Selasa, 17 Desember 2024

KISAHKU DENGAN WANITA BERSUAMI

 KISAHKU DENGAN WANITA BERSUAMI

KASIR4D - Kisahku dengan Wanita Bersuami


Namaku, donal umurku 21 tahun saya tinggal di kota manado. saya akan menceritakan pengalaman saya yang benar-benar terjadi dan begitu indah tak terlupakan bersama seorang perempuan yang sudah bersuami,namanya tante rina.

kejadian ini terjadi di medio november 2023 yang lalu,ceritanya berawal dari ketika aku menelepon ke teman saya, ternyata salah sambung malahan tersambung ke rumah orang yang tak saya kenal.Pada saat itu yang mengangkat telpon adalah seorang perempuan yang saya taksir umurnya sekitar 30 tahun,

Karena suaranya yang begitu sopan dan berwibawa, saya mencoba untuk mencari bahan pembicaraan lain agar supaya jangan putus,ternyata dia merespon,terus saya bertanya kepadanya apakah sudah punya pacar atau belum, dan dia menjawab belum punya pacar.(padahal sudah bersuami).

Setelah sekian lama kami bicara di telpon akhirnya kami mencatat nomor kami masing-masing. Keesokan harinya saya menelpon dia (tante rina). kali ini pembicaraan ngalor-ngidul,tanpa disadari ketika bicara tentang pengalaman pacaran,dia bilang” kalau sudah nikah hubungan tidak terlalu serius karena agak bosan”, wah..ternyata dia berbohong,

Akhirnya dia mengaku kalau dia sudah nikah dan punya anak satu. saya makin berani lalu kutanyakan bagaimana rasanya bulan madu karena saya sama sekali belum pernah merasakan berdekatan dengan wanita.(walau itu yang namanya c*uman).

Dia bilang,itu sih alamiah…. kali ini dia tidak malu-malu lagi. lalu kutanya lagi,
“Gaya apa yang biasa dilakukan”.
Tante rina menjawab ‘kalau suamiku pada awal permainan sangat suka menc*um leherku kemudian baru mengh*sap pay*dara…


“kalau tante rina senangnya dimana?”.
“aku senangnya kalau lagi diatas perut”,balasnya manja….
Masih dipercakapan telepon juga kutanyakan,”tolong dong tante ajarin aku”.
jawab tante, “enak aja….cari aja perempuan yang masih single kemudian nikahi…..bereskan.!”, balasnya dengan nada sedikit genit.

Ternyata tante rina ini jinak-jinak merpati..aku makin menjadi semakin tertantang.lalu kucoba pancing lagi.
“iyah deh..ngak usah yang berat-berat..ciuman aja..”
ternyata tante rina mulai memberi angin dengan memberi jawaban,
“lihat aja belum udah mau c*um-c*um..entar udah lihat malah lari..”.

Aku menimpa kembali,”siapa yang lari saya atau tante?,
dia menjawab,”udah ketemu aja deh….dimana…?.
saya langsung jawab di “F” restaurant, terus langsung nonton film. akhirnya diakhir percakapan kami janjian untuk ketemu besok jam 3 sore.

Keesokan harinya tepat jam 3 sore ada seorang wanita rambut panjang,tinggi 165 cm,pakaian kuning dengan rok merah yang seksi,persis dengan janjiannya pikiranku langsung tak karuan,saya bersumpah saya harus dapat menc*um dan menyet*buh*nya.


Hanya ngobrol sebentar,kami langsung ke bioskop yang terkenal, setalah sampai di bioskop kami beli karcis masuk,kebetulan kami berdua dapat tempat duduk dipinggir.Setelah film dimulai, didalam celanaku ada terasa yang sangat ganjil ternyata “torpedoku mulai berdiri kencang”.

Kemudian kuberanikan untuk memegang tangannya yang begitu halus dan lembut,ternyata tante rina hanya diam saja.Saya berbisik “tante bohong katanya ditelpon bilang sudah nenek-nenek tapi nyatanya masih seperti umur 20-an tahun,beruntung yah suami tante .

Lalu aku berbisik lagi,”mana janjinya tante..katanya boleh c*um kalo nggak lari…!
Kemudian dia melihat sekeliling,”malu nanti ketahuan orang”,
saya bilang kembali,”sepi kok tante..,”

Dalam keremangan saya melihat tante rina merapat-rapatkan kedua bib*rnya untuk membersihkan lipstiknya.Saya mulai mendekatkan bibir saya pada telinga tante rina.Busyet wangi sekali,kemudian tanpa ragu lagi saya makin berani mendekatkan bibir saya dipipi tante rina dan seterusnya kul*mat bib*r tante rina.


Ternyata tante rina terbawa arus dan segera melawan lum*tanku dengan penuh ga*rah.Kemudian tanganku mulai kumainkan di badannya tante rina,dan sampai di buah d*d*nya.Waduh montok sekali buah d*d*nya tante rina,setalah itu langsung kur*mas dan pel*ntir put*ng s*s*nya.Nafas tante rina mulai ngos-ngosan.

Tiba-tiba tanganku disentakkan dan c*uman saya dihentikan.dia bilang “sudah dong..!jangan terlalu jauh saya sudah nikah.Tapi saya tidak mau nyerah,dengan penuh trik saya pegang tangannya lalu kubimbing kearah kem*luanku yang sudah besar.(kupikir saya pasti ditampar karena kurang ajar).

Ternyata tante rina hanya diam saja terpaku dengan besarnya barangku,lalu saya keluarkan kem*luanku,saya tempelkan tangan tante rina dikem*luanku ,tante rina terhenyak.
“Nekad kamu”
“Biarin tante”,balasku nakal..

“Besar dan panjang juga barang kamu”.Bisik tante rina genit..
“Iya,tante saya sudah tidak tahan lagi.”balasku mesra
“Nanti aja keluarin dikamar mandi”,goda tante rina.

“Enggak mau,pingin sama tangan tante rina!”bisikku manja.
“Pusing ya..”tante rina terus menggodaku.
“Iyah..”balasku mantap.

Akhirnya tante rina mau juga meng*c*k barangku yang sudah besar. Ooooh….syyhhkk…nikmatnya..”Tangan tante rina yang super halus dan penuh pengalaman meng*c*k barangku.Selang beberapa menit”Sreet…sreeeett..”keluar sudah sp*rmaku akibat koc*kan mesra tangan tante rina.

Ketika film selesai saya dan tante rina keluar dan jalan-jalan.saya membelikan dia baju untuk anaknya,terus jalan-jalan kembali,makan,hingga jam menunjukkan pukul 9 malam.kemudian saya bertanya!


“Tante rina nggak dimarahin sama om..pulang terlambat?”
“Tadi sudah bilang ada teman yang ulang tahun, jadi pulang agak lambat..”
Saya mengantarnya pulang.Didalam perjalanan pulang terlihat plang hotel,pikiranku mulai nggak karuan.bawah saja tante rina kesini.

Saya memasukkan mobil ke hotel.
“Tante rina protes”,mau ngapain kesini…?
“kita ngobrol..untuk saling kenal lagi tante…saya nggak akan nakal tante”,balasku mesra,tante rina diam saja.”Ternyata tante rina mau juga”

Ketika setelah didalam,tante rina tampak kikuk,kucoba menenangkannya,
“Santai saja tante rina…”,lalu tante rina membuka sepatunya,saya menghampirinya.
“wah tante rina badannya lebih pendek dengan saya”
“tapi nggak ada pengaruh kalau sudah ditempat tidur.

“tante rina saya pingin c*um bibir tante lagi..”lalu aku menghampirinya ,tante rina diam saja.kemudian kul*mat bib*rnya.Dengan setengah paksa kubuka bajunya lalu celana panjangnya sampai tante rina terlihat b*gil,tante rina berontak lalu kujepit badannya yang s*ksi dan montok.

“Donal..jangan Donal…jangan maksa dong..”
Saya tidak peduli,dengan cepat saya buka celana saya kemudian dengan sigap kuj*lati tok*tnya tante rina,sampai ke l*bang “V” tante rina.Tante rina merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Kemudian saya meng*c*k-ng*c*k lubangnya sampai tante rina merasakan nikmat untuk yang kedua kalinya.Kemudian kami berganti posisi sekarang gilirannya tante rina yang mengh*sap punyaku.Setalah itu kumasukkan barangku yang besar dan panjang ke l*bang v*gina tante rina yang sudah basah., dengan cepat kugerakkan punyaku turun naik.

Masih barangku men*ncap dil*bang v*gina tante rina,saya guling-gulingkan badannya sehingga kadang dia diatas kadang dia dibawah.Kami melakukannya dengan banyak posisi. Lama-lama tante rina ter*ngs*ng juga dan ingin cepat keluar, akhirnya sama-sama kami mencapai org*sme.

Saya memasukkan semua air m*ni saya ke l*bangnya.Kemudian dengan cepat saya j*lati bib*r kem*luan tante rina sampai kemudian tante rina org*sme kembali,setelah itu kami berdua mandi. setelah itu kami melakukannya lagi dikamar mandi.


Lalu setelah itu tante rina berbisik, “donal kamu lebih hebat dari suami saya.Dan jika tante rina ingin berhubungan lagi dengan kamu,bolehkah… ! tante rina menghubungi kamu.
Kemudian saya menjawab, “boleh…saya siap melayani tante.

Kunjungi Kami Di 

Website : cuekasir4d.com
WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252
TELEGRAM : +62 821-1785-1681

πŸ‘‡Klik link di bawahπŸ‘‡


Akhirnya impianku terwujud untuk meny*tub*hi tante rina yang seksi dan punya anak satu. Sampai saat ini tante rina sering menghubungi saya.Karena suaminya tidak dapat memuaskannya.




Minggu, 15 Desember 2024

KISAHKU DENGAN JANDA CHINA

 KISAHKU DENGAN JANDA CHINA

KASIR4D - Kisahku dengan Janda China


Kejadian ini berlangsung sekitar 4 tahun lalu ketika saya berumur 22 th. Saat itu saya masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Saya berkenalan via internet dengan seorang janda keturunan china berumur 40th bernama Jenny,

Dia mempunyai 2 orang anak berumur 5 dan 9 th. Mulanya saya hanya tertarik karena orangnya ramah dan asyik diajak ngobrol dan cukup bisa mengikuti gaya anak muda alias lumayan ‘gaul’ lah. Hampir setiap malam dia telepon ke rumah saya. Sampai kadang anak-anaknya ikutan bercanda lewat telepon.

Suatu saat Jenny akan ada tugas dari kantornya ke Surabaya dia menelepon minta dijemput di Airport katanya, wah asyik nih aku bisa ketemu sekalian bisa ngobrol dan bercanda. Pada saat hari H dia telpon saya lagi dia bilang dia pake baju warna pink dan celana panjang hitam.

Hmm sesampainya di airport aku bingung sekali waktu aku lihat-lihat di kedatangan airport yang pakai baju pink dan celana hitam cuman ada satu orang itupun kira-kira masih sekitar umur 30 th menurutku. Aku beranikan diri untuk menyapa.

“Hmm selamat siang bu, ma’af ibu yang bernama Jenny?”
dengan senyum yang manis dia langsung merespons, “Apakabar Irwan”.
Saya langsung bengong karena melihat tampangnya yang masih cantik dengan badan langsing tapi gemuk pada bagian yang penting tentunya.

Tiba-tiba Jenny langsung menc*um pipiku..
“Mmmuuaachh jangan pake ibu segala ya.. Panggil Jenny aja!”
Wah-wah saya langsung rada horny.. He.. he..he..


Seharian saya antar dia keliling ke kantor klien-kliennya, setelah jam kerja usai, kita makan malam dan saya antar lagi dia ke airport. Di perjalanan tiba-tiba dia minta berhenti di pinggir jalan.
Saya tanya, “Kenapa kok berhenti?”

Tanpa banyak bicara dia langsung menc*um bibir saya dan membuka retsleting celana saya, pen*s saya langsung menegang tanpa basa-basi. Sambil mengelus-elus b*tangku dia bergumam,
“Hmm mantap juga b*tang kamu ini”

Ukuran pen*sku tidak terlalu besar sih sekitar 18 cm panjangnya, tapi menurut Jenny, “helm proyek”-nya ini bisa bikin nyesek.. He.. he.. he.. he.. Setelah puas melumat bibirku dia langsung menyedot b*tang kem*luanku yang dari tadi sudah menunggu h*sapan mulut s*xinya,

Tak ketinggalan l*dahnya menj*lat-j*lat b*tang pen*sku, aku tak mau tinggal diam tanganku berusaha meremas d*d*nya yang cukup kenyal, tapi dia menepis, “Sudah deh kali ini biar Jenny yang kerja,” ya.. aku pasrah saja sambil menikmati sedotan bibirnya,


Tak lama kemudian aku serasa melayang-layang dan kepala pen*sku serasa makin besar akhirnya “Oughh.. ahh..” Crott!! Sp*rmaku keluar di mulut Jenny, Dia makin gila menyedot semua b*tangku masuk ke mulutnya seakan nggak mau ada sp*rmaku yang lolos dari mulutnya. Kepala pen*sku masih berdenyut saat Jenny menyedotnya.

“Ahhmm enak banget b*tang kamu, thank’s ya,” kata Jenny, sambil tersenyum dan menc*umku, dia sangat suka dengan pen*sku, sementara aku hanya bisa diam dan masih terheran-heran melihat keb*nalannya,” Ayo jalan, ntar ketinggalan pesawat nih.”

Tiba-tiba Jenny protes melihat aku hanya terdiam dan membiarkan celanaku terbuka. Pada saat aku tiba di parkiran airport Jenny berkata,” Kamu masih utang lho sama aku” hmm aku hanya bisa senyum sambil kali in aku yang menc*um bibir s*xy-nya. Jenny memelukku erat, kami seperti pasangan kekasih aja.

Sebulan telah berlalu, kami tetap berhubungan via telepon, hubngan kami semakin akrab, lalu saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk bertemu Jenny. Kebetulan anak-anaknya sedang liburan sekolah, sekalian saya bertugas mengajak anaknya jalan-jalan.

Saat tiba di Jakarta saya menginap di sebuah hotel yang cukup terkenal di daerah Senayan. Lalu kami bertemu dan jalan-jalan bersama kedua anaknya, “Hmm sudah seperti keluarga aja nih” pikirku dan Jenny terlihat makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya.


Sepulang dari jalan-jalan, tiba-tiba anak Jenny yang berumur 7th meminta saya untuk menginap di rumahnya, agar kita bisa main playstation berdua. Asyik juga nih pikirku, karena memang aku juga keranjingan main game. Saya dan Dodi (anak sulung Jenny) sudah 2 jam main playstation.

Saat itu sudah jam 23.00, Dodi sudah mau tidur sementara Jenny masih sibuk membereskan kamar yang akan saya tempati. Kelar main PS dengan Dodi, saya langsung mandi karena sejak tadi saya belum mandi. Selesai mandi saya lihat Jenny sudah selesai beres dan duduk di sofa ruang keluarga sambil nonton TV.

Cantik sekali Jenny saat itu, dengen baju tidur warna ungu, wah.. yang bikin saya deg-degan d*d*nya yang berukuran 34b menyembul dibalik gaunnya, dan setelah aku curi-curi pandang ternyata dia tidak memakai br*.

“Kamu masih hutang ama aku lho Wan”, Jenny berkata begitu dengen senyum manisnya. Ya aku langsung jawab aja, “Iya deh pasti aku lunasin kok” wah kebeneran nih ngerasain v*gina janda.. Hehehehe biarpun sudah umur 40-an tapi badannya sangat sexy karena memang hobbynya berenang.

“Kita sambil nonton b*kep yuk Wan,” kata Jenny.
Sewaktu Jenny memasang vCD rada sedikit nungging, Hmm.. p*hanya terlihat mulus den belahan pant*tnya terlihat sangat bersih, aku tak tahan langsung aja aku samperin dan menj*lat belahan pant*tnya dari belakang sampai turun ke sel*ngk*ngan.

“Ahh sayangg.. Sabar donk.. Aku sudah lama nggak diginiin” Jenny mendesah sambil kakinya gemetaran.
Aku gendong saja ke sofa terus aku c*umin bibrnya, Jenny merespons c*umanku dengan ganasnya, “Jago juga nih c*umannya”, pikirku.


Sementara kedua tanganku mulai menyelusup ke d*d*nya yang sejak tadi membusung karena menahan nafas, “Oughh ahh.. Terusin sayang,” d*sahnya.
Tangan Jenny mulai berusaha meraih b*tang pen*sku yang sudah menegang dengan helm yang memerah,

“Eitt ini giliranku bayar hutang,” tanganku menepis tangan Jenny dengan lembut, dia hanya tersenyum. Sementara mulutku mulai menj*lat-j*lat put*ng Jenny yang berwarna pink. Jemarinya mendekap erat kepalaku, sambil mend*sah dan kakinya memeluk erat pinggulku,

Jenny mendorong kepalaku ke arah v*ginanya yang dari tadi cairannya membasahi d*d*ku. Hmm asyik benar nih pikirku dalam hati. Saat aku mulai menyapukan l*dahku dari bagian bawah ke atas hpnya aku merasakan cairan yang sangat nikmat yang aku impikan sejak pertama kali bertemu Jenny.
Aku h*sap cl*torisnya dia makin mengejang dan aku merasakan v*ginanya sperti mengh*sap bibirku.
“c*uman ama bibir atau v*gina sama enaknya nih,” pikirku. “Oughh sayangghh enak,” gumamnya.

L*dahku mulai bergerak konstan di cl*torisnya semakin cepat, pant*tnya bergerak naik turun mengikuti irama l*dahku, tiba tiba dia berteriak histeris. “F*ck.. Ahh ahh oughh ah ahh ahh.. Irwann eghh.,” badan Jenny mengej*ng, tangannya menekan kepalaku ke v*ginanya hingga hidung dan hampir semua wajahku basah karena cairan v*ginanya.

Nafasnya tersengal-sengal d*d*nya makin membusung (ini pengalaman pertamaku menj*lat v*gina, sekarang aku suka sekali menj*lat v*gina sampai lawan s*x-ku mencapai kl*maks karena j*latanku). Aku j*lati terus dan aku telan semua cairan v*ginanya, rasanya enak banget!!

Sementara nafas Jenny masih tersengal-sengal aku angkat kedua p*hanya sehingga lobang pant*tnya pas berada di bibirku. Aku j*lati lagi sisa-sisa cairan yang meleleh di lobang pant*t Jenny sambil aku teruskan j*latanku ke atas dan turun lagi berulang-ulang.

Tangan Jenny makin menekan kepalaku, aku makin menikmati permainan ini dan aku lihat kepala Jenny menegadah pertanda dia sangat menikmati j*latanku, sampai akhirnya aku berbalik lagi menj*lat bagian l*bang v*ginanya yang masih berdenyut.


“Sayangghh terusinn aku hampir sampai lagi nihh,”gumamnya sambil menggerak-gerakan pant*tnya. Aku makin enjoy dengan rasa v*ginanya yang seperti sayur lodeh.. Hehehehe. Aku h*sap cl*torisnya sampai akhirnya dia mulai mengejang-ngejang..

“Oughh enakk sayangku..” Kuku jemarinya terasa perih di belakang leherku. Jenny mencapai kl*maks untuk kedua kalinya, tanpa menunggu-nunggu lagi aku tancapkan saja b*tang pen*sku yang dari tadi sudah menunggu untuk bersarang,

Ternyata tak semudah itu, l*bang v*ginanya memang cukup sempit pertama kali hanya kepala pen*sku aja yang bisa masuk, lalu setelah aku keluarkan dan aku masukkan lagi beberapa kali akhirnya. BLESS.. “Eghh.. Enak banget Wan,” gumamnya Jenny langsung menc*umi bibirku dengan penuh n*fsu.

Aku mulai memompa v*ginanya secara beraturan sambil menj*lati put*ng s*s*nya yang merah dan menegang, enak benar v*gina Jenny, pikirku. Selama 15 menit aku memompa, perlahan tapi pasti v*gina Jenny makin terasa makin menyempit, aku makin merasa enak.

“Ahh.. Ahh oughh” mend*sah sambil tangannya mencengkeram pinggiran sofa. Tiba-tiba cengkeramannya pindah ke punggungku sambil setengah berteriak Jenny mencapai kl*maks yang ketiga kalinya,
“Aghh ahh I LOVE THE WAY YOU F*CK ME!!” Aku makin mempercepat gerakanku.. Jenny makin mengg*la.

“F*CK.. F*CK.. F*CK ME.. Oughh ahh ahh,” Jenny benar meracau tak karuan, untung jarak kamar tidur dengan ruang tengah cukup jauh sehingga teriakannya tidak mengganggu tidur kedua anaknya. Setalah Jenny menikmati sisa-sisa kl*maksnya aku c*umin bibrnyai dia dan dia tersenyum,

“Thank’s ya, hutangmu lunas, tapi kamu belum keluar sayangku,” dia berkata sambil membalikkan badannya dan kedua tangannya memegang sandaran sofa. “F*ck me from behind,” dia mengarahkan pen*sku yang masih menegang ke arah l*bang v*ginanya yang sudah basah kuyup.

Langsung aja aku pompa v*ginanya karena aku sudah tak tahan ingin cepat-cepat keluar, baru sepuluh kali keluar masuk, Jenny mend*sah berat dan v*ginanya berdenyut pertanda dia mencapai kl*maksanya, badannya seperti kehilangan tenaga, aku tahan pant*tnya sambil terus aku pompa v*ginanya.


Denyutan v*ginanya membuat aku merasa makin nikmat. Dengan mata sayu Jenny berkata, “Keluarin di mulutku sayangku, aku haus sp*rmamu”.
Aku tidak memperdulikan aku tetap focus mengejar kenikmatanku sendiri sampai akhirnya aku akan mencapai puncak kenikmatan aku cabut pen*sku,
Dengan sigapnya Jenny meraih b*tang pen*sku dan mengoc*k-ngoc*k di dalam mulutnya. “Oughh.. Is*pin pen*sku sayanghh ahh..” Crott!! Crott.. Crott.. Cairan sp*rmaku meleleh di dalam mulutnya sampai keluar dari tepi bibir Jenny.

Kunjungi Kami Di 

Website : cuekasir4d.com
WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252
TELEGRAM : +62 821-1785-1681

πŸ‘‡Klik link di bawahπŸ‘‡

Tiba-tiba ada suara lenguhan yang cukup mengagetkanku”ahh ahh ahh oughh..,” kami berdua terkaget-kaget ketika aku lihat pembantu Jenny yang bernama Dina sudah telentang sambil mengejang di lantai, jemarinya terlihat berada di dalam v*ginanya, sementara bajunya sudah tidak karuan.



Jumat, 13 Desember 2024

HATI YANG TERBAGI DENGAN DUA WANITA TERDEKAT

 HATI YANG TERBAGI DENGAN DUA WANITA TERDEKAT


KASIR4D - Hati yang Terbagi Dengan Dua Wanita Terdekat


Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku yang menurutku sangat seru, di sela-sela waktu santai pasti para pembaca akan sangat menikmati dalam membaca ceritaku ini. Baiklah tidak usah lama-lama langsung saja kita mulai ceritanya.

Penat banget rasanya seharian kerja, kudu pulang jam 6, untung dah punya bini yang masih sempat-sempatnya nyiapin makan ama kopi. Padahal dia pasti capek juga seharian kerja. Mungkin jam 8 kita berdua udah tertidur. Capek banget lewat deh **-nya.

Siang ini aku kok ngantuk banget ya rasanya. Mumpung direksi pada lagi rapat, kesempatan nih aku pulang kerumah, tidur barang 1-2 jam sempatlah pikirku, langsung deh aku ngacir kerumah yang jaraknya cuma 15 menit dari kantor. Sampe dirumah aku memang punya kebiasaan masuk dengan ‘silent style’ tapi bukan ninja ya bro.

Maklum daerah pinggiran mesti cek dulu, daripada keduluan ramp*k, apalagi kalo ada “Sejenis Ryan” bisa ngacir nih nyawa. Perlahan kubuka garasi rumah, “lho kok ada motor bini yach” padahal kan dia tadi ngantor, turunnya aja sama-sama, cuti juga ndak. Kalo sakit pasti dia telpon aku, ndak mungkin berani pulang sendiri.

Perasaan curiga mulai muncul, pengalaman sel*ngkuhku justru mengganggu aku nih. Garasiku memang langsung mengarah ke ruang tengah, kulihat Tas biniku, ada diatas meja kerjaku, blazer kantornya tergeletak di sofa, bau asap r*kok menusuk hidungku dan kulihat diatas meja masih menyala r*koknya dan sepertinya baru saja dih*sap.


Kontan darahku mendidih sampe ke ubun-ubun. Gila istriku yang kusayang, dan perhatian ternyata bersel*ngkuh. Perasaan marah bercampur sakit hati membuat aku hampir saja menendang pintu kamarku. “Mundur 7 langkah, maju 7 langkah” aku teringat sebuah buku filsafat cina yang intinya bisa meredakan amarah.

Emosiku akhirnya bisa terkendali, memang aku tidak mundur tapi mengambil nafas biar hatiku tetap dingin. Aku hanya mundur beberapa langkah, mengambil sebuah kursi bar yang cukup tinggi. Kubawa ke depan pintu kamarku, aku mengintip lebih dulu melalui ventilasi kamar tidurku.

Tempat tidurku terhalang oleh dinding kamar mandi, hanya seperempat kasur saja yang terlihat, dan disitu hanya terlihat sepasang kaki mulus istriku saja, “ah ternyata istriku sedang istirahat sendiri” aku agak sedikit lega.
Sesaat aku diam dan berniat ingin turun, namun tiba-tiba ada sebuah kaki yang mer*yap menaiki kaki istriku, kagetku membuat aku hampir melompat dari kursi.

Untung aku bisa bertahan dan terus kuperhatikan sepasang kaki lainnya itu. “mulus” lho kok?
Aku turun dari kursiku pelan-pelan mengembalikan kursi itu ketempat semula, berjalan kearah garasi, kuamati disitu, sepatu lelaki yang ada hanya milikku. Dan beberapa sepatu wanita, yang aku sendiri tidak hafal dengan sepatu-sepatu istriku.

Aku jadi penasaran kudekati lagi kamar tidurku, beruntung sekali aku selalu merawat engsel pintuku yang ternyata tidak terkunci, karena memang tidak ada orang lain dirumah kami. Suara TV dikamarku menyamarkan bunyi handle pintu. Posisi tempat tidurku memang sedikit salah sehingga jika pintu kamar terbuka pasti tidak akan kelihatan dari arah kepala tempat tidur.

Aku berjalan perlahan seperti ninja menyusuri dinding kamar mandi, dan berhenti setelah aku bisa melihat bayangan tempat tidurku dari cermin rias. Aku kembali terkejut melihat tubuh istriku yang sudah tidak menggunakan apa-apa lagi, sementara diatasnya men*ndih seseorang yang sangat aku kenal, “sahabat istriku” yang juga tempat curhatku kalo lagi marahan sama istriku.

Temannya sekantornya yang selama ini aku percayakan jika istriku ingin berlibur keluar kota. Seseorang yang juga aku senangi. Dia selalu membayangi pikiranku yang kadang ng*res namun sedang bosan dengan wajah istriku. Keturunan cina yang kulitnya sedikit lebih putih dari istriku.

Pernah sekali pas istriku sedang keluar kota dengannya aku minta difotoin dia kalo lagi tidur sama istriku, sayangnya sampat saat ini ndak pernah dituruti sama istriku. Oke bro, Sandra memang seorang wanita keturunan cina, dengan wajah yang cantik.

Tingginya juga seukuran biniku, hanya saja b*k*ngnya yang padat sudah agak turun karena sudah punya 2 anak. Kok bisa punya anak ya padahal kehidupannya dengan suami yang aku dengar dari cerita istriku sih biasa saja, malahan cukup dingin, Sandra sering iri dengan gaya kami yang masih seperti orang pacaran.

Tapi hari ini aku ndak percaya kalo ternyata istriku dan Sandra bukan hanya bersahabat tapi menjadi sepasang Kakashi. Lamunanku buyar karena kudengar suara des*han istriku, istriku dan Sandra masih melakukan Fr*nch k*ss, aku sedikit cemburu karena kulihat begitu semangatnya istriku membalas setiap c*uman yang diberikan Sandra,

Mereka terlihat sangat mahir memainkan l*dahnya, posisi Sandra yang diatas biniku, selalu mengg*yangkan pinggulnya mengikuti irama tangan kanan istriku yang memegang b*k*ngnya, sementara tangan kiri istriku meng*lus leher dan punggungnya, des*han istriku terdengar lagi saat Sandra memegang p*ting istriku.

Ampun dah sekarang bukannya aku marah sama istriku, malahan aku jadi ikutan h*rny, aku justru men*kmat* show itu. Sandra mulai melepas gaya fr*nchk*ss nya dan mulai menj*lati leher biniku, ketelinga istriku, meng*lumnya, membuat istriku mendes*h dan memperkuat pelukannya pada Sandra, aku tau rasanya saat itu, karena itu juga yang aku lakukan ke bini saat for*play.


Sandra menc*um istriku dan menj*lati leher istriku seperti men*kmat* eskrim. Sandra mulai turun ke arah p*yud*ra biniku yang sekel itu. Dir*masnya kedua bukit dengan begitu halusnya, sambil menj*lati dan meng*lum p*tingnya, istri menggelinjang dan begitu men*kmat*nya,

Aku merasa bersalah pada istriku karena sering melewati bagian ini, “ah yank” des*han itu keluar dari mulut istriku, bukannya “ah mas”. Kumajukan badanku karena kau semakin h*rny dan supaya bisa melihat jelas tanpa lewat cermin lagi, wajah istriku begitu men*kmat* gig*tan-gig*tan yang diberikan Sandra.

Kedua tangan istriku mencengkram bantal tanda ia begitu men*kmat*, kaki istriku melingkari badan Sandra yang terus berg*yang menekan daerah sel*ngk*ngan istriku. Sandra kembali memberikan ken*matan pada istriku dengan menc*umi daerah p*sar dan terus turun ke daerah m*ss V istriku.

Sandra menj*lati seluruh daerah itu membuat badan istriku terkadang sontak kejang, memang wanita bisa saling mengerti bagian itu. aku benar-benar men*kmat* tubuh Sandra yang selama ini hanya bisa aku bayangkan, posisi Sandra yang meninggung dengan wajahnya yang mengarah ke tubuh istriku membuatnya tubuhnya semakin s*xy, b*k*ngnya yang putih.

Duh kepingin rasanya aku melompat dan menj*lati b*k*ng itu. p*yud*ra Sandra memang sudah tidak terik lagi, maklum sudah punya anak, namun dengan p*tingnya yang kecil itu begitu berbeda dengan milik istriku yang sedikit besar. Desahan istriku semakin sering, tanda istriku hampir mencapai kl*m*ksnya, Sandra sekarang mengambil posisi 6*.

Dasar aku masih sayank ama biniku, aku ndak tega kalo istriku juga harus menj*lati M*ssV nya Sandra. Nekat aku berdiri di depan Sandra yang masih asyik memainkan m*ss-V istriku. Sontak Sandra terhenyak, aku tau pasti dia kaget bener, tubuhnya gemetar ketakutan, aku sengaja memasang wajah angker dulu, padahal aku juga lagi h*rny banget.

“Mas” suara istriku juga bergetar, keduanya terduduk, istriku benar-benar salah tingkah, sedangkan Sandra menutupi p*yud*ra dan m*ss-Vnya, tapi ndak mungkin bisa kan, aku masih bisa melihat bentuk tubuhnya yang putih m*lus itu, sedikit lebih putih dari istriku, udah dari sononya emang putih sih Sandra, aku berpura-pura mengambil nafas panjang. Kudekati mereka berdua.

Wajah istriku menunduk, pasti ia takut aku gampar. “Mas maaf, ampun mas”.
Kini aku duduk mendekati istriku, duduknya semakin meringkuk, sedangkan Sandra semakin gemetaran. Kupandangi wajah mereka berdua, keduanya ndak berani menatapku, he..he sandiwaraku berhasil, padahal aku sedang men*kmat* dua wajah cantik dihadapanku, seseorang yang aku cintai dan seseorang yang aku senangi dan selalu mengganggu hayalanku.

Kuambil selimut dan kututupi kedua tubuh wanita ini. Sandra ingin berdiri, pasti dia akan mengenakan bajunya.
“Sandra, kamu duduk dulu, aku mau ngomong” cegahku. Suaraku sengaja kutinggikan biar lebih gimana gitu.
“sudah berapa lama, ma begini?”

“B..baru kali ini mas” jawabnya.
“Tapi kalian kan sering pergi liburan sama-sama, malahan seringnya satu kamar, biarpun perginya rame-rame”
“benar mas, baru kali ini kita keterusan sampe gini” istriku diam

“dulu pernah pegangan tangan aja waktu tidur bang” sambut Sandra.
“Ma, aku lebih suka kamu jujur”
“Iya mas, dulu waktu liburan ke Bali yang berlima, kami cuma c*uman mas, ndak lebih”


Yah aku ingat istriku pernah cerita kalo suami Sandra saat itu sedang selingkuh, dan dia curhat ke biniku sampe nangis, mungkin itu yang buat Sandra jadi ndak mesra lagi ama suaminya. Dan berita terakhir Sandra pingin cerai dari suaminya.

“ya udahlah, mau diapain lagi, aku tau kalian juga saling menyayangi”
“Sandra.. kamu tega benar ama aku, padahal aku percaya sama kamu, dan aku suka kok sama kamu”
“Maaf ya bang” he..he.. pasti Sandra ndak ngerti arah omonganku tadi.

Wajahku tida lagi angker, aku sebenarnya dari tadi sudah mau tersenyum, dan saat kupandangi wajah istriku dan aku tersenyum padanya, istriku meraih tanganku dan menc*um tanganku tanda menyesal. Kupegangi wajahnya dan aku menc*um kening istriku.

Dasar akunya dari tadi emang udah h*rny, langsung kuc*um istriku, kulumat bib*rnya dengan gaya Fr*nch k*ss yang tadi aku saksikan. C*uman kali ini benar-benar beda banget, istriku membalasnya seakan ia benar-benar mau menyenangi aku.

Ia menarikku dan meluruskan tubuhnya keranjang, sedangkan Sandra masih terduduk disamping kami, kupegang p*yud*ra istriku, dia membalasnya dengan menggenggam M*.P ku, istriku mulai mel*cuti baju kemejaku dan melemparnya ke lantai, aku bergerak menc*umi leher istriku, wangi tubuh Sandra, masih melekat di tubuh istriku membuat aku semakin semangat meng*lum telinganya.

Istriku mendes*h, “oh mas, aku sayang mas” sambil tanganya mulai membuka celanaku, sekilas kulihat Sandra mulai bergerak menyingkir, dia pasti ingin memberi kesempatan kepada kami berdua. Tanganku langsung menangkap tangannya, tanda ia tidak boleh pergi dari situ.

“Bentar bang, aku ke WC dulu ya” pasti karena ketakutan tadi Sandra jadi pengin pipis. Kuteruskan melumat bib*r istriku dan meng*lum p*yud*ra istriku, sementara istriku telah melepaskan seluruh pakaianku. Kudengar dari kamar mandi ada suara air tanda Sandra telah selesai, “Ma panggil Sandra” kataku.

Saat Sandra keluar dari kamar mandi istriku memberinya kode untuk duduk kembali ketempat semula. Sandra menurutinya.
Kutangkap tangan Sandra, namun aku masih asyik menc*mbu istriku, kur*mas tangan Sandra layaknya orang berpacaran, Sandra menanggapinya dia juga mer*mas tanganku dengan kedua tangannya, dan menc*um tanganku seperti mengucapkan terima kasih karena tidak seperti yang dia takutkan tadi.

Istriku juga melihat kejadian itu, lau ia bergeser menaikkan kepalanya ke atas p*ha Sandra sambil menarikku untuk mengikutinya. Posisi ku sungguh diuntungkan aku berc*uman dengan istriku dengan tangan kananku memegang tangan Sandra sementara tangan kiriku mengelus p*yud*ra istriku, sementara wajahku menempel ke p*yud*ra Sandra.


Sesaat kemudian istriku melepaskan c*umanku, lalu memandangku kemudian ke arah Sandra, aku menatap wajahnya dan wajah Sandra, Sandra membalas kami berdua sambil tersenyum. Coba kuk*cup p*pi Sandra. Dia agak menghindar, aku tau ia pasti merasa tidak enak dengan istriku.

“Jadi gimana kita ma?” tanyaku.
“Ya mas kan sayang ama aku, senang ama Sandra juga dari dulu sampe minta fotonya yang habis mandi kan? Hi..hi..” “Terus?” tanyaku lagi

“Aku sayang ama mas dan Sandra, Sandra sayang juga ama aku, Cuma ndak tau dianya dengan mas”.
“Kalo mama sel*ngk*hnya ama laki-laki sih aku pasti bisa marah besar, tapi kalo ama Sandra, sih aku ndak masalah ma, rasa senangku bisa berubah jadi sayang juga kan”

“Makasih ya mas, aku beruntung punya suami kayak kamu mas, kamu gimana Sandra?”
“Entah kenapa kok aku jadi sayang ya ama kalian berdua, aku ijin ya sel*ngk*h ama suami kamu?” jawabnya. Istriku tersenyum.

Lalu kuc*um lagi istriku sambil merangkul Sandra, tak lama istriku mendorongku keatas aku pun menc*um Sandra yang membalasku, kali ini aku merasakan double Fr*nch k*ss yang luar biasa. C*umannya lebih liar saat istriku mulai mer*mas dan menc*um p*yud*ra Sandra, sementara satu tangannya membelai torp*doku.

L*dah kami seperti dua orang satria yang berperang memainkan pedang dengan liukan-liukan jurus mematikan, jurus kami yang selalu saja seri membuat aku melakukan manuver untuk melakukan jurus lainnya, kini kuarahkan l*dahku ke arah leher Sandra.

“hhhhh” des*hannya yang tertahan mengisyaratkan manuverku cukup berhasil, pingin rasanya kubuat tanda disitu, tapi ah, ntar jadi berabe, jadi kelanjutkan dengan arah telinga, kuj*lati dan kuk*lum bagian bawah telinganya, Sandra menyerah tak berkutik, gig*tan kecil dan r*masan istriku ke p*yud*ranya tentu membuatnya semakin tak berdaya.


Posisi Sandra yang tadi duduk kini berganti menjadi terl*ntang, sementara istriku mendapatkan daerah bawah aku mendapatkan tubuh bagian atas Sandra, bentuk p*yud*ranya yang masih agak kencang berarti punya Sandra jarang dis*ntuh sama suaminya, p*tingnya mengeras, n*fsu Sandra mulai naik.

Istriku mulai mer*ba p*ha dan daerah sel*ngk*ngan Sandra, akupun mulai memijat s*s* Sandra, mer*masnya dengan lembut, Sandra membalasnya dengan meny*ntuh m*-P, masih agak kaku, pasti karena bukan punya suaminya, walau begitu dengan sent*han jari-jarinya membuat m*-P ku mengeras dengan sangat-sangat.

Dengan ujung jari telunjuknya ia memainkan milikku dari atas ke arah p*ngkal, meny*ntuh b*ah Z-ku hingga menggenggamnya, dan kali ini kekakuannya telah hilang. Kuarahkan milikku mendekati wajahnya, Sandra ngerti maksudnya, dia mulai mendekatkan bib*rnya ke milikku.

Dimas*kkan milikku mulutnya, hangat, rasanya ingin kudorong penuh ke mulut kecilnya itu, tapi kubiarkan saja Sandra yang mengontrol permainan itu, saat itu aku sudah berganti arah memegang p*yud*ra istriku, Sandra ternyata lebih mahir dalam jurus ini dibandingkan biniku. Sed*tannya serasa ingin mengeluarkan ca*ranku.

Aku jadi semangat mer*mas b*k*ng istriku. Dengan jariku kus*ntuh bagian clit*risnya, mengusapnya, istriku mengg*linj*ng dan membuka sel*ngkang*nnya, sesekali kum*sukkan jariku ke dalam l*bang *-nya, cairan pelumas dari l*bang itu kumanfaatkan untuk meng*sap cl*t-nya.

Istriku juga mulai high, sesaat dia mau menc*um m*ss-V Sandra, tapi kucegah dengan merubah posisinya, aku masih ndak tega, kalo istriku yang harus melakukan itu dengan orang lain, sekalipun itu Sandra. Kurelakan melepas jurus Sandra ke M*-Pku dan kuarahkan ke bib*r istriku, dan sebenarnya aku kepingin sekali mengenal Sandra lebih jauh, apalagi M*ss-Vnya Sandra yang selama ini aku idam-idamkan.

Sandra berbalik ke arah sel*ngkang*n istriku, aku langsung berbaring dan mulai menc*um M*ss-Vnya.
Kukeluarkan jurus pembangkit selera, bentuk Sandra ternyata lebih tembem dari punya istriku, dengan jariku kubuka daerah cl*tor*snya, kuh*jamkan l*dahku disitu,

Gerakan naik turun l*dahku membuat pinggul Sandra bergerak naik turun melawan arus l*dahku, sementara Sandra juga melakukan hal yang sama ke istriku, apa yang dilakukan Sandra ke istriku sekarang juga kulakukan kepadanya,
saat ia memasukkan l*dahnya ke l*bang istriku, kulakukan hal yang sama kepadanya,

Wajahnya menunjukkan ekspresi senang, istriku yang tengah mendapatkan ken*matan itu pun memasukkan hampir seluruh M*-P ku kemulutnya, Luar biasa memang segitiga yang kami lakukan ini, pantaslah ‘segitiga bermuda’ bisa menelan banyak korban.


Aku benar-benar hampir mencapai kl*m*ks dan sebelum itu terjadi kulepaskan sedotan istriku, kali ini kubiarkan Sandra, merayap menaiki tubuh istriku. Sandra menj*lati tubuh istriku, mengg*git p*yud*ranya, dan menc*um bib*r istriku.

Gerakan pinggul mereka pasti membuat cl*tor*snya saling bergesekan, aku bergerak ke arah mereka, kuangkat kaki istriku, aku benar-benar kepingin melakukan pen*trasi kepada mereka berdua, posisi Sandra yang menungg*ng bisa membuat aku lebih cepat keluar, makanya kupilih istriku, Sandra memberi ruang dan memajukan badannya kedepan sehingga p*yud*ranya tepat diatas wajah istriku,

Aku langsung menanc*pkan milikku ke l*bang istriku, des*han istriku mulai terdengar ngos-ngosan, sambil ia meng*lum p*yud*ra Sandra dan memainkan Cl*t Sandra dengan jarinya, hingga akhirnya kurasakan hawa hangat pada m*-Pku, istriku sudah mencapai titik pu*snya.

Kucabut pen*trasiku pada istriku setelah rasanya pij*tan dari dalam l*bang istriku mengendor, kali ini kuarahkan m*-P ke l*bang milik Sandra. Mulai kumas*kkan milikku ke arahnya.
“Ahhh” kudengar des*han Sandra, l*bang itu agak lebih sempit dari milik istriku,
“Yank, punya suamimu lebih gede” kudengar bisikan mesra Sandra ke istriku.

Istriku tersenyum ke arahku dan mengangguk pertanda aku bisa melanjutkan lagi. Kali ini aku mencoba memasukkan hampir seluruh M*-P ku, tubuh Sandra kej*ng, antara menahan sakit atau ke*nakan, entah karena ia jarang dis*ntuh sama suaminya atau memang p*nya suaminya lebih kecil aku ndak mau mikir, karena aku Kembali men*kmat* b*k*ng indah Sandra,

Sekaligus rapatnya l*bang miliknya membuatku harus bisa bertahan lebih lama, manalgi posisinya yang menungg*ng itu. istriku membantu dengan menc*mbu Sandra. His*pan pada p*yud*ra Sandra dan gerakanku membuat Sandra mulai mendes*h, nafasnya mulai memburu, untung saja mereka sudah melakukan lebih awal sehingga aku bisa bertahan, hingga akhirnya Sandra mendes*h,

“bang terus, lebih kencang lagi bang” aku tau Sandra sudah hampir mencapai kl*m*ks, aku juga hampir mencapai, maka gerakan maju mundurku kali ini lebih kencang, memang benar filsafat cina, bahwa kegiatan maju mundur dalam kondisi perasaan seperti apapun pasti membawa n*mat.

Sampai akhirnya, dari torp*doku keluarlah semburan, yang memuntahkan hampir berjuta pasukan kecil ke sarang musuh yang bisa mematikan semua benda milik lelaki setelah keluar dari l*bang itu. kurasakan pijatan otot dari arah dalam l*bang ke milikku, benar-benar ken*matan yang luar biasa.

Sandra perlahan melepaskan milikku yang hampir mati layu, dan merebahkan dirinya disamping istriku setelah mengecup bib*r istriku, aku yang kecapean juga ikut merebahkan diriku, kuambil posisi ditengah-tengah mereka. Istriku langsung memelukku dan menc*umku,

“Makasih mas, kamu suami terbaik di dunia, aku ndak rela orang lain merebut mas”, “Tapi kalo buat Sandra aku rela kok, kalo nanti Sandra cerai sama suaminya, mas kaw*ni aja dia, kan enak kita bertiga bisa serumah, aku sayang ama mas”


Sandra pun langsung memelukku juga, dia menc*um bib*rku “Bang, aku juga mau jadi istri kedua kamu, pasti kamu bisa adil ke kita berdua, makasih ya bang, Love u honey”. Aku hanya tersenyum toh kalo aku kaw*ni mereka berdua kan ndak masalah, kita masing-masing sudah punya gaji, Cuma saja apa kata orang-orang kalo aku punya 2 istri yang serumah dan sekantor lagi mereka.

Kunjungi Kami Di 

Website : cuekasir4d.com
WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252
TELEGRAM : +62 821-1785-1681

πŸ‘‡Klik link di bawahπŸ‘‡

Bodoh ah, yang aku tau aku capek sekali, dan mataku langsung terpejam lagi, ketiduran. Kemudian aku terbangun, kulihat ke arah jendela sudah tertutup dan terdengar suara azan subuh, kulihat disebelahku istriku sedang tertidur pulas, kuarahkan tanganku ke M*-P, ternyata ada lendir disitu. “Ah sialan, ternyata aku cuma mimpi”, hanya saja mimpi itu indah banget. Andaikan itu terjadi, gimana ya rasanya.



Rabu, 11 Desember 2024

KISAH SERU TIGA SEPUPU

 KISAH SERU TIGA SEPUPU

KASIR4D - Kisah Seru Tiga Sepupu


Sebelumnya kuperkenalkan diri namaku Roni tinggi 170 cm berat badan 55 kg umurku sekarang 20 tahun asalku dari Sragen sekarang aku telah masuk jenjang perguruan tinggi negeri di kota Solo. Pengalaman s*ks yang pertama kualami terjadi sekitar 4 tahun lalu, tepatnya waktu aku masih duduk di bangku SMU kelas 1 berumur 16 tahun.

Karena rumahku berasal dari desa maka aku kost dirumah kakakku. Saat itu aku tinggal bersama kakak sepupuku yang bernama Mbak Dina berusia 30 tahun yang telah bersuami dan mempunyai 2 orang putri yang masih kecil-kecil, namun di tempat tinggal bukan hanya kami berempat tapi ada 2 orang lagi adik Mbak Dina yang bernama Ita waktu itu berumur 19 tahun kelas 3 SMK dan adik dari suami Kak Dina bernama Niken berusia 14 tahun.

Kejadian tersebut terjadi karena seringnya aku mengintip mereka betiga saat mandi lewat celah di dinding kamar mandi. Biarpun salah satu dianatara mereka suadah berumur kepala 3 tapi kondisi tubuhnya sangat s*ksi dan mengga*rahkan pay*daranya montok, besar dan belahan v*ginanya woow..terlihat sangat oh..ooght nggak ku-ku bo..

Saat malam hari saat aku tidur dilantai beralaskan tikar, di ruang tamu yang gelap bersama Mbak Ita, awalnya sich aku biasa-biasa saja tapi setelah lama seringnya aku tidur bersama Mbak Ita maka aku akhirnya tak tahan juga. Malam-malam pertama saat dia tertidur pulas aku cuma berani menc*um kening dan membelai rambutnya yang harum.

Malam berikutnya aku sudah mulai berani menc*um bibirnya yang s*ksi mungil, tanganku mulai mer*mas-r*mas buah d*danya yang padat berisi lalu mem*jat-m*jat v*ginanya yang, oh ternyata empuk bagai kue basah yang..oh..oh.., aku melihat matanya masih terpejam pertanda ia masih tertidur tapi dari mulutnya mend*sah dengan suara yang tak karuan. “Ah..ught..hh..hmm” d*sahan Mbak Ita mulai terdengar.

Tanganku terus bergerilya menj*mah seluruh tubuhnya.saat aku menc*umi v*ginanya yang masih tertutup calana, ia mulai terbangun aku takut sekali jangan-jangan ia akan berteriak atau marah-marah tapi dugaan ku meleset. Ia malah berkata, “Dik teruskan.. aku sudah lama mendambakan saat-saat seperti ini ayo teruskan saja..”

Bagai mendapat angin segar aku mulai membuka t-shirt yang ia gunakan kini terpampang buah d*da yang s*ksi masih terbungkus **. **-nya lalu kubuka dan aku mulai meng*lum p*tingnya yang sudah mengeras gantian aku em*t yang kiri dan kanan bergantian.

“Mbak, maafkan aku tak sanggup menahan n*fsu b*rahiku!”
“Nggak apa-apa kok Dik aku suka kok adik mau melekukan ini pada Mbak karena aku belum pernah merasakan yang seperti ini” jawab Mbak Ita.


Setelah puas kupermainkan pay*darnya lalu aku mulai membuka rok bawahannya.biarpun kedaan gelap gulita aku tahu tempat v*gina yang menggiurkan, terus kubuka ** nya, lalu kuc*umi dengan lembut. “Cup..cup..sret.. srett”, suara j*latan lidahku.

“Ought..ought..terus Dik enak..!!” Karena takut ketahuan penghuni rumah yang lain aku dengan segera mengangkan kedua kakinya lalu kumasukkan p*nisku yang mulai tegang kedalam v*ginanya yang basah. “Ehmm..oh..ehh.. mmhh”, rintih kakakku keenakan.

Setelah kira-kira setengah jam aku mulai merasakan kenikmatan yang akan segera memuncak demikian juga dengan dia. “Crot..cret..crett.. crett”, akhirnya sp*rmaku kukeluarkan di dalam v*ginanya. “Oh..” Rupanya ia masih per*wan itu kuketahui karena menc*um bau darah segar.

“Terima kasih Dik kamu telah memuaskan Mbak, Mbak sayang padamu lain kali kita sambung lagi yach?”
“Ok deh mbak”, sahutku.


Setelah selesai memakai pakaian kembali aku dan dia tidur berpelukan sampai pagi. Sebenarnya kejadian malam itu kurang leluasa karena takut penghuni rumah yang lain pada tahu, sehingga suatu ketika kejadian itu aku ulang lagi. masih ingat dalam ingatan hari itu minggu pagi, saat Mbak Dina dan adiknya Niken bersama keuarga yang lain pergi ke supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumah kami.

Karena keadaan rumah yang sepi yang ada hanya aku dan Mbak Ita, aku mulai menutup seluruh pintu dan jendela. Kulihat Mbak Ita sedang menyeterika dengan diam- diam aku memeluknya dengan erat dari balakang. “Dik jangan sekarang aku lagi nyetrika tunggu sebentar lagi yach.. sayang..!” pinta Kak Ita. Tapi aku yang sudah bern*fsu nggak memperdulikan ocehannya, segera kumatikan setrika, kuc*umi bibirnya dengan ganas. “Hm..eght.. hmm.. eght..!”

Karena masih dalam posisi berdiri sehingga tak leluasa melakukan c*mbuan, aku bopong ia menuju ranjang kamar. Kubaringkan ia di ranjang yang bersih itu lalu segera kul*cuti semua pakaiannya dan pakaian ku hinggas kami berdua tel*nj*ng bulat tanpa sehelai benang pun yang menempel.

Wow..tubuh kakakku ini memang benar sempurna tinggi 165 cm berat sekitar 50 kg sungguh sangat ideal, pay*daranya membusung putih bagaikan salju dengan p*ting merah jambu dan yang bikin d*da ini bergetar dibawah pusarnya itu lho.. bukit kecil kembar ditengahnya mengalir sungai di hiasai semak-semak yang rimbun.

Kami berdua tertawa kecil karena melihat tubuh lawan jenis masing- masing itu terjadi sebab saat kami melakukan yang pertama keadaan sangat gelap gulita tanpa cahaya. Sehingga tidak bisa melihat tubuh masing-masing. Aku mulai menc*umi muka tanpa ada yang terlewatkan, turun ke lehernya yang jenjang kukecupi sampai memerah lalu turun lagi ke pay*daranya yang mulai mengeras, kuj*lati pay*dara gantian kanan kiri dan kug*git kecil bagian p*tingnya hingga ia menggelinjang tak karuan.


Setelah puas bermain di bukit kembar tersebut aku mulai turun ke bawah pusar, ku lipat kakinya hingga terpampang jelas seonggok daging yang kenyal di tumbuhi bulu yang lebat. Lidahku mulai menyapu bagian luar lanjut ke bagian dinding dalam v*gina itu, biji kl*torisnya ku g*git pelan sampai ia keenakan menjambak rambutku.

“Ught..ugh..hah oh..oh..”d*sahan nikmat keluar dari mulut Kak Ita. Setelah kira-kira 15 menit aku permainkan v*ginanya rasanya ada yang membanjir di v*ginanya rasanya manis asin campur aduk tak karuan kusedot semua cairan itu sampai bersih, rupanya ia mulai org*sme.

Mungkin saking asyiknya kami berc*mbu tanpa kami sadari rupanya dari tadi ada yang memperhatikan perg*mulan kami berdua, Mbak Dina dan adik suaminya, Niken sudah berdiri di pinggir pintu. Mungkin mereka pulang berdua tanpa suaminya dan kedua anaknya yang masih mampir ke rumah Pakdhenya mereka ketuk pintu tapi nggak ada sahutan lalu mereka menuju pintu daur yang lupa tak aku kunci.

Aku dan Mbak Ita kaget setengah mati, malu takut bercampur menjadi satu jangan-jangan mereka marah dan menceritakan kejadian ini pada orang lain. Tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan kami berdua, mereka bahkan ikut nimbrung sehingga kami menjadi berempat.

“Dik main gituan kok kakak nggak di ajak sich kan kakak juga mau, sudah seminggu ini suami kakak nggak ngajak gituan”, ucap Mbak Dina.
“Ini juga baru mulai kak!” sahutku.

“Mas aku boleh nyoba s*ks sama Mas?” tanya Niken.
“Boleh”. Aku dan Kak Ita selanjutnya menyuruh mereka berdua melepas seluruh pakaiannya.
“Ck.. ck..ck..ck..”, guman ku. Sekarang aku dikerubung 3 bid*dari cantik sungguh beruntung aku ini.

Mbak Dina tubuhnya masih sangat kencang pay*daranya putih agak besar kira-kira 36 B v*ginanya indah sekali. Sedangkan Niken tubuhnya agak kecil tapi mulus, d*danya sudah sebesar buah apel ukuranya 34 A v*ginanya kelihatan sempit baru ditumbuhi bulu yang belum begitu lebat.

Pertama yang kuserang adalah Mbak Dina karena sudah lama aku membayangkan bers*tubuh dengannya aku menc*umi dengan rakus p*nt*lnya kuh*sap dalam-dalam agar air s*s*nya keluar, setelah keluar kuminum sepuasnya rupanya Mbak Ita dan Niken juga kepingin merasakan air s*s* itu sehingga kami bertiga berebut untuk mendapatkan air s*s* tersebut, sambil tangan kami berempat saling r*mas, pegang dan memasukam ke dalam v*gina satu sama lain.

Setelah puas dengan permainan itu, aku meminta agar mereka berbaring baris sehingga kini ada 6 gunung kembar yang montok berada di depanku. Aku mulai meng*lum s*s* mereka satu per satu bergantian sampai 6, aku semakin beringas saat kusuruh mereka men*ngg*ng semua, dari belakang aku menj*lati v*gina satu persatu rasanya bagai makan biscuit Oreo di j*lat terus lidahku kumasukkan ke dalam v*gina mereka. Giliran mereka meng*lum p*nisku bergantian.


“Hoh.. hoo.. hh.. ehmm”, d*sah mereka bertiga. Aku yang dari tadi belum org*sme semakin buas memepermainkan pay*dara dan v*gina mereka, posisi kami sekarang sudah tak beraturan. Saling peluk c*um j*lat dan sebagainya pokok nya yang bikin puas, hingga mereka memberi isyarat bahwa akan sampai puncak.

“Dik aku mau keluar” “Mas aku juga” “Aku hampir sampai”, kata mereka bergantian.
“Jangan di buang percuma, biar aku minum!”, pintaku “Boleh”, kata Mbak Dina. Aku mulai memasang posisi kutempelkan mulutku ke v*gina mereka satu persatu lalu kuh*sap dalam-dalam sampai tak tersisa, segarnya bukan main.

“Srep.., srep”. Heran, itulah yang ada di benakku, aku belum pernah nge-s*x sama mereka kok udah pada keluar, memang mungkin aku yang terlalu kuat. Karena sudah tidak sabar aku mulai memasukkan p*nisku de dalam v*gina Mbak Ita kugenjot naik turun pinggulku agar nikmat, sekitar 5 menit kemudian aku gantian ke Kak Dina, biarpun sudah beranak 2 tapi v*ginanya masih sempit seperti per*wan saja.

“Dik enak.. Uh.. oh..teruss!”, d*sahnya.
“Emang kok Kak.. hh ehmm..”
“Mas giliranku kapan..?”, rupanya Niken juga sudah tak tahan.

“Tunggu sebentar sayang.” Sekitar 10 menit aku main sama Kak Dina sekarang giliran Niken, dengan pelan aku masukkin p*nisku, tapi yang masuk hanya kepalanya.


Mungkin ia masih per*wan, baru pada tus*kan yang ke 15 seluruh p*nisku bisa masuk ke liang v*ginanya.
“Mas.. sakit.. mas.. oght.. hhohh..”, jerit kecil Niken.
“Nggak apa-apa nanti juga enak, Sih!”, ucapku memberi semangat agar ia senang.

“Benar Mas sekarang nikmat sekali.. oh.. ought..” Rupanya bila kutinggal nges*ks dengan Niken, Kak Dina dan Kak Ita tak ketinggalan mereka saling k*lum, j*lat dan saling memasukkan jari ke v*ginanya masing-masing.

Posisiku di bawah Niken, di atas ia memutar-mutar pinggulnya memompa naik turun sehingga buah d*danya yang masih kecil terlihat bergoyang lucu, tanganku juga tidak tinggal diam kur*mas-r*mas p*tingnya dan kus*dot, kug*git sampai merah.

Karena sudah berlangsung sangat lama maka aku ingin segera mencapai puncak, dalam posisi masih seperti semula Niken berjongkok di atas p*nisku, kusuruh Mbak Dina naik keatas perutku sambil membungkuk agar aku bisa men*tek, eh.., bener juga lama-lama air s*s*nya keluar lagi, kuminum manis sekali sampai terasa mual.

Mbak Ita yang belum dapat posisi segera kusuruh jongkok di atas mulutku sehingga v*ginanya tepat di depan mulutku, dan kumainkan kl*torisnya. Ia mend*sah seperti kepedasan. “Ah.. huah.. hm..!” Tanganku yang satunya kumasukkan ke v*gina Mbak Dina, k*nt*lku digarap Niken, mulutku disumpal kem*luan Mbak Ita, lengkap sudah.

Kami bermain gaya itu sekitar 30 menit sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan.
“Ought.. hmm.. cret.. crot..” “Enak Mas..!” d*sah Niken.
Sp*rmaku ku semprotkan kedalam v*gina Niken dan keluarlah cipratan sp*rmaku bercampur darah menandakan bahwa ia masih per*wan.

Kunjungi Kami Di 

WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252

TELEGRAM : +62 821-1785-1681

πŸ‘‡Klik link di bawahπŸ‘‡

https://heylink.me/kasir4dslebew/

Kami berempat sekarang telah mencapai puncak hampir bersamaan, lelah dan letih yang kami rasakan. Sebelum kami berpakaian kembali sisa- sisa sp*rma di p*nisku di j*lati sampai habis oleh mereka bertiga. Setelah kejadian itu kami selalu mengulanginya lagi bila ada kesempatan baik berdua bertiga maupun berempat.



KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT

 KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT KASIR4D     KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT Cerita Dewasa Langsung aja ke ceritanya yang sesuai judul thread “Kerja...