Minggu, 20 April 2025

CERITA MANIS DAN SEDIKIT NAKAL BERSAMA ADIK IPARKU

 CERITA MANIS DAN SEDIKIT NAKAL BERSAMA ADIK IPARKU

KASIR4D - Cerita Manis dan Sedikit Nakal Bersama Adik Iparku

Cerita Dewasa

“Masak apa Yen?” kataku sedikit mengejutkan adik iparku, yang saat itu sedang berdiri sambil memotong-motong tempe kesukaanku di meja dapur.“Ngagetin aja sih, hampir aja kena tangan nih,” katanya sambil menunjuk ibu jarinya dengan pisau yang dipegangnya.

“Tapi nggak sampe keiris kan?” tanyaku menggoda.
“Mbak Ratri mana Mas, kok nggak sama-sama pulangnya?” tanyanya tanpa menolehku.
“Dia lembur, nanti aku jemput lepas magrib,” jawabku.

“Kamu nggak ke kampus?” aku balik bertanya.
“Tadi sebentar, tapi nggak jadi kuliah. Jadinya pulang cepat.”
“Aauww,” teriak Yeyen tiba-tiba sambil memegangi salah satu jarinya. Aku langsung menghampirinya, dan kulihat memang ada darah menetes dari jari telunjuk kirinya.

“Sini aku bersihin,” kataku sambil membungkusnya dengan serbet yang aku raih begitu saja dari atas meja makan.
Yeyen nampak meringis saat aku menetesinya dengan Betadine, walau lukanya hanya luka irisan kecil saja sebenarnya. Beberapa saat aku menetesi jarinya itu sambil kubersihkan sisa-sisa darahnya (cerita porno lainnya). Yeyen nampak terlihat canggung saat tanganku terus membelai-belai jarinya.

“Udah ah Mas,” katanya berusaha menarik jarinya dari genggamanku.
Aku pura-pura tak mendengar, dam masih terus mengusapi jarinya dengan tanganku. Aku kemudian membimbing dia untuk duduk di kursi meja makan, sambil tanganku tak melepaskan tangannya. Sedangkan aku berdiri persis di sampingnya.

“Udah nggak apa-apa kok Mas, Makasih ya,” katanya sambil menarik tangannya dari genggamanku.
Kali ini ia berhasil melepaskannya. “Makanya jangan ngelamun dong. Kamu lagi inget Ma si Novan ya?” godaku sambil menepuk-nepuk lembut pundaknya. “Yee, nggak ada hubungannya, tau,” jawabnya cepat sambil mencubit punggung lenganku yang masih berada dipundaknya.


Kami memang akrab, karena umurku dengan dia hanya terpaut 4 tahun saja. Aku saat ini 27 tahun, istriku yang juga kakak dia 25 tahun, sedangkan adik iparku ini 23 tahun. “Mas boleh tanya nggak. Kalo cowok udah deket Ma temen cewek barunya, lupa nggak sih Ma pacarnya sendiri?” tanyanya tiba-tiba sambil menengadahkan mukanya ke arahku yang masih berdiri sejak tadi.

Sambil tanganku tetap meminjat-mijat pelan pundaknya, aku hanya menjawab, “Tergantung.” “Tergantung apa Mas?” desaknya seperti penasaran. “Tergantung, kalo si cowok ngerasa temen barunya itu lebih cantik dari pacarnya, ya bisa aja dia lupa Ma pacarnya,” jawabku sekenanya sambil terkekeh.

“Kalo Mas sendiri gimana? Umpamanya gini, Mas punya temen cewek baru, trus tu cewek ternyata lebih cantik dari pacar Mas. Mas bisa lupa nggak Ma cewek Mas?” tanya dia.

“Hehe,” aku hanya ketawa kecil aja mendengar pertanyaan itu. “Yee, malah ketawa sih,” katanya sedikit cemberut.
“Ya bisa aja dong. Buktinya sekarang aku deket Ma kamu, aku lupa deh kalo aku udah punya istri,” jawabku lagi sambil tertawa.

“Hah, awas lho ya. Ntar Yeyen bilangan lho Ma Mbak Ratri,” katanya sambil menahan tawa.
“Gih bilangin aja, emang kamu lebih cantik dari Mbak kamu kok,” kataku terbahak, sambil tanganku mengelus-ngelus kepalanya.

“Huu, Mas nih ditanya serius malah becanda.”
“Lho, aku emang serius kok Yen,” kataku sedikit berpura-pura serius.

Kini belaian tanganku di rambutnya, sudah berubah sedikit menjadi semacam remasan-remasan gemas. Dia tiba-tiba berdiri.
“Yeyen mo lanjutin masak lagi nih Mas. Makasih ya dah diobatin,” katanya. Aku hanya membiarkan saja dia pergi ke arah dapur kembali.


Lama aku pandangi dia dari belakang, sungguh cantik dan sintal banget body dia. Begitu pikirku saat itu. Aku mendekati dia, kali ini berpura-pura ingin membantu dia.
“Sini biar aku bantu,” kataku sambil meraih beberapa lembar tempe dari tangannya.

Yeyen seolah tak mau dibantu, ia berusaha tak melepaskan tempe dari tangannya.
“Udah ah, nggak usah Mas,” katanya sambil menarik tempe yang sudah aku pegang sebagian. Saat itu, tanpa kami sadari ternyata cukup lama tangan kami saling menggenggam.

Yeyen nampak ragu untuk menarik tangannya dari genggamanku. Aku melihat mata dia, dan tanpa sengaja pandangan kami saling bertabrakan. Lama kami saling berpandangan. Perlahan mukaku kudekatkan ke muka dia. Dia seperti kaget dengan tingkahku kali ini, tetapi tak berusaha sedikit pun menghindar.

Kuraih kepala dia, dan kutarik sedikit agar lebih mendekat ke mukaku. Hanya hitungan detik saja, kini bibiku sudah menyentuh bibirnya. “Maafin aku Yen,” bisiku sambil terus berusaha mengulum bibir adik iparku ini. Yeyen tak menjawab, tak juga memberi respon atas ciumanku itu.

Kucoba terus melumati bibir tipisnya, tetapi ia belum memberikan respon juga.
Tanganku masih tetap memegang bagian belakang kepala dia, sambil kutekankan agar mukanya semakin rapat saja dengan mukaku. Sementara tangaku yang satu, kini mulai kulingkarkan ke pinggulnya dan kupeluk dia.

“Sshh,” Yeyen seperti mulai terbuai dengan jilatan demi jilatan lidahku yang terus menyentuh dan menciumi bibirnya. Seperti tanpa ia sadari, kini tangan Yeyen pun sudah melingkar di pinggulku. Dan lumatanku pun sudah mulai direspon olehnya, walau masih ragu-ragu. “Sshh,” dia mendesah lagi. Mendengar itu, bibirku semakin ganas saja menjilati bibir Yeyen.

Perlahan tapi pasti, kini dia pun mulai mengimbangi ciumanku itu. Sementara tangaku dengan liar meremas-remas rambutnya, dan yang satunya mulai meremas-remas pantat sintal adik iparku itu. “Aahh, mass,” kembali dia mendesah. Mendengar desahan Yeyen, aku seperti semakin gila saja melumati dan sesekali menarik dan sesekali mengisap-isap lidahnya.

Yeyen semakin terlihat mulai terangsang oleh ciumanku. Ia sesekali terlihat menggelinjang sambil sesekali juga terdengar mendesah. “Mas, udah ya Mas,” katanya sambil berusaha menarik wajahnya sedikit menjauh dari wajahku.

Aku menghentikan ciumanku. Kuraih kedua tangannya dan kubimbing untuk melingkarkannya di leherku. Yeyen tak menolak, dengan sangat ragu-ragu sekali ia melingkarkannya di leherku. “Yeyen takut Mas,” bisiknya tak jauh dari ditelingaku.

“Takut kenapa, Yen?” kataku setengah berbisik.
“Yeyen nggak mau nyakitin hati Mbak Ratri Mas,” katanya lebih pelan.
Aku pandangi mata dia, ada keseriusan ketika ia mengatakan kalimat terakhir itu. Tapi, sepertinya aku tak lagi memperdulikan apa yang dia takutkan itu.

Kuraih dagunya, dan kudekatkan lagi bibirku ke bibirnya. Yeyen dengan masih menatapku tajam, tak berusaha berontak ketika bibir kami mulai bersentuhan kembali. Kucium kembali dia, dan dia pun perlahan-lahan mulai membalas ciumanku itu.
Tanganku mulai meremas-remas kembali rambutnya.

Bahkan, kini semakin turun dan terus turun hingga berhenti persis di bagian pantatnya. Pantanya hanya terbalut celana pendek tipis saja saat aku mulai meremas-remasnya dengan nakal. “Aahh, Mas,” desahnya. Mendengar desahannya, tanganku semakin liar saja memainkan pantat adik iparku itu.

Sementara tangaku yang satunya, masih berusaha mencari-cari payudaranya dari balik kaos oblongnya. Ah, akhirnya kudapati juga buah dadanya yang mulai mengeras itu. Dengan posisi kami berdiri seperti itu, batang penisku yang sudah menegang dari tadi ini, dengan mudah kugesek-gesekan persis di mulut vaginanya.

Kendati masih sama-sama terhalangi oleh celana kami masing-masing, tetapi Yeyen sepertinya dapat merasakan sekali tegangnya batang kemaluanku itu. “Aaooww Mas,” ia hanya berujar seperti itu ketika semakin kuliarkan gerakan penisku persis di bagian vaginanya.

Tanganku kini sudah memegang bagian belakang celana pendeknya, dan perlahan-lahan mulai kuberanikan diri untuk mencoba merosotkannya. Yeyen sepertinya tak protes ketika celana yang ia kenakan semakin kulorotkan. Otakku semakin ngeres saja ketika seluruh celananya sudah merosot semuanya di lantai.

Ia berusaha menaikan salah satu kakinya untuk melepaskan lingkar celananya yang masih menempel di pergelangan kakinya. Sementara itu, kami masih terus berpagutan seperti tak mau melepaskan bibir kami masing-masing. Dengan posisi Yeyen sudah tak bercelana lagi, gerakan-gerakan tanganku di bagian pantatnya semakin kuliarkan saja.

Ia sesekali menggelinjang saat tanganku meremas-remasnya. Untuk mempercepat rangsangannya, aku raih salah satu tanganya untuk memegang batang zakarku kendati masih terhalang oleh celana jeansku. Perlahan tangannya terus kubimbing untuk membukakan kancing dan kemudian menurunkan resleting celanaku.

Aku sedikit membantu untuk mempermudah gerakan tangannya. Beberapa saat kemudian, tangannya mulai merosotkan celanaku. Dan oleh tanganku sendiri, kupercepat melepaskan celana yang kupakai, sekaligus celana dalamnya. Kini, masih dalam posisi berdiri, kami sudah tak lagi memakai celana.

