Sabtu, 04 Januari 2025

SUAMI PERGI TUGAS ISTRINYA KU KENTOT SAMPAI KETAGIHAN

 SUAMI PERGI TUGAS ISTRINYA KU KENTOT SAMPAI KETAGIHAN


KASIR4D - Suami Pergi Tugas Istrinya Ku Entot Sampai Ketagihan  


Sebut saja namaku Arif (24 tahun), aku masih kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di Kota Surabaya , aku memiliki kenangan yang indah bersama seorang wanita bernama Ima, (28 tahun) dia adalah istri temanku sekampung yang bernama Haris (35 tahun) dan bekerja di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Perselingkuhanku dengan Ima terjadi setahun yang lalu. Semua berawal dari pertemuanku dengan Haris yang tidak sengaja di sebuah kantor bank swasta di Kota Surabaya. Kami sama-sama terkejut karena bisa bertemu di kota perantauan, karena kami sebenarnya berasal dari Kota Kebumen.

Setelah pertemuan itu Haris mengajak aku mampir ke rumah kontrakannya dan disanalah aku diperkenalkan dengan Ima, istrinya. Terus terang saat pertamakali bertemu aku sudah tertarik pada Ima karena cantik dan ramah, namun demikian aku sadar diri kalau dia ada yang punya. Singkat cerita… aku jadi sering main di rumah Haris dan aku jadi akrab dengan Ima.

Sekitar 3 bulan kemudian Haris dan Ima menawariku untuk tinggal dirumahnya dari pada aku kos sendiri, itung-itung menghemat biaya kuliah, karena masih ada kamar yang kosong dirumahnya. Tentu saja aku langsung menerima tawaran itu dan akupun segera pindah ke rumah Haris. Sejak tinggal bersama itu aku makin sering berinteraksi dengan Ima dan… perlahan akupun semakin tertarik padanya, aku sering mencuri-curi pandang untuk melihat kecantikannya.


Setiap pagi dan sore hari aku dapat melihatnya ketika dia selesai mandi karena selain waktu tersebut dia selalu berpakaian tertutup dan berjilbab. Kulitnya yang putih dan bodynya yang bahenol selalu membuatku gregetan… dan untuk melampiaskan hasratku aku selalu beronani ria di kamar mandi dengan berkhayal ngentot bersama Ima. Kegiatan itu selalu kulakukan hingga akhirnya sebuah kesempatan datang. Saat itu Haris mendapat tugas dari kantornya untuk mengikuti training karyawan di kantor pusat Jakarta salama 10 hari.

Setelah Haris pergi akupun mulai merancang strategi untuk merayu Ima agar mau di entotin. Dan rencana itu akhirnya berhasil pada hari ke 4 setelah Haris pergi. Pagi itu seperti biasa aku selalu mengintip Ima mandi, mumpung ada kesempatan saat suaminya tidak dirumah. Namun pagi itu benar-benar istimewa, karena Ima tidak hanya mandi, tetapi juga bermasturbasi dengan buah ketimun yang telah disiapkannya dan inilah kesempatanku.


Aku segera melucuti pakaianku dan bugil di depan pintu kamar mandi dan pada saat Ima keluar akupun segera menyergapnya, Ima terkejut dan berusaha berteriak, namun aku langsung membekap mulutnya. Dia terus berontak hingga handuknya terlepas dan kamipun jadi sama-sama bugil, akupun langsung menekan mental Ima. Sudahlah Ma… aku tau ko kamu lagi pingin ngentot, kamu kesepian kan di tinggal suami kamu ke Jakarta..? daripada pake ketimun mendingan pake punyaku aja. Namun dia terus berontak walau hanya sebentar. 

Serbuan jariku di memeknya dan permainan lidahku di leher dan toketnya membuatnya tak berdaya. Akhirnya diapun terangsang. Jariku terus kumainkan di memeknya, klitorisnya jadi basah dan memerah karena terus ku kocok-kocok dengan jariku. Lalu diapun mencapai orgasme. Tubuh Ima langsung lemas dan memeluk tubuhku, nafasnya terengah-engah seperti baru lari jarak jauh. Gimana Ma… enak kan…? Ima langsung memandangku dan memelukku dengan erat.

Rif kamu ko pintar si mainnin memek aku…? enak banget rasanya…!!! Itu masih pemanasan aja Ma, aku bisa membuat kamu lebih horny dari yang tadi…. kamu mau kannn? Ima langsung tersenyum dan meremas Penisku dengan gemas.

Kunjungi Kami Di 

Website : cuekasir4d.com
WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252
TELEGRAM : +62 821-1785-1681

👇Klik link di bawah👇

Aku tau ini artinya Ima tidak menolak, segera saja kugiring dia menuju ke kamar. Masih dalam kondisi bugil kami berjalan mesra kekamarku seperti pengantin baru. Sesampainya di kamar Ima langsung berbaring terlentang di atas kasur. Sesaat aku berdiri di sampingnya menikmati pemandangan ini. Ima memang wanita yang mantap abis… wajahnya cantik, bodinya putih dan mulus, namun yang membuatku kesengsem adalah Toketnya yang berukuran 36 C dan Vegynya yang bersih. Setelah puas memandanginya akupun langsung menindihnya, Kami berdua begumul mesra dengan penuh gairah.

Klitoris Ima yang merah berkilauan menjadi mainan bagi lidah dan bibirku… sungguh nikmat rasanya. Sesaat kemudian aku segera meminta Ima mengulum penisku, walaupun awalnya menolak karena belum pernah diapun akhirnya mau juga… bahkan merasa keenakan. Sambil menikmati sedotan Ima, kumainkan jari-jariku di Vegynya.


Akhirnya Ima pun mulai tak tahan, dia berhenti mengulum dan dengan malu-malu dia berkata, Rif…Aku sudah nggak tahan pingin ngentot ni… Punya kamu dimasukin ya…!! aku hanya tersenyum. Dalam hatiku aku berkata, akhirnya… tercapai juga harapanku…!! Segera saja Kulentangkan tubuh istri temanku itu dan langsung kuarahkan ujung penisku ke mulut Vegynya yang menganga lebar dan basah… Bless Slepp tenggelam sudah penisku..

Kulihat mata Ima terpejam dan dari mulutnya terdengar desahan Ohh…… Ahh…… dan perlahan aku mulai bergoyang maju mundur sambil tanganku terus meremas-remas toket Ima. slep…slep….slepp… suara yang merdu terdengat dari vegy Ima. Dia mulai merintih dan mendesah nikmat seiring dengan goyanganku yang kupercepat….Ah…Uhhh… Ooohh…. dan 3 menit kemudian tubuh Ima mulai mengejang dan Croooot…. Ima mencapai orgasme pertama dengan penisku.

Setelah beristirahat sebentar Ima kembali kuentoti, namun dalam posisi nungging dan rasanya benar-benar nikmat sambil meremas-remas pantat Ima yang putih dan bahenol kugoyangkan kontolku dengan tempo cepat sehingga Ima hanya mendesah saja.. lalu tak lama kemudian ia kembali orgasme yang kedua… Ima mengerang merasakan nikmatnya penisku… Oh… Ahhh… Rif… Penismu enak bangetz…… Oh…. Ahhh.


Sesudah itu kamipun beristirahat, sambil kupeluk tubuh Ima akupun berusaha merayunya… Ima maafin aku ya sudah berbuat kurang ajar sama kamu, terus terang sebenarnya aku sangat tertarik sama kamu, kamu sangat cantik. Ima pun langsung tersenyum dan menjawab.

Sudahlah Rif… Ga papa ko… aku malah senang di kurang ajari sama kamu…. aku jadi bisa merasakan nikmatnya hubungan intim yang sebenarnya… karena selama ini Mas Haris belum pernah membuatku orgasme.

Sesudah perbincangan itu akupun merasa lega karena Ima mau menerimaku, akupun kembali mencumbuinya dan Ia menurut saja saat kembali kuentoti dalam berbagai macam gaya sampai akhirnya akupun mencapai orgasme dan tertidur kelelahan.

Siang harinya Ima membangunkanku dan mengajak makan siang bersama… Kulihat dia sudah berpakian rapi dan berjilbab seperti biasanya. Ima kamu ko sudah rapi mau kemana? Nggak kemana-mana, tadi baru saja jemput Muna (Muna anaknya Ima) dari sekolah. Oo aku baru ingat kalau Muna yang baru duduk di kelas 2 SD selalu di jemput saat pulang sedangkan saat berangkat ikut bonceng dengan tetangganya.

