Jumat, 30 Mei 2025

BERHUBUNGAN DENGAN MAS YUDHA

 BERHUBUNGAN DENGAN MAS YUDHA


KASIR4D - Selingkuh Dengan Tetangga Karena Lama Tak Di Belai Suami
Tetapi, suatu hal kenyataannya terjadi di luar perdiksi kami berdua. Karier Mas Yudha sebagai reporter mengwajibkannya bertemu dengan risiko yang sulit. Saya ingat benar waktu itu suamiku bentrok dengan seorang petinggi yang persoalan KKN nya dibedah suamiku.

Satu minggu sehabis bentrok, suamiku diLenaaya belasan orang tidak dikenali, beragam saat sehabis tinggalkan rumah.
Tidak kronis bisa dibuktikan, tetapi cedera disekujur badan Mas Yudha kenyataannya punya pengaruh pada perform seksualnya. Ya, semenjak pengLenaayaan itu, Mas Yudha teratur tidak berhasil meperbuat pekerjaannya sebagai suami. Semula kami berpikir itu imbas shok yang dirasakan karena pengLenaayaan, dan dokter yang menangLena Mas Yudha juga berpikir semacam itu. Tetapi hampir satu tahun berakhir, keadaan Mas Yudha masih tetap tetap sama, justru dapat disebut terus kronis. Bahkan juga saat ini, Mas Yudha sudah mulai malas coba meperbuat pekerjaannya memberbagi kepentingan biologis padaku.
“Saya takut kalian justru bersedih sayang,” ucapnya dengan lihat bersedih sebuahmalam.
Sebagai istri, walaupun teraniaya, saya coba untuk selalu setia dan bersi kokoh dengan keadaan tersebut. Walau kadangkala ada ketakutan jika saya tidak akan punyai anak sampai tua kelak. Lamban tetapi tentu, pada akhirnya saya dan Mas Yudha dapat menepiskan semua ketakutan itu, dan memulai terbenam dengan aktivitas kami masing-masing.
Untuk hapus rasa sepi kami, saya dan Mas Yudha mengaryakan 4 orang pesuruh di rumah kami. Dua wLenata, Ijah berusia 22 tahun, dan Minah berusia 34 tahun, kupekerjakan sebagai pesuruh rumah tangga dan penjaga gerai serba ada. Dan dua lelaki, Maman berusia 40 tahun, dan Jaka berusia 19 tahun, kupekerjakan sebagai tukang kebun dan penjaga gerai serba ada juga. Buat mereka juga, kami membuat 2 buah kamar kembali, dan situasi rumah tak lagi sepi semenjak mereka berempat ikut ada di rumah kami semenjak lima bulan kemarin.
Malam itu entahlah apa yang telah ada dibenak Mas Yudha. Yang jelas suamiku itu bawa belasan keping VCD porno dan ajakku nikmati tontonan erotis itu bersama. Saat itu jam menunjuk angka 11.30 malam, dan kami berdua sudah tiduran di tempat tidur kamar, sedangkan episode porno dilayar TV sudah mulai tampil.
Berkesan terang bagaimana gadis Cina dalam VCD itu mendesah dan mengeluh saat lidah lelaki cina pasangan bermainnya menjilat-jilati bibir-bibir vaginanya, berkesan terang bagaimana rintih kepuasan ke-2 nya saat kelamin mereka berpadu dalam senggama. Tidak dapat kupungkiri, tuntunan darahku cepat terpicu dan kehausanku akan kepentingan itu terus semakin menjadi.
Mas Yudha masih tetap termenung di sampingku, tapi tiba-tiba tangannya mulai merayap dan meraba-raba tahapan badan sensitifku.
“Sayang, mungkin saya tidak dapat memberimu kepuasan semacam itu. Tetapi saya akan berusaha membahagiakanmu,” ucapnya sekalian mulai menciumi sekujur badanku.

Satu-satu baju kami terbuka sampai pada akhirnya kami sangat bugil.
Astaga, penis suamiku tetap layu walau episode di TV sudah membakar gairah kami berdua. Sebagai istri saya memiliki inisiatif mengulum dan menjilat-jilati penis Mas Yudha yang layu, tetapi tidak ada juga peralihan sampai saya capek sendiri.
Pada akhirnya Mas Yudha bangun dan ambil suatu hal dari kembali almari kami, penis karet dengan vibrator elektips. Alat itu baru dibelinya, karena saat lagi ini saya teratur menampik menggunakan alat tolong semacam itu. Saya teratur berpikiran jika gunakan alat itu sama juga saya meperbuatnya sama orang lain, tidak dengan suamiku.
Tetapi entahlah, malam itu saya sangat tidak sanggup meredam birahiku. Mungkin imbas tontonan porno yang kami cicipi bersama tersebut.
“Ohh Mass ngghhss,” saya mulai mendesis saat Mas Yudha menguak bibir vaginaku yang sudah banjir dengan penis bikinan tersebut.
Saya tak lagi memerhatikan suamiku, dan mataku tertuju pada monitor TV, sekalian memikirkan akulah yang ditiduri pria di TV tersebut.
Vibrator penis karet yang sudah seutuhnya masuk keliang vaginaku dinasibkan Mas Yudha, getarannya mulai membuat menikmatan tertentu di wilayah klitorisku. Saya mengelinjang sekalian mendesah nikmat sampai pada akhirnya datang pada pucuk kepuasan. Saya orgasme, orgasme semu oleh alat bikinan pabrik. Malam itu saya berbahagia, tapi batinku menangis.
“Maafkan saya sayang,” cuma itu yang terkata dari bibir Mas Yudha.
“Tidak apa Mas, saya sudah benar-benar senang kok,” balasku sekalian mengecupnya.
Semenjak nikmati getaran asyik dari vibrator penis karet malam itu, kelihatannya ada yang berbeda pada diriku. Saya jadi benar-benar agresif dan teratur ingin meperbuat hubungan seks dengan alat tersebut. Terkadang, saat Mas Yudha tidak sedang di rumah, saya meperbuatnya sendiri sampai capai pucuk kepuasanku. Saya tahu itu salah, tapi saya tidak dapat menampik kemauanku yang teratur menggebu untuk tercukupi, sedangkan saya ingin
masih tetap setia pada suamiku.
Siang itu pelanggan gerai serba ada kami cukup cukup banyak yang tiba. Mahfum tanggal muda umumnya pelanggan gerai yang rerata karyawan negeri beli kepentingan setiap hari di gerai kami. Saya dan Ijah repot melayLena konsumen, justru Minah yang seharusnya bekerja didapur turut membantu kami. Jarak gerai dan rumah kami cuma berselat tembok, tembok itu juga ada pintu khususnya yang menyambungkan gerai dan rumah, menjadi tidak sulit mondar-mandir kios-rumah alias kebalikannya rumah-kios.
“Sang Jaka ke mana Jah? kok tidak terlihat dari barusan?,” tanyaku pada Ijah sekalian hitung bayaran pelanggan.
“Tidak tahu tuch bu, barusan sich ucapnya mules, dianya kembali mencret bu, sakit di perut,” jawab Ijah.
“Sakit kok tidak katakan?, ya sudah kalian menjaga dahulu kiosnya sama Minah ya, Bunda ingin saksikan Jaka,” sehabis gerai sepi, aku juga tinggalkan Ijah dan Minah untuk menyaksikan Jaka.
Kamar pembantuku pas ada di belakang gerai, satu kamar Ijah dan Minah, satu kembali kamar Jaka dan Maman. Saya segera ke arah kamar Jaka, dan saat saya membuka pintunya berkesan Jaka sedang terbujur dengan muka pucat dan meringis-ringis sekalian memegang perutnya seperti meredam sakit.
“Kamu sakit Jaka?, ke Puskesmas saja ya mumpung masih tetap membuka,” kataku terus masuk ke kamar pembantuku.