Hanya kemejaku yang menutupi bagian atas badanku, dan bagian atas tubuh Yeyen pun masih tertutupi oleh kaosnya. Kami memang tak membuka itu. Tanganku kembali membimbing tangan Yeyen agar memegangi batang zakarku yang sudah menegang itu. Kini, dengan leluasa Yeyen mulai memainkan batang zakarku dan mulai mengocok-ngocoknya perlahan.

Ada semacam tegangan tingi yang kurasakan saat ia mengocok dan sesekali meremas-remas biji pelerku itu. “Oohh,” tanpa sadar aku mengerang karena nikmatnya diremas-remas seperti itu. “Mas, udah Mas. Yeyen takut Mas,” katanya sambil sedikit merenggangkan genggamannya di batang kemaluanku yang sudah sangat menegang itu. “Aahh,” tapi tiba-tiba dia mengerang sejadinya saat salah satu jariku menyentuh klitorisnya.

Lubang vagina Yeyen sudah sangat basah saat itu. Aku seperti sudah kerasukan setan, dengan liar kukeluar-masukan salah satu jariku di lubang vaginanya.
“Aaooww, mass, een, naakk..” katanya mulai meracau.
Mendengar itu, birahiku semakin tak terkendali saja. Perlahan kuraih batang kemaluanku dari genggamannya, dan kuarahkan sedikit demi sedikit ke lubang kemaluan Yeyen yang sudah sangat basah.

“Aaoww, aaouuww,” erangnya panjang saat kepala penisku kusentuh-sentukan persis di klitorisnya. “Please, jangan dimasukin Mas,” pinta Yeyen, saat aku mencoba mendorong batang zakarku ke vaginanya.
“Nggak Papa Yen, sebentaar aja,” pintaku sedikit berbisik ditelinganya.

“Yeyen takut Mas,” katanya berbisik sambil tak sedikit pun ia berusaha menjauhkan vaginanya dari kepala kontolku yang sudah berada persis di mulut guanya.

Tangan kiri Yeyen mulai meremas-remas pantatku, Sementara tangan kanannya seperti tak mau lepas dari batang kemaluanku itu. Untuk sekedar membuatnya sedikit tenang, aku sengaja tak langsung memasukan batang kemaluanku. Aku hanya meminta ia memegangi saja.

“Pegang aja Yen,” kataku pelan.
Yeyen yang saat itu sebenarnya sudah terlihat bernafsu sekali, hanya mengangguk pelan sambil menatapku tajam. Remasan demi remasan jemari yeyen di batang zakarku, dan sesekali di buah zakarnya, membuatku kelojotan.
“Aku udah gak tahan banget Yen,” bisikku pelan.

“Yeyen takut banget Mas,” katanya sambil mengocok-ngocok lembut kemaluanku itu.
“Aahh,” aku hanya menjawabnya dengan erangan karena nikmatnya dikocok-kocok oleh tangan lembut adik iparku itu.
Kembali kami saling berciuman, sementara tangan kami sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Saat bersamaan dengan ciuman kami yang semakin memanas, aku mencoba kembali untuk mengarahkan kepala kontolku ke lubang vaginanya. Saat ini, Yeyen tak berontak lagi. Kutekan pantat dia agar semakin maju, dan saat bersamaan juga, tangan Yeyen yang sedang meremas-remas pantatku perlahan-lahan mulai mendorongnya maju pantatku.

“Kita sambil duduk, sayang,” ajaku sambil membimbing dia ke kursi meja makan tadi. Aku mengambil posisi duduk sambil merapatkan kedua pahaku.

Sementara Yeyen kududukan di atas kedua pahaku dengan posisi pahanya mengangkang. Sambil kutarik agar dia benar-benar duduk di pahaku, tanganku kembali mengarahkan batang kemaluanku yang posisinya tegak berdiri itu agar pas dengan lubang vagina Yeyen.

Ia sepertinya mengerti dengan maksudku, dengan lembut ia memegang batang kemaluanku sambil berupaya mengepaskan posisi lubang vaginanya dengan batang kemaluanku. Dan bless, perlahan-lahan batang kemaluanku menusuk lubang vagina Yeyen. “Aahh, aaooww, mass,” Yeyen mengerang sambil kelojotan badannya.

Kutekan pinggulnya agar dia benar-benar menekan pantatnya. Dengan demikian, batang kontolku pun akan melesak semuanya masuk ke lubang vaginanya. “Yeenn,” kataku.

“Aooww, ter, russ mass.., aahh..” pantatnya terus memutar seperti inul sedang ngebor.
“Ohh, nik, nikmat banget mass..” katanya lagi sambil bibirnya melumati mukaku. Hampir seluruh bagian mukanku saat itu ia jilati. Untuk mengimbangi dia, aku pun menjilati dan mengisap-isap puting susunya.

Darahku semakin mendidih rasanya saat pantatnya terus memutar-mutar mengimbangi gerakan naik-turun pantatku.
“Mass, Yee, Yeeyeen mau,” katanya terputus.
Aku semakin kencang menaik-turunkan gerakan pantatku.

“Aaooww mass, please mass” erangnya semakin tak karuan.
“Yee, Yeyeen mauu, kee, kkeeluaarr mass,” ia semakin meracau.
Namun tiba-tiba, “Krriingg..

”Aaooww, Mas ada yang datang Mas..” bisik Yeyen sambil tanpa hentinya mengoyang-goyangkan pantatnya.
“Yenn,” suara seseorang memanggil dari luar. “Cepetan buka Yenn, aku kebelet nih,” suara itu lagi, yang tak lain adalah suara Ratri kakaknya sekaligus istriku.

“Hah, Mbak Ratri Mas,” katanya terperanjat. Yeyen seperti tersambar petir, ia langsung pucat dan berdiri melompat meraih celana dalam dan celana pendeknya yang tercecer di lantai dapur. Sementara aku tak lagi bisa berkata apa-apa, selain secepatnya meraih celana dan memakainya.

Sementara itu suara bel dan teriakan istriku terus memanggil. “Yeenn, tolong dong cepet buka pintunya. Mbak pengen ke air nih,” teriak istriku dari luar sana. Yeyen yang terlihat panik sekali, buru-buru memakai kembali celananya, sambil berteriak, “Sebentarr, sebentar Mbak..” “Mas buruan dipake celananya,” Yeyen masih sempet menolehku dan mengingatkanku untuk secepatnya memakai celana.

Ia terus berlari ke arah pintu depan, setelah dipastikan semuanya beres, ia membuka pintu. Aku buru-buru berlari ke arah ruang televisi dan langsung merebahkan badan di karpet agar terlihat seolah-olah sedang ketiduran.
“Gila,” pikirku.

“Huu, lama banget sih buka pintunya? Orang dah kebelet kayak gini,” gerutu istriku kepada Yeyen sambil terus menyelong ke kamar mandi. “Iya sori, aku ketiduran Mbak,” kata Yeyen begitu istriku sudah keluar dari kamar mandi. “Haa, leganyaa,” katanya sambil meraih gelas dan meminum air yang disodorkan oleh adiknya.

“Mas Jeje mana Yen?” “Tuh ketiduran dari tadi pulang ngantor di situ,” kata Yeyen sambil menunjuk aku yang sedang berpura-pura tidur di karpet depan televisi.

“Ya ampun, Mas kok belum ganti baju sih?” kata istriku sambil mengoyang-goyangkan tubuhku dengan maksud membangunkan.
“Pindah ke kamar gih Mas,” katanya lagi.

Aku berpura-pura ngucek-ngucek mata, agar kelihatan baru bangun beneran. Aku tak langsung masuk kamar, tapi menyolong ke dapur mengambil air minum.

“Lho katanya pulang ntar abis magrib, kok baru jam setengah lima udah pulang? Kamu pulang pake apa?” tanyaku berbasa-basi pada istriku.

“Nggak jadi rapatnya Mas. Pake taksi barusan,” jawab dia.
“Lho, kamu lagi masak toh Yen? Kok belum kelar gini dah ditinggal tidur sih?” kata istriku kepada Yeyen setelah melihat irisan-irisan tempe berserakan di meja dapur.

“Mana berantakan, lagi,” katanya lagi.
“Iya tadi emang lagi mo masak. tapi nggak tahan ngantuk. Jadi kutinggal tidur aja deh,” Yeyen berusaha menjawab sewajarnya sambil senyum-senyum.

Sore itu, tanpa mengganti pakaiannya dulu, akhirnya istrikulah yang melanjutkan masak. Yeyen membantu seperlunya. Sementara itu, aku hanya cengar-cengir sendiri saja sambil duduk di kursi yang baru saja kupakai berdua dengan Yeyen bersetubuh, walau belum sempat mencapai puncaknya.

“Waduh, kasihan Yeyen. Dia hampir aja sampai klimaksnya padahal barusan, eh keburu datang nih mbaknya,” kataku sambil nyengir melihat mereka berdua yang lagi masak.

Kunjungi Kami Di 

WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252

TELEGRAM : +62 821-1785-1681


Jumat, 18 April 2025

MEMEK KU DI BUAT BASAH SAMA SUPIR PRIBADIKU

 MEMEK KU DI BUAT BASAH SAMA SUPIR PRIBADIKU

KASIR4D - Memek Ku Buat Basah Sama Supir Pribadiku

Cerita Dewasa

Perkenalkan namaku Tania, saya seorang ibu rumah tangga biasa yang setiap hari selalu rumah tetapi cara ku menghilangkan bosen di rumah saya pergi gym maupun mengajak kumpul teman teman arisanku. Dulunya sebelum berkeluarga kehidupanku tidak sepi seperti sekarang karena saya ada bekerja dan rumah ku sangat lama dulu. Karena sekarang sudah punya anak dan tinggal di rumah keluarga suamiku jadi terasa sangat sepi.

Nama suami ku Fatir dia bekerja di luar demi keluarga kecil kami, Biarpun dia sibuk akan kerjaannya tetapi jatah intimnya untuk ku sangat memuaskan ku, Entah kenapa saya menghianati dia. Mungkin saja saya terbawa pergaulan dengan teman temanku yang menganggap selingkuh adalah hal biasa bahkan katanya lebih bergaurah menjalani kehidupan ini. Kini tepat usia pernikahanku 13Tahun aku menghianati suamiku dan bukan dengan orang asing melainkan saya selingkuh dengan supirku. 

Nama supirku bang Toip setiap hari kerjanya mengantar suami ke kantor, mengantar anak anak ku ke sekolah dan kembali lagi ke rumah hanya bergitu saja kerjaannya setiap hari, Jadi sesudah mengantar suami dan anak anak ku bang Toip kembali ke rumah dengan duduk. Karena saya sering keluar untuk gym maupun kumpul dengan teman akhirnya bang Fatir jadi sering mengantariku.


Suatu saat pas waktu saya berkumpul dengan teman arisan saya membawa barang yang banyak jadi dia berbantuku untuk membawakan barang yang sungguh banyak. Tapi didalam ruangan semua sudah pada heboh saat melihat Fatir.