Aku segera bangun dan berpakaian lalu pergi ke kamar mandi. Selesai mandi aku melihat Ima sedang membuat teh di dapur entah kenapa tiba-tiba aku kembali horny melihat Ima. segera saja aku menghampirinya, Ima pun menyapaku… eh sudah mandi yaa.. pasti segerr!! aku hanya tersenyum dan langsung memeluknya dari belakang.

Dia berusaha menolak, jangan gitu Rif… nanti Muna melihat bisa masalah.. tapi aku tidak peduli dan langsung kusingkap roknya keatas dan kutarik CDnya kebawah… Ima tau maksudku Ia pun langsung bersikap, Rif kalau pingin lagi pintu dapurnya di tutup dulu… akupun segera menutupnya dan kembali menghampiri Ima yang sudah siap nungging dengan rok yang tersingkap sampai ke punggung, segera kulepas handukku dan kuarahkan penisku ke vegynya…. slep… Bless!!! setelah masuk akupun langsung bergoyang dengan cepat hingga kami mencapai orgasme bersama-sama.


Sejak saat itu, selama Haris masih di Jakarta aku bebas ngentot bersama Ima, dan untuk mengenang saat-saat indah itu aku merekam adegan ngentot kami dari semua lokasi di rumah Ima, mulai dari tempat tidur, dapur, kamar mandi, meja makan, ruang tamu, ruang TV, dan halaman belakang rumah. Bahkan ngentot di samping Muna yang sedang asik bermain boneka juga pernah kami coba dan sensasinya sungguh luar biasa.

Selama seminggu itu aku benar-benar puas ngentotin istri temanku itu dan satu hari sebelum Haris pulang, aku sengaja menyewa handycam untuk membuat film bokep pribadi. Tentu saja Ima menolak ide gilaku tersebut namun dengan sedikit rayuan diapun menurut saja. Dan adegan hot itu kami mulai setelah Muna berangkat sekolah.

Tanpa membuang waktu segera kuminta Ima melucuti bajunya di ruang tamu sambil kurekam. setelah bugil aku segera memintanya berbaring terlentang di kursi sofa dan bermasturbasi dengan ketimun yang telah kupersiapkan. Saat itulah aku datang dengan kondisi bugil menghampiri Ima setelah sebelumnya kuletakkan handycam di tripot dan aku setel otomatis. Diatas sofa itu kucumbui Ima dengan sangat hot… hingga puas. sesudah itu baru kami ngentot dengan beraneka gaya sampai kami orgasme bersamaan.

Setelah Istirahat cukup, pada siang harinya kami kembali beradegan ngentot di ruang dapur dan dilanjutkan di meja makan. Pada sore harinya kami kembali bermesum ria sambil nonton TV dan dilanjutkan ngentot di kamar mandi. Aksi kami terus ber lanjut di malam harinya di kamarku sampai pukul 8 malam. Kami benar-benar puas dibuat mabuk oleh birahi selama sehari.


Lalu sekitar jam 9 malam kami berdua pergi ke Bandara untuk menjemput Haris yang pulang dari Jakarta. Setelah Haris sampai kami bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa selama kepergian Haris. Namun demikian sejak saat itu aku menjalin hubungan selingkuh dengan Ima. Setiap ada kesempatan bagus aku selalu memanfaatkan untuk bisa ngentot dengan Ima dan hubungan itu terus berlanjut hingga sekarang dan aku tidak tahu kapan akan berakhir.

Jumat, 03 Januari 2025

MEMBOHONGI GADIS SMP AGAR MAU NGENTOT

 MEMBOHONGI GADIS SMP AGAR MAU NGENTOT


KASIR4D - Membohongi Gadis SMP Agar Mau Ngentot  


Kisahku ini adalah kejadian nyata tanpa aku rekayasa sedikitpun !. Kisahku bermula setahun yang lalu ketika temanku ( Dedy ) mengajakku menemaninya transaski dengan temannya ( Gunawan ). Saya jelaskan saja perihal kedua orang itu sebelumnya. Dedy adalah teman kuliahku dan dia seorang yang rajin dan ulet termasuk dalam hal berbisnis walaupun dia masih kuliah. Gunawan adalah teman kenalannya yang juga seorang anak mantan pejabat tinggi yang kaya raya (saya tidak tahu apakah kekayaan orang tuanya halal atau hasil korupsi).

Setahun yang lalu Gunawan menawarkan beberapa koleksi lukisan dan patung ( Gunawan sudah mengetahui perihal bisnis Dedy sebelumnya ) milik orang tuanya kepada Dedy, koleksi lukisan dan patung tersebut berusia tua.

Dedy tertarik tapi dia membutuhkan kendaraan saya karena kendaraannya sedang dipakai untuk mengangkut lemari ke Bintaro, oleh karena itu Dedy mengajak saya ikut dan saya pun setuju saja. Perlu saya jelaskan sebelumnya, Gunawan menjual koleksi lukisan dan patung tersebut, oleh Dedy diperkirakan karena Gunawan seorang pecandu putaw dan membutuhkan uang tambahan.

Keesokan harinya ( hari Minggu ), saya dan Dedy berangkat menuju rumah Gunawan di kawasan Depok. Setelah sampai di depan pintu gerbang 2 orang satpam berjalan ke arah kami dan menanyakan maksud kedatangan kami. Setelah kami jelaskan, mereka mengijinkan kami masuk dan mereka menghubungi Gunawan melalui telepon. Saya memarkir kendaraan saya dan saya mengagumi halaman dan rumah Gunawan yang amat luas dan indah,

” Betapa kayanya orang tua Gunawan” bisik dalam hatiku. Kami harus menunggu sebentar karena Gunawan sedang makan.


Sambil menunggu, kami berbicara dengan satpam. Dalam pembicaraan itu, seorang satpam menceritakan kalau Gunawan itu seorang playboy dan suka membawa wanita malam-malam ke rumahnya ketika orang tuanya sedang pergi. Setelah menunggu selang 10 menit, akhirnya Gunawan datang ( saya yang baru pertama kali melihatnya harus mengakui bahwa Gunawan memiliki wajah yang amat rupawan, walau saya pun seorang lelaki dan bukan seorang homo! ). Dedy memperkenalkan saya dengan Gunawan. Setelah itu Gunawan mengajak Dedy masuk ke rumah untuk melihat patung dan lukisan yang akan dijualnya.

Saya bingung apakah saya harus mengikuti mereka atau tetap duduk di pos satpam. Setelah mereka berjalan sekitar 15 meter dari saya, seorang satpam mengatakan sebaiknya kamu ( saya ) ikut mereka saja daripada bosan menunggu di sini ( pos satpam ). Saya pun berjalan menuju rumahnya. Ketika saya masuk , saya tidak melihat mereka lagi. Saya hanya melihat sebuah ruangan yang luas sekali dengan sebuah tangga dan beberapa pintu ruangan. Saya bingung apakah saya sebaiknya naik ke tangga atau mengitari ruangan tersebut ( sebenarnya bisa saja saya teriak memanggil nama Dedy atau Gunawan tapi tindakan itu sangat tidak sopan ! ).


Akhirnya saya memutuskan untuk mengitari ruangan tersebut dengan harapan dapat menemui mereka. Setelah saya mengitari, saya tetap tidak dapat menemukan mereka. Tapi saya melihat sebuah pintu kamar yang pintunya sedikit terbuka. Saya mengira mungkin saja mereka berada di dalam kamar tersebut. Lalu saya membuka sedikit demi sedikit pintu itu dan betapa terkejutnya saya ketika saya melihat seorang anak perempuan sedang tertidur dengan daster yang tipis dan hanya menutupi bagian atas dan bagian selangkangannya, saya bingung harus bagaimana !

Dasar otak saya yang sudah kotor melihat pemandangan paha yang indah, akhirnya saya masuk ke dalam kamar tersebut dan menutup pintu itu. Saya melihat sekeliling kamar itu, kamar yang luas dan indah, beberapa helai pakaian SLTP berserakan di tempat tidur, dan foto anak tersebut dengan Gunawan dan seorang lelaki tua dan wanita tua ( mungkin foto orang tuanya ). Anak perempuan yang sangat cantik, manis dan kuning langsat ! lalu saya melangkah lebih dekat lagi, saya melihat beberapa buku pelajaran sekolah dan tulisan namanya : Elvina kelas 1 C. Masih kelas 1 ! berarti usianya baru antara 11-12 tahun. Lalu saya memfokuskan penglihatan saya ke arah pahanya yang kuning langsat dan indah itu !.

Ingin rasanya menjamah paha tersebut tapi saya ragu dan takut. Saya menaikkan pandangan saya ke arah dadanya dan melihat cetakan pentil susu di helai dasternya itu. Dadanya masih kecil dan ranum dan saya tahu dia pasti tidak memakai pakaian dalam ( BH atau kutang ) di balik dasternya itu !.
Wajahnya sangat imut, cantik dan manis ! Akhirnya saya memberanikan diri meraba pahanya dan mengelusnya, astaga….mulus sekali ! Lalu saya menaikkan sedikit lagi dasternya dan terlihatlah sebuah celana dalam ( CD ) warna putih. Saya meraba CD anak itu dan menarik sedikit karet CDnya , lalu saya mengintip ke dalam,….

Cerita Dewasa – Astaga ! tidak ada bulunya ! Jantung saya berdetak kencang sekali dan keringat dingin mengalir deras dari tubuh saya. Lalu saya mencium Cdnya, tidak ada bau yang tercium. Lalu saya menarik sedikit lagi dasternya ke atas dan terlihatlah perut dan pinggul yang ramping padat dan mulus sekali tanpa ada kotoran di pusarnya ! Luar biasa !


Otak porno saya pun sangat kreatif juga, saya memberanikan diri untuk menarik perlahan-lahan tali dasternya itu, sedikit-seditkit terlihatlah sebagian dadanya yang mulus dan putih ! ingin rasanya langsung memenggangnya, tapi saya bersabar, lalu saya menarik lagi tali dasternya ke bawah dan akhirnya terlihatlah pentil Elvina yang bewarna kuning kecoklatan ! Jantung saya kali ini terasa berhenti ! Sayapun merasa tubuh saya menjadi kaku. Jari sayapun mencolek pentilnya dan memencet dengan lembut payudaranya. Saya melakukankan dengan lembut, perlahan dan sedikit lama juga, sementara Elvina sendiri masih tertidur pulas. Setelah puas, saya menjilat dan mengulum pentilnya, terasa tawar.

Dasar otakku yang sudah gila, saya pun nekat menarik seluruh dasternya perlahan kearah bawah sampai lepas, sehingga Elvina kini hanya mengenakan celana dalam ( CD ) saja ! Saya memandangi tubuh Elvina dengan penuh rasa kagum. Tiba-tiba Elvina sedikit bergerak, saya kira ia terbangun, ternyata tidak, mungkin sedang mimpi saja. Saya mengelus tubuh Elvina dari atas hingga pusar/perut. Puas mengelus-elus, saya ingin menikmati lebih dari itu ! Saya menarik perlahan-lahan CD Elvina ke arah bawah hingga lepas. Kini Elvina telah telanjang bulat ! Betapa indahnya tubuh Elvina ini , gadis kelas 1 SLTP yang amat manis, imut dan cantik dengan buah dada yang kecil dan ranum serta vaginanya yang belum ada bulunya sehelaipun !

Lalu saya mengelus bibir vaginanya yang mulus dan lembek dan sayapun menciumnya. Terasa bau yang khas dari vaginanya itu ! Dengan kedua jari telunjuk saya, saya membuka bibir vaginanya dengan perlahan-lahan , terlihat dalamnya bewarna kemerah –merahan dengan daging di atasnya . Saya menjulurkan lidah ke arah vaginanya dan menjilat-jilat vaginanya itu. Rasanya deg-degan juga melakukan adegan itu. Aku tahu tindakan ini bisa ketahuan olehnya tapi kejadian ini sulit sekali untuk dilewatkan begitu saja ! Benar dugaanku !

Pada saat saya sedang asyiknya menjilat vaginanya, Elvina terbangun ! Saya pun terkejut setengah mati ! Untung Elvina tidak teriak tapi hanya menutup buah-dadanya dan vaginanya dengan kedua tangannya. Mukanya kelihatan takut juga. Elvina lalu berkata

” Siapa kamu, apa yang ingin kamu lakukan ?”. Saya langsung berpikir keras untuk keluar dari kesulitan ini !

Lalu saya mengatakan kepada Elvina: ” Elvina, saya melakukan ini karena Gunawan yang mengijinkannya !”, kataku yang berbohong. Elvina kelihatan tidak percaya lalu berkata

“Tidak mungkin, Gunawan kakakku !”. Pandai juga dia ! Tapi saya tidak menyerah begitu saja.

Saya mengatakan lagi ” Elvina, saya tahu Gunawan kakakmu tapi dia punya hutang yang amat besar pada saya, apakah kamu tega melihat kakakmu terlibat hutang yang amat besar ? Apakah kamu tidak kasihan pada Gunawan ?, kalau dia tidak melunasi hutangnya, dia bisa dipenjara ” kataku sambil berbohong . Elvina terdiam sejenak.


Saya berusaha menenangkan Elvina sambil mengelus rambutnya. Elvina tetap terdiam. Sayapun dengan lembut menarik tangannya yang menutupi kedua buah dadanya. Dia kelihatannya pasrah saja dan membiarkan tangannya ditarik oleh saya. Terlihat lagi kedua buah dadanya yang indah dan ranum itu ! Aku mencium pipinya dan berkata

“Saya akan selalu mencintaimu, percayalah !”. Aku merebahkan tubuhnya dan menarik tangannya yang lain yang menutupi vaginanya. Akhirnya dia menyerah dan pasrah saja terhadap saya. Saya tersenyum dalam hati. Saya langsung buru-buru membuka seluruh pakaian saya untuk segera menuntaskan ” tugas ” ini ( maklum saja, kalau terlalu lama, transaksi Gunawan dengan Dedy selesai, sayapun bisa ketahuan, ujung-ujungnya saya bisa saja terbunuh ! ).

Cerita Dewasa – Saya langsung mencium mulut Elvina dengan rakus. Elvina kelihatannya belum pernah ciuman sebelumnya karena dia masih kaku. Lalu saya mencium lehernya dan turun ke arah buah dadanya. Saya menyedot kedua buah dadanya dengan kencang dan rakus dan meremas-remas kedua buah dadanya dengan sangat kuat, Elvina kelihatannya kesakitan juga dengan remasan saya itu, Sayapun menarik-narik kedua pentilnya dengan kuat !

“Sakit kak ” kata Elvina. Saya tidak lagi mendengar rintihan Elvina. Saya mengulum dan menggigit pentil Elvina lagi sambil tangan kanan saya meremas kuat pantat Elvina. Setelah puas, saya membalikkan badan Elvina sehingga Elvina tengkurap.

Saya jilat seluruh punggung Elvina sampai ke pantatnya. Kuremas pantat Elvina kuat-kuat dan saya buka pantatnya hingga terlihat anusnya yang bersih dan indah. Kujilat anus Elvina, terasa asin sedikit ! Dengan jari telunjuk, saya tusuk-tusuk anusnya, Elvina kelihatan merintih atas tindakan saya itu. Saya angkat pantat Elvina, saya remas bagian vagina Elvina sambil ia nungging ( posisi saya di belakang Elvina ). Elvina sudah seperti boneka mainan saya saja !. Setelah puas , saya balikkan lagi tubuh Elvina sehingga ia terlentang, saya naik ke atas kepala Elvina dan menyodorkan penis saya ke mulut Elvina.

” Jilat dan kulum !” kataku. Elvina ragu juga pada awalnya, tapi saya terus membujuknya dan akhirnya ia menjilat juga.
Penis saya terasa enak dan geli juga dijilat olehnya, seperti anak kecil yang menjilat permen lolipopnya.


“Kulum !” kataku, dia lalu mengulumnya. Saya dorong pantat saya sehingga penis saya masuk lebih dalam lagi, kelihatannya dia seperti mau muntah karena penis saya menyentuh kerongkongannya dan mulutnya yang kecil kelihatan sulit menelan sebagian penis saya sehingga ia sulit bernapas juga. Sambil ia mengulum penis saya, tangan kanan saya meremas kuat-kuat payudaranya yang kiri hingga terlihat bekas merah di payudaranya.
Saya langsung melepaskan kuluman itu dan menuju ke vaginanya.

Saya jilat vaginanya sepuas mungkin, lidah saya menusuk vaginanya yang merah pink itu lebih dalam, Elvina menggerak-gerakkan pantatnya kiri-kanan, atas-bawah, entah karena kegelian atau mungking ia menikmatinya juga. Sambil menjilat vaginanya, kedua tangan saya meremas-remas pantatnya.

Akhirnya saya ingin menjebol vaginanya. Saya naik ke atas tubuh Elvina, saya sodorkan penis saya ke arah vaginanya. Elvina kelihatan ketakutan juga,

” Jangan kak, saya masih perawan !”, Nah ini dia ! saya membujuk Elvina dengan rayuan-rayuan manis. Elvina terdiam pasrah. Saya tusuk penis saya yang besar itu yang panjangnya 18 cm dan diameter 6 cm ke vaginanya yang kecil sempit tanpa bulu itu ! Sulit sekali awalnya tapi saya tidak menyerah. Elvina Gadis SMP, saya lebarkan kedua kakinya hingga ia sangat mengangkang dan vaginanya sedikit terbuka lagi, saya hentakkan dengan kuat pantat saya dan akhirnya kepala penis saya yang besar itu berhasil menerobos vaginanya !

Elvina mencakar tangan saya sambil berkata ” sakitttt !!!” saya tidak peduli lagi dengan rintihan dan tangisan Elvina ! Sudah sepertiga penis saya yang masuk. Saya dorong-dorong lagi penis saya ke dalam lobang vaginanya dan akhirnya amblas semua ! Dan seperti permainan sex pada umumnya, saya tarik-dorong, tarik-dorong, tarik-dorong, terus-menerus ! Elvina memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya. Tangan saya tidak tinggal diam, saya remas kedua buah dadanya dengan sangat kuat hingga ia kesakitan dan saya tarik-tarik pentilnya yang kuning kecoklatan itu kuat-kuat ! Saya memainkan irama cepat ketika penis saya menghujam vaginanya.

Baru 5 menit saya merasakan cairan hangat membasahi penis saya, pasti ia mencapai puncak kenikatannya. Setelah bermain 15 menit lamanya, saya merasakan telah mencapai puncak kenikmatan, saya tumpahkan air mani saya kedalam vaginanya hingga tumpah ruah. Saya puas sekali! Kupeluk Elvina dan mencium bibir, kening dan lehernya. Kutarik penisnya dan saya melihat ada cairan darah di sprei kasurnya. Habislah keperawanannya !.

Setelah itu saya lekas berpakaian karena takut ketahuan. Saya ambil uang 300.000 rupiah dari saku saya dan saya berikan ke Elvina ,


” Elvina, ini untuk uang jajanmu, jangan bilang ke siapa-siapa yah “, Elvina hanya terdiam saja sambil menundukkan kepala dan menutupi kedua buah dadanya dengan bantal. Saya langsung keluar kamar dan menunggu saja di depan pintu masuk. Sekitar 10 menit kemudian Gunawan dan Dedy turun sambil menggotong lukisan dan patung. Ternyata mereka transaksinya bukan hanya lukisan dan patung saja tapi termasuk beberapa barang antik lainnya. Pantasan saja mereka lama

Akhirnya saya dan Dedy permisi ke Gunawan dan ke kedua satpam itu. Kami pergi meninggalkan rumah itu. Dedy puas dengan transaksinya dan saya puas telah merenggut keperawanan adik Gunawan. Ha ha ha ha ha, hari yang indah dan takkan terlupakan.

Kunjungi Kami Di 

Website : cuekasir4d.com
WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252
TELEGRAM : +62 821-1785-1681

👇Klik link di bawah👇



Kamis, 02 Januari 2025

KENIKMATAN SEDERHANA YANG MENDALAM

 KENIKMATAN SEDERHANA YANG MENDALAM

KASIR4D - Kenikmatan Sederhana yang Mendalam  


Di sebelah rumahku tinggal keluarga Betawi, anak lelaki bungsunya teman bermainku. Dia mempunyai 3 orang kakak perempuan. Yang akan aku ceritakan di sini adalah kakaknya yang bernama Alfa. Seorang janda beranak satu. Usianya saat itu kira-kira 38 tahunan.

Sebagai tetangga sebelah rumah, aku cukup akrab dengan semua anggota keluarga, sehingga aku bisa keluar masuk rumahnya dengan leluasa. Oh iya, sebelum aku lupa, mpok Alfa ini orangnya hitam manis dengan pay*dara cukup besar. Entahlah, aku sendiri saat itu tidak tau persis, karena masih ingusan. Yang aku tau, ukurannya cukup membuat anak seusiaku menelan ludah, kalau melihatnya.

Seperti orang Betawi jaman dulu pada umumnya, mpok Alfa ini suka sekali, terutama kalau hari sedang panas, cuma pakai br* saja dan rok bawah. Mungkin untuk mendapatkan kesegaran. Nah aku seringkali melihat si mpok dalam mode seperti ini. Usiaku saat itu sudah memungkinkan untuk berga*rah melihat tonjolan pay*daranya yang hanya ditutupi br*.

Tapi yang paling membuatku menahan nafas adalah bentuk dan goyangan pant*tnya. Pinggul dan pant*tnya bulat dan bentuknya nonggeng di belakang. Kalau berjalan, pant*tnya bergoyang sedemikian rupa membuat ga*rah remajaku yang baru tumbuh selalu tergoda.

Pembaca, mpok Alfa ini sudah tiga kali menjanda, dan semua warga kampung kami sudah tahu bahwa mpok Alfa ini memang nakal sehingga tidak ada pria yang betah berlama-lama menjadi suaminya. Mpok Alfa ini suka sekali menggodaku dengan mengatakan bahwa dia pengen sekali merasakan keperj*kaanku (saat itu aku memang masih perjaka, belum pernah sekalipun merasakan wanita, pacaranpun baru sebatas menc*um dan memeluk saja).


Suatu kali, selepas maghrib, aku ke rumahnya. Tadinya aku ingin mengajak Udin, adiknya yang temanku untuk main. Aku masuk lewat pintu belakang karena memang sudah akrab sekali. Tapi di belakang rumahnya itu, ada mpok Alfa yang sedang duduk di kursi dekat sumur (sumurnya masih pake timba).

Aku bertanya ke si mpok, “Pok, Udin ada?”.
“Kagak, dia ikut baba (Bapak) ama nyak (Ibu) ke Depok”. jawab si mpok.
“Wah, jadi mpok sendirian dong di rumah?” tanyaku basa basi.

“Iya, asyik kan? Kita bisa pacaran”. sahut si mpok.
Aku cuma tertawa, karena memang sudah biasa dia ngomong begitu.
“Duduk dulu dong Wan, ngobrol ama mpok ngapa sih”. katanya.

Akupun duduk di kursi sebelah kirinya, si mpok sedang minum anggur cap orangtua. Aku tahu dia memang suka minum anggur, mungkin itu juga sebabnya tidak ada suami yang betah sama dia.
“Si Amir mana pok?” tanyaku menanyakan anaknya.

“Diajak ke Depok”. sahutnya pendek.
“Mau minum nggak Wan?” dia nawarin anggurnya.
Entah kenapa, aku tidak menolak. Bukannya sok alim membaca, aku juga suka minum, cuma karena orang tuaku termasuk berada, biasanya aku hanya minum minuman dari luar negeri.

Tapi saat itu aku minum juga anggur yang ditawarkan mpok Alfa. Jadilah kami minum sambil ngobrol ngalor ngidul. Tak terasa sudah satu botol kami habiskan berdua. Dan aku mulai terpengaruh alk*hol dalam anggur itu, namun aku pura-pura masih kuat, karena kulihat mpok Alfa belum terpengaruh. Gengsi.


Aku mulai memperhatikan mpok Alfa lebih teliti (terutama setelah dipengaruhi alk*hol murahan itu). Pandanganku tertuju ke t*ketnya yang hanya ditutupi br* hitam yang agak kekecilan. Sehingga t*ketnya seperti mau meloncat keluar. Wajahnya cukup manis, agak ke arab-araban, kulitnya hitam tapi mulus.

Baru sekarang aku menyadari bahwa ternyata mpok Alfa manis juga. Rupanya pengaruh alkohol sudah mendominasi pikiranku. Merasa diperhatikan si Mpok membusungkan d*d*nya, membuat pen*s remajaku mulai mengeras. Dan dengan sengaja dia membuat gerakan menggaruk t*ket kirinya sambil memperhatikan reaksiku.

Kunjungi Kami Di 

Website : cuekasir4d.com
WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252
TELEGRAM : +62 821-1785-1681

👇Klik link di bawah👇


Tentu saja aku belingsatan dibuatnya. Sambil menggaruk t*ketnya perlahan si Mpok bertanya.
“Wan kok bengong gitu sih?”
Bukannya kaget, aku yang sudah setengah mabok itu malah menjawab terus terang,
“Abis t*t*k Mpok gede banget, bikin saya n*psu aja”.

Eh, dia malah merogoh t*ket kirinya, terus dikeluarkan dari br*nya.
“Kalo n*psu, pegang aja Wan. Nih”, katanya sambil mengasongkan t*ketnya ke depan.
“Diem*t juga boleh Wan”. tambahnya.

Aku yang sudah mabok alkohol, semakin pusing karena ditambah mabok kepayang akibat tantangan Mpok Alfa.
“Boleh pok?” tanyaku lugu.
“Dari dulu kan Mpok udah pengen buka segel Irwan. Irwannya aja yang jual mahal”. katanya sambil memegang kepalaku dengan tangan kirinya dan menekan kepalaku ke arah t*ketnya.