“Eh.. ibu.., tidak apa kok bu, hanya sakit di perut biasa. Barusan sudah meminum obat dikasih Ijah,” Jaka menjelaskan sekalian bangun dan duduk diranjangnya.
Jaka adalah pemuda santun dari daerah yang sama dengan tiga pembantuku yang lain. Mereka kuambil dari kampungku , kebenaran keluarga kami sudah sama-sama ketahui dikampung. Saya sebenarnya sama dengan mereka, orang daerah. Namun saya cukup untung kawin dengan Mas Yudha, anak orang kaya yang profesinya masak.
Saya lantas duduk di pinggir tempat tidur Jaka sekalian menyeka dahinya.
“Yang mana sakit Jak?” tanyaku sambil menyeka perutnya.
“Sudah baikan kok bu, hanya masih tetap lemas,” jawabannya.
Rasa peduliku pada Jaka mungkin sebuahkesalahan, masalahnya demikian menyeka perut Jaka, saya malah melihat sebuahbagian di bawah perut Jaka. Sebuah benda yang tersembul dibalik celana karet komprangnya, astaga punya Jaka yang kusadari tentu tidak berpersoalan seperti punya suamiku. Saya menjadi jemu dan hebat tanganku, lantas tinggalkan Jaka sendiri di kamarnya.
Malamnya, lebih kurang jam 09.00 sehabis makan malam, saya kembali lagi ke kamar beberapa pesuruh untuk menyaksikan keadaan Jaka. Terang-terangan saya benar-benar takut jika pembantuku ada yang sakit, apalagi buatku mereka sudah seperti famili sendiri.
Tetapi malam itu saya menjadi terkejut dan tersentak. Saya merasakan bukan Minah dan Ijah alias Jaka dan Maman yang sekamar. Tapi Jaka sekamar dengan Ijah dan Maman dengan Minah. Ternyata, mereka keblinger dan menyalahi ketentuan yang kutetapkan.
Hal tersebut saya tahu saat dekat kamar Minah, saya dengar suara rintih dan desah ciri khas orang yang bersetubuh. Saat kuintip kenyataannya Maman yang duda sedang menindih Minah yang janda. Saya lantas berpindah menintip kamar Jaka melalui lubang jendela. Astaga, di dalam kamar itu saya menyaksikan Ijah sudah 1/2 telanjang dan Jaka sedang mengulum buah dada Ijah. Saya akan geram dan membentak mereka, tapi tidak paham mengapa saya justru seperti terdiam dengan episode yang kulihat tersebut.
“Iiihh gelii Jak.., nakal kalian ya,” perkataan genit Ijah kedengar terang olehku saat Jaka mulai menjilat-jilati tahapan perutnya.
“Geli sedikit tidak apa kan, Kang Maman dan Bi Minah pun demikian kok triknya,” balas Jaka.
Ke-2 nya mulai melepaskan bajunya sampai bugil. Sementara saya terus terdiam menyaksikan episode mereka dari kembali lubang jendela. Jaka yang memiliki tubuh kurus dan cukup singkat ternyata memiliki penis yang cukup Ijah yang sudah telanjang bundar tiduran diranjang posisi kaki menjuntai kelantai, dan Jaka ambil posisi berdiri. Jaka selanjutnya bawa dua kaki Ijah menjadi posisi Ijah mengangkang, lantas perlahan-lahan Jaka memasukkan penisnya ke vagina Ijah.
“Nghhss Jak.. ohh,” Ijah mulai mendesis dan mengeluh saat Jaka memompa badannya.
Ke-2 nya lantas terbenam dalam gairah birahi, sedangkan saya yang sudah tidak kuat kembali selekasnya lari ke kamarku dan memberikan kepuasan diri penis karet sialan tersebut.
Hingga kemudian Mas Yudha pulang tengah malam dan memberikan kepuasanku lagi dengan alat sialan itu kembali.
Semenjak peristiwa itu, saya terus tidak mengerti dengan tingkah laku beberapa pembantuku tersebut.
Tetapi semakin lama kupikir lumrah saja, karena Maman bisa dibuktikan duda dan Minah janda, lantas Jaka dan Ijah mungkin sudah merajut cinta semenjak di daerah dahulu.
Apalagi pandangan pada mereka di rumahku tidak begitu ketat. Tapi tidak dapat kupungkiri , semenjak menyaksikan peristiwa itu, saya terus rasakan haus untuk meperbuat sex. Bolehkah buat kemauan itu penting kuredam dengan penis karet kembali, dan kembali.
Hari itu Mas Yudha pamit akan liputan luar kota saat lagi 3 hari, dan 3 hari itu juga saya wajib kesepian di rumahku. Hari awal berjalan seperti umumnya walau tanpa Mas Yudha. Tetapi hari ke-2 semenjak pagi saya merasa tidak kurang sedap tubuh, menjadi gerai cuma dijaga beberapa pembantuku.
“Bu.., jika ingin agar saya pijatin agar sedap tubuhnya,” suara Ijah menawariku selesai makan malam.
Malam itu menyengaja kuajak empat pembantuku itu makan malam bersama-sama di rumahku dan mereka bebas menonton TV di rumah maapabilannya ini.
“Iya dech Jah, pijitin saya dikamar ya..,” ujarku sekalian berjalan ke arah kamar.
Sementara Minah, Maman, dan Jaka masih tetap menonton TV di ruang tengah. Sampai di kamarku, Ijah langsung memijiti semua tubuhku dari kaki sampai kepala. Pijitan Ijah bisa dibuktikan sedap hingga-sampai saya lelap dan tidur.
Saya tidak paham berapakah lama saya sebelumnya sempat tertidur, tapi saat bangun badanku rasanya sudah fresh kembali. Namun, astaga, saya pada keadaan terlilit. Ke-2 tangan dan kakiku terlilit pada setiap faktor tempat tidur, dan mulutku tertutup kuat plester lakban. Cuma mataku yang terbuka dan menyaksikan kamar pada keadaan jelas, dan saya sendiri pada keadaan bugil tanpa satu helai benang juga.
“Selamat malam nyonya sayang,” suara Maman mendadak mengagetkanku.
Lelaki memiliki tubuh gempal itu sudah berdiri pas di depanku di tempat tidur tahapan kakiku. Matanya berbinar liar melihat mengarah badanku yang terlilit, telentang, dan telanjang. Sialan, apa ingin Maman ini, saya ingin berteriak tetapi mulutku tertutup lakban.
” nyonya, malam hari ini akulah yang akan memberikan kepuasanmu. Tuankan tidak sedang ada,” Maman masih tetap berdiri di hadapanku sekalian melepas bajunya sendiri.
Badan Maman masih tetap berkesan atletis pada usia 40 tahun, dengan sektor dada dan otot perut kotak-kotak mengisyaratkan tenaga yang kuat, apalagi kulitnya yang cukup hitam membuat kesan-kesan kuat terang berkesan.