"wahhh jeng ternyata suami kamu ganteng banget ya jeng"ujar teman teman arisanku. 

Terdengar hal tersebut langsung kaget dan tersenyum saja. Memang sih kalau di lihat secara fisik bang Fatir sangatlah gagah karena dulunya ia adalah seorang security tinggi kira kira 174cm dan berat badan 70kg. 

"Mas boleh dong kenalan dengan kita kita dahulu"Ungkap teman arisanku sedikit mentel. 

Saya hanya bisa memandang bang Fatir hanya sedikit malu dan tersenyum sedikit. Sejak hari itu saya jadi sering memperhatikan bang Toip saat berada di rumah karena saya seorang perempuan yang sering di tinggalin keluarga seperti perempuan kesepian yang haus akan belaan pria, Padahal dengan hubungan seks dengan suamiku masih sama seperti dulu.Tapi entah kenapa saya sering membayangkan bang Fatir bahkan hingga menbayangkan bang Fatir saat melakukan hubungan intim dengan suamiku. 


Pas ada acara di luar kota dengan teman teman arisan yang harus nginap setelah itu saya pamit pada suamiku, Lalu suamiku pun menyuruhku lebih baik membawa sopir sendri. Dengan semangat besoknya saya pergi dengan bang Fatir dalam perjalanan kira kira 6jam kami pun sampai Aku istirahat sedangkan bang fatir masi di luar untuk merokok.Akhirnya saya tertidur dan tiba tiba ke bangun terasa sangat laper bergegas telfon pihak hotel untuk mengantarin makanan, Beberapa menit kemudia datanglah waiters dari pihak hotel mengantar maknan ternyata makanan yang datang langsung untuk 2 pengunjung. Dan saya pun telfon bang Fatir untuk masuk ke dalam kamar makan dahulu tak lama pun bang fatir samperin saya di dalam kamar.

"Makan dulu bang nasi goreng nya" ucapku sambil aku mengarah ke kamar mandi untuk pipis. 

"Siap bosskuu heheehe"candaan bang Fatir 

Sebelum berangkat ke luar kota kita sudah sering curhat dan cerita cerita dengan kepribadian satu sama lain, Jadi tidak ada canggungan lagi pada saat kita pergi ke luar kota, Kita dalam saat ke luar kota dalam perjalanan sudah ada bilang bahwa kita akan sekamar, Karena tema teman arisan saya mengira bang Fatir suamiku. Jadi dari sana kami bersepakat kami tinggal di 1 kamar untuk tidak ketahuan dengan teman arisanku. Sesudah dari kamar mandi saya melanjutkan makan dengan bang Fatir dan berbincang bincang. 

Pas saya menoleh ke belakang untuk merapikan sepatuku tiba tiba terasa ada hembusan napas yang tergesah gesah, saya menoleh ke belakang ternyata yang hembusin itu bang Fatir yang sudah tak tahan. 

"Loh bang kok bergini ??"ujadku yang sedikit terkejut.

"Tidak apa sayang, abang uda gak tahan bang" ungakap bang Fatir yang menjawab nya tergesah gesah. 

Lalu tak menunggu dengan lancangnya tangan kanan nya meremas bagian payudara ku , tangan kanan nya makin menurun hingga bagian ms.V hingga membuat badan ku menjadi gerak gerak kenikmatan. 

Kunjungi Kami Di 

WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252

TELEGRAM : +62 821-1785-1681



Kamis, 17 April 2025

KENIKMATAN DARI MEMEK PACAR

 KENIKMATAN DARI MEMEK PACAR

KASIR4D - Kenikmatan Dari Memek Pacar

Cerita Dewasa

Sebut saja nama saya Andrean. Sdh menikah dan punya 1 orang anak. Saya tinggal diwilayah yg masuk sebagai wilayah Bogor tp saya bekerja di Jakarta. 
Sebelum saya menceritakan pengalaman-pengalaman yg pernah saya alami, saya minta maaf kalau cara saya bercerita tdk begitu bagus karena saya memang bukan penulis.ini berawal ketika saya kuliah di Bandung dan jauh dari orangtua. 

Karena jauh dari orang tua maka saya berpikir inilah kesempatan bagi saya untuk mencoba pengalaman-pengalaman baru terutama tentu saja soal seks. Dari info-info yg saya terima dari teman-teman yg berpengalaman, saya tau banyak hal-hal yg berkaitan dgn sex.Penyewaan LD porno ( waktu itu belum ada VCD hihihihihihi ), majalah, stensilan, tempat perempuan yg bisa diajak gituan, tempat jual obat kuat, obat tidur, alat kontrasepsi ( kalo ini mah dimana-mana sdh banyak ). Kalo soal gaya dan posisi-posisi sex itu sih belajarnya dari film bokep.

Saya sendiri masih perjaka ting ting saat itu dan sdh sangat ingin melepaskan keperjakaan saya ( hehehe… ). Sayangnya setelah kuliah 1 semester, saya belum dapat pacar jg. Maklum kampus saya adalah kampus teknik ternama yg 90% isinya cowok jadi ya persaingannya ketat.Saya sendiri bukan termasuk cowok yg beruntung alias gak kebagian cewek sekampus bahkan ya itu tadi tdk punya pacar. Padahal saya udah dapat banyak “ilmu” dari teman-teman saya terutama dari Ridwan , teman kosku yg sdh ambil tugas akhir.


Dia kuliahnya beda jurusan tp masih sekampus. Saya bahkan sdh diajari olehnya bagaimana cara bisa berhubungan seks dgn pacar kita tanpa memaksanya meski awalnya dia tdk mau.Ajaran itu tdk ajaib-ajaib amat karena modalnya cuma obat tidur atau obat perangsang tergantung situasinya. 

Trik yg berbahaya memang tp kagak bisa jg dipraktekin jg ( karena kejombloanku itu ). Namun akhirnya berkat trik itu, aku memang bisa melepaskan kerperjakaanku tp rupanya trik itu menjadi senjata makan tuan.Berkat trik dari Ridwan itu aku berhasil menyetubuhi Intan, pacar Ridwan sendiri, dan sampai kini Ridwan tdk mengetahuinya. Itupun bukan aku yg melakukan trik tersebut tp Kamil, anak kost satu lagi teman kita berdua, dan aku cuma kecipratan “getah” enaknya saja.

Ceritanya Ridwan itu doyan gonta-ganti pacar dan sepertinya setiap pacarnya pasti pernah dia setubuhi. Di tahun terakhir kuliahnya dia punya pacar serius, namanya Intan. Dibilannya serius karena kata Ridwan dgn Intaninilah dia ingin menikah. Di mata Ridwan , Intanadalah cewek yg sempurna. Kalau dari segi fisik, Intan memang seksi, cantik, putih dan montok. Buah dadanya lumayan menantang dgn pinggul dan perut yg ramping. Rambut panjang dgn wajah yg menawan.

Placeholder

Intan sering berkunjung ke kamar kost Ridwan . Entah datang sendiri atau datang bersama Ridwan . Mungkin Ridwan menjemputnya terlebih dahulu karena Intan kuliah di universitas yg berbeda. Rasanya setiap kali Intan datang berkunjung, mereka selalu “main” dalam kamar Ridwan . Itu ditandai dari suara rintihan Intan yg sering terdengar ketika sedang disetubuhi oleh Ridwan . 

Meski setiap kamar kost di rumah itu cukup besar tp tetap saja ada suara yg terdengar ketika mereka sedang bersetubuh.Malah terkadang ada suara jeritan dari Intan ketika dia mencapai puncak kenikmatannya. Biasanya setelah itu kegaduhan mereka berakhir dan itu artinya mereka telah selesai atau telah tertidur. 


Tp jika Ridwan hasratnya sedang menggebu-gebu maka dia akan menyetubuhi Intan terus menerus seperti kuda liar sepanjang siang atau sepanjang malam tergantung waktu kedatangan Intan. Ini ditandai dgn suara rintihan Intan yg terjadi berulang-ulang dan terus menerus dari arah kamar Ridwan . 

Tdk jarang Intan sampai bermalam di kamar Ridwan meski tdk pernah sampai berhari-hari. Demikianlah, Ridwan si raja sesat, begitu kami menyebutnya dan kegiatan birahinya dgn Intan. Kami dan anak kost yg lain hanya bisa maklum dan mencemburui “keberuntungan” Ridwan .Oh ya di rumah itu hanya ada 3 kamar kost yg diisi oleh Ridwan , Kamil dan aku. 

Kamil jg sdh punya pacar tp pacarnya itu sangat alim sehingga menolak melakukan hal-hal yg “aneh-aneh”. Tp Kamil jg sdh tdk perjaka. Dia melakukan seks pertama kali sejak SMA dan di tahun-tahun awal kuliah pun dia punya pacar di kota asalnya Jakarta dimana mereka selalu bercinta setiap kali bertemu.Hubungan mereka akhirnya kandas setelah pacarnya itu selingkuh dan punya cowok lain. Kamil jg berasal dari kampus yg sama dgn kami dan dia setahun belakangan masuk kuliahnya dari Ridwan . 

Jadi mereka berdua adalah seniorku meski dua-duanya beda jurusan dari aku. Baik Ridwan , Intan, dan Kamil ketiganya berasal dari Jakarta.Hari itu Ridwan mengerjakan tugasnya di kampus sampai malam sedang aku dan Kamil asik mengobrol saja di depan kamar masing-masing. Pukul 8 malam, Intan datang dan menyapa kami. 

Kamil mengatakan bahwa Ridwan masih di kampus dan kemungkinan akan pulang tengah malam. Mendengar itu Intan mengatakan akan menunggu di kamar Ridwan saja. Mungkin Ridwan belum memberitahunya sehingga Intan datang “terlalu cepat”.Jaman itu komunikasi belum selancar sekarang karena belum jamannya smartphone seperti sekarang.

Intan pun masuk ke dalam kamar Ridwan dan menunggu pacarnya itu pulang. Intan memang punya kunci cadangan Ridwan sehingga leluasa keluar-masuk kamarnya. Dan itu sering dilakukannya apalagi saat-saat itu ketika Ridwan sibuk mengerjakan proyek tugas akhirnya di kampus.

Hal ini sebenarnya tdk dibolehkan oleh ibu kost kami tp ibu kost kami tdk mengetahuinya. Ibu kost sebenarnya melarang kami membawa tamu perempuan tp dia tdk pernah mengontrol kegiatan kami di kamar masing-masing. 

Ketiga kamar kost kami ada diatas dan memiliki pintu belakang yg tdk bisa dilihat dari arah rumah utama dimana keluarga ibu kost tinggal.Sejam kemudian, pukul 9 malam, aku dan Kamil masuk kamar masing-masing dan melakukan kegiatannya sendiri-sendiri. Sekitar pukul 10 malam aku turun kebawah maksudnya ingin mengambil air panas untuk membuat susu. 

Ketika aku di dapur aku mendengar ibu dan bapak kost sedang ada tamu. Aku bisa mendengar percakapan mereka. Dari pembicaraan yg kudengar sepertinya tamu tersebut adalah bapak dan ibunya Ridwan . Wah gimana ini, pikirku. 

Mereka pasti akan naik ke kamar Ridwan dan kalau sampai memergoki Intan didalamnya, bisa gawat urusannya.Aku tdk jadi mengambil air panas dan segera keatas dan berpikir untuk memberitahu Kamil. 

Biar dia yg memberitahu Intan karena dia lebih senior dari aku dan dia yg lebih mengenal Ridwan serta Intan. Aku mengetuk kamar Kamil dan begitu dia membuka pintu aku segera memberitahu situasinya. Dia berpikir sebentar. 

Kemudian dia bukannya keluar untuk memberitahu Intan, malah masuk kembali ke kamarnya.“Tunggu sebentar”, katanya.“Wah, gimana sih, kok malah masuk lagi”, kataku.“Sebentar Ri”, katanya lagi dari dalam kamarnya.Rasanya agak lama jg aku menunggu sampai akhirnya dia keluar sambil nyengir.“Ngapain bos?”, tanyaku.“Ah enggak ga apa-apa”, jawabnya.

Kita ke kamar Ridwan lalu Kamil pun mengetuknya. Tdk langsung dibuka sehingga Kamil harus mengetuknya lagi. Sementara itu di ujung bawah tangga sdh terdengar suara percakapan. Dari suaranya, aku segera tahu bahwa itu adalah suara bapak-ibunya Ridwan dan bapak kost kami. 

Gawat, ini benar-benar gawat. Aku dan Kamil saling berpandang-pandangan dgn panik.“Ri, do something, lo kesana cegat mereka!”, kata Kamil.“Trus ngapain?”, tanyaku kebingungan.“Ngapain kek, ajak ngobrol kek, yg penting mereka jangan naik dulu. Udah kesono cepetan”, perintahnya.Maka akupun berlari turun berpura-pura mau mengambil air panas dan dibawah diujung tangga aku bertemu mereka. Aku memang berhasil menahan mereka beberapa saat. 

Aku beritahu bahwa Ridwan masih di kampus mengerjakan tugas sehingga bapak kost terpaksa balik ke depan untuk mengambil kunci cadangan. Sambil menunggu bapak kost, aku bercerita bahwa Ridwan sedang sibuk karena tugas akhir yg dikerjakannya.Setelah bapak kost kembali dgn kunci cadangan, aku tdk bisa menahan mereka lebih lama karena mereka memang ingin segera naik. 

Aku jg tdk ingin menimbulkan kecurigaan dgn menghalang-halangi mereka naik. Di bawah segera setelah aku mengisi termos kecilku akupun naik kembali ke atas. 

Di atas aku lihat bapak kost baru saja membuka pintu kamar Ridwan dan menyilahkan kedua orang tua Ridwan untuk masuk.“Hufff….syukurlah”, pikirku,“situasinya sdh terselamatkan. Hampir saja”.“Eh tp kemana mba Intanya?”. 

Tdk mungkin dia keluar lewat pintu belakang karena aku tdk mendengar suara pintu belakang dibuka. Apalagi pintu belakang sdh digrendel.Setiap jam 9 malam, pintu belakang pasti di grendel sama orang rumah. Disamping itu dari arah ujung tangga bawah siapapun yg keluar masuk lewat pintu belakang pasti akan terlihat oleh orang tua Ridwan dan bapak kost. 

Jadi kemana mba Intanya?. Pintu kamar Ridwan telah ditutup dan aku mendengar suara orangtua Ridwan yg entah mengomentari apa dalam kamar anak mereka. Aku jg tdk melihat Kamil. Apa mba Intan ngumpet di kamar Kamil? Yah pasti begitu, pikirku.Cuma itu kemungkinan yg paling baik dan paling masuk akal. Begitulah analisaku. Aku segera menemukan jawabannya karena Kamil keluar dari kamarnya menemuiku yg masih sibuk mengamati keadaan. Dia merangkulku dan membawaku agak menjauh. Dia berbicara padaku dgn suara pelan nyaris berbisik.

“Ri, lo jangan bilang Ridwan ya kalo Intan kesini malam ini?”, katanya.“Loh, kenapa?”, tanyaku heran.“Pokoknya jangan deh”, katanya lagi tersenyum nakal.“Iya tp kenapa? Emangnya ada apa?”, tanyaku lagi masih tdk mengerti.“Gini aja deh. Lo jangan bilang Ridwan dan gue janji 1 atau 2 jam lagi lo akan dapat kejutan istimewa”.“Kejutan apaan sih? 

Gak ngerti ah!”, kataku lagi.Dalam hati rasanya aku mulai mengerti akan rencana “busuk” Kamil tp aku masih belum yakin. Apakah dia akan…..? Ah tdk, tdk mungkin. Kamil dan Ridwan berteman baik, tdk mungkin Kamil sampai tega melakukannya. Tp kalau soal urusan nafsu, siapa yg tahu. Ah sdhlah aku ikuti saja kemauan Kamil dan menunggu perkembangannya.

Kami berdua masuk kamar dan sebelum masuk kamar Kamil mengedipkan matanya padaku. Aku menunggu dgn berdebar-debar dalam kamar. Apakah mereka akan melakukannya? Apakah Intan mau mengkhianati Ridwan ? Semudah itu? Dan bagaimana caranya? Lalu setelah mereka selesai maka benarkah setelah itu giliranku agar aku tutup mulut. Begitukah? 

Wah…kalau benar begitu maka inilah malam dimana aku kehilangan keperjakaanku. Bagaimana kalau sampai Ridwan tahu? Pikiran-pikiran itu memenuhi otakku sambil menunggu dgn harap-harap horny.Hehehehe… Tdk sampai 1 jam rasanya aku mendengar suara-suara “aneh” dari kamar Kamil. Suaranya seperti suara rintihan yg teredam. 

Aku mendengar terus dgn seksama. Yak, aku yakin itu suara Intan dan sepertinya Kamil sdh berhasil menyetubuhinya. Aku mengenal dgn baik suara rintihan Intan jika sedang disetubuhi oleh Ridwan .Tp kali ini bukan Ridwan yg melakukannya tp teman baiknya, Kamil. Dan aku terlibat dalam persekongkolan itu. 

Ada rasa bersalah terhadap Ridwan tp nafsuku lebih menguasaiku. Ini jg sebagai pelajaran bagi Ridwan yg suka memamerkan pacarnya sama kami. Lagian kan dia jg yg mengajarkan sama kita bagaimana cara mendapatkan cewek hingga menidurinya. Duh, aku tdk sabar menunggu giliranku.Sdh 15 menit sejak aku mendengar suara rintihan Intan dan sepertinya suara rintihan itu sdh hilang. Apakah mereka sdh selesai? Bagaimana kalau mereka tertidur? 

Wah…bisa-bisa aku gak “kebagian”. Karena mendapat pikiran seperti itu, aku segera bangkit dan keluar kamarku. Aku mengetuk kamar Kamil dgn pelan. Tak lama aku dengar suara Kamil dari dalam kamarnya.“Siapa?”, tanyanya pelan.

“Gue, Ridwan”, jawabku jg dgn pelan.Dia membuka pintunya sedikit dan aku lihat wajahnya yg meski agak memerah tp tersenyum sumringah.“Udah gak sabaran lu ye?”, katanya sambil membuka pintu lebar menyilahkan aku masuk.Ternyata Kamil bertelanjang bulat dan tdk mengenakan apapun di tubuhnya. Badannya penuh keringat dan penisnya masih basah yg meski sdh agak melemas tp masih terlihat tegang. 

Namun yg paling menarik perhatianku adalah pemandangan yg tersaji di atas ranjang Kamil. Seorang mahluk cantik yg sangat seksi bertelanjang bulat dgn tubuh putihnya nan indah penuh dgn keringat yg memantulkan cahaya kamar sehingga memperlihatkan erotisme yg luar biasa.Tubuh indah itu pasti mengundang birahi setiap lelaki normal yg memandangnya. Intan tersenyum agak malu melihatku. Dia merubah posisinya yg tadinya telentang lalu kemudian melipat kakinya menutup memeknya. 

Dia jg berusaha menutup payudaranya dgn tangannya. Aku masih terdiam dan melongo. Beberapa kali aku menelan ludah menyaksikan keindahan tubuhnya. Tingkahku itu mungkin membuat Intanmenjadi grogi.

“Hey…kenapa bengong? Baru pertama lihat cewek telanjang ya?”, katanya lagi sambil cekikikan.Kamil kemudian mendorongku,“Udah situ…ambil jatah lo, itu adik lo udah bangun tuh”. Kamil dan Intantertawa menyaksikan tonjolan dalam celana pendekku.Penisku memang sdh berdiri sejak tadi dan membuat celana pendekku terlihat menonjol. 

Aku memang tdk mengenakan celana dalam dan hanya mengenakan celana pendek beserta kaos oblong. Kamil kemudian duduk di kursi dalam kamarnya. 

Akupun duduk di ranjang Kamil tdk tahu harus bagaimana. Intankemudian bangkit dari tempat tidur.“Sebentar ya, aku ke kamar mandi dulu. 

Sperma Kamil banyak banget nih”, katanya.Sewaktu Intan bangkit dan berjalan ke kamar mandi memang dari dalam memek Intan mengalir turun ke pahanya yg putih mulus itu cairan putih kental. Memek Intan terlihat agak melebar dgn warna kemerahan. Kamil hanya tertawa kecil saja melihat hasil perbuatannya. Sewaktu Intan di kamar mandi, Kamil memberi tanda acungan jempol padaku. 

Entah apa maksudnya.“Buka dong baju lo semua”, kata Kamil kemudian.

Akupun menelanjangi diriku. Aku tdk perduli lagi disitu ada Kamil. Begitu aku menarik turun celanaku, penisku melenting keatas. Hal itu dilihat oleh Intan yg sedang melap memeknya. Dia tertawa,

“Duh…udah langsung gede gitu ya?”, katanya.Dgn tubuh indahnya yg telanjang, Intan mendekat kearahku. Saking tingginya hasratku, lututku sampai gemetar dan aku seperti menggigil kedinginan. Intan kemudian mengambil lotion ditasnya dan membalurkannya ke penisku yg sdh sangat keras. 

Rasanya nikmat penisku di gosok dgn tangan lentik Intanyg cantik itu.“Mil…gemukan ini dari punya lo”, ujarnya sambil menatap Kamil. Kamil hanya tersenyum.“Gitu ya?”, jawab Kamil.“Kamu baring deh,” kata Intan kemudian.Akupun baring di ranjang dan Intan kemudian mengambil posisi untuk memasukkan memeknya ke dalam penisku. Detik detik kehilangan keperjakaanku aku saksikan dgn seksama dan dalam kenikmatan yg senikmat-nikmatnya. 

Hehehehe…. Pelan-pelan dia menurunkan pantatnya yg montok itu dan memeknya pelan-pelan menelan penisku yg sdh berdiri dgn kerasnya. Aku melihat bagaimana bibir memek Intan membuka dan seolah menghisap penisku masuk ke dalamnya. Expressi Intan jg mengagumkan. 

Dia menggigit bibir bawahnya dan terlihat mengeden seperti orang sedang buang air besar. Tubuhnya sampai gemetar ketika melewati bagian tergemuk dari penisku.“Ehhhhgggg….duh gemuk amat sih nih burung”, katanya sambil mendesah.Setelah memeknya menelan habis penisku, dia berhenti sejenak mengambil nafas.“Kamu udah gak perjaka sekarang”, katanya menggodaku.“Iya mba, makasih ya”, jawabku sambil mencium bibirnya.

Dia pun mulai menggoyang pantatnya naik turun. Uuuuuggghhhh….nikmat benarrr.. Jadi ini yg disebut kenikmatan seks. Jauh lebih enak dari masturbasi. Pantesan banyak orang yg ketagihan. Apalagi Intan sangat piawai menggoyang pantatnya. Kadang di maju mundurin. 

Kadang diputer kaya nguleg sambel. Tentu saja tanpa melupakan gerakan naik turunnya yg erotis itu. Payudaranya ikut berayun mengikuti irama goyangannya. Secara insting, aku pun mencoba menghisap dan merangsangnya di payudaranya. Ternyata Intan sangat suka. Goyangannya kini ditambah dgn erangannya yg sangat merangsang itu. 

Rintihan Intan yg selama ini aku dengar sayup-sayup saja, kini aku dengar dgn sangat jelas di telingaku.“Gimana rasanya?”,tanya Intandisela-sela goyangannya.“Enak mba…enak banget”, jawabku.“Kalau mau keluar bilang ya sayang”, katanya tersenyum.Uh cantik benar dia. Cantiknya beda dari biasanya. Cantik erotis. Aku sdh tdk perduli lagi dia pacar temanku. Aku jg tdk perduli ada Kamil disitu. 

Aku melirik sesaat ke arah Kamil. Aku lihat dia menggosok-gosok penisnya yg sdh membesar lagi. Mungkin karena belum pengalaman atau karena goyangan Intan yg maut, aku sdh sangat kesulitan menahan muntahan spermaku. Baru 5 menit aku digoyang, aku sdh tdk kuat lagi. “Mba….aku….mau…ke…lu…arr…”. 
Intan segera menghentikan goyangannya dan mencabut memeknya dari penisku.Aku agak kecewa jg karena rasa nikmatnya terputus tp ternyata Intan ingin menelan spermaku. Dia mengocok penisku dan menadahkan mulutnya dihadapan penisku. Karena sdh tdk tahan, akupun memuncratkan spermaku. Banyak sekali yg keluar. Intan langsung mewadahi muntahan spermaku itu dgn mulutnya. Dia kemudian menelan sperma sebanyak itu yg ada dimulutnya. 

Saking banyaknya sampai ada beberapa yg mengalir keluar dari mulutnya.“Sperma perjaka biar awet muda”, katanya sambil tersenyum.Aku terbaring lemas setelah gelombang kenikmatan akibat muncratnya spermaku tuntas. Intan masih dalam posisi setengah menungging di hadapanku sambil memegangi penisku yg mulai melemas ketika Kamil bangkit dari kursinya dan mendekati kami. 

Dia berkata,“Intan, kamu masih belum tuntas kan?”, tanyanya sambil memegangi penisnya yg ternyata sdh menegang kembali. “Huu..kamu tuh ya”, hanya itu komentar Intan sambil tersenyum melihat penis Kamil yg menghadap kearahnya.Kamil pun mengambil posisi di belakang Intan dan Intan yg sdh tahu apa yg akan terjadi tetap mempertahankan posisi setengah menunggingnya. 

Kamil kemudian mengangkat pantat Intan agak tinggi dan menariknya kebelakang dgn agak kasar.“Hey…pelan-pelan dong” ujar Intan setengah protes sambil tertawa.Namun tawa Intan segera berhenti dan berubah menjadi“Owwww….”, ketika Kamil menjebloskan penisnya ke dalam lubang kenikmatan miliknya.Kamil pun segera memompa tubuh indah Intan dan merekapun mulai mengayuh kembali kenikmatan ragawi bersama. Aku yg berada di hadapan mereka melihat dgn jelas bagaimana ekspresi keduanya. Intan dgn mulut terbuka, alis agak berkerut dan tubuh yg terayun-ayun mengikuti pompaan Kamil. 

Mulutnya mengeluarkan rintihan nikmat,“ah…ah…ah….”. Melihat pemandangan seperti itu, akupun jadi terangsang lagi dan penisku yg tadinya sdh lemas pelan-pelan mulai menegang kembali.Akupun bangkit dan mengangsurkan penisku ke mulut Intan yg segera disambar oleh si cantik itu. Kini kedua lubang atas bawahnya telah terisi. 

Dibawah memeknya digenjot oleh batang Kamil dan diatas mulutnya disumpal oleh penisku.Penisku dikulum dan disedot oleh mulut mungil Intan yg tdk henti-hentinya mendesah karena dientot oleh Kamil. Karena entotan Kamil itu, Intan jadi tdk konsentrasi dalam menghisap milikku. 

Terkadang dia menggantinya dgn kocokan tangan. Malah semakin lama ketika entotan Kamil semakin kencang, Intan hanya memegangi penisku tanpa diapa-apakan.Karena posisi penisku yg begitu dekat dgn wajahnya maka penisku itu hanya menggesek-gesek pipinya saja. Karena nampaknya Intan kesulitan menangani dua batang sekaligus maka aku pun mengalah. 

Aku turun dari ranjang dan duduk di kursi yg tadi diduduki oleh Kamil. Akupun menyaksikan persetubuhan mereka yg semakin membara.Entah berapa lama, mungkin sekitar 10 menitan, mereka sepertinya akan mencapai puncak kenikmatan bersama. Genjotan Kamil semakin cepat sementara rintihan Intanjg semakin sering dan keras terdengar. Sampai akhirnya Kamil dgn suara agak tersengal berkata,”Ran…gue…udah….mo…nyampe…”. Mendengar itu Intan memutar-mutar pantatnya cepat sekali mengejar kenikmatan yg ingin diperolehnya bersama.Sampai akhirnya dalam suatu hentakan yg keras Kamil membenamkan penisnya sedalam-dalamnya didalam memek Dewi. 

“Aaahh….”, teriak mereka hampir berbarengan.Tubuh Intan bergetar hebat dan wajahnya menengadah dgn mata terpejam dan alis berkerut. Mulutnya terbuka lebar sambil memekik“Aahh…Aaaahh…” berkali-kali. Pantatnya didorong-dorongkan kebelakang seolah ingin menelan habis seluruh batang Kamil yg masih tersisa.Mereka mendapakan puncak kenikmatan berbarengan dan hal itu berlangsung hampir selama 15 detik. 

Setelah itu mereka pun ambruk bertindihan. Kamil mencabut penisnya lalu kemudian berbaring telentang disamping Intanyg masih tengkurap. Mereka berdua nampak tersengal-sengal dan berusaha mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Intan kemudian memutar badannya baring menelentang.Mereka berdua nampak kelelahan karena tak lama kemudian mereka tertidur. Aku yg masih merasa nanggung lalu bangkit mendekati ranjang dgn maksud untuk menuntaskan hasratku dalam memek Intan. Aku tdk perduli dgn Intan yg masih kelelahan. 

Aku naik keatas ranjang dan menempatkan penisku dihadapan memek Intan yg masih tertidur. Dari dalam memek itu mengalir cairan putih yg meski tdk sebanyak tadi tp masih cukup jelas terlihat.Aku tdk tahu apakah Intan memang telah tidur atau berpura-pura saja karena ketika aku melap memeknya dgn baju Kamil yg ada diatas lantai, dia tdk bereaksi. 

Setelah aku yakin memek Intan sdh cukup kering, pelan-pelan akupun menusukkan penisku ke dalamnya. Ternyata dia tdk tidur karena meskipun matanya tertutup tp dia menggigit bibirnya. Akupun mengecup bibir itu ketika penisku telah terbenam seluruhnya. 

Dia membuka matanya sambil berpura-pura merajuk,“Kamu tuh masukin barang tanpa minta izin”, katanya.“Habis masih penasaran sih mbak”, ujarku sambil menciuminya dgn gemas.Dia membalas ciumanku dan kita pun berciuman cukup lama sampai akhirnya dia melepaskannya dan berkata sambil tersenyum,“Digoyang dong”. Akupun mulai menaik-turunkan pantatku dgn irama yg lambat.Intan ini memang luar biasa, karena setelah bersetubuh berkali-kali pun, dia masih bisa mengimbangi gerakanku. Dia menjepitkan kakinya dipinggangku sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. 

Awalnya aku mengayuh dgn pelan dan tenang namun seiring dgn bertambahnya rasa nikmat di penisku akupun meningkatkan tempo kayuhan pantatku. Nikmat yg tak mampu dilukiskan dgn kata-kata dirasakan penisku.Nikmat itu menjalar ke seluruh tubuhku yg membuat aku semakin cepat mengayuh kenikmatan diatas tubuh Intan pacar teman kostku itu. 

Aku semakin cepat menggenjotnya dan Intan pun semakin erotis dalam menggoyang pantatnya. Goyangan yg membuat penisku terasa dipilin dan diperas. Untungnya aku masih bisa menahan deraan kenikmatan yg ditimbulkan oleh jepitan memek Intan sehingga tdk sampai muncrat terlebih dahulu seperti tadi.Kali ini aku bertekad untuk mengeluarkan spermaku dalam memek Intan agar proses kehilangan keperjakaanku menjadi lengkap. Demikianlah, pacuan kenikmatan yg ditimbulkan oleh maju-mundurnya penisku dan goyang “dangdut” pantat Intan berlangsung cukup lama. Kami tdk perduli lagi dgn Kamil yg telah tertidur disamping kami dan orangtua Ridwan di kamar sebelah. 

Intan mulai lagi mengeluarkan rintihan-rintihan birahinya.Sampai akhirnya dia memegangi kedua bongkah pantatku dan mengatur gerakan pantatku agar penisku menggosok daerah tertentu dalam memeknya. Daerah yg agak kasar dan menonjol dalam memeknya namun menimbulkan efek yg lebih nikmat bagi kepala penisku. Hal itu semakin menyulitkan aku dalam menahan desakan di ujung penisku. Karena merasa akan segera keluar, aku mempercepat sodokanku dan ternyata hal itu mempercepat Intan untuk mencapai puncak kenikmatannya. Sodokan-sodokan cepat yg aku lakukan membuat rintihan Intansemakin keras pertanda semakin dekatnya dia dgn puncak kenikmatannya. 

Akhirnya saat itu tiba. Dgn satu teriakan keras,”Aaaah….”, tubuhnya mengejang dan memelukku erat. Dia mencengkeram pantatku dan menempelkan dgn ketat tubuhnya ke tubuhku. Kakinya menjepit pinggangku dgn kuat.Aku merasakan memeknya berkedut dgn kuat dan membanjiri penisku. Kedutan memek Intan itu membuat penisku serasa diremas-remas dan benar-benar membuatku tak mampu menahan muntahan di penisku. Akhirnya penisku memuncratkan isinya bersamaan dgn remasan memek Intan terhadap penisku. Penisku yg sedang menumpahkan isinya itu ditambah dgn kedutan kuat memek Intan yg menjepitnya menjadi nikmat ganda yg baru pertama kali aku alami dalam hidupku.Nikmatnya bukan alang kepalang. 

Rasanya aku dilempar ke sebuah tempat yg dalam tak bertepi. Pandangan mataku gelap dan tiap kali deraan kenikmatan itu datang rasanya aku seperti melihat titik cahaya dalam kegelapan itu. Benar-benar sebuah kenikmatan yg luar biasa. Rangkaian kenikmatan demi kenikmatan yg melanda diriku yg diakhiri dgn muncratnya spermaku di dalam memek Intan menyempurnakan hilangnya keperjakaanku malam itu. Akhirnya aku ambruk dalam pelukan Intan. Aku mencium bibirnya dgn mesra dan sayang.

“Makasih mba”, ungkapku jujur padanya.Dia hanya tersenyum dan balas menciumku. Sebenarnya aku jg harus berterimakasih pada Kamil yg telah mengatur semua ini. Tp dia telah tertidur disamping kami dan sdh tdk perduli lagi pada aktivitas kita. Aku mencabut penisku dan menggelosoh turun dari tubuh Dewi. Spermaku tumpah keluar dari dalam memeknya dan lumayan banyak mengalir melalui rekahan pantatnya. 

Aku berbaring disampingnya dgn tubuh lunglai. Jam telah menunjukkan pukul 12.30. Itu artinya sdh sejam lebih aku dikamar Kamil. Kami sama-sama terdiam dan Intan tak lama kemudian tertidur. Aku sendiri masih berbaring dalam keheningan mengingat-ngingat kembali malam yg luar biasa ini.Meski ukuran ranjang Kamil cukup besar tp tak urung terasa sempit jg. Apalagi ventilasi di kamar Kamil tdk sebaik di kamarku karena terletak ditengah antara kamarku dan kamar Ridwan sehingga jumlah jendela lebih sedikit dari kamarku. Untungnya udara malam Bandung membuat kami tdk terlalu kegerahan. 

Maklum hanya ada kipas angin yg menemani kami. Aku yg tdk bisa tidur akhirnya memutuskan untuk balik ke kamarku. Sewaktu bangkit untuk mengenakan baju aku terangsang melihat Intan yg tertidur dalam ketelanjangannya. Aku berpikir untuk mengajak Intan ke kamarku. Siapa tahu saja aku bisa menyetubuhinya lagi. Aku tdk jadi mengenakan bajuku dan dgn tetap bertelanjang aku bangunkan Intan.“Mba….mba…mba”, kataku berusaha membangunkannya sambil menjawil-jawil pipinya. Dia akhirnya terbangun.“Dikamarku aja yu mba. “, kataku ketika dia terjaga.Dia menggeliat sehingga membusungkan dadanya yg membuat nafsuku bangkit kembali. Pelan-pelan penisku membesar kembali.“Emang kenapa Ri? “, tanya Intanmalas.

“Disini panas dibandingkan kamarku. Lagian mas Ridwan sering ke kamar ini. Dia kan akrab sama mas Kamil. Kalau ntar atau besok, mas Ridwan pulang terus ngetuk kamar ini, gimana?”, ujarku memberiku alasan. Alasan yg tdk dibuat-buat dan memang masuk akal kok.“Gitu ya, Ri?” ujar Intansetengah khawatir. Dia bangkit.“Ya udah deh ke kamar kamu aja. Tp aku jangan diapa-apain lagi ya”, pintanya.“Iya yuk…”, jawabku sekenanya.Dalam hati aku tdk menjamin akan memenuhi permintaannya. 

Untungnya dia tdk melihat penisku yg sdh tegak karena aku menutupinya dgn kaos oblong dan celana pendekku yg kupegang dgn tangan. Sepatu hak tinggi miliknya yg terletak di dekat pintu pun diangkatnya.Dia mengambil tasnya dan memungut bra, kaos oblong, dan celana dalam miliknya yg tergeletak dilantai. Dia ingin mengenakannya.“Duh…mba, gak usah. Disebelah aja biar cepet.”, kataku melarang.“Kamu tuh kaya Kamil aja. Satu perguruan sih ya?”, jawabnya sambil tersenyum.Aku agak bingung jg dgn kata-katanya.“Ya udah deh yuk. Gak ada orang kan diluar?”, lanjutnya.“Gak ada.”, jawabku sambil mengintip keluar.

“Udah kan? Itu aja? Jeansnya mana?”, tanyaku heran melihatnya memegangi semua baju dan tasnya tp tanpa jeansnya.Seingatku tadi dia datang ke rumah ini mengenakan jeans. Lucu sekaligus merangsang deh melihat Intan dalam keadaan seperti itu. Dia menggantung tasnya di bahu tp bertelanjang dan hanya memegangi baju-bajunya.“Gak sempat dikeluarin dari kamar Ridwan . 

Keburu ortu Ridwan datang. Tp sama Kamil sdh diumpetin dalam dos pembungkus tape recordernya punya Ridwan yg ada dibawah tempat tidurnya. Duh…harus segera diselamatkan tuh kalau enggak bisa kacau nanti.”, jawabnya.

“Oh iya…besok begitu Ridwan pergi kita langsung keluarin tuh. Lagian tanpa itu gak bisa pulang kan?”, jawabku.Aku mulai bisa menebak bagaimana awalnya tadi hingga akhirnya Intan bisa kami setubuhi malam itu.Aku pun membuka pintu dan setengah berlari ke kamarku disebelah yg tdk terlalu jauh. Intan segera mengikutiku jg dgn setengah berlari. Sampai di kamarku, dia melihat sekeliling dalam kamarku sambil terlihat hendak mengenakan bajunya. Namun segera kucegah. 

Aku menarik tubuhnya kearahku dan mendekapnya.“Ri…kamu mau ap…”, dia tdk bisa menyelesaikan kata-katanya karena aku mencium bibirnya erat.Awalnya dia diam saja namun akhirnya membalas mesra ciumanku. Aku menarik lepas baju-baju, tas dan sepatu yg dipegangnya. Kami pun berciuman bertelanjang bulat sambil berpelukan erat. Intan pasti tahu bahwa aku menginginkannya lagi dari penisku yg sdh tegak dan menunjuk perutnya.

Aku kemudian mematikan lampu kamar agar kalaupun ada yg mengintip tdk akan bisa melihat kegiatan kami. Itupun dgn tirai jendela yg masih tertutup sehingga tak akan mungkin orang luar untuk melihat keadaan di dalam. Kami hanya mengandalkan lampu luar lewat jendela atas untuk penglihatan. Selesai berciuman, aku berjongkok menjilati memeknya sambil tanganku meremas-remas payudaranya. Intan nampak sangat menikmatinya. Dia berpegangan ke dinding kamar untuk menyanga tubuhnya yg sedang merasakan kenikmatan. 

Akhirnya setelah sama-sama terangsang kami pun mulai mengambil posisi untuk bercinta kembali. Intan aku minta menungging di kursi kamarku dan wajahnya ke arah tirai jendela.Singkat kata, kami pun bercinta dalam posisi doggy style. Tangan Intan berpegangan pada sandaran kursi ataupun pegangan tangan kursi. Sementara pantatnya bergerak maju-mundur berlawanan arah dgn gerakan maju-mundur penisku dalam memeknya. 

Kadang diputar-putarnya membuat penisku terasa diremas-remas namun nikmatnya benar-benar menggetarkan. Intan pun sangat menikmatinya terdengar dari suaranya yg terus saja merintih-rintih nikmat.Selagi kami bercinta dalam posisi itu, tiba-tiba kami mendengar gerbang belakang rumah di buka. Tdk lama gerbang itu ditutup kembali dan terdengar langkah orang menaiki tangga. 

Tdk salah lagi Ridwan sdh pulang dan demi mendengar pacarnya pulang Intan menghentikan gerakannya. Tubuhnya terasa tegang dan dia diam dalam gelap. Aku yg sedang berada dalam kenikmatan tdk memperdulikannya dan terus saja memompa memek pacar Ridwan tersebut.

“Ri…berhenti dulu dong, nanti kedengaran Ridwan ”, katanya berbisik.“Enggak mungkin mba…asal kita gak bersuara, gak akan kedengaran”, jawabku berbisik pula tanpa menghentikan gerakan maju-mundurku.Aku mendengar suara Ridwan duduk di kursi tempat aku dan Kamil mengobrol tadi. Dia pasti mau melepas sepatunya sebelum masuk ke kamar.

Itu kebiasaan kami semua yg kost disini. 

Tiba-tiba timbul pikiran iseng dan nekatku. Tirai yg menutup jendelaku aku tarik kesamping sehingga kami bisa melihat apa yg dilakukan Ridwan .“rid…ngapain kamu?”, Intan terpekik tertahan.“Biar kelihatan mas Ridwan lagi ngapain mba, jadi kita bisa jaga-jaga kalau dia mendekat ke kamar ini, ” jawabku sekenanya untuk menenangkannya. Untuk sementara aku menghentikan pompaan penisku.“Iya tp …” ,Intan berusaha untuk protes namun segera aku bungkam dgn mulutku. 

Kami pun berciuman mesra kembali.“Kamu tuh ya, nekat dan nakal,” ujar Intansetelah aku melepaskan ciumanku.Dari cahaya yg berasal dari luar jendela, aku melihat senyum manis Intan diwajahnya yg cantik ketika dia mengatakan itu.Tiba-tiba aku menghentakkan kembali penisku ke dalam memeknya.“Owww…uhhhh…kamu tuh….ah….”, reaksi Intan ketika aku melakukan itu. Dia tdk berani untuk merintih keras karena di depan kamar pacarnya masih sedang duduk dikursi.

“Jangan dulu dong Ri, nanti …”, kata Intan sambil berusaha memegang pinggangku.Tp aku tdk perduli. Aku pun terus saja memompanya. Intan sdh tdk berdaya dalam situasi seperti itu. Malah akhirnya dia membalas goyanganku dan menikmatinya kembali meski pacarnya masih ada di dekat situ. Kami bercinta sambil mengamati kegiatan Ridwan yg sedang membuka sepatu dan jaketnya. 

Dalam jarak kurang dari 3 meter, Ridwan tdk menyadari bahwa Intan pacarnya sedang asyik memadu kenikmatan ragawi sambil menikmati batang lelaki lain yg masih merupakan sahabatnya.Entah apa yg ada dalam pikiran Ridwan karena setelah selesai membuka sepatunya pun dia masih duduk-duduk di kursi itu. Dia seperti sedang memandang ke arah kami. Tp sebenarnya tdk demikian karena kursi yg didudukinya memang mengarah ke kamarku.“Dia kaya ngeliatin kita ya mba…”, kataku di sela-sela persetubuhan kami.“I…yaa…”, jawab Intancuek diantara desahannya.“Kalau dia ternyata emang ngeliatin gimana?”, godaku.“Udah…ah… rewel… ******* ya ******* aja..”, jawab Intan berpura-pura kesal.

Sementara kami berdua sdh semakin mendekati puncak kenikmatan kami. Gerakan maju-mundur pantatku semakin cepat sementara putaran pantat Intanjg semakin intensif.“Mba…aku… udah… ham….pirr…”“Bareng Ri…bareng… aku…jg…hampir…”Kami berpacu lebih hebat lagi membuat kursi kamar agak berderik. Kami tdk perduli dgn bunyi itu dan dgn Ridwan yg masih duduk di depan kamarku. Dan akhirnya setelah tdk mampu menahan kenikmatan yg terus mengumpul di ujung penisku, dgn satu hentakan keras, aku menumpahkan berliter-liter lahar panas di dalam liang kenikmatan Intan.

Aku menekan erat pantatku dan menanamkan penisku sedalam-dalamnya di tubuh Intan. Pada saat bersamaan, Intan menarik wajahku dan menciumku erat sekali.“Mmmmmmmmm……..”, dia memekik tertahan karena mulutnya tersumpal mulutku.Dia jg sdh sangat dekat dgn orgasmenya. Badannya bergetar menandakan gelombang orgasmenya mulai datang. Dia melepaskan ciumannya sambil berteriak pelan 

“Aaaahh” dan menghentakkan pantatnya ke belakang membuat memeknya menelan lebih jauh penisku. Dia orgasme lagi. Kami mencapai puncak secara hampir bersamaan. Badai kenikmatan yg luar biasa kembali kami arungi.Kalau tdk karena ada pacarnya di luar kamarku tentu Intan sdh kembali memekik bebas karena orgasmenya tersebut. Namun dia hanya menahan suaranya dan kemudian menggigit bantalan sandaran kursiku yg empuk. Badan kami berdua bergetar oleh nikmatnya puncak persetubuhan kami. Penisku yg terus menerus berkedut sambil memuntahkan isinya sedang dijepit oleh memek Intan yg menghisap kuat penisku. 

Untuk yg kesekian kalinya aku merasakan kenikmatan seks yg luar biasa malam itu. Jiwaku serasa dibawa terbang melayg karena kenikmatan yg kualami itu.Dan ketika akhirnya kenikmatan itu berakhir aku seolah dihempas kembali ke bumi dalam keadaan letih namun sangat damai. Aku tdk menyadari kapan Ridwan masuk kamarnya tp dia sdh tdk ada di depan kamarku. 

Sementara itu Intan sdh tertunduk lemas di sandaran kursiku dan tdk bersuara apapun lagi. Dia jg pasti telah sangat lelah setelah berkali-kali orgasme malam ini dgn 2 orang pria.Aku mencabut penisku dan cairan spermaku tumpah keluar dari dalam memeknya. Cukup banyak hingga mengalir di pahanya. 

Aku ambruk diatas karpet sementara Intan masih dalam posisi menunggingnya dgn kepala yg bersandar diatas sandaran kursiku. Tak lama diapun bangkit dan pindah ke ranjangku. Dia berbaring di ranjangku tanpa berkata apa-apa lagi. Aku yg masih terbaring lemas diatas karpet jg hanya terdiam.Mungkin karena saking letihnya tdk begitu lama aku mendengar dengkuran lembut cewek itu. 

Aku pun menyusul pindah ke atas ranjangku bergabung dengannya. Sebelum tidur aku mencium lembut bibirnya dan berbisik pelan“Makasih ya mba. Malam ini luar biasa banget”. Sepertinya dia masih mendengarku karena dia berkata “mmm” sebagai respon kata-kataku. Akupun berbaring disampingnya dan tak menunggu lama akupun ikut tertidur.Paginya aku terbangun sekitar pukul 8. 

Begitu aku membuka mata, aku melihat wajah cantiknya yg sangat alami yg masih tertidur disampingku. Dgn rambut awut-awutannya malah semakin menambah kecantikan alaminya. Posisiku sendiri sedang memeluknya. Aku merasakan penisku yg sdh terbangun kembali menempel ditubuhnya entah di bagian mana dari tubuh Intant mungkin dipahanya. Aku benar-benar beruntung bisa mendapatkan cewek secantik dan seseksi ini. Apalagi dgn permainan seksnya yg luar biasa benar-benar cewek yg ideal sebagai pelepas keperjakaanku. Hehehehehe…Aku tdk ingat kapan menutup tubuh kami tp yg jelas tubuh kami berdua tertutup selimut. Mungkin mba Intan yg melakukannya karena biasanya suhu akan sangat dingin menjelang subuh. 

Aku membuka selimutku dan bangkit menuju kamar mandi. Sempat tersingkap tubuh indahnya yg membuat aku bernafsu untuk mengentotnya lagi, apalagi penisku memang sedang mengacung tegak. Tp melihat keadaannya yg tertidur pulas dan damai, aku jadi tdk tega. Aku pun meneruskan melangkah ke kamar mandi lalu bersih-bersih disitu.Cukup lama aku di kamar mandi dan setelah selesai akupun balik ke tempat tidur lagi untuk bermalas-malasan. Siapa tau bisa mengentot Intan lagi, pikirku.

Ternyata dia telah bangun tp masih berbaring dibawah selimutnya. Dia seperti sedang bengong memikirkan sesuatu tp dia tersenyum melihat penisku yg sdh berdiri lagi.“Pagi mba…”, kataku sambil mencium bibir mungilnya.“Mba sekali lagi makasih ya buat malamnya yg luar biasa”, kataku kembali.“Iya…..”, jawabnya tersenyum, “tp ini kenapa nih?”, tanyanya kemudian sambil menunjuk penisku.“Ooh…ini? Biasa deh kalo pagi dia suka duluan bangun. Apalagi kan dia tau dia belum dapat jatah pagi”, jawabku sambil menggoda Intan.

“Huuuu….. maunya!”, jawab Intan sambil memonyongkan bibirnya.Melihat itu aku segera menyergap bibirnya dan bergerak menindihnya. Aku bermaksud untuk menyetubuhinya lagi tp segera ditahan oleh Intan.“Ri..ri…ntar dulu Ri, ambilin jeansku dulu dong di tempat Ridwan .

”, katanya.“Aku musti segera pulang takutnya dia ke tempat kostku nanti.”, lanjutnya kemudian.Akupun mengurungkan niatku dan ikut memikirkan kata-kata Intan.“Dia masih dikamarnya nggak ya?”, kataku setengah bertanya.“Nah itu dia aku gak tau. Aku enggak denger suara apa-apa diluar jg disebelah di kamarnya Kamil.”, jawab Intan kebingungan.“Oke gini deh aku keluar dulu liat situasi. Kalau ada kesempatan aku masuk ke kamar Ridwan terus ambil jeans mba. 

Mba punya kuncinya kan?”“Ada ditasku. Untung semalam sempat aku bawa keluar, kalau enggak wah kacau..”.Akupun bangkit dan mencari tasnya. Setelah aku temukan, aku mencari kunci itu dan segera aku menemukan kunci kamar Ridwan didalamnya.“Oke mba aku keluar deh liat situasi tp….”, aku sengaja menghentikan kata-kataku.“Tp apa?”, kata Intanpenasaran.

Aku tdk menjawab tp hanya tersenyum menggodanya. Sepertinya dia sdh menangkap maksudku terlihat dari tatapan matanya yg berpindah ke penisku yg sedang mengacung tegak.“Duuuhh… nanti aja dong”, katanya membujukku.“Mba…gak enak kan mba kalau dilihat orang ada bagian yg menggelembung.”, kataku memberi alasan sekenanya.“Ini dulu dong dikecilin..”, kataku kemudian sambil menunjuk penisku.“Ih… kamu tuh!! Dasar perjaka!! Sini…”, ujar Intanberpura-pura marah.Aku pun mendekatinya. Dia pun bangkit duduk sehingga selimutnya terlepas dan memperlihatkan keindahan tubuhnya.

“Di oral aja ya. Aku masih cape dan memekku agak perih nih dijeblosin dua batang semaleman…”, katanya lagi sambil memegang penisku ketika aku sdh berada di hadapannya.“Ya udah gapapa.”, jawabku meski sebenarnya aku lebih suka jika penisku di masukkan ke dalam memeknya.

“Tp nanti kalau udah ketemu jeans mba, aku mau ini ya?”, lanjutku sambil memegang memeknya.“Iya gampang…”, katanya sambil mulai menghisap penisku.Diapun mulai mengoralku. Namun karena tdk senikmat memek maka aku sulit untuk ejakulasi. Intan yg sdh tdk sabaran akhirnya memintaku memasukkan saja penisku ke memeknya. 

Sebelumnya aku diminta membasahi memeknya terlebih dahulu agar penisku mudah masuknya. Akhirnya pagi itu akupun ejakulasi kembali di dalam memeknya.Singkat kata aku berhasil “menyelamatkan” jeans Intan dr kamar Ridwan dgn bantuan Kamil yg mengajaknya keluar. 

Intan pun bisa pulang ke kost-annya dan Ridwan sama sekali tdk mengetahui pengalaman hebat pacarnya itu. Sebelum pulang Intan masih sempat menghadiahi aku dgn sebuah persetubuhan yg indah di kamar mandi dalam kamarku. Orangtua Ridwan sendiri pulang keesokan malamnya setelah tanpa sengaja “membantu” kami mendapatkan Intan.Sampai lulus kuliah dan menjelang menikah pun Intan masih sering “bermain” dgn aku dan Kamil. Kadang bertiga tp lebih sering berduaan saja. Capek kata Intan kalau harus meladeni kami berdua sekaligus. 

Sewaktu belum lulus hampir semuanya dilakukan di kost-an kami. Biasanya pada saat dia main ke tempat Ridwan , kita memanfaatkan waktu tersebut untuk mencuri-curi kesempatan ngentot apalagi kalau Ridwan sedang tdk ada di kamarnya. Wah sdh kaya piala bergilir deh dia. 

“Beli satu dapat tiga”, kalau kata Intan.Di akhir semester itu sewaktu libur panjang, Ridwan mendapatkan kesempatan kerja praktek di Balongan sedang Kamil ikut acara kampus di luar negeri. Intan bolak-balik ke kost-an Ridwan untuk mengerjakan TA-nya dan TA Ridwan . 

Aku yg mustinya pulang liburan membatalkan rencana tersebut dan memutuskan “menemani” Intan selama Ridwan dan Kamil tdk ada. Jadilah aku dan Intan menikmati “bulan madu” selama dua minggu di kost-an. Kita entot-entotan tanpa henti selama 2 minggu tersebut kecuali Sabtu sore dan Minggu ketika Ridwan datang. Benar-benar pengalaman indah dan erotis yg tak terlupakan.

Beberapa saat kemudian Intan hamil, entah oleh Ridwan , Kamil, maupun aku, namun Ridwan selalu bisa menyelesaikan masalah itu dan dia tdk tahu kalau bibit itu tdk selalu dari dia. Menurut pengakuan Intan padaku, lelaki yg pernah berhubungan badan dengannya adalah pacarnya waktu tahun kedua yaitu kakak kelasnya ( lelaki yg mendapatkan keperawanannya ), kami bertiga, adik ibu kostnya, atasannya, pacar bulenya ( yg kemudian menikahinya ) dan pernah dgn salah satu dosen di kampusnya. Dosen itu tdk mau meluluskannya karena nilai ujiannya yg buruk namun akhirnya meluluskannya setelah merasakan nikmatnya memek Intan.

Intan sendiri akhirnya tdk jadi menikah dgn Ridwan dan menikah dgn seorang bule Australia. Kini dia tinggal disana dan terakhir kabarnya mereka akhirnya punya anak 1 setelah lama menikah. Ridwan sendiri menikah dgn seorang cewek Jakarta yg dikenalkan oleh tantenya. Sedang Kamil menikah dgn adik kelas Intan

Kunjungi Kami Di 

WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252

TELEGRAM : +62 821-1785-1681



Rabu, 16 April 2025

KUNIKMATI TUBUH ERIKA SAMPAI LEMAS

 KUNIKMATI TUBUH ERIKA SAMPAI LEMAS

KASIR4D - Kunikmati Tubuh Erika Sampai Lemas

Cerita Dewasa

Berawal dari kisah pacaran saya dengan Erika, Kita berpacaran sudah 4bulan sudah menampakan sisi aslinya,Bahwa dulunya mungkin sering berhubungan s*ks dengan mantan pacarnya. Pertama kali saya mengatahuinya karena perkataan dia sendiri ketika selesai makan di suatu cafee dengannya lalu ada sedikit berbincang bincang bahwa selama pacaran dengan saya , Saya tidak pernah menyentuh dia. Memang benar saya jika sudah menjalani hubungan yang ingin serius saya tidak akan mau merugikan calon istriku sendiri karena kasihan dia jika tidak terjadi pernikahan.

Lalu dia juga mengungkapkan bahwa saya berbeda dengan mantannya yang setiap pertemuan selalu di berikan kenikmatan oleh sang mantannya. Sontak saya langsung kaget mendengar pernyataan seperti itu, tanpa di sadari mr.P mulai tegang karena dia mulai memancing saya. Dan dia memakai baju yang cukup seksi hanya 1 tali tanpa ada lengan bewarna merah. tangan nya pun mulai memegang leherku.

"kenapa kamu sayang menceritakan hall tersebut denganku"tanyaku

"iya nihhh yank, Saya kangen belaian yang di berikan oleh sang mantanku" ungkapnya yang sudah mulai mulai sange.

Saya pun mulai mengajak dia pulang ke kost nya dan di dalam perjalanannya kami masih berbincang bincang hingga akhirnya dia pun memulai memegang mr.P ku dengan tiba tibanya dalam hatiku mungkin dia sudah memasukin otak otaknya yang sudah tidak bisa di tahan kan lagi.


"kenapa sayang kamu sudah horny ya ??"tanya ku dengan lembut dan penuh nakalan manjah/

"iyaahh yank, sudah 1minggu akhir akhir ini saya sering menonton Film Bokep bareng teman kos kos-anku" pernyataan yang membuat ku semakin penasaran dengannya.

Pertanyaannya yang mulai membuatku hingga saya mulai meladenin kapanpun meskipun saya belum pernah mencoba untuk macem macem dengan seorang perempuan yang ku ingin jadikan calon istriku. Setelah saya mengiyakan apa yang dia inginkan nampak sekali dalam larutan wajahnya.

Sesampai kos kos-an Erika yang memang bebas karena tidak ada ibu kosnya hanya di penuhi teman teman kos lainnya.Langsung tanpa ada kesabaran saya parkirkan motorku ke dalam dan mengandeng Erika untuk masuk ke kamarnya. ternyata ada teman yang sedang di ruang tamu tanpa kita sadari.

"wahh nampak banget sudah kebelet sih rika , haaa...haaaaaa!"kata dari salah satu teman kos-an erika dan langsung di sambut sorakan lainnya.

"Biarin deh.... kan emang gue lagi kepengen banget... bluekkkkk! " jawaban erika ke teman temannya sambil mengejek temanya.

Sesampai di kmaarnya pun dengan ligat mengunci pintunya dan dengan ganasnya dia menolakku hingga terjatuh dikasurnya dan mulai menerkan bibirku ciuman yang penuh keganasan dan napsu. Tidak ada sedikitpun di dalam pikiran untuk menghentikan tindakan ini semua.. sambil ciuman berlangsung tangans Erika pun mulai merasuki ke dalam mr.P yang masih tertutup celana jeansku. tak hanya diam saja saya pun mulai meres dengan ganas payudaranya yang kenyal pelan pelan ku lepasin satu per satu kancing bajunya.

Tiba tiba dia melihatku sudah napsu dengan tinggi dia membantuku untuk melepaskan bajunya dengan sendirinya setelah selesai melepasin semua pakaian dia sendiri dia pun dengan ganas nya membuka bajuku hingga celanaku. Sekarang kami berdua sudah benar benar telanjang bulat tanpa ada sedikitpun benang di tubuh kita. Kembali dia menolakku dengan kuat hingga terjatuh duduk di kasurnya, dia mulai jongkok persis di hadapan mr.P ku yang sudah tegak berdiri.


"ohhhh yankk jujur aku kangen banget akan kemaluan lelaki, aku sudah hauusss s*ks hari ini" pernyataan Erika sambil mengocok ngocok batang mr.P ku dan sedikit jilatan di kepala mr,p ku

Dalam pikiranku GILAAA...! ini pertama kali batang kemaluanku di kocok dan jilatin oleh seorang cewek yang benar benar ku impikan permainan mulutnya sangat mahir bagi ku karna kulumannya membuarku semakin terangsang, Lalu ku angkat naik dia di sebelahku bergantian posisi saya mulai berlutut mencoba merasakan menjilatin ms.V yang tidak memiliki bulu.

"ssssshhhtttttttt.... ohhhh,,,, hmmmmm"desahan yang mendadak keluar dari Erika

Mendengar desahannya pun semakin napsu untuk memulai permainanku dengan jari jari Dan dia meronta dengan mengangkat hingga mengoyangkan pantatnya, Sekitar 15menit saya memainkan ms,V yang sudah basah nampak nya sudah tidak tahan.

"yankkkk.... akuuuuu sudah mau keluarr yankkk,,,hmmmm ,, masukin ini kamu saja yankk akhhhh ..ukhhhh"ungkap Erika sambil menggoyangkan oantanya sedangkan kepalaku makin di tekan kedalam ms,V seakan akan dia tidak ingin di lepasin dari lidahku.

"akhhhhh....yankkkk,,,,,,,,,,,,,,ukkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh!"teriakan dan mengelunjang dengan hebat pada erika yang sudah orgasme.

Tak ku biarkan menganggur, aku langsung saja merebahkan badannya dengan posisi telentang aku pun mullai membimbing batang mr.P yang masih tegang ke dalam ms.V. tak lama kemudian sudah memasukin semua mr.P.

"ukkkkhhhh...yankkk digoyangggggggggg ekkkkkkkmmmm.....!"rintihan erika yang memanja.

"okkhhhhh... aaaahhhhhhhh"sedikit rintihanku yang tanpa di sadari karena benar benar merasakan hall yang seperti ini 

Sampai akhirnya Erika semakin menggelenjang tidak menentu, prediksiku kalau dia sudah mau mencapai orgasme lagi ku mempercepatt goyanganku sampai akhirnya

"akkkhhhhh... yankkkk cepat yankkkk akhhhhhh........... sudah gak tahaaaannnnnnn"rintihannya
sambul mengeluarkan cairan dari ms.V nya (orgasme)

"tidak usah di cabut ya sayang, tanamin sajaa heee...heeeeee!"ungkap Erika sambil menahan badanku biar tidak lepasin dia

Aku pun menurutin dia tidak mencabut mr,P dan kurasakan batang mr.P ku di hisap hisap dengan ms.Vnya dalam hati Wshhhhhhhhh... nikmat nya berhubungan s*ks bergini. TIdak lama kemudian aku di baringkan dengan posisi aku tekentang dan dia ada di atas  membimbing lagi ke arah masuk ms.V

"okhhhhh.... enak banget sayang ms.V kamu ketat bangett" kataku.

"iyahhh yank.. punya kamu juga bikin aku gilaaa yank " ungkapnya sambil menaik menurunkan tubuhnya di atas badanku.

Tanganku pun tidak hanya diam saja, Kuraih payudaranya , Ku kulumm , ku hisap hingga ku pelintir genit sedikit. Semakin genjotannya dengan cepat sekitar 25menit kami saling mengenjot biarahii kami akhiranya rasanya sudah tidak tahan untuk memuntahkan puncakku.

"akhhhh... sayangggg aku uda mau keluar sayy..!"rintihanku

"tungggguuu yankkk,, akkkhhhh....... emhnmmmmm , nanti keluarnya aku kocokin di payudaraku saja ya yank!"kata Erika yang membuatku sedikit kaget setengah mati dan langsung membayangkan bagaimana nikmatnya keluarin di kedua payudaranya.

Tidak berapa lama kemudian aku merasakan jepitan pangkal paha Erika semakin keras dan genjotannya juga semakin tidak beraturan sedangkan aku juga sedikit mulai merasakan ingin memuncak, Ketika batang mr.P merasakan cairan hangat hangat yang mengguyur dari dalam.

"sayangg, keluarin punyaku juga dong !"merintih dengan manjah sambil meremas remas payudaranya

Tanpa menunggu lagi mendengar pindahku pun langsung di laksanakan oleh Erika dia mulai mengecok mr.P di jepit di tengah tengah bagian payudaranya dan sesekali menjilat jilat nakal ujung kepala mr,P. Tidak ada 1menit aku memuntahkan air manir ku di payudaranya sambil di jilat kepada mr.P hingga bersih.

Kunjungi Kami Di 

WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252

TELEGRAM : +62 821-1785-1681



KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT

 KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT KASIR4D     KERJA LAPANGAN PENUH NIKMAT Cerita Dewasa Langsung aja ke ceritanya yang sesuai judul thread “Kerja...