Aku pasrah, perlahan mukaku mendekat ke arah t*ket kirinya yang sudah dikeluarkan dari br* itu. Dan hidungku menyentuh pent*lnya yang cokelat kehitaman. Segera aroma yang aneh tapi membuat kepalaku seperti hilang menyergap hidungku. Dan keluguanku membuat aku hanya puas menc*um dengan hidungku, menghirup aroma t*ket Mpok Alfa saja.

“Waan”. tegur Mpok Alfa.
“Apa Mpok?” tanyaku sambil menengadah.
“Jangan cuma diend*s gitu ngapa. Keluarin l*dah Irwan, jil*tin pent*l Mpok, terus diem*t juga. Ayo coba”. Mpok Alfa mengajariku sambil kembali tangannya menekan kepalaku.

Aku menurut, kukeluarkan l*dahku, dan kujil*ti sekitar pent*lnya yang kurasakan semakin keras di l*dahku. Dan sesekali kuem*t pent*lnya seperti bayi yang meny*su pada ibunya. Ku dengar Mpok Alfa mengerang, tangannya meremas rambutku dan berkata.

“Naah, gitu Wan. Terusin Waann. Gig*t pent*l Mpok Wan, tapi jangan kenceng gig*tnya, pelan aja”. pinta si Mpok.
Akupun menuruti permintaannya. Kugig*t pent*lnya pelan, er*ngan dan des*hannya semakin keras. Dengan lembut si Mpok menarik kepalaku dari t*ketnya, wajahku ditengadahkan, lalu dia menc*um bib*rku dengan penuh ga*rah.

Bib*rku diem*t dan l*dahnya bermain dengan lincahnya di dalam mulutku. Aku terpesona dengan permainan l*dahnya yang baru sekali ini kurasakan. Getaran yang diberikan Mpok Alfa melalui l*dahnya menjalar dari sekujur bib*rku sampai ke seluruh tubuhku dan akhirnya masuk ke jantungku. Aku terbawa ke awang-awang.

TIdak hanya itu, Mpok Alfa menjil*ti sekujur wajahku, dari mulai daguku, ke hidungku, mataku semua dijil*t tak terlewat satu sentipun. Terakhir l*dah Mpok Alfa menyapu telingaku, bergetar rasanya seluruh tubuhku merasakan s*nsasi yang Mpok Alfa berikan ini.

Sambil menjil*ti telingaku, tangannya menarik tanganku dan dibawanya ke t*ketnya, sambil membisikkan,
“Remes-remes t*t*k Mpok dong Waann”.
Aku menurutinya, dan kudengar des*han si Mpok yang membuatku semakin berga*rah, sehingga remasanku pada t*t*knya juga semakin intens.

“Aauugghh.. Sshh.. Naahh gitu Wan”.
Lalu diapun kembali menjil*ti daerah telingaku. Aku semakin terbuai dengan permainan Mpok Alfa yang ternyata sangat mengasyikkan untukku ini. Lalu Mpok Alfa kembali menc*umi bib*rku, dan kami saling berp*gutan.

Aku jadi mengikuti permainan l*dah Mpok Alfa, l*dah kami saling membelit, menjil*t mulut masing-masing. Kembali kurasakan tekanan tangan Mpok Alfa yang membimbing kepalaku ke leher dan telinganya. Akupun melakukan seperti yang dilakukan Mpok Alfa tadi.

Kujil*ti telinganya, dan dia mendes*h kenikmatan. Lagi, dia menekan kepalaku untuk mencapai t*t*knya yang semakin mencuat pent*lnya. Aku mencoba mengambil inisiatif untuk memegang v*g*nanya. Tangan kiriku bergerak turun untuk menyentuh bagian paling int*m Mpok Alfa. Tapi Mpok Alfa menahan tanganku.


“Nanti dong Waan, sabar ya sayaanng”.
Aku sudah gemetar menahan ga*rah yang kurasakan mendesak di sekujur tubuhku.
“Pook, Irwan pengen pook”. pintaku.

“Pengen apa Waan”, tanya Mpok Alfa menggodaku.
“Pengen liat itu”. kataku sambil menunjuk ke selangk*ngan Mpok Alfa yang masih tertutup rok merah dari bahan yang tipis.

“Pengen liat m*m*k Mpok?” Mpok Alfa menegaskan apa yang kuminta.
“Iya pok”. jawabku.
“Itu sih gampang, tinggal Mpok singkapin rok Mpok, udah keliatan tuh”. kata Mpok Alfa sambil menyingkapkan roknya ke atas, sehingga terlihat cel*na d*lamnya yang berwarna biru tua.

Dan kulihat segunduk daging di balik C* biru tua itu. Aku menelan ludah dan terpaksa menahan untuk tidak limbung. Sungguh luar biasa bentuk gundukan di balik C* itu. Aku memang baru pertama kali melihat gundukan m*m*k, tapi aku yakin kalo gundukan m*m*k Mpok Alfa sangat montok alias tembem sekali.

Dan Mpok Alfa memang sengaja ingin menggodaku, dia menahan singkapan roknya itu beberapa lama, dan saat aku ingin menyentuhnya, dia kembali menutupnya sambil tertawa menggoda.
“Jangan disini dong Wan. Ntar kita digerebek lagi kalo ada yang tau”. kata Mpok Alfa sambil berdiri dan menuntun tanganku ke dalam rumahnya.

Bagai kerbau dic*c*k hidungnya akupun menurut saja. Aku sudah pasrah, aku ingin sekali merasakan nikmatnya Mpok Alfa. Dan yang pasti aku sudah telanjur hanyut oleh permainannya yang pandai sekali membawaku ke dalam jebakan kenikmatan permainan sorgawinya.

Mpok Alfa menuntunku ke kamarnya. Tempat tidurnya hanya berupa kasur yang diletakkan di atas karpet vinyl, tanpa tempat tidur. Lalu mpok Alfa mengajakku duduk di kasur. Kami masih berpegangan tangan. Mpok Alfa mel*mat bib*rku, dan kami berp*gutan kembali. Lalu mpok Alfa menghentikan c*uman kami. Dia menatapku dengan tajam, lalu bertanya.

“Wan, kamu bener-bener pengen ngeliat m*m*k mpok?”
Aku mengangguk, karena pertanyaan ini membuatku tidak bisa menjawab. Semakin mabok rasanya. Mpok Alfa kemudian melepaskan rok dan br* yang dipakainya dan sekarang tinggal C*nya saja yang masih tersisa.



Kembali aku menelan ludah. Dan pandanganku terpaku pada gundukan di balik cel*na d*lam mpok Alfa. Betapa montoknya gundukan m*m*k mpok Alfa. Lalu mpok Alfa berbaring telentang, kemudian dengan gerakan perlahan, mpok Alfa mulai menurunkan C* sehingga terlepaslah sudah.

Aku yang masih duduk agak jauh dari posisi m*m*k mpok Alfa cuma bisa menahan ga*rah yang menggelegak di dalam jantung dan hatiku. Benar saja, m*m*k mpok Alfa sangat tebal, dagingnya terlihat begitu mengga*rahkan. Dengan bulu yang lebat, semakin membuatku tidak karuan rasanya.

“Katanya pengen ngeliat, sini dong liatnya dari deket Wan”, kata mpok Alfa.
“I iya pok”, sahutku terbata sambil mendekatkan wajahku ke selangk*ngan mpok Alfa.
Dia melebarkan kedua p*hanya sehingga membuka jalan bagiku untuk lebih mendekat ke m*m*knya.

“Niih, puas-puasin deh liatin m*m*k mpok, Wan”. kata mpok Alfa.
Setelah dekat, apa yang kulihat sungguh membuatku tidak kuat untuk tidak gemetar. Belahan daging yang kulihat ini sangat indah, berwarna merah, bulunya lebat sekali menambah keindahan.

Di bagian atas, mencuat daging kecil yang seperti menantangku untuk menj*mahnya. Aromanya, sebuah aroma yang aneh, namun membuatku semakin h*rny.
“Udah? Cuma diliatin aja? Nggak mau nyium it*l mpok?” pancing mpok Alfa sambil dua jari tangan kanannya menggosok-gosok daging kecil yang mencuat di bagian atas m*m*knya.

“Mm.. Mmau pok. Mau banget”. kataku antusias.
Lalu tangan mpok Alfa menekan kepalaku sehingga semakin dekat ke m*m*knya.
“Ya udah c*um dong kalo gitu, it*l mpok udah nggak tahan pengen Irwan c*umin, jil*tin, gig*tin”.

Dan bib*rkupun menyentuh it*lnya, kukecup it*lnya dengan n*fsu yang hampir membuatku pingsan. Aroma kew*nita*n mpok Alfa semakin keras menerpa hidungku. Mpok Alfa mendes*h saat bib*rku menyentuh it*lnya. Lalu kejil*ti it*lnya dengan semangat, tidak hanya it*lnya, tapi juga bib*r m*m*k mpok Alfa yang tebal itu aku jil*ti.


J*lat*nku membuat mpok Alfa mengejang seraya mendes*h dan meng*rang hebat.
“Sshh.. Aarrgghh.. Gitu Waann.. Oogghh..”
Suara rint*han dan des*han mpok Alfa membuatku semakin berga*rah menjil*ti seluruh bagian m*m*k mpok Alfa. Bahkan sekarang kumasukkan l*dahku ke dalam jepitan bib*r m*m*k mpok Alfa.

Tangan mpok Alfa menekan kepalaku, sehingga wajahku semakin terbenam dalam selangk*ngan mpok Alfa. Agak susah juga aku bernafas, tapi aku senang sekali. Kumasukkan l*dahku ke dalam lub*ng nikmat mpok Alfa, lalu ku jelajahi lorong m*m*knya sejauh l*dahku mampu menjangkaunya.

Tiba-tiba, kurasakan l*dahku seperti ada mengem*t. Luar biasa, rupanya m*m*k mpok Alfa membalas permainan l*dahku dengan denyutan yang kurasakan seperti mengem*t l*dahku. Tubuh mpok Alfa menggelinjang keras, pinggulnya berputar sehingga kepalaku ikut berputar.

Tapi itu tidak menghentikan permainan l*dahku di dalam jepitan daging m*m*k mpok Alfa. Des*han mpok Alfa semakin keras begitu juga dengan gerakan pinggulnya, aku semakin bersemangat menjil*ti, dan sesekali aku menjepit it*lnya dengan kedua bib*rku, dan rupanya ini sangat membuat mpok Alfa terangs*ng, terbukti setiap kali aku menjepit it*lnya dengan bib*r, mpok Alfa mengejang dan mendes*h lebih keras.

“Sshh, aarrghhgghh, Wan, itu enak banget waan..”
Tapi, putaran pinggul mpok Alfa terhenti, sebagai gantinya, sesekali dia menghentakkan pant*tnya ke atas. Hentakan-hentakan ini membuat wajahku seperti mengangguk-angguk.

Er*ngannya semakin keras, dan tiba-tiba dia menjerit kecil, tubuhnya mengejang, pant*tnya diangkat keatas, sedangkan tangannya menekan kepalaku dengan kencang ke m*m*knya. Dan kurasakan di dalam m*m*k mpok Alfa ada cairan yang membanjir dan ada rasa gurih yang nikmat sekali pada l*dahku.

Desahan mpok Alfa seperti sedang menahan sakit. Tapi belakangan baru aku tahu bahwa ternyata mpok Alfa sedang mengalami org*sme. Dan pant*t mpok Alfa berputar pelan sambil terkadang terhentak keatas, dan tubuhnya meng*jang. Sementara itu, cairan yang membanjir keluar itu ada yang tertelan sedikit olehku, tapi setelah aku tahu bahwa rasanya enak, akupun menjil*ti sisa cairan yang masih mengalir keluar dari m*m*k mpok Alfa.


Mpok Alfa kembali menggeliat dan meng*rang seperti orang sedang menahan sakit. Kepalaku masih terjepit dip*hanya, dan mulutkupun masih terbenam di m*m*knya. Tapi aku tak peduli, aku menikmati sekali posisi ini. Dan tak ingin cepat-cepat melepaskannya.

Tak lama kemudian, mpok Alfa merenggangkan p*hanya sehingga kepalaku bisa bebas lagi. Kemudian mpok Alfa menarik tanganku. Aku mengikuti tarikannya, badanku sekarang menindih tubuhnya, kambali bib*r kami berpagutan. L*dah saling belit dalam gelora n*fsu kami.

Lalu mpok Alfa melepaskan c*umannya dan berkata, “Wan, terima kasih ya. Enak banget deh. Mpok puas. Ayo sekarang giliran mpok”.
Mpok Alfa bangun dari tidurnya dan akupun duduk. Dia mulai membuka pakaianku dimulai dari kemejaku. Setiap kali satu kancing baju terlepas, mpok Alfa mengecup bagian tubuhku yang terbuka.

Dan saat semua kancing sudah terlepas, mpok Alfa mulai menjil*ti d*d*ku, pent*lku dised*tnya. Aku merasakan sesuatu yang aneh namun membuatku semakin bern*fsu. Sambil menjil*ti bagian atas tubuhku, tangan mpok Alfa bekerja membuka celana panjangku dan melemparkannya ke lantai.

Sekarang aku hanya tinggal mengenakan C* saja. Mpok Alfa menyuruhku berbaring telentang. Aku menurut. Lalu C* ku diperosotkannya melalui kakiku, aku membantu dengan menaikkan kakiku sehingga mpok Alfa lebih mudah melepaskan C*ku. Dunia seperti terbalik rasanya saat tangan mpok Alfa mulai menggenggam t*titku dan mengelus serta meng*c*knya perlahan.

“Lumayan juga t*tit kamu Wan. Gede juga, keras lagi”. celetuk mpok Alfa.
Tak membuang waktu, mpok Alfa segera menurunkan wajahnya sehingga mulutnya menyentuh kepala t*titku. Dikecupnya kepala t*titku dengan lembut, kemudian dikeluarkannya l*dahnya, mulai menjil*ti kepala, lalu b*tang dan turun ke.. B*jiku.

Semua dilakukannya sambil meng*c*k t*titku dengan gerakan halus. L*dahnya bergerak turun naik dengan lincahnya membuatku semakin tidak terkendali. Aku mendes*h dan meng*rang merasakan kenikmatan dan sensasi yang mpok Alfa berikan. Sungguh luar biasa permainan l*dah mpok Alfa.


Setelah beberapa lama, mpok Alfa menghentikan l*dahnya. Rupanya dia sudah merasa bahwa tingkat er*ksiku sudah cukup untuk memulai permainan.
“Udah Wan, sekarang Irwan masukkin k*nt*l Irwan ke m*m*k mpok. Adduhh, mpok udah nggak sabar pengen disiram sama perjaka. Biar mpok awet muda Wan”. kata mpok Alfa.

Aku tak mengerti maksud mpok Alfa, tapi yang jelas, sekarang mpok Alfa kembali tiduran dan menyuruhku mulai mengambil posisi di atasnya. Mpok Alfa melebarkan kedua kakinya sehingga aku bisa masuk di antara kakinya itu. Kemudian mpok Alfa memegang t*titku dan mengarahkannya ke m*m*knya yang sudah menanti untuk kumasuki.

Mpok Alfa meletakkan t*titku di depan m*m*knya, kemudian berkata, “Nah, sekarang teken Wan”.
Aku tidak menunggu lebih lama lagi. Segera kutekan t*titku memasuki kegelapan m*m*k mpok Alfa. Kurasakan t*titku seperti dijepit daging yang sangat keras namun lembut dan kenyal, agak licin tapi sekaligus juga agak seret.

“Aagghh.. Pelan dulu Wan”, pinta mpok Alfa.
Saat kepala t*titku sudah masuk, mpok Alfa menggoyangkan pinggulnya sedikit, membuatku semakin mudah untuk memasukkan seluruh t*titku. Dan akhirnya terbenamlah sudah t*titku di dalam m*m*knya.

Jepitannya kuat sekali, namun ada kelicinan yang membuatku merasa seperti di dalam sorga. Kemudian mpok Alfa terdiam. DIa berkonsentrasi agaknya, karena tahu-tahu kurasakan t*titku seperti disedot oleh m*m*k mpok Alfa. Ya ampuun, rasanya mau meledak tubuhku merasakan denyutan di m*m*k mpok Alfa ini.

T*t*tku seperti dijepit dan tidak bisa kugerakkan. Seperti ada cincin yang mengikat t*titku di dalam m*m*k mpok Alfa. Aku agak bingung, karena aku tidak bisa bergerak sama sekali.
“Mpok, apa nih?” aku bertanya.
“Enak nggak Wan?” tanya mpok Alfa.

“Iya pok, enak banget. Apaan tuh tadi pok?” aku kembali bertanya.
Mpok Alfa tidak menjawab, hanya tersenyum penuh kebanggaan. Kemudian mpok Alfa melepaskan jepitan m*m*knya pada t*titku.
“Sekarang kamu gerakin keluar masuk t*tit kamu ya Wan”. perintah mpok Alfa.


Dan akupun mulai permainan sesungguhnya, kugerakkan t*titku keluar masuk di lorong kenikmatan mpok Alfa. Setiap gerakan yang kubuat menimbulkan sensasi yang luar biasa, baik untukku maupun untuk mpok Alfa. Mula-mula pelan saja gerakanku, tapi lama-lama, mungkin karena n*fsu yang semakin besar, gerakanku semakin cepat.

Dan mpok Alfa mengimbangi gerakanku dengan putaran pinggulnya yang mengombang-ambingkan tubuhku. Putaran pinggul mpok Alfa membuat seperti ada yang mau meledak dalam diriku.
“Hhgghh.. Oogghh.. Sshh, Waann. Kamu jago banget waann”.. des*h pok Alfa.

Aku tidak tahu apa maksudnya, namun pujiannya membuatku semakin memacu motorku menerobos kegelapan di lorong mpok Alfa. Lalu mpok menghentikan putaran pinggulnya dan melingkarkan kakinya ke kakiku sehingga kembali aku tidak bisa bergerak leluasa.

“Wan, sekarang kamu diem aja, kamu rasain aja mpot ayam mpok”. perintahnya.
Lagi, aku tak tahu apa maksudnya, namun mpok Alfa menc*um bib*rku dan l*dahnya mengajakku berpagutan kembali.
“Mpok udah mau keluar lagi nih wan, kita barengin ya sayang, mpok tanggung pasti enak deh”. kata mpok Alfa.

Tubuh mpok Alfa diam, namun kurasakan t*titku seperti dijepit dan dipijit dengan lembut, benar-benar luar biasa m*m*k mpok Alfa. Kembali desakan lahar dalam diriku menuntut dikeluarkan. Dan denyutan m*m*k mpok Alfa terus saja mengem*ti t*titku membuatku merem melek. Dan akhirnya aku benar-benar tidak kuat menahan lahar yang mendesak itu.

“Mpookk.. Adduuhh.. Sayaa..” aku tidak dapat meneruskan kata-kataku, tapi mpok Alfa rupanya mengerti bahwa aku sudah hampir mencapai klim*ksku.
“Tahan Wan, mpok juga mau nyampe nih, Barengin ya Wan”. kata mpok Alfa.

Aku tak peduli, karena aku tidak bisa menahannya, dengan er*ngan panjang, aku merasakan t*titku mengeras dan tubuhku mengejang. Kuhunjamkan t*titku dalam-dalam ke m*m*k mpok Alfa, dan menyemburlah lahar yang sudah mendesak dari tadi ke dalam m*m*k mpok Alfa.

“Mpookk.. Aagghh..” Croott Crroott Mpok Alfapun menjerit kecil dan tubuhnya menegang, tangannya memeluk dengan kuat. Di dalam kegelapan m*m*k mpok Alfa, semprotan air man*ku bercampur dengan banjirnya air m*ni mpok Alfa. Aku tak bisa mengungkapkan bagaimana enaknya sensasi yang kurasakan.


Pinggul mpok Alfa bergetar, dan menghentak dengan kerasnya. M*m*knya berdenyut-denyut, enak sekali. Banyak sekali lahar yang kumuntahkan di m*m*k mpok Alfa, ditambah lahar mpok Alfa, rupanya tidak mampu ditampung semuanya, sehingga sebagian meleleh keluar dari m*m*k mpok Alfa dan turun ke belahan pant*tnya.

Lama kami berdiam dalam posisi masih berpelukan, t*titku masih terbenam di m*m*k mpok Alfa. Tubuh kami bersimbah peluh, nafas kami masih memburu. Kemudian, mpok Alfa tersenyum, lalu menc*umku.
“Kamu hebat banget Wan. Baru pertama aja udah bisa bikin mpok puas. Gimana nanti kalo udah jago”. kata mpok Alfa.

“Pok, Ma kasih ya pok. Enak banget deh tadi pok”. kataku.
“Sama-sama Wan, mpok juga terima kasih udah dikasih perjaka kamu. Besok mau lagi nggak?” tantang mpok Alfa.
“Mau dong pok, siapa yang nggak mau m*m*k enak kayak gini”. jawabku sambil mengecup bib*rnya. Dan kamipun kembali berpagutan.



Rabu, 01 Januari 2025

AKSI SAUDARA TIRIKU SAAT AKU TERLELAP

 AKSI SAUDARA TIRIKU SAAT AKU TERLELAP

KASIR4D - Aksi Saudara Tiriku Saat Aku Terlelap  


Sudah dua tahun berlalu aku dan ibuku hidup bersama dengan ayah dan adik tiriku, Agung, yang umurnya tiga tahun lebih muda dariku. Kehidupan kami berjalan normal seperti layaknya keluarga bahagia. Aku pun yang saat itu sudah di semester enam kuliahku, diterima bekerja sebagai teller di sebuah bank swasta nasional papan atas.

Meskipun aku belum selesai kuliah, namun berkat penampilanku yang menarik dan keramah-tamahanku, aku bisa diterima di situ, sehingga aku pun berhak mengenakan pakaian seragam baju atas berwarna putih agak krem, dengan blazer merah yang sewarna dengan rokku yang ujungnya sedikit di atas lutut. Sampai suatu saat, tiba-tiba ibuku terkena serangan jantung.

Setelah diopname selama dua hari, ibuku wafat meninggalkan aku. Rasanya seperti langit runtuh menimpaku saat itu. Sejak itu, aku hanya tinggal bertiga dengan ayah tiriku dan Agung. Sepeninggal ibuku, sikap Agung dan ayahnya mulai berubah. Mereka berdua beberapa kali mulai bersikap kurang ajar terhadapku, terutama Agung.

Bahkan suatu hari saat aku ketiduran di sofa karena kecapaian bekerja di kantor, tanpa kusadari ia memasukkan tangannya ke dalam rok yang kupakai dan mer*ba p*ha dan selangk*nganku. Ketika aku terjaga dan memarahinya, Agung malah mengancamku. Kemudian ia bahkan melepaskan cel*na d*lamku. Tetapi untung saja, setelah itu ia tidak berbuat lebih jauh.


Ia hanya memandangi kew*nita*nku yang belum banyak ditumbuhi bulu sambil menelan air liurnya. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkanku yang langsung saja merapikan pakaianku kembali. Selain itu, Agung sering kutangkap basah mengintip tubuhku yang b*gil sedang mandi melalui lubang angin kamar mandi. Aku masih berlapang dada menerima segala perlakuan itu.

Pada saat itu aku baru saja pulang kerja dari kantor. Ah, rasanya hari ini lelah sekali. Tadi di kantor seharian aku sibuk melayani nasabah-nasabah bank tempatku bekerja yang menarik uang secara besar-besaran. Entah karena apa, hari ini bank tempatku bekerja terkena rush. Ingin rasanya aku langsung mandi. Tetapi kulihat pintu kamar mandi tertutup dan sedang ada orang yang mandi di dalamnya.

Kubatalkan niatku untuk mandi. Kupikir sambil menunggu kamar mandi kosong, lebih baik aku berbaring dulu melepaskan penat di kamar. Akhirnya setelah melepas sepatu dan menanggalkan blazer yang kukenakan, aku pun langsung membaringkan tubuhku tengkurap di atas kasur di kamar tidurnya. Ah, terasa nikmatnya tidur di kasur yang demikian empuknya.

Tak terasa, karena rasa kantuk yang tak tertahankan lagi, aku pun tertidur tanpa sempat berubah posisi. Aku tak menyadari ada seseorang membuka pintu kamarku dengan perlahan-lahan, hampir tak menimbulkan suara. Orang itu lalu dengan mengendap-endap menghampiriku yang masih terlelap. Kemudian ia naik ke atas tempat tidur.

Tiba-tiba ia menindih tubuhku yang masih tengkurap, sementara tangannya meremas-remas bel*han pant*tku. Aku seketika itu juga bangun dan meronta-ronta sekuat tenaga. Namun orang itu lebih kuat, ia melepaskan rok yang kukenakan. Kemudian dengan secepat kilat, ia menyelipkan tangannya ke dalam cel*na d*lamku. Dengan ganasnya, ia meremas-remas gumpalan pant*tku yang montok.


Aku semakin memberontak sewaktu tangan orang itu mulai mempermainkan bibir kew*nita*nku dengan ahlinya. Sekali-sekali aku mendelik-delik saat jari telunjuknya dengan sengaja berulang kali menyentil-nyentil klit*risku. “Aahh! Jangaann! Aaahh…!” aku berteriak-teriak keras ketika orang itu menyodokkan jari telunjuk dan jari tengahnya sekaligus ke dalam kew*nita*nku yang masih sempit itu, setelah cel*na d*lamku ditanggalkannya.

Akan tetapi ia mengacuhkanku. Tanpa mempedulikan aku yang terus meronta-ronta sambil menjerit-jerit kesakitan, jari-jarinya terus-menerus merambahi l*bang kenikmatanku itu, semakin lama semakin tinggi intensitasnya. Aku bersyukur dalam hati waktu orang itu menghentikan perbuatan gilanya. Akan tetapi tampaknya itu tidak bertahan lama.

Dengan hentakan kasar, orang itu membalikkan tubuhku sehingga tertelentang menghadapnya. Aku terperanjat sekali mengetahui siapa orang itu sebenarnya.
“Agung… Kamu…” Agung hanya menyeringai buas.
“Eh, Nan. Sekarang elu boleh berteriak-teriak sepuasnya, tidak ada lagi orang yang bakalan menolong elu. Apalagi si nenek tua itu sudah mampus!”


Astaga Agung menyebut ibuku, ibu tirinya sendiri, sebagai nenek tua. K*parat.
“Agung! Jangan, Agung! Jangan lakukan ini! Gue kan kakak elu sendiri! Jangan!”
“Kakak? Denger, Nan. Gue tidak pernah nganggap elu kakak gue. Siapa suruh elu jadi kakak gue. Yang gue tau cuma papa gue kawin sama nenek tua, mama elu!”

“Agung!”
“Elu kan cewek, Nan. Papa udah ngebiayain elu hidup dan kuliah. Kan tidak ada salahnya gue sebagai anaknya ngewakilin dia untuk meminta imbalan dari elu. Bales budi dong!”
“Iya, Agung. Tapi bukan begini caranya!”

“Heh, yang gue butuhin cuman tubuh molek elu, tidak mau yang lain. Gue tidak mau tau, elu mau kasih apa tidak!”
“Errgh…” Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Mulut Agung secepat kilat memagut mulutku. Dengan memaksa ia melumat bibirku yang merekah itu, membuatku hampir tidak bisa bernafas.

Aku mencoba meronta-ronta melepaskan diri. Tapi cekalan tangan Agung jauh lebih kuat, membuatku tak berdaya. “Akh!” Agung kesakitan sewaktu kugigit lidahnya dengan cukup keras. Tapi, “Plak!” Ia menampar pipiku dengan keras, membuat mataku berkunang-kunang. Kugeleng-gelengkan kepalaku yang terasa seperti berputar-putar.

Tanpa mau membuang-buang waktu lagi, Agung mengeluarkan beberapa utas tali sepatu dari dalam saku celananya. Kemudian ia membentangkan kedua tanganku, dan mengikatnya masing-masing di ujung kiri dan kanan tempat tidur. Demikian juga kedua kakiku, tak luput diikatnya, sehingga tubuhku menjadi terpentang tak berdaya diikat di keempat arah.

Oleh karena kencangnya ikatannya itu, tubuhku tertarik cukup kencang, membuat dadaku tambah tegak membusung. Melihat pemandangan yang indah ini membuat mata Agung tambah menyalang-nyalang bern*fsu. Tangan Agung mencengkeram kerah blus yang kukenakan. Satu persatu dibukanya kancing penutup blusku. Setelah kancing-kancing blusku terbuka semua, ditariknya blusku itu ke atas.


Kemudian dengan sekali sentakan, ditariknya lepas tali pengikat B*-ku, sehingga b*ah d*d*ku yang membusung itu terhampar bebas di depannya.
“Wow! Elu punya t*ket bagus gini kok tidak bilang-bilang, Nan! Auum!” Agung langsung melahap b*ah d*d*ku yang ranum itu. Gelitikan-gelitikan lidahnya pada ujung put*ng s*s*ku membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian.

Tapi aku tidak mampu berbuat apa-apa. Semakin keras aku meronta-ronta tampaknya ikatan tanganku semakin kencang. Sakit sekali rasanya tanganku ini. Jadi aku hanya membiarkan b*ah d*d* dan put*ng s*s*ku dil*mat Agung sebebas yang ia suka. Aku hanya bisa menengadahkan kepalaku menghadap langit-langit, memikirkan nasibku yang sial ini.

“Aaarrghh… Agung! Jangaannn..!” Lamunanku buyar ketika terasa sakit di selangk*nganku. Ternyata Agung mulai mengh*jamkan kem*luannya ke dalam kew*nita*nku. Tambah lama bertambah cepat, membuat tubuhku tersentak-sentak ke atas. Melihat aku yang sudah tergeletak pasrah, memberikan rangs*ngan yang lebih hebat lagi pada Agung.

Dengan sekuat tenaga ia menambah dorongan kem*luannya masuk-keluar dalam kew*nita*nku. Membuatku meronta-ronta tak karuan. “Urrgh…” Akhirnya Agung sudah tidak dapat menahan lagi gejolak n*fsu di dalam tubuhnya. Kem*luannya menyemprotkan cairan-cairan putih kental di dalam kew*nita*nku. Sebagian berceceran di atas sprei sewaktu ia mengeluarkan kem*luannya, bercampur dengan darah yang mengalir dari dalam kew*nita*nku, menandakan sel*put daraku sudah robek olehnya.

Karena kelelahan, tubuh Agung langsung tergolek di samping tubuhku yang bermandikan keringat dengan nafas terengah-engah.
“Braak!” Aku dan Agung terkejut mendengar pintu kamar terbuka ditendang cukup keras. Lega hatiku melihat siapa yang melakukannya.
“Papa!”


“Agung! Apa-apa sih kamu ini?! Cepat kamu bebaskan Sinan!”
Ah, akhirnya neraka jahanam ini berakhir juga, pikirku. Agung mematuhi perintah ayahnya. Segera dibukanya seluruh ikatan di tangan dan kakiku. Aku bangkit dan segera berlari menghambur ke arah ayah tiriku.

“Sudahlah, Nan. Maafin Agung ya. Itu kan sudah terjadi”, kata ayah tiriku menenangkan aku yang terus menangis dalam dekapannya.
“Tapi, Pa. Gimana nasib Sinan? Gimana, Pa? Aaahh… Papaa!” tangisanku berubah menjadi jeritan seketika itu juga tatkala ayah tiriku mengangkat tubuhku sedikit ke atas kemudian ia mengh*jamkan kem*luannya yang sudah dikeluarkannya dari dalam celananya ke dalam kew*nita*nku.

“Aaahh… Papaa… Jangaaan!” Aku meronta-ronta keras. Namun dekapan ayah tiriku yang begitu kencang membuat rontaanku itu tidak berarti apa-apa bagi dirinya. Ayah tiriku semakin ganas menyodok-nyodokkan kem*luannya ke dalam kew*nita*nku. Ah! Ayah dan anak sama saja, pikirku, begitu teganya mereka menyet*buhi anak dan kakak tiri mereka sendiri.

Aku menjerit panjang kesakitan sewaktu Agung yang sudah bangkit dari tempat tidur memasukkan kemaluannya ke dalam lubang an*sku. Aku merasakan rasa sakit yang hampir tak tertahankan lagi. Ayah dan kakak tiriku itu sama-sama menghunjam tubuhku yang tak berdaya dari kedua arah, depan dan belakang. Akibat kelelahan bercampur dengan kesakitan yang tak terhingga akhirnya aku tidak merasakan apa-apa lagi, tak sadarkan diri.


Aku sudah tidak ingat lagi apakah Agung dan ayahnya masih mengag*hiku atau tidak setelah itu. Beberapa bulan telah berlalu. Aku merasa mual dan berkali-kali muntah di kamar mandi. Akhirnya aku memeriksakan diriku ke dokter. Ternyata aku dinyatakan positif hamil. Hasil diagnosa dokter ini bagaikan gada raksasa yang menghantam wajahku.

Kunjungi Kami Di 

Website : cuekasir4d.com
WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252
TELEGRAM : +62 821-1785-1681

👇Klik link di bawah👇


Aku mengandung? Kebingungan-kebingungan terus-menerus menyelimuti benakku. Aku tidak tahu secara pasti, siapa ayah dari anak yang sekarang ada di kandunganku ini. Ayah tiriku atau Agung. Hanya mereka berdua yang pernah menyetub*hiku. Aku bingung, apa status anak dalam kandunganku ini. Yang pasti ia adalah anakku. Lalu apakah ia juga sekaligus adikku alias anak ayah tiriku? Ataukah ia juga sekaligus keponakanku sebab ia adalah anak adik tiriku sendiri?,,,,,,,,,,,,,,



KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT

 KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT KASIR4D     KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT Cerita Dewasa Langsung aja ke ceritanya yang sesuai judul thread “Kerja...