Maman sekarang ini tinggal gunakan CD saja, dan perlahan-lahan bergerak kearahku yang telentang diranjang. Saya tahu apakah yang sesaat lagi akan terjadi, Maman akan meniduriku, memerkosaku, tetapi juga memberikan kepuasan yang selam ini saya mencari.
“Eemphh.. mmffhh,” saya berusaha bergerak bentrokan saat Maman mulai sentuh badanku.
Tetapi sia-sia, ikatan tali jemuran pada kaki dan tanganku benar-benar kuat, Maman pada akhirnya bebas meraba-raba badanku.
“Tenang nyonya, sabar ya.., wah mulus sekali nyonya ini,” Maman terus meraba-raba dan permainkan jemari kasarnya di sekujur badanku.
Saya cuma dapat pasrah saat Maman mulai berLena menciumi puting susuku dan mengisap-isapnya. Kumis tebal dan mulut monyongnya seperti akan menyantaphabis susu ukuran 36B punyaku. Aku juga tidak sanggup bentrokan saat jeri-jari kasar Maman sentuh bibir-bibir vaginaku, dan kurasakan gelora birahiku mulaimenjalar saat jari-jari itu mulai menelusup pada lubang bibir vaginaku dan mainkan, menekan-nekan klitorisku.
“Mmffhh..,” walau saya mulai nikmati sentuhan nakal Maman, tapi saya wajib tunjukkan jika saya tidak sukai diperperbuat demikian, minimal untuk menjaga martabatkusebagai maapabilannya.
Saya mulai bentrokan kembali, tetapi sia-sia. Sekarang ini Maman tidak cuma bermain jemari,bibirnya mulai turun mengarah perut dan terus keselangkanganku yang sudah basah.Oh.., tidak, bibir Maman mulai sentuh bibir vaginaku. Kumisnya yang tebal menyengaja digesek pada klotorisku, membuat saya menggeliat. Tiap pergerakan perlawananku membuat Maman terus bergairah menjilat-jilati vaginaku, dan faktor itu membuat kepuasan yang terbentuk terus tidak bisa kuelakan.
Pada akhirnya pergerakan pinggulku terus selaras dengan jilatan kasan lidah dan kumis Maman.
“Bagaimana nyonya? Sedap tidak?,” bertanya Maman sekalian melihatku.
Saya tentu saja melotot padanya. Tapi Maman kelihatannya sudah memahami ciri-ciri wLenata diterpa birahi, karena walau mataku melotot geram, vaginaku yang sudah basah tidak dapat sembunyikan ciri-ciri gairahku. Maman meneruskan aktivitasnya menjilat-jilati vaginaku. Desakan-desakan bibir Maman pada tahapan penting punyaku membuat rasa nikmat tertentu menyebar dan mengumpul pada tahapan vagina, pinggul, bokong, sampai ujungnya kaki dan ujun rambutku. Mamang terus teratur menjilat-jilati klitorisku, sampai pada akhirnya saya tidak dapat membendung tekanan dari dalam vaginaku.
“Mmmffhhpp..,” ini hari saya bobol, saya orgasme dengan tindakan Maman tersebut.
Mamanmenghentikan jilatannya, dan melihat mukaku, dia mengetahui saya sudah sampai pucuk pertama. Maman berdiri kembali dan melepaskan CD lusuh kepunyaannya. Sekarang
di depanku berdiri seorang lelaki dengan penis yang normal dan ereksi keseluruhan, faktor yang sudah satu tahun lebih tidak sebelumnya sempat kusaksikan. Penis punya pembantuku itu siap menghujLena vaginaku dengan kepuasan.
“Nyonya.., sudah kepalang basah. saya mengetahui nyonya berbahagia kok, faktanya sampai keluar airnya. Jangan berteriak ya nyah,” sebut Maman sekalian melepaskan plester lakban dari mulut.
Kiniplester sudah lepas dan mulutku bebas bernada, tetapi saya tidak menjelaskan-kataapalagi berteriak. Badanku lemas dan setiap jengkalnya merasa kangen sentuhan Maman seperti barusan.
“Ohh..,uhh.. adduuhh..,” cuma itu yang keluar mulutku saat Maman menjilat-jilati lagi vaginaku.
Tangan Maman yang cekatan meremas-remas susuku, pinggulku, dan belahan bokongku diremas gaungs. Terang-terangan waktu itu saya sudah tidak sabar menunggu hujaman penis Maman yang tabah ke vaginaku, saya kangen ditiduri lelaki, bukan hanya vibrator sialan tersebut.
Maman berpindah posisi ambil posisi berlutut pas di selangkanganku. Digenggamnya penisnya dan ditujukan ke vaginaku yang sudah sangat kuyup. Maman menggesek-gesekkan penisnya di atas vaginaku, oh.., saya sangat tidak sabar menunggu senjata Maman tersebut.
“Uhh Man.. ampunhh.. saya nyerah.. mmffhh,” saya pada akhirnya ucapkan itu dengan mata terpejam.
Aku pikir ingin menampik juga sia-sia karena posisiku sulit, apalagi saya ingin agar dosa itu selekasnya berakhir dan usai. Ucapanku membuat udara segar untuk Maman, saat sebelum meniduriku penuh, Maman buka ikatan tali di kaki dan tanganku.
“Mari sayang, sekarang saya puaskan kalian elok,” celoteh Maman sekalian menindih lagi badan bebasku.
Dalam posisi itu Maman masih tetap terus memancing gairahku yang sudah benar-benar pucuk, penisnya cuma digesek ujungnya saja pada vaginaku membuat saya yang memburu dengan pinggul turun naik. Sehabis tidak mampu meredam gairah yang masih sama, Maman pada akhirnya menusukkan utuh penisnya di dalam vaginaku.
“Ouhhggff..ah Kang Maman..,” bibirku mulai menceracau saat Maman memompakan penisnya mundur-maju dalam vaginaku.
Tangan dan kakiku yang sudah terlepas dari ikatan bukanlah menggerakkan badan Maman menjauhiku, tapi malah merengkuh dan meremas remas dada kekar Maman. Penis Maman berasa penuhi lubang senggamaku dan membuat rasa nikmat yang saat lagi ini tak lagi kurasakan dari Mas Yudha.
“Ohh nyonya, uennaakk sekali vaginamu nyahh.. oh,” Maman memacu badanku dengan irama yang cepat dan masih tetap, dan saya menyeimbangi pergerakan Maman. Sekarang ini saya keseluruhan melayLena kepentingan sex Maman sekalian raih kepentingan seksku.
Sampai menit ke-2 puluh permainan kami, saya rasakan semua sarafku mengumpul disatu titik di antara bibir vagina dengan klitorisku. Lantas beragam detik selanjutnya semua otot pada tahapan itu berasa melafalkanng.
“Auuhhff..mmffhh, enghh.. ohh,” kurasakan kontraksi yang spektakuler pada vaginaku.
“Iyyaahh.. nyaahh.. ohh nyaahh,” Maman menggeram hebat dengan badan kejang di atas badanku, kurasakan semprotan spermanya masuk sampai kedinding rahimku.
Maman rebah di atas badanku. Keringat kami bersatu baur dan kedutan-kedutan halus kelamin kami masih tetap berasa kadang-kadang, sampai pada akhirnya Maman rebah disamping kananku.
Ya Tuhan, saya sudah mencemari keyakinan Mas Yudha. Saya menitikan air mata selesai raih kepuasanku dari Maman.
“Maafkan saya nyonya, saya khilaf waktu saksikan nyonya tidur dan pintu tidak ditutup,” Maman buka berbicara.
Dari sana saya tahu, setelah dipijat Ijah, saya tertidur dan Ijah tidak tutup pintu kamarku. Sehabis terlarut saat Ijah, Minah dan Jaka tidur, Maman akan mengamankankan pintu rumah tapi gagal karena menyaksikan posisi tidurku dengan daster terkuak. Maman menjadi khilaf dan punya niat memerkosaku.
“Jika saya ingin dikeluarkan, saya cuma meminta uang belanja untuk pulang daerah nyah, saya tidak meminta apapun kembali,” papar Maman mengiba.
“Kamu tidak salah Man, saya yang keliru saya khilaf. Ya sudah kalian berpindah kamar sana dan jangan katakan siapa saja ya, kira saja barusan itu hadiah dariku untuk kamu,” kataku sekalian memerintah Maman pergi dari kamarku.
Hari ke-3 saat Mas Yudha liputan luar kota, saya menjadi termenung sendiri dalam kamar semenjak pagi. Masalah gerai saya percayai seutuhnya pada pembantuku, sedangkan saya cuma pikirkan peristiwa malam tempo hari dengan Maman. Aku pikir saya disetubuhi dan dipijak-pijak harga diriku, tetapi aku pikir kembali aku juga menikmatinya, justru wajib mengucapkan terima kasih pada Maman yang sudah menyembuhkan rinduku saat lagi ini untuk bersenggama sama lelaki sebenarnya.
Semenjak peristiwa dengan Maman itu, saya seperti temukan kenasiban baru. Jika saya perlu kepuasan semacam itu saya akan terbuktigil Maman melayLenaku. Tentu saja semua tanpa setahu Mas Yudha, suamiku tersayang.
3 bulan semenjak sering meperbuat jalinan gelap dengan Maman, tukang kebunku, saya merasa irama nasibku jadi normal. Walau saya sadar sudah mencemari keyakinan Mas Yudha suamiku, tetapi saya kan wanita normal yang penting kepuasan yang mustahil kudapat dari Mas Yudha kembali.
Sore itu hujan turun di kota M, sedangkan saya, Ijah, dan Jaka masih tetap layani pelanggan gerai serba ada punyaku. Mas Yudha belum pulang, umumnya pulang tengah malam, Minah repot masak di dapur, dan Maman paling akhir barusan kusaksikan bersihkan taman ada di belakang rumahku.
“Aduh.. Jah, lanjutin dahulu ya kerjanya, saya ingin saksikan Minah di dapur. Barusan lupa bapak meminta buatkan telur asin,” saya tiba-tiba ingat Mas Yudha pesan telur payau kegemarannya untuk makan malam.
Kutinggalkan Ijah dan Jaka layani pelanggan kiosku, dan saya berlari kecil melalui pintu pemisah kios-rumah ke arah dapurku.
“Minn.. Minaahh..,” sampai di dapur Minah yang kucari sudah tidak ada, cuma ada sayur lodeh yang mendidih di atas kompor hidup.
“Astaga Minah kok asal-asalan sich.., ke mana kembali sang Minah uhh,” selekasnya kuangkat panci berisi lodeh, kompor kupadamkan dan seterusnya cari Minah.
Semula aku pikir Minah kembali pipis alias bab di WC belakang, menjadi saya mengambil langkah ke sana. Tetapi belum sampai ke WC pesuruh itu, saya dengar suara rintihan ciri khas orang sedang bersenggama. Ups.., cara kuhentikan di pinggir letukan tembok, kulihat panorama yang membuat darahku berhembus.
Maman sedang asyik memacu bokongnya dengan penis besar yang tertanam di vagina Minah, Maman berdiri, dan Minah nungging berdasar pada psupaya kayu di taman belakang rumahku. Mereka terlihat cepat-cepat dan tidak telanjang, daster Minah diangkat naik dan CDnya di turunkan hanya lutut, dan celana Maman melorot hanya lutut juga, tetapi pakaian mereka masih tetap dipasang. Walau hujan cukup deras mereka tidak basah karena di taman belakang rumahku Mas Yudha menyengaja membuat tempat duduk teduh untuk habiskan jika ada waktu rileks kami.
“Ohh Kaang.. sedap.. aahhsst,” Minah menjerit ketahan, orgasme sampai pinggulnya tergetar luar biasa.
“Ouhh iyaahh Minnhh.. ssiip,” badan Maman juga melafalkanng susul orgasme Minah, tentu sperma Maman cukup banyak menyirami vagina Minah, pikirku.
Sialan, ternyata mereka curi kesempatan karena hujan lebat. Ehm, mungkin sedap ya bersenggama waktu hujan lebat. Saat sebelum mereka membereskan bajunya, saya segera kembali lagi ke dapur dan duduk di atas bangku dapur.
“Ehh, Bunda kok di sini?, ehh anu Bu.., saya habis pipis.., tetapi sayurnya tidak hangus kan Bu?,” Minah grogi melihatku berada di dapur.
“Iya.. iya, tetapi lain waktu jangan asal-asalan donk, untung saya ke dapur. Jika tidak kan dapat kebakaran rumah ini,” kataku pada Minah, Minah manggut-manggut.
Malamnya, hujan masih tetap lebat. Tau-tau telephone berdering.
“Halo sayang, maaf ya.. saya tidak dapat pulang. Nginep di dalam kantor ada pekerjaan tambahan yang wajib selesai malam hari ini,” demikian pokok berbicara Mas Yudha saat telephone kuangkat.
Aneh, kewajiban sebagai istri saya bersedih suami tidak pulang. Tetapi kok saya justru berbahagia ya? Justru pikiranku ingin selekasnya menjumpai Maman dan melepaskan kangenku pada penisnya yang hitam besar tersebut.
Jam 10 malam, saya menyengaja kenakan daster tipis tanpa CD dan bra, nikmati jadwal selingan TV di ruangan tengah rumahku, sejuk fresh rasanya. Hujan masih tetap lebat.
“Izin Bu, ingin ikut-ikutan menonton,” suara Jaka membuatku sedikit kaget.
“Eh.. kalian Jak, sang Ijah mana?,” saya duduk di atas sofa, Jaka mengambil duduk di lantai semeter di depanku.
“Anu Bu, sudah tidur, kecapean mungkin. Semua sudah tidur, saya saja belum mengantuk Bu”
“Wah.., walau sebenarnya saya ingin dipijitin, cape nih, pegel,” saya memijit-mijit sendiri kakiku, badanku menunduk.
Jaka memerhatikanku tidak berkedip-kedip, dasterku tersingkap dalam posisi itu, buah dadaku tentu berkesan Jaka.
“Kamu dapat mijitin Jak?,” pertanyaanku membuat Jaka terkejut, tetapi masih tetap melihatku.
“Ah Ibu, saya tidak berani Bu, nantinya disangka jahil,” Jaka malu, pemuda itu bisa dibuktikan teratur pemalu, tetapi saya tahu saat lagi ini dianya seringkali curi pandang nikmati cantik badanku.
“Kok begitu? jika dapat tolong saya dipijitin ya Jak. Di sini saja disofa agar kalian tidak disebut jahil,” saya rebah dengan posisi menelungkup. Jaka
ragu tetapi selanjutnya dekatiku. Sofa ruangan tengah cukup lebar ukuran, menjadi Jaka kusuruh duduk di pinggir sofa dan memijitku.
“Izin loh Bu,” Jaka mulai memijiti betisku, tangannya dingin membuat pijitannya berasa asyik di betisku.
“Hmmh, sedap tanganmu ya Jak, belajar mijit di mana sich,”
“Nggakkok Bu, hanya biasa mijitin Kang Maman saja jika dianya cape,”
“Cukup naik donk Jak, pahanya cukup pegel,” perintahku disongsong Jaka semangat.
Paha dan betisku dipijit turun naik, kiri kanan. Hujan terus lebat di luar, pijitan Jaka mulai asyik kurasakan. Terkadang tangannya berasa mengelus dan membelai betis dan pahaku, tidak lagi memijit. Tetapi kubiarkan saja laganya itu, kunikmati saja tangan nakalnya tersebut.
“Tubuhnya ingin dipijit Bu?,”
“Iya lah Jak, sekarang punggungku pijitin gih,” Jaka memijit punggungku masih tetap terhalang daster, tetapi Jaka tahu, saya tidak gunakan bra karena tali bra tidak berada di punggungku.
“Sesaat Jak, agar mudah kalian mijit,” saya bangun dan turunkan dasterku hanya dada, tutupi susuku saja, lantas rebah kembali telungkup. Sekarang ini tangan Jaka memijit punggungku dan sentuh secara langsung kulit mulusku, terkadang tangannya ambil kesempatan ke sisi badan sentuh samping pangkal susuku.
“Ohh di sana Jak, pegel tuch, ouhh asshh.. sedap Jak,” suaraku menyengaja mendesis, kelihatannya Jaka sudah dibuai gairah. Pijitannya sudah berbeda elusan dan remasan dipunggungku, sekarang ini justru turun ke pinggang, sentuh bokongku, saya percaya Jaka juga tahu saya tidak gunakan CD.
“Jak?,”
“Ehh.. saya Bu,” suara Jaka cukup serak meredam gairahnya.
“Pijitin terus sampai saya tidur ya. Jika saya ketiduran nantinya kalian kunci pintu belakang jika sudah menonton TV ya, agar saya tidur di sini,” saya menyengaja berbicara sekalian terpejam, Jaka mengiraku sudah mengantuk betul.
Beragam menit sehabis itu saya menyengaja tidak bernada kembali dengan mata terpejam seperti tidur. Jaka masih tetap mijitin saya, tetapi sekarang seutuhnya cuma meremas dan meraba-raba badanku. Sesaat saya membalikin tubuh dan masih tetap berpura-pura tertidur, posisiku menjadi mengarah ke atas, daster tahapan depanku turun sampai setengah susuku terlihat terang. Jaka terkejut, kusaksikan dari celah mata pejamku, dia stop mijit tetapi masih tetap duduk di sisi sofa dan melihati badanku. Saya tahu Jaka tersangsang dengan posisi badanku yang melawan.
Sesaat saja Jaka mematung, sehabis itu kurasakan tangannya mengelus-elus pangkal susuku yang tersibak. Perlahan-lahan sekali, dianya takut saya bangun tuch. Sehabis percaya saya tidur Jaka lebih berani menguak dasterku lebih terbuka sampai susuku bebas tidak terhalang.
“Ohh.. elok sekali kalian Bu..,” Jaka berbisik sendiri sekalian mengelus-elus susuku.
“Ahhss Mas Yud..,” saya berpura-pura ngigau.
“Iya sayang.. ini Mas Yudha,” Jaka konyol menjawab ngigauku, tentu dia mulai berpikiran ini kesempatan emas.
Betul saja sangkaanku, sehabis igauan itu didengarkan, Jaka tidak sangsi memperlancar gempurannya. Tangannya yang kasar mulai meremas-remas susuku, bibirnya ikut juga terjun mencium dan menjilat-jilati puting susuku.
“Ouuhh Mass.., ngghh.. gelii Mas aahhff..,” masih tetap pura pura tidur saya merengkuh badan kurus Jaka, dia terus semangat menciumi susuku. Sekarang ini tangan Jaka sudah merayap ke bawah, pahaku diseka-usapnya.
Vaginaku mulai membasah, sentuhan jari Jaka sudah berani nakal membelai-belai bibir vaginaku. Udara dingin dan suara hujan membuat gairahku membumbung, Jaka juga semakin riang nikmati badan mulus maapabilannya ini. Mendadak Jaka hentikan aktivitasnya, kulirik dari celah mataku, Jaka mempreteli bajunya sendiri sampai bugil. Wah walau memiliki tubuh kurus dan singkat , tetapi penis Jaka cukup , lebih panjang dari punyai Maman walau juga lebih langsing.
Saya masih tetap berpura-pura tidur, Jaka bawa dasterku dan bebas melototi vaginaku yang bisa dibuktikan tidak ber CD. Dielus kembali vaginaku dengan jarinya, sekalian dianya naikn ke sofa tempatku tiduran.
“Duhhss, Mass.. Yud, cepeetaan donk.. Lenaaaa tidak tahaan.. aahhmmpp,” belumlah usai ceracauku, Jaka sudah menyumpal bibirku dengan mulutnya.
Dihisapnya semua bibirku dengan gairah, dan penisnya yang tegang mulai tenggelam dalam vaginaku. Bleess.. jleepp.., Jaka mulai menggoyangku dengan gairahnya.
“Eiihh.. huuss.. eenaakk sekallii Lena memekmu enaak..,” Jaka terus memacuku.
“Aahh.. ohh..,” saya mulai merasa nikmat yang masih sama menjalari badanku, pinggulku kubuat selaras kocokan penis Jaka.
Tetapi ternyata pergerakanku itu salah, karena membuat gairah Jaka tidak teratasi. Baru lima menit pergerakan pinggul kuperbuat, badan Jaka sudah melafalkanng kaku di atas badanku.
“Ahh.. uueennaakk.. sayaang,” crot.. crot.. Jaka orgasme karena gairah yang tinggi sekali imbas goyangan dan suara erotisku. Jelas saja saya bersedih, saya belum juga apapun, lalu saya bangun dan buka mata melotot.
“Jaka.., apa-apaan kalian ini hah..,” sergahku berpura-pura geram.
Belum saya teruskan kata-kataku, Jaka keluarkan sebilah pisau dari pakaiannya di lantai.
“Jangan berteriak Bu,” pisau tajam itu ditodongkan ke arahku, saya takut.
“Saat ini diam, dan Bunda wajib nungging.. mari nungging. Di sini Bu ceppaat,” teriak Jaka sekalian menunjuk sisi sofa.
Bacaan Seks Dewasa Akhir nya Nikmati Persetubuhan
Hujan masih tetap lebat, saya mau tak mau nungging dengan 2 tangan menekan tepi Sofa, Jaka berdiri pas dibelakangku.
“Nach.., akan kubuat Bunda lebih sedap dari tadi. Kira saja saya suamimu Bu,” Jaka membelai-belai pantatku, lantas jongkok pas di belahan pantatku.
Tangannya menguak bongkahan pantatku menjadi vaginaku terang berkesan olehnya, sehabis itu, astaga, Jaka mulai menjilat-jilati vaginaku.
“Ahh.. sstt Jakk.. aouhh gelii Jak,” saya tidak dapat kembali bersandiwara, jilatan Jaka dalam posisiku nungging demikian berasa sangat nikmat.
Dengar desahku Jaka semakin berani, sekarang ini pisau ditangannya sudah dilepaskan dan dia menjilat-jilati lagi vitalku tersebut. Cukup lama Jaka menciumi dan menjilat-jilati vaginaku, sampai kurasa suatu hal mulai mengumpul di paha, bokong dan bibir vaginaku tersebut. Saya nyaris orgasme saat Jaka hentikan jilatannya. Semula saya ingin geram kembali karena orgasmeku gagal, tetapi sehabis jilatan itu lepas, kenyataannya penis Jaka sudah kembali tegang dan secara langsung menyerang ke lubang nikmatku.
“Ahh, enaak ya Buu,” Jaka memacu badanku dari belakang, mundur-maju.
Saya terlena, posisiku nyaris kalah, kedutan kecil mulai terbentuk pada dinding vaginaku. Jaka percepat goyangnya, sampai sepuluh menit selanjutnya saya terus merasa ingin bobol. Posisi nunggingku sudah utuh, tangan tak lagi menyokong badan. Sekarang ini saya seperti tiarap di Sofa dengan kaki berlutut di lantai, Jaka turut jongkok, saya serupa betina yang di tiduri jantannya.
“Ouughh.. Jakk.., akuu.. ammpuun..,” pertahananku bobol, kurasakan semua sendiku nyeri, dan kedutan pada dinding vaginaku menjepit-jepit penis Jaka yang masih tetap aktif.
Tetapi sesaat berlalu, Jaka juga sampai pucuknya, dan tegang kaku di atas punggungku.
“Ahh Nyah.. ohh,” Jaka masih tetap menidihku, dan posisi kami masih tetap seperti pasangan jantan dan betina yang senggama.
Kurasakan kedutan kelamin kami bersatu sampai pada akhirnya lenyap perlahan-lahan, saya mengantuk dan terpejam, saya tertidur nyenyak dibuai kepuasan dari penis pembantuku. Paginya saya tersadarkan saat Minah menggoyang-goyang bahuku.
“Nyah bangun Nyah.., kok Nyonya telanjang di luar ini sich?,” suara Minah bersatu bingung melihatku pada keadaan bugil tertidur di atas sofa tengah.
“Ehh Min, oh.. saya ketiduran tadi malam nih,” saya selekasnya bangun dan bergerak ke kamarku sekalian gunakan daster kembali, Jaka sudah tidak ada entahlah di mana ia.
Siangnya saya baru mengetahui dari Ijah jika Jaka kabur. Dianya hanya katakan ke Ijah jika dianya punyai masalah sama preman di pasar tempat saya beli barang dagangan untuk gerai punyaku. Saya tahu Jaka takut peristiwa tadi malam sampai kedengar Mas Yudha, dia berpikir dia sudah memerkosaku. Kasihan Jaka, seharusnya saya jujur jika aku juga ingin begituan, apalagi saya yang memancing birahinya.
Tetapi demikianlah, saya gengsi sebagai maapabilan relah ditiduri pembantu. Belum juga usai pikirkan Jaka yang kabur, sorenya Maman dan Minah menjumpaiku. Mas Yudha pulang cepat sore itu, dan mereka berdua, Maman dan Minah berbicara dengan kami di ruangan tamu.
“Anu Pak Yudha, kami salah pak.., anu pak,” Maman gagap.
“Ada apakah Pak Maman berbicara saja,” dorong Mas Yudha.
Semula saya yang grogi jangan-jangan Maman ingin bedah rahasia sex kami saat lagi ini, tetapi sehabis itu saya lega.
“Kami ingin pulang daerah pak, sang Minah hamil, kami wajib nikah,” kesaksian Maman membuatku cukup kaget sekalian bersedih, apalagi Jaka sudah pergi .
Terpikir olehku beberapa hari yang akan sepi ketika nafsu seksku sedang tinggi-tingginya belakangan ini.
Secara singkat sore itu Mas Yudha mengizinkan mereka pulang daerah sekalian bayar pesangon kerja mereka. Semenjak waktu itu di dalam rumah cuma ada saya, Ijah dan Mas Yudha yang teratur pulang tengah malam. Walau dua pesuruh lelaki itu sudah tidak ada tetapi masa lalu dengan mereka teratur kukenang, khususnya saat saya birahi sendiri dalam sepi, bersama penis Mas Yudha yang tidak dapat berdiri kembali.
Semenjak keperginya Jaka, Maman dan Minah, tiga pembantuku, saya menjadi kesepian dan cuma Ijah salah satu teman setiaku di rumah. Tetapi kulalui saja kenasiban itu dengan sibukan diri mengurusi gerai kami, tentu saja ditolong Ijah.
Siang itu tidak sebagaimana umumnya Mas Yudha pulang ke rumah, tetapi dia tidak sendiri. Bersama Mas Yudha turun dari mobil seorang lelaki bertampang bule.
“Lena.., perkenalkan ini Ray, teman cameraman TV Australia,” kata Mas Yudha menunjuk lelaki di sebelahnya, kami juga bersalaman.
Sehabis kubuatkan minuman dingin dan duduk bertiga di ruang tamu, Mas Yudha mulai bercerita siapa Ray. Ray adalah pria dari Australia berusia 28 tahun yang sudah 3 tahun ini ada di Jakarta. Ray bekerja dalam suatu stasiun TV Australia sebagai cameramen untuk wartawan yang berada di Jakarta. Kebenaran Ray sudah satu minggu ini berada di kota M untuk mengulas sebuah moment internasional yang diadakan di kota M.
“Ray akan bermalam di sini tempo hari hari, ingin lihat-lihat kota M, kasihan jika wajib nginap di hotel. Toh saya sempat liputan bersama dianya di Jakarta,” Mas Yudha mengulas.

Kunjungi Kami Di 


Kamis, 29 Mei 2025

SELINGKU DENGAN TETANGGA KARENA LAMA TAK DI BELAI SUAMI

 SELINGKU DENGAN TETANGGA KARENA LAMA TAK DI BELAI SUAMI


KASIR4D - Selingkuh Dengan Tetangga Karena Lama Tak Di Belai Suami

Cerita Dewasa

Selingkuh Dengan Awal cerita kejadian dua tahun yang lalu yaitu tepatnya 2013 nama ku neng lia suami ku irfan yang sama2 dari Bogor punya anak satu yudi namanya pindah kontrakan ke jakarta timur karna irfan suami ku dapat borongan proyek perumahan di sana.tinggallah aku dengan anak ku simata wayang berdua.

kami ngontrak di kawasan dekat industri jadi agak ramai kalau malam hari karna karyawan pabrik memang pada kerja siang hari jarang di sipe.kontrakan yang berhadapan sekitar dua pulih pintuan berpenghuni kebanyakan sudah keluarga.suamiku tidak kwatir meninggalkan aku dan anak sendiri berminggu minggu paling dia pulang setor kebutuhan sehari2 dan penyaluran sekejap.namun justru dengan jarangnya pulang suami membuat aku gak kerasan di kontrakan apalagi di kontrakan g ada hiburan TV.

Cerita Sex Selingkuh Dengan maklum hasil proyek suami ku pas pasan.kalau anak pengen nonton terpaksa nimpang tetangga sebelah.ada seorang tetangga yang istrinya lagi pulang kampung namanya jono dia orang sumatra putih kuning langsat badannya tegap karna memang dia Security yang jadwal kerja kadang malam kadang siang.

tak terasa seminggu kami tinggal di kontrakan dan empat hari sudah suami ku gak pulang karna desakan proyek yg harus di selesaikan.mas jono orangnya baek sama anak saya kalau pulang kerja selalu dibeliin jajanan.hingga anak ku sangat dekat dengan nya kalau nonton Tv dirumahnya sering anakku ketiduran.. tinggallah aku dan jono yang nonton sampai larut.aku pun sudah biasa saling ledek sama jono karna pasangan kami berjauhan

neng biasanya kalau malam malam gini orang2 terbuai di pelukan suami atau istri seperti tetangga kita malah asik nonton hahaha tiba2 jono ngomong gitu.emang kenapa mas …? mas kangen pelukan ya cetus ku.ya neng sayang istri lagi dikampung.. terpaksa nampung jadi dodol dulu.

iiihh mas jono nakal.. hehehe kan normal neng.. normal pa normal ledek ku.lengan ku di colek mesra seeeeerrr…rasanya nyaman sekali kupandang muka jono agak merah padam… tiba tiba pundak ku dirangkul mas jono pelan tapi pasti aku diciumnya .. mungkin aku memang naksir sama dia atau memang sudah empat hari gak di jamah suami sehingga aku biarkan bibirku dilumat jono ..


dengan diam nya aku mas jono tambah nekat tangannya merayap ke selanggkangan ku sengaja ku buka paha lebar lebar memberi peluang buat mas jono.. tiba tiba nas jono berdiri aku agak heran ko tanggung banget sampai di sini..ternyata mas jono menutup pintu yg memang tidak ditutup… aku cekikikan hampir saja mas ada hansip lewat… kalau gak kita di arakluu… ya neng sih… gak kontrol…

neng pindah dalam yuk tangan ku ditariknya kedalam kamarsambil dipeluk nya bibir ku di lumat dan tangannya jono meremas bukit kembarku yang sudah mengeras dirangsang dari tadi.”aahhgg… mas….eeeenak…mas puasin aku mas isilah kesepian kita..hmmmm…aagghhh rasanya neng mau pinsan sicumbu mas jono… ya …neng sabar malam ini kita maen sepuas puasnya.. yam ..mas

Cerita Sex Selingkuh Dengan baju neng dilepas satu persatu sanpai tinggal Bh dan CD saja neng pun tak tinggal diam melepas pakaian kaos dan celenanya mas jono perkulatan tambah seru selirih badan neng dijilatin dari bibir turun ke dau bkit neng dan terus kebawah menuju selanggkangan nen..aaahhhggg maaaas…. neng memekik saat lidah jono menemukan itil neng dan mencolok colok liang kawin neng… sampai neng kenlingsatan mencapai puncak yang pertama… mas jono jago ….curang aku kebobolan duluan..neng gengsi rasanya sampai dia nekat membalik tubuh jono kebawah…kuat juga ni perempuan bati jono..nikmatilah mas dendam ku cekatan penis jono di gengam neng dijilati dikocok dan disedot sedot biji penisnya tapi jono hanya menikmati sambil tangan nya meremas bukit kembar neng…sudah 10 menitan batang pelir mas jono di kerjain belum ada tanda2 orgasme…

Cerita Sex Selingkuh Dengan mas kuat banget siiih minum jamu ya .. gak ko nen sengaja pengen lama biar neng puas.. jono membalik tubuhnya hingga posisi 69 sama neng.. memek neng di limat abis dengan kasr membuat neng mau bobol lagi tp di tahan nya demi gengsi..aahhgg… mas .. cepatan mas masukin mas,,, neng mengangkang mempersilahkan jono mehujam memeknya..cepat..mas gak tahan lagiii… digenggamnya penis jono ditarik menujuliang kawingnya… aduuuh sakiit neng.. teriak jono ternyata jembutnya ketarik juga.. buru mas jangan siksa neng seperti ini ,,, jono mengikuti kemauan nen lia detekan nya pinggul kedepan dengan sabar .neng lia gak s abar ditariknya pinggul jono ke depan selankangan nya hingga peis itu masuk separu.. 


neng lia melirik kebawah sambil meliukkan badan membuat sensasi ternikmat buat jono bagan neng lia didekapnya dengan erat pinggulnya di hentakkan ke depan dengan kasar..’aahhgg…nikmaaaatzzzzt ..mas goyangmaaaas.jono lupa akan mengerjain neng dengan caranya sendiri hilang karna merasa penisnya digilas disedoot memex neng lia hingga posisi gak beraturan lagi kadang jono dibawah kadang diatas sambil meliuk liuk memcapai kenikmatan sampai secara berbarengan.. tanta suara lagi kecuali dengusan nafas dan bunyi cipratan kedua kelamin.. maaas…enak say… tanfa sadar neng memanggil sayang ..teruuuus mas puasiiin aaa…ku…aku ..mau keluar lagi..mas uuuhhh,,nikmaaaat… ya neng tunggu mas …mas juga pengeeeen sampee… rupanya neng lia mencapai orgasme kedua berbarengan mas jono..lama jono diam mendekap neng lia sabil mengecup bibir

makasih ya mas neng belum pernah sepuas ini sama suami……badan mas jono mengendor lepas terguling kesamping…tertidur…pules..

Cerita Sex Selingkuh Dengan menjelang subuh neng lia membangunkan mas jono..mas subuh mas ..neng mau pulang tar ada yang liat neng tidur disini.. nas jono bangun dengan bermalas ..ya udah.. sambil mendekap neng lia mas jono meraba memek … jangan mas semalam belum dicuci bau.. bisik neng lia di telinga mas jono. neng lia bangun memakai pakaian luar tanfa BH dan CD lalu keluar meninggalkan mas jono sendiri dikamar.Jam 10 siang mas jono keluar mau nyari makan siang entah kebetulan apa lagi keberuntungan mas jono ketemu neng lia di warteg…e.. mas jono mau beli makan ya kata neng lia sambil mengedipkan mata..ya neng lapar lagi gak ada yang masakin..

hahaha oya sekalian ni tar mas bayar .. ahh dak usah mas ngerepotin..aja ..gak kok neng sama tetangga harus saling memberi jangan pelit pelit.. ya deh . seusai membayar sayur mereka pulang hampir barengan sengaja mas jono jalan pelan karna ada yang mau disampai kan.. neng tar malam lagi ya.. bisik mas jono. ya kalau suamiku gak pulang ya mas soalnya dah lima hari gak pulang..ya janji ya.. ya mas..

Cerita Sex Selingkuh Dengan mas jono memberikan no HP ke neng lia untuk mempermudah hubungan.kalau situasinya aman mas jono kerumah neng lia atau sebalik nya.

Kunjungi Kami Di 





Rabu, 28 Mei 2025

MBAK ERNI PEMUAS NAFSU KU

 MBAK ERNI PEMUAS NAFSU KU


KASIR4D - Mbak Erni Pemuas Nafsu Ku

Cerita Dewasa

Mbak Erni Pemuas Nafsu Ku – Saat ban mobil yang kukendarai bocor tertusuk paku dalam perjalanan ke luar kota.

Huuhh…. Sial ternyata kunci roda yang ada tidak pas dengan baut roda mobilku…. Sehingga dengan kesal ku susuri jalan ditengah terik matahari menuju sebuah rumah yang terparkir sebuah angkot tua, semoga saja pemiliknya punya kunci roda yang pas dengan baut ban mobilku.
“Assalamu alaikum…..!” sapaku dengan wajah sedikit memelas didepan pintu rumah yang sedikit reot, maklum di kampung yang jauh dari kota.
“Wa alaikum salam…” terdengar jawaban seorang wanita namun belum nampak batang hidung yang punya suara. Mendengar suara itu kuberanikan diri sedikit melongo kedalam rumah itu……..Opss…..ternyata ada seorang wanita kira-kira berusia 25 tahunan sedang menyusui anaknya……
Oh.. my God lumayan juga parasnya untuk wanita ukuran di kampung ini, dan tentunya yang membuatku terkesima buah dadanya yang indah tampak terbuka sedang diisep sama anaknya yang masih berusia balita.
“ Maaf mbak …… apa saya bisa pinjam kunci roda mobilnya ?” tanyaku sambil tak putus mataku memandang sebuah keindahan , seraya mengkhayal jika aku yang menikmati buah dada yang indah itu………….. “ Oh….sebentar pak saya Tanya dulu suami saya…! “ Jawab wanita tadi sambil terburu-buru menutup dada indahnya yang mungkin Ia sadar jika betapa aku menikmatinya.
Cerita Sex Mbak Erni Pemuas Nafsu Ku – Singkat cerita kunci roda tersebut berhasil saya pinjam dan bergegas kugunakan untuk mengganti ban yang bocor dengan ban cadangan. Tentunya dengan alasan mengucapkan terima kasih , kami sempat berbincang dan berkenalan.
“ Maaf pak …. Rencananya mau kemana…? Tanya wanita itu . “ Oh saya mau ke kota X dalam rangka tugas kantor “ Jawabku sekenanya. “ Sebenarnya saya juga mau ke kota itu untuk menemui saudara yang katanya berdomisili disana , tapi alamatnya belum begