannya, segera kumatikan setrika, kuc*umi bibirnya dengan ganas. “Hm..eght.. hmm.. eght..!”

Karena masih dalam posisi berdiri sehingga tak leluasa melakukan c*mbuan, aku bopong ia menuju ranjang kamar. Kubaringkan ia di ranjang yang bersih itu lalu segera kul*cuti semua pakaiannya dan pakaian ku hinggas kami berdua tel*nj*ng bulat tanpa sehelai benang pun yang menempel.

Wow..tubuh kakakku ini memang benar sempurna tinggi 165 cm berat sekitar 50 kg sungguh sangat ideal, pay*daranya membusung putih bagaikan salju dengan p*ting merah jambu dan yang bikin d*da ini bergetar dibawah pusarnya itu lho.. bukit kecil kembar ditengahnya mengalir sungai di hiasai semak-semak yang rimbun.

Kami berdua tertawa kecil karena melihat tubuh lawan jenis masing- masing itu terjadi sebab saat kami melakukan yang pertama keadaan sangat gelap gulita tanpa cahaya. Sehingga tidak bisa melihat tubuh masing-masing. Aku mulai menc*umi muka tanpa ada yang terlewatkan, turun ke lehernya yang jenjang kukecupi sampai memerah lalu turun lagi ke pay*daranya yang mulai mengeras, kuj*lati pay*dara gantian kanan kiri dan kug*git kecil bagian p*tingnya hingga ia menggelinjang tak karuan.


Setelah puas bermain di bukit kembar tersebut aku mulai turun ke bawah pusar, ku lipat kakinya hingga terpampang jelas seonggok daging yang kenyal di tumbuhi bulu yang lebat. Lidahku mulai menyapu bagian luar lanjut ke bagian dinding dalam v*gina itu, biji kl*torisnya ku g*git pelan sampai ia keenakan menjambak rambutku.

“Ught..ugh..hah oh..oh..”d*sahan nikmat keluar dari mulut Kak Ita. Setelah kira-kira 15 menit aku permainkan v*ginanya rasanya ada yang membanjir di v*ginanya rasanya manis asin campur aduk tak karuan kusedot semua cairan itu sampai bersih, rupanya ia mulai org*sme.

Mungkin saking asyiknya kami berc*mbu tanpa kami sadari rupanya dari tadi ada yang memperhatikan perg*mulan kami berdua, Mbak Dina dan adik suaminya, Niken sudah berdiri di pinggir pintu. Mungkin mereka pulang berdua tanpa suaminya dan kedua anaknya yang masih mampir ke rumah Pakdhenya mereka ketuk pintu tapi nggak ada sahutan lalu mereka menuju pintu daur yang lupa tak aku kunci.

Aku dan Mbak Ita kaget setengah mati, malu takut bercampur menjadi satu jangan-jangan mereka marah dan menceritakan kejadian ini pada orang lain. Tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan kami berdua, mereka bahkan ikut nimbrung sehingga kami menjadi berempat.

“Dik main gituan kok kakak nggak di ajak sich kan kakak juga mau, sudah seminggu ini suami kakak nggak ngajak gituan”, ucap Mbak Dina.
“Ini juga baru mulai kak!” sahutku.

“Mas aku boleh nyoba s*ks sama Mas?” tanya Niken.
“Boleh”. Aku dan Kak Ita selanjutnya menyuruh mereka berdua melepas seluruh pakaiannya.
“Ck.. ck..ck..ck..”, guman ku. Sekarang aku dikerubung 3 bid*dari cantik sungguh beruntung aku ini.

Mbak Dina tubuhnya masih sangat kencang pay*daranya putih agak besar kira-kira 36 B v*ginanya indah sekali. Sedangkan Niken tubuhnya agak kecil tapi mulus, d*danya sudah sebesar buah apel ukuranya 34 A v*ginanya kelihatan sempit baru ditumbuhi bulu yang belum begitu lebat.

Pertama yang kuserang adalah Mbak Dina karena sudah lama aku membayangkan bers*tubuh dengannya aku menc*umi dengan rakus p*nt*lnya kuh*sap dalam-dalam agar air s*s*nya keluar, setelah keluar kuminum sepuasnya rupanya Mbak Ita dan Niken juga kepingin merasakan air s*s* itu sehingga kami bertiga berebut untuk mendapatkan air s*s* tersebut, sambil tangan kami berempat saling r*mas, pegang dan memasukam ke dalam v*gina satu sama lain.

Setelah puas dengan permainan itu, aku meminta agar mereka berbaring baris sehingga kini ada 6 gunung kembar yang montok berada di depanku. Aku mulai meng*lum s*s* mereka satu per satu bergantian sampai 6, aku semakin beringas saat kusuruh mereka men*ngg*ng semua, dari belakang aku menj*lati v*gina satu persatu rasanya bagai makan biscuit Oreo di j*lat terus lidahku kumasukkan ke dalam v*gina mereka. Giliran mereka meng*lum p*nisku bergantian.


“Hoh.. hoo.. hh.. ehmm”, d*sah mereka bertiga. Aku yang dari tadi belum org*sme semakin buas memepermainkan pay*dara dan v*gina mereka, posisi kami sekarang sudah tak beraturan. Saling peluk c*um j*lat dan sebagainya pokok nya yang bikin puas, hingga mereka memberi isyarat bahwa akan sampai puncak.

“Dik aku mau keluar” “Mas aku juga” “Aku hampir sampai”, kata mereka bergantian.
“Jangan di buang percuma, biar aku minum!”, pintaku “Boleh”, kata Mbak Dina. Aku mulai memasang posisi kutempelkan mulutku ke v*gina mereka satu persatu lalu kuh*sap dalam-dalam sampai tak tersisa, segarnya bukan main.

“Srep.., srep”. Heran, itulah yang ada di benakku, aku belum pernah nge-s*x sama mereka kok udah pada keluar, memang mungkin aku yang terlalu kuat. Karena sudah tidak sabar aku mulai memasukkan p*nisku de dalam v*gina Mbak Ita kugenjot naik turun pinggulku agar nikmat, sekitar 5 menit kemudian aku gantian ke Kak Dina, biarpun sudah beranak 2 tapi v*ginanya masih sempit seperti per*wan saja.

“Dik enak.. Uh.. oh..teruss!”, d*sahnya.
“Emang kok Kak.. hh ehmm..”
“Mas giliranku kapan..?”, rupanya Niken juga sudah tak tahan.

“Tunggu sebentar sayang.” Sekitar 10 menit aku main sama Kak Dina sekarang giliran Niken, dengan pelan aku masukkin p*nisku, tapi yang masuk hanya kepalanya.


Mungkin ia masih per*wan, baru pada tus*kan yang ke 15 seluruh p*nisku bisa masuk ke liang v*ginanya.
“Mas.. sakit.. mas.. oght.. hhohh..”, jerit kecil Niken.
“Nggak apa-apa nanti juga enak, Sih!”, ucapku memberi semangat agar ia senang.

“Benar Mas sekarang nikmat sekali.. oh.. ought..” Rupanya bila kutinggal nges*ks dengan Niken, Kak Dina dan Kak Ita tak ketinggalan mereka saling k*lum, j*lat dan saling memasukkan jari ke v*ginanya masing-masing.

Posisiku di bawah Niken, di atas ia memutar-mutar pinggulnya memompa naik turun sehingga buah d*danya yang masih kecil terlihat bergoyang lucu, tanganku juga tidak tinggal diam kur*mas-r*mas p*tingnya dan kus*dot, kug*git sampai merah.

Karena sudah berlangsung sangat lama maka aku ingin segera mencapai puncak, dalam posisi masih seperti semula Niken berjongkok di atas p*nisku, kusuruh Mbak Dina naik keatas perutku sambil membungkuk agar aku bisa men*tek, eh.., bener juga lama-lama air s*s*nya keluar lagi, kuminum manis sekali sampai terasa mual.

Mbak Ita yang belum dapat posisi segera kusuruh jongkok di atas mulutku sehingga v*ginanya tepat di depan mulutku, dan kumainkan kl*torisnya. Ia mend*sah seperti kepedasan. “Ah.. huah.. hm..!” Tanganku yang satunya kumasukkan ke v*gina Mbak Dina, k*nt*lku digarap Niken, mulutku disumpal kem*luan Mbak Ita, lengkap sudah.

Kami bermain gaya itu sekitar 30 menit sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan.
“Ought.. hmm.. cret.. crot..” “Enak Mas..!” d*sah Niken.
Sp*rmaku ku semprotkan kedalam v*gina Niken dan keluarlah cipratan sp*rmaku bercampur darah menandakan bahwa ia masih per*wan.

Kunjungi Kami Di 

WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252

TELEGRAM : +62 821-1785-1681

👇Klik link di bawah👇

https://heylink.me/kasir4dslebew/

Kami berempat sekarang telah mencapai puncak hampir bersamaan, lelah dan letih yang kami rasakan. Sebelum kami berpakaian kembali sisa- sisa sp*rma di p*nisku di j*lati sampai habis oleh mereka bertiga. Setelah kejadian itu kami selalu mengulanginya lagi bila ada kesempatan baik berdua bertiga maupun berempat.



Selasa, 10 Desember 2024

CINTA DARI SOSMED DAN AKHIR YANG NIKMAT

CINTA DARI SOSMED DAN AKHIR YANG NIKMAT 


KASIR4D - Cinta dari Sosmed dan Akhir yang Nikmat

Kenalin gue nando gue mau ceritain pengalaman gue yang terjadi 3 tahun yang lalu waktu itu gue baru lulus SMA, ciri” gue badan cukup berisi, tampang gak jelek” amat .. kata orang gue cool , dan gue orang nya asik

Ukuran pen’s gue 12 cm dan diameter 4 cm .. lumayan lah .. waktu itu sih masih booming nya sama jejaring sosial Fb .. jadi suatu malam gue ngerasa suntuk banget di rumah .. jadi gue mutusin buka laptop , cuci
mata sambil download b*kep baru ..

Iseng , gue coba ngajak cwe chating di Fb , doi namanya Ria .. cwe baik , cantik , tembem , imut banget dah .. si doi kayaknya alim banget , soalnya hampir semua fotonya di Fb pake jilbab .. asik chating , alhasil gue dapat nomor hp si doi ..

Setelah kontak beberapa hari deal deh kami berencana ketemuan di salah
satu cafe di kota gue itu .. sumpah deh doi emang imut banget , pas lah untuk cwe berumur 16 tahun kyak dia .. Si doi emang alim banget .. dia datang ke cafe make jilbab dan dengan pakaian yg tertutup dari bayangan gue


Ukuran t*ket si doi skitar 34 .. cukup gede untuk ABG 16 tahun . Belum ada pikiran gue ke hal yg negatif .. setelah seharian jalan , pas gue nganterin si doi pulang gue mutusin buat nembak dia .. ternyata
dia juga punya perasaan yang sama ma gue .. dan gue di terima ,

Pas doi mau turun mobil gue, pipi gue di c*um .. itu bikin gue jadi tambah sayang sama dia .. Selang beberapa hari , si doi ngebet banget ngajak ketemuan .. kebetulan mobil lagi di service.. gue mutusin aja jemput dia pake motor ..

Nyampe di rumah si doi nyambut gue dengan senyuman manisnya .. Gue di
kenalin sama ortunya sebagai teman sekelas , mklum lah si doi belum boleh pacaran .. Trus gue minta izin deh sama nyokap nya buat ngajak doi keluar bentar ..


Nasib sial menimpa kami di persimpangan , hujan turun .. berhubungan persimpangan itu gak jauh dari rumah gue , gue ajak aja si doi ke rumah .. “emang gpp kita kerumah yank? “katanya .
“gpp , aku cuma tinggal sendiri” jawab gue meyakinkan .

“oke deh” kata doi mengiyakan ajakan gue . mendengar persetujuan dari si doi , langsung aja deh gue terobos tu lampu merah , daripada kehujan .. Nyampe di rumah , gue suruh aj doi ngeringin badan dengan handuk yang gue ambil dari kamar ..

Trus doi juga minta izin mau shalat bentar , untung kamar nyokap gue gak di kunci , jadi gue bisa ngambilin mukena dan sajadah buat dia .. Selesai shalat si doi manggil gue .. “yank, ada baju ganti gak? basah banget nih” teriak si doi dari kamar gue ..

Gue masuk kamar dan bongkar lemari , gue kasih satu baju kaos dan 1 celana pendek buat dia. “buka aja semuanya dulu, pake ini aja” kata gue . Dengan senyuman manis si doi mengangguk tanda menyetujui kata2 gue .

Langsung deh gue keluar kamar “aku tunggu di meja makan ya, udah aku bikin teh panas buat kamu” kata gue sebelum nutup pintu .. Selang beberapa menit, si doi ngagetin gue yang lagi asik main game di laptop ,

gue kaget dan ngelirik ke belakang. gue makin kaget lagi ngeliat si doi yang udah make baju dan celana gue .. dia keliatan s*xy dan cantik banget , ternyata rambut doi lurus dan panjang sepunggu ..

Baju gue kebesaran buat dia tapi menghadirkan sensasi yang lain yang bikin b*rahi gue naik .. k*nak deh pen’s gue .. “dooorr!!” kata nya ngagetin gue yang lagi asik dengan lamunan gue .. “aku s*xy yah? ” tanya si doi sambil ngedipin mata ..

Merasa di pancing gue berdiri dan ngasih kecupan di kening nya .. “iya kamu cantik banget sayang, makin sayang deh” kata gue ngerayu . si doi membalas c*uman gue , dan mendaratkan bibir manis nya di pipi gue ..
Setelah mendapatkan c*uman dari si doi , gue ambil laptop dan ngajak si doi duduk di sofa .. Asik2 cerita sama dia , si doi ngajak gue foto2 pake laptop gue .. abis foto2 dia buka2 folder di laptop gue , dengan usaha mencari dimana hasil foto kami berdua tadi ..

Sedangkan gue minta izin sama si doi untuk ke kamar mandi .. Pas gue balik mau duduk di sofa , gue heran ngeliat si doi bengong plototin layar laptop gue .. Ternyata si doi nonton video b*kep hasil gue download ..


Gue kaget campur malu sama si doi . “kamu suka nonton ini ya yank? ” tanya doi .. salting , gue jawab aja dan nanya balik “lumayan yank, kenapa emangnya? “Gpp sih, aku juga pernah nonton dirumah, hehe” kata nya sambil nyengir .

Bahagia banget gue, gue pikir si doi mau marah .. Gue beraniin diri buat ngajak dia nonton bareng “nonton bareng yuk yank” ajak gue . “yuk sini” kata nya sambil senyum .. Langsung deh gue ambil posisi duduk merapat dengan dia..

Beberapa menit nonton, si doi keliatan gelisah banget pas adegan cwo lagi j*lat v*gina cwe artis video itu .. Gue elus2 kepalanya , dan merapatkan di bahu gue.. “udah h*rny ya yank?” tanya gue . Doi cuma senyum dan langsung mendaratkan c*uman nya di bibir gue .

Gue balas c*umannya dengan k*luman kecil dan l*dah gue yang
berusaha mencari l*dahnya .. Sampai akhir l*dah kami berpagutan yang bikin pen’s gue langsung berdiri . Tangan gue udah mulai liar menjalar ke d*d*nya ,

Dengan sekali ayunan gue berhasil memegang bongkahan gunung yang berukuran 34 itu .. ternyata si doi gak make br* lagi , mungkin di buka karna basah tadi pikir gue . Merasakan sensai indah di d*d*nya , si doi makin liar berc*uman dengan gue ..

Dengan sedikit usaha , gue berhasil mengingkap baju kaos gue yang di pake si doi , dan gue buka sampe si doi bertel*njang d*d* . pandangan indah melihat gunung kembar si doi yang gak ada penutup satupun , p*tingnya berwarna pink menandakan belum ada yang menjamah d*d* indahnya itu .

Si doi tersandar di sofa , dan gue langsung mendaratkan c*uman di d*d* kirinya , sedangkan tangan kiri gue sibuk meremas d*d* kanannya ..
“AAhh .. heeemm .eeehh aaah …eeeenaaakkk yaaankk…..teruuuuusss yyaaank ” hanya itu yang keluar dari mulut doi .

Puas memberi cupangan di d*d* kiri si doi, gue ngambil posisi cipokan lagi sama dia dan tangan kiri gue yang belum berhenti meremas d*d* kanannya .. Tangan si doi juga ikut liar , dengan sedikit usaha tangan kanannya sudah sampai di celana gue ..

Dia meremas2 kecil pen’s gue yang masih terbungkus celana pendek gue itu
.. “boleh aku buka yank” katanya si sela2 proses c*uman gue dengannya . “boleeh sayaang, itu emang punya kamu kok … aaah” kata gue .. Si doi beranjak dari posisi dan menurunkan celana pendek gue beserta C* gue ..
Terpampanglah pen’s besar gue yang udah konak banget dari tadi .. Tanpa pikir panjang si doi mengoc*k2 pen’s gue itu .. “aaaahhh…koc*k teerruus sayaang … eeennnaak bangeet koc*kaan kmuu ” erang gue . Si doi mulai
berani menc*um2 kepala pen’s gue di sela2 koc*kannya ..

Di j*latnya dan pen’s gue akhirnya di k*lum nya . Mungkin udah cukup belajar dari video yang kami tonton tadi , si doi memberikan sepongan yang yahuuut banget . Gue mutusin untuk ngajak si doi pindah tempat
“kita kekamar aja yuk yaank” ajak aku sama si doi .

Dia mengangguk dan tidak lupa senyum sama gue . Langsung deh gue gendong dia dan berjalan ke kamar gue yang berjarak sekitar 3 meter dari sofa tadi .. Sesampai di kamar gue menidurkan si doi di spring bed gue
dengan penuh cinta ..

Gue langsung memberikan c*uman dari kening pipi , bibir , leher hingga ke d*d*nya .. “geliii saayaang… tapiii eennaakk … teruuuuss yaank” kata si doi . Tidak menghiraukan ceracaunya .. gue memberikan k*luman di p*ting d*d* kanannya ..

Tangan gue udah mulai menjalar dari p*ha sampai ke selangk*ngan si doi , gue elus2 v*ginanya yang masih terbungkus celana pendek gue yang di pakainya itu . berusaha gue menurunkan celana itu , dengan sekali gerakan gue berhasil melorotkan celana itu sampai ke p*hanya ..

V*gina indah dengan bulu2 halus khas ABG perawan 16 tahun terpampang di hadapan gue .. gue meneruskan c*uman gue di v*ginanya dan terus menurunkan celananya sampai akhirnya si doi bertenjang bulat di depan gue..


Tanpa pikir panjang gue buka selangk*ngan dia sampai akhirnya dia meng*ngkang .. gue merubah posisi untuk menj*lat v*ginanya dan membuka baju kaos yg gue pake .. c*uman dan j*latan kecil gue daratkan di kl*toris si doi ..

“aarrrgghh .. geliii sayaaanggg ” katanya . tidak menghiraukan erangannya , gue terus menj*lat v*gina yang wangi itu .. 5 menit gue menj*lat v*ginanya , tubuh si doi mengejang dan mengeluarkan cairan dari v*ginanya tanda dia telah org*sme untuk yang pertama kalinya .

Gue j*lat sampai habis tak bersisa cairan itu .. si doi terkulai lemas dan gue merubah posisi berbaring di sebelah kirinya .. dia memeluk gue dan menc*um bibir gue . “makasiih sayang.. aku ciinta kamuu” bisiknya di telingaku .

Setelah beberapa menit istrahat dan merasa tenaganya terkumpul kembali si doi menc*um bibir gue , sambil tangannya mengelus2 kenj*ntanan gue .. Tidak mau kalah gue meremas lagi bongkahan d*d* montok nya , selang beberapa menit tangan gue menjalar lagi ke v*ginanya ..

Gue elus bagian sensitif itu hingga akhiirnya lenguhan dan erangan kembali keluar dari mulult si doi .. Gue kembali berusaha membuka p*hanya , dan membuat dia mengangkang lagi . gue merubah posisi bersimpuh di antara p*hanya itu ..

Gue c*um bibirnya .. dan gue memposisikan pen’s gue untuk menyodok v*gina indah itu . “jangaaan yank… sakiiittt..” pintanya sama gue . “cuma sakit dikit sayang, nanti pasti enak, janji deh” kata gue meyakinkan .

“pelan2 ya yank, ini yang pertama buat aku” balasnya . ternyata si doi belum pernah merasakan pen’s menerobos masuk v*ginanya .. Gue elus2in kepala pen’s gue di bibir v*ginanya , dan mencoba memasukan ujung pen’s gue itu ..

Sedikit usaha kepala pen’s gue udah masuk ke*ang kenikmatan itu .. “aaakkkhhhh yaaankk” pekiknya . aku kembali menc*um bibirnya , sambil l*dah kami saling bertarung . aku tusuk v*ginanya itu sampai semua bagian pen’s gue tertanam di dalam l*ang kenikmatan wanita yg gue cintai itu ..

”aaaakkhhhh yyaankk sakiiit bangeeett” teriaknya dan air matanya mulai keluar dari matanya .. gue memaju mundurkan pinggang gue dan gue melihat bercak merah keluar keluar dari v*ginanya di sela2 goyangan pen’s gue di v*ginanya ..

Teriakan si doi akhirnya menjadi lenguhan indah “aaahh uuuhhh eeehhhmm” begitulah yang keluar dari mulutnya 15 menit gue menggenjot si doi , gue mencabut pusaka gue tersebut dan meminta si doi untuk nun*ng dan mengambil posisi d*ggystyle ..

Lalu gue mengarahkan pen’s gue ke bibir v*ginanya .. setelah masuk semua nya .. gue menggenjot lagi seperti menunggangi kuda .. 10 menit gue genjot, si doi teriak “akuuu mauuu keluuaar sayaaanggg aaahhhh” .. “akuu jugaa sayang.. kitaa barengan yaah” kata gue ..

Tak lama tubuh si doi mengejang dan gue merasakan cairannya mengalir keluar dari v*gina .. dan crrooott croott crrooott .. gue menumpahkan lahar panas gue di dalam v*gina si doi .. si doi jatuh ambrok di spring bed gue , gue pun terkulai di samping nya .. kami tertidur sambil berpelukan ..

Beberapa lama , sebuah c*uman di bibir gue membangunkan gue dari tidu “makasiih sayang… jangan tinggalin aku yaa,, aku cinta banget sama kamu” katanya . “aku juga cinta kamu sayaang” kata gue membalas kata2nya.


“kita mandi yuk” ajak nya . aku mengangguk dan kami bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi , di kamar mandi kami cuma berc*uman di bawah shower .. setelah merasa bersih , gue mengambil handuk dan mengeringkan badan si doi ..

Dan si doi juga melakukan hal yang sama terhadap gue .. lalu kami keluar kamar mandi dan berpakaian kembali .. Setelah kami berpakaian rapi , si doi meminta untuk di antar pulang , jam dinding ketika itu menunjukan pukul 17.15 ..

Aku mengiyakan sambil memberikan c*uman di bibirnya , kami berc*uman beberapa menit .. lalu menggandeng nya keluar rumah dan gue mengantarkan si doi pulang .. sekitar pukul setengah 6 , kami sampai di rumah si doi .. dan mengantarkan dia sampai ke depan rumah ..

Kedatangan kami di sambut nyokapnya .. “asik jalan2 nya hari ini Ndo?” tanya nyokap si doi . “asik tante, Ria nya gak bandel kok” kata aku nyengir sambil nyubit kecil pipi si doi . Gue pamit lalu pulang untuk istirahat ..

Setelah kejadian itu si doi mulai melepas jilbabnya dan sering berpakaian s*xy ketika pergi main sama gue .. dan selama setahun lebih kami pacaran sampai si doi lulus dan kuliah di kota gue itu , kami selalu M* di rumah gue ..

2 kali seminggu bahkan 3 kali seminggu kami melakukan hubungan badan .. Gue terpaksa ninggalin dia karna gue mau ngelanjutin kuliah di luar pulau .. dan tidak pernah lagi berhubungan dengan si doi .

Kabar terakhir yg gue dengar setelah 2 bulan gue pisah dari si doi , ternyata dia mau nikah karena hamil di luar nikah . Mungkinkah itu anak gue atau anak pacar baru nya . Ah entahlah.

Senin, 09 Desember 2024

GADIS IMPIAN YANG KINI KU DAPATKAN

 GADIS IMPIAN YANG KINI KU DAPATKAN


KASIR4D - Gadis Impian yang Kini Kudapatkan


Perkenalkan nama ku Agus jadi ini kisahku yang tejadi sekitar 3 tahun yang lalu saat aku sedang masuk kuliah. Waktu itu aku kuliah disalah satu univesitas terkenal di Bandung. Saat aku pertama kali aku masuk kuliah aku sendirian gak punya teman karena aku bukan asli Bandung.

Namun seiring berjalannya waktu, dan sifatku yang supel aku jadi mempunyai banyak teman. Anak-anak kampusku yang perempuan sangat cantik-cantik sekali, memang bener kalau bandung itu sering disebut lautan bid*d*ri. Hingga akhirnya setelah kurang lebih 2 bulan aku kuliah disitu aku melirik satu wanita yang terlihat begitu indah dimataku.

Sebut saja namanya Ningsih, orangnya cukup tinggi, namun dia memiliki paras yang cukup menarik buatku. Juga bentuk lekuk tubuhnya juga sangat indah untuk dinikmati. Bongkahan kedua p*yud*ranya lumayan besar dan pant*tnya terlihat sangat padat sekali dibalik celana strit yang selalu dikenakannya saat dikampus.

Pandanganku ketika dikampus saat ini hanya tertuju pada Ningsih. Setiap jam istrirahat aku selalu mencari keberadaan Ningsih dimana. Hingga aku mencari tau tentang Ningsih kepada teman- temannya, tapi sekejap aku kecewa mendengar kalau Ningsih udah mempunyai seorang cowok.


Namun dalam sekejap semangatku kembai karena ada salah satu teman Ningsih yang memberitahuku kalau hubungan Ningsih dengan cowoknya sudah gak harmonis lagi, dan bahkan sekarang Ningsih juga gak pernah bertemu dengan cowaknya. Aku langsung semringah mendengar berita dari teman dekat Ningsih itu.

Dan tibalah waktunya, saat Ningsih sedang duduk dikantin sendirian aku langsung saja memberanikan diri untuk nyamperin Ningsih. Lalu dengan basa-basi akhirnya aku pun bisa sedikit akrab dengan Ningsih hingga akhirnya kita ngobrol panjang lebar.

Untung aja jadwal perkuliahanku dengan Ningsih bisa sama-sama kosong, jadi aku dan Ningsih mempunyai waktu yang banyak untuk ngobrol. Waduh hatiku lemas, walaupun sudah jarang ketemu tetapi statusnya masih resmi pacaran. Saat kami berdua ngobrol, dia suka curhat tetapi saya suka mencuri pandangan ke arah buah d*d*nya yang indah menawan itu.

Waduh pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga kulitnya tidak satupun bekas goresan luka, hanya putih mulus dan pant*tnya bulat menantang. Kalau dilihat dari belakang, waduh.. membuat kem*lu*n saya berdiri tegap dan ingin kur*mas-r*mas dan dit*ncap dari belakang.


Bayangkan kalau berjalan dia berlenggang-lenggok. Dia memiliki rambut yang indah, hitam dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis dan bulu mata yang lentik (tapi seperti cewek Korea). Dan memang cewek ini anak seorang yang kaya raya.

Dan kami pun menjadi dekat dan akrab, tapi tidak tahu dia itu sukanya bareng dan jalan sama saya saja. Padahal kan banyak teman cewek di kampus itu ataupun cowok yang lain. Yaa.. tapi saya pun sangat senang sekali bisa jalan bareng sama Ningsih, Dia pun sering mengajak saya main ke rumahnya.

Namun itu tidak pernah terjadi, mungkin saya tidak biasa main ke rumah cewek. Dan akhirnya dia ingin main ke rumah saya, waduh saya juga bingung karena saya juga belum pernah kedatangan teman cewek apalagi seperti dia, tapi dia terus memaksa saya.

Suatu hari di kampus, mata kuliah satu sudah selesai dan harus masuk lagi untuk mata kuliah yang kedua, tapi waktunya sore hari, dan ketika sudah selesai mata kuliah satu, kami pun merasa BT kalau di kampus saja, dan Ningsih memaksa saya untuk main ke rumah saya, katanya ingin tahu tempat tinggal saya dan sekaligus ingin curhat.

Ya untungnya rumah saya itu hanya ada saudara saya (karena saya tidak tinggal bersama orang tua) dan rumah itu milik nenek saya. Oleh karena itu kehidupan saya bebas dan saling cuek sama anggota keluarga lainnya di rumah itu. Tidak ada saling curiga atau hal apapun, yang penting tidak saling merugikan satu sama lain.

Kami pun berdua pergi ke rumah saya. Siang bolong, ketika sudah sampai di rumah, Ningsih saya persilakan masuk ke kamar saya dan ternyata saya tidak grogi atas kedatangan cewek cantik ini. Dan ketika baru mengobrol sebentar lalu dia bicara, Agus panas yah hawa di Bandung sekarang ini.

Iya nih! sambil kubawakan minuman dingin yang sangat sejuk sekali. Agus.. boleh nggak saya buka baju, kamu jangan malu Agus, saya masih pake pakaian dalam kok, habis panass siihh. Waduh memang saya merasa malu waktu itu dan sedikit deg-degan jantungku.

Aduuh gimana kamu ini, emang kamu nggak malu sama aku? bantahku. Tapi kan dia sudah ngomong kalau dia masih memakai pakaian dalam. Kemudian saya keluar kamar sebentar untuk mengambil makanan ringan di lemari es, dan ketika saya memasuki kamar lagi, ya ampun.. pakaian dalam sih pakaian dalam tapi kalau ternyata kalau itu ** yang super tipis dan kelihatan p*ting s*s*nya.

Waduh, saya sangat grogi waktu itu dan saya pun sering memalingkan wajah, tapi tidak dapat dipungkiri, kem*lu*n saya pun berereksi dan aliran darah saya pun mengalir tidak karuan, apalagi hawa sedang panas-panasnya.
Ayo sekarang kamu mau curhat lagi? kataku.
Nggak sih Ndre, saya udah minta putus sama dia (pacarnya-red) dan dia setuju untuk resmi putus. Ya udah.. abis gimana lagi, katanya.


Dalam hatiku, asyik dia sudah putus, dan saya pun berpura-pura bersAgush, karena memang kasihan melihat wajahnya sedikit pucat dan sedikit menangis. Dia memelukku sambil sedikit bicara kepadaku, tapi itu lho anuku tidak bisa diam dan semakin panas saja suhu tubuhku.

Ketika kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menc*umku dan kubalas c*umannya dan dia membalas lagi, semakin lama kami berc*uman dan dia memasukkan lid*hnya ke mulutku. Waduh, ini benar-benar mengasyikan dan terus terang ini adalah pertama kali bagiku.

Dan dia pun mengeluarkan suara des*han yang sangat lembut dan s*ns*al, dan dituntunnya tanganku ke buah d*d*nya, langsung saja kur*mas-r*mas dan **-nya pun kubuka. Woww, buah d*d* yang sangat indah, putih, bulat berisi dan mancung serta p*ting yang bagus, sedikit warna merah di seputar p*tingnya dan berwarna coklat di puncaknya,

Sekali-kali kupelentir p*tingnya dan dia pun mendes*h kuat. Ssstthh ha.. hah.. aahh.. okhss Dre, bagus Agus, eenakk, suaranya yang kecil dan merdu. Dia membuka bajuku dan aku kini dibuatnya tel*nj*ng, tapi aku hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi. Apa kamu sering melakukan ini sama pacar kamu? kataku.

Iya Dre, tapi nggak sering.. aaksshh.. kata dia sambil mendes*h, tanganku diarahkannya ke liang kem*lu*nnya, dan langsung kuelus-elus sambil lid*hku menjil*t p*tingnya yang indah itu. sedikit-sedikit kuselingi dengan gig*tan ringan tepat di puncaknya, dan dia mengg*liat keenakan.

Dan kem*lu*nnya pun basah. Kubuka celananya dan cel*na d*lamnya secara perlahan. Oh iya, kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka cel*na d*lamnya, yes.. dia memiliki kem*lu*n yang bagus, bulu sedikit, dan memang dia masih per*wan,


Dengan pacarnya juga hanya melakukan or*l s*x. Tetapi saya belum berani untuk menjil*t kem*lu*nnya, saya hanya mengesekkan tangan saya ke bibir kem*lu*nnya. Eh ternyata dia turun dari sofa dan menghis*p b*tang kem*lu*nku,
Aaakshh.. hsstt oks! dia menjil*ti biji pel*rku dan dia mengisap kem*lu*nku lagi sambil dipegang dan dikoc*knya.

Waduuhh.. enak sekalii akkhhss.. aliran-aliran darahku mengalir dengan serentak dan ingin kumasukkan kem*lu*nku ke liang kem*lu*nnya, tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian.. Dre, kamu punya barang gede enggak, kecil enggak, panjang enggak and pendek enggak, tapi bener Agus, saya sangat suka kamu punya barang,

Katanya sambil berdiri dan lub*ng kem*lu*nnya dihadapkannya ke wajahku aku semakin tidak kuat saja. Langsung saja kujil*t liang kem*lu*nnya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang enak. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merint*h-rint*h kecil, Uwuuhh oo.. sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth,

Sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan, mungkin jil*tanku belum pintar lihat sedang keasyikan menikmati jil*tanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berc*uman lagi, entah kenapa aku
merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kem*lu*nnya, kuingin b*tang kem*lu*nku dimasukkannya ke lub*ng kem*lu*nnya.


Soalnya aku masih ragu. Tapi saya memberanikan untuk bicara.
kamu masih per*wan nggak?
Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs, katanya.

Ternyata dugaanku benar.
Tapi sama pacar kamu itu?
Iya tapi kalau aku sama dia hanya or*l aja, kata Ningsih.

Tapi Agus, gimana kalau kita ini sekarang.. dia tidak melanjutkan pembicaraannya.
“Okh.. ookh.. okh.. sstt..” dia mencoba untuk memasukan b*tang kem*lu*nku ke lub*ng kem*lu*nnya dengan bantuan tangannya. Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan b*tang kem*lu*nku ke lub*ng kem*lu*nnya,

Dan secara perlahan kugesekkan b*tang kem*lu*nku ke liang kem*lu*nnya dan sedikit demi sedikit kumasukkan kem*lu*nku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan.. Ooohh aakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset, dia merint*h- rint*h. Aku terus menggenj*t dia.

Ningsih, ternyata pedih juga, aahh! katanya. Tapi teruskan saja Ningsih… Kulihat wajahnya memang mengkhawatirkan juga, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya, kataku

Dan memang ada sedikit d*rah di b*tang kem*lu*nku dan yes.. semua b*tang kem*lu*nku masuk, dan benar-benar nikmat tiada tara, dan hilanglah per*wannya dan perj*kaku. “Ssstt.. sstt..” des*hannya yang merdu dan mengga*rahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan mulus kulitnya.


Dan kami masih melakukan gaya konvensional dan terus kugenj*t naik turun, naik turun dan tumben, aku masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku sedang on*ni, tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga.

Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh.. sstt, dia menjerit-jerit tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di ruang keluarga. Karena pasti suara jeritan Ningsih ini kedengaran. Terus Agus, aduhh Agus kok enak sih.. aakss ssttss.. katanya sambil merem melek matanya dan bibirnya yang aduhai melongo ke langit dan langsung kujil*t lid*hnya. Duuhh aahss sstt duh An, aku mau keluar nih! kataku.

Uuhhss sstt jangan dulu dong Dre.. bentar lagi aja, katanya. Tapi memang saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata.. Sss oohh akkhhss.. oohh, duh Dre boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini aja, sambil ditunjukanya ke arah p*yud*ranya. Dan.. Creett.. crooot.. crooot.. crroooot dan air m*niku yang banyak itu menyemprot ke p*yud*ranya dan sekitar lehernya.

Selesailah main-main sama Ningsih, dan waktu pun menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua. Kami berdua terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih tel*nj*ng, dan lagu di stereo tape-ku pun sudah lama habis.

Bangun-bangun sudah hampir jam 19.30, kami pun bergegas berpakaian dan aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, sesudah saya selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian mencari makan. Kami pergi ke daerah Gatot Subroto dan makan.


Sesudah itu kami pergi ke Di Trans Studio Bandung, lupa lagi waktu itu kami nonton apa. Sesudah selesai nonton Ningsih tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah saya. Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada masalah dengan keluarga di rumahnya.

Setelah kami berbincang-bincang, ternyata dia tinggal tidak bersama orang tuanya, sama seperti saya. Dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur sambil berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua. sejak saat itulah kami resmi berpacaran.



Minggu, 08 Desember 2024

PENGALAMAN MENGINAPNYA TEMAN SUAMIKU DI RUMAH

 PENGALAMAN MENGINAPNYA TEMAN SUAMIKU DI RUMAH


KASIR4D - Pengalaman Menginapnya Teman Suamiku di Rumah


Sebut saja nama ku Mesi, wanita umur 28 thn dan orang-orang bilang bentuk tubuhku amatlah proposional, tinggi 170 cm berat 55kg dan ukuran buah d*d* 34B, ditunjang wajah cantik (itu juga orang-orang yang bilang) dan kulit putih cerah.

Sebelumnya aku memang sering bekerja menjadi SPG pada pameran mobil dan banyak orang mengelilingi mobil yang Aku pamerkan bukan utk melihat mobil tetapi untuk melihatku, Aku Menikah dengan Imron, 30 thn, seorang pekerja sukses. Kami memang sepakat utk tidak punya anak terlebih dahulu dan kehidupan s*ks kami baik-baik saja,

Imron dapat memenuhi kebutuhan s*ks ku yang boleh dibilang agak hyp*r..sehari bisa minta 2 sesi pagi sebelum Imron berangkat kerja dan malam sebelum tidur. Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Imron bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik.

Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Imron harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.

Dan mulailah cerita ini ketika Imron mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Agus dari luar kota. Pertama diperkenalkan Agus langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih. Agus cukup tampan gagah dan kekar.


Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi kantor, Imron memutuskan agar Agus tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Agus tidur di kamar persis di seberang kamar kami.

Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertel*nj*ng agar jika Imron datang bisa langsung berc*nta. Pernah suatu saat ketika pagi hari,

Kami, aku dan Imron berc*nta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Imron dari depan, tiba-tiba Agus muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Imron yang membelakangi Agus dan aku juga tidak tega menghentikan Imron,

Akhirnya ku biarkan Agus melihat kami berc*nta tanpa Imron sadari hingga kami berdua org*sme. Dan aku tahu Agus melihat tubuh tel*nj*ngku ketika Imron melepaskan pen*snya dan terjongkok di bawah meja. Setelah kejadian itu Agus lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku.


Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Imron benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Imron bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Imron . Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik.

Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat s*ksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai **, bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut,

Malam itu saya merasa sangat s*ksi dan Agus pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelum berangkat aku dan Imron sempat berc*nta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternyata Agus mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin,

Sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Imron org*sme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan. Dan Agus mengetahui hal itu. Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Imron dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer.

Imron berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi kes*ksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Agus .

“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Agus
“Ah bisa aja kamu Agus”,balasku tersipu.
Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Agus meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.

“Aku bisa membuat kamu tampak lebih s*ksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut. Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu.

Dan memang benar aku terlihat lebih s*ksi. Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Agus mer*ba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Agus telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sens*tif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Agus yang telah menyudutkanku di dinding dan menc*umi leherku dari depan.

“Agus apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Agus..lepas..!”,rontaku tapi Agus tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang. Agus terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas mer*ba buah d*d*ku dari luar dan terus menc*umi leherku,


Sambil meronta-ronta aku merasakan ga*rahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Agus mulai mer*ba belahan bawah gaunku hingga ke sel*ngk*nganku.
“Agus..hentikan Agus aku mohon..tolong Agus..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Agus terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir v*gin*ku yang ternyata telah basah karena ser*ngan itu.

Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-str*ng hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-str*ngku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pah*ku. Ketika Agus sudah semakin l*ar dan akupun tidak dapat melepaskan,

Tiba-tiba terdengar suara Imron memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Agus terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Imron yang tidak melihat kami dan meninggalkan Agus dengan G-str*ng hitamku.

Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan ga*rah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori dip*rk*sa. Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Imron mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya

Dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Agus. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Agus, diperjalanan dia hanya mengakatakan
“Maaf Mesi..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun.

Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perk*saan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangs*ng hebat oleh ser*ngan itu dan masih menyisakan ga*rah.

Tanpa sadar ternyata Agus telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’,
“Mesi aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-str*ngku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-str*ngku dengan cepat,

Tapi saat itu juga Agus telah menyergapku lagi dan langsung menc*umiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bug*lah aku diahadapannya. Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku.

Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?
”Agus..lepaskan aku Agus..ingat kau teman suamiku Agus..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara n*fsu dan malu,

Tapi Agus terus menekan hingga aku berteriak saat pen*snya menyeruak masuk ke dalam v*gin*ku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa cel*na d*lam.
“Ahhhh?Braam..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..

Clok..clok..clok..aku mendengar suara pen*snya yang besar keluar masuk di dalam v*gin*ku yang sudah sangat basah hingga memudahkan pen*snya bergerak. Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar des*h nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya.

Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang “Ahhh?..” ternyata aku org*sme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perk*saan yang aku nikmati. Sepuluh menit kemudian Agus mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Agus di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan v*gin*ku penuh dengan cair*n kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Agus terkulai di atasku.

“Maaf Mesi aku tak kuasa menahan n*fsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan mener*wang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Imron pulang hingga pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang,, Imron dan Agus berpamitan untuk nerangkat ke kantor.

Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang t*npa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Agus ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Imron sangat mempercayainya maka dia izinkan Agus pulang sendiri.

Agus masuk dengan kunci milik Imron dan melihat aku sedang berenang t*npa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya,
“Agus..kenapa kau ada di sini?” tanyaku,
“Tenang Mesi suamimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”,

Aku melihat tubuhnya yang kekar dan pen*snya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan tel*nj*ng masuk ke dalam kolam “Pantas sajaku semalam v*gin*ku terasa penuh sekali”‘pikirku. Aku buru-buru berenang menjauh tetapi tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga.

Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Agus di dalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan v*gin*ku hangat sekali, ternyata Agus ada di bawah air dan sedang menjil*ti v*gin*ku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.

Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi v*gin*ku dan memasuki liang sengg*maku..aku hanya menggigit bibir menahan ga*rah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai v*gin*ku, nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan pen*snya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya? “Arrgghh..”


Er*ngku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Imron. Akhirnya aku membiarkan dia memperk*saku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjil*ti buah d*d*ku sambil terus memasukan pen*snya keluar masuk.

Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, g*la aku mulai menikamti perk*saan ini, pikirku, tapi ternyata ga*rahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang dip*rk*sa oleh teman suamiku. Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyet*buhi kembai tubuh mulusku..

”Kau sangat cantik dan s*ksi Mesi..ahh” bisiknya ditelingaku.
Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pant*tku mengimbangi goyangan l*arnya.

Hanya suara er*nggannya dan suara pen*snya maju mundur di dalam v*gin*ku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya. Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami org*sme diawali er*nganku “Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam,

“Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami org*sme. Sebentar kemudian Agus lah yang berteriak panjang, “Kau hebat Mesi..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam v*gin*ku. G*la hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku.

Setelah dia mencabut pen*snya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut pen*snya dari v*gin*ku yang masih lapar.

Setelah Imron pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Imron dapat memberikan kep*asan padaku. Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Imron yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar,

Lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah d*d*ku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap dia berbalik dan menyerangku. Ternyata yang kudapatkan adalah bentakannya
“Mesi..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.

Aku yakin Agus juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan n*fsu. Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Imron di depan komputer dan lampu di kamar Agus.

Tampak samar-samar Agus keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku. Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Agus mengeringkan tubuh. G*la kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah pen*snya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.

Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali pen*s itu masuk ke dalam v*gin*ku yang memang masih haus. Perlahan aku membelai-belai v*gin*ku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Agus, dengan hati yang berdebar kencang dan n*fsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Agus dan langsung mengunci pintu dari dalam.

Agus sangat terkejut “Mesi..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Imron ada di kamar seberang. Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya,

Agus hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Agus tersenyum sambil memperlihatkan pen*snya yang semakin membesar dan tampak berotot. Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan meng*lum pen*snya, Agus yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendes*h perlahan merasakan pen*snya aku k*lum dan his*p dengan n*fs*ku yang sudah memuncak.


Sambil mulutku tetap di dalam pen*snya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan v*gin*ku di mulut Agus yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap v*gin*ku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Imron yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas pen*snya yang sudah meng*cung teg*ng dan besar panjang.

Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lub*ng v*gin*ku, rasanya berbeda dengan saat aku diperk*sanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu s*nsasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan b*tang pen*s Agus masuk ke dalam v*gin*ku “Ahh..sssfff..Braaam!” er*ngku perlahan menahan suara ga*rahku agar tidak terdengar,

Aku merasakan seluruh pen*snya memenuhi v*gin*ku dan menyentuh rah*mku. Sungguh suatu s*nsasi yang tak terbayangkan, dan s*nsasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pant*tku naik turun sementara tangan Agus dengan puasnya terus memainkan kedua buah d*d*ku memuntir-muntir p*tingku hingga berwarna kemerahan dan keras

“ahh..ahh..” demikian er*ngan kami perlahan mengiringi suara pen*snya yan keluar masuk v*gin*ku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafs*nya mend*d*k Agus duduk dan meng*lum buah d*d*ku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.

Aku sungguh tak dapat menahan ga*rah yang selama ini terpendam. Mungkin karena n*fsu yang sudah sangat tertahan atau takut Imron mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak ga*rahku yang pertama sambil mendekap erat Agus dan mengg*git pundaknya agar tidak bersuara, kudekap erta Agus seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak org*smeku.

Agus merasakan pen*snya disiram cair*n hangat dan tahu bahwa aku mengalami org*sme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya. Selesai aku org*sme sekiat 30 detik, Agus membalikan aku dengan pen*snya masih tertancap di dalam v*gin*ku.

Agus mulai menc*mbuku dengan menjil*ti leher dan p*tingku perlahan, entah mengapa aku kembali bern*fsu dan membalas ci*mannya denga mesra, l*dah kami saling berp*gutan dan Agus merasakan pen*snya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena v*gin*ku sudah kembali basah dan siap menerima ser*ngan berikutnya.

Dan Agus langsung memompa pen*snya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah d*d*ku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara er*ngan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara pen*snya keluar masuk di v*gin*ku kembali membakar ga*rahku dan aku bergerak menaik turunkan pant*tku untuk mengimbangi Agus.

Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak org*sme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pant*tnya hingga pen*snya menyentuh rah*mku. Kupeluk Agus dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang meny*rangku berkali-kali bersamaan keluarnya cair*nku.

Kug*git bib*rku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Agus dengan menaik turunkan pant*tku. Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Agus diketuk Imron,

“Agus..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Imron. Langsung saja Agus melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar. Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku.

Agus dengan santai dan masih bertel*nj*ng membuka pintu dan mengajak Imron masuk, Imron sempat terkejut melihat Agus tel*nj*ng,”Sedang apa kamu Agus” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cair*n kenikmatanku.

Agus hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..” Dasar Imron dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini n*fsuku sungguh semakin menjadi-jadi.

Setelah Imron keluar, Agus kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Mesi buka pintunya..sudah aman”. Begitu aku buka pintunya Agus langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless pen*snya kembali memenuhi v*gin*ku


“Ahhh..ahh..” er*ngan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pant*tnya maju mundur Agus melahap buah d*d*ku dan p*tingku. Sepuluh menit berlalu dan goyang Agus semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama

“Braaam lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” des*hku
“Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”,
Dan benar saja saat kurasakan m*ninya menyembur deras dalam v*gin*ku aku mengalami org*sme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak ga*rah itu bersamaan.

“Braaammm..,” des*hku tertahan.
“Ahhh Mesi..kau hebat..” demikian katanya.
Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami berg*mul.

“Terima kasih Agus..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Imron tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas c*uman Agus di sekujur buah d*d*ku.

Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Imron tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Imron berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Agus, kami yang biasanya berenang bertel*nj*ng akhirnya memutuskan memakai pakaian renag,

Aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah d*d*ku yang masih memar karena gig*tan Agus. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Agus sedang menatap kami dari kamarnya. Dan saat Imron sedang asyik berenang kulihat Agus memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan pen*snya yang sudah meng*cung besar dan tegang.

Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Imron, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Imron memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Agus.

Di sana Agus sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya. “G*la kamu Agus..bisa ketahuan Imron lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat berga*rah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menc*umi punggungku sambil mer*mas buah d*d*ku

“Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Agus sambil menc*um leher belakangku. Dan aku hanya mendes*h menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih g*la Agus menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia mer*mas-r*mas buah d*d*ku dan mec*umi punggung hingga pant*tku,

“G*la kau Agus, Imron bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Imron yang benar-benar sangat menikamti renangnya. Di kamar Agus pun aku sangat menikmati sentuhan Agus. “Mesi kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan pen*snya ke dalam v*gin*ku dari belakang.

“AHH..Agus..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Imron tidak akan mendengarnya. Langsung saja Agus memaju mundurkan pen*snya di v*gin*ku..
”Ahh.. Agus lebih kencang..f*ck me Agus..puaskan aku Agus..pen*smu sungguh luar biasa..Agus aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Imron.

Agus mengimbangi dengan gerakan yang l*ar hingga v*gin*ku terasa lebih dalam lagi tersentuh pen*snya dengan posisi ini,”Mesi..khhaau hhebat..” des*hnya sambil terus menekanku, kalau saja Imron melihat sejenak ke kamar Agus maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang berc*nta dengan rekan kerjanya.

Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan
“Teruuus Agus lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Braaaaam”, teriaku.
“Aaakuu juga Tyyaaasss..nikkkkmat ssekali mmmeemee*mu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan.


Setelah itu aku langsung menc*um bib*rnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Imron yang tidak menyadari kejadian itu. Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan ga*rah baru dalam hidupku dengan tantangan berc*nta bersama Agus.

Pernah suatu saat ketika akhirnya Imron mau berc*nta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil s*s* di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun.

Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Agus sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang. Pen*snya langsung menusuk v*gin*ku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini.

Kami berg*mul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku,
“Agus kamu nakal” des*hku yang juga menikmatinya dan kami berc*nta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Agus kudapatkan ga*rah terpendamku selama ini. Akhirnya ketika proyek kantor Imron selesai Agus harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Agus menyempatkan berc*nta kembali.



SANG CHEF CINTA

SANG CHEF CINTA KASIR4D    SANG CHEF CINTA Cerita Dewasa ”Ok….Cutt!!!.” teriak seorang pria bertubuh tambun dengan keras Seketika itu pula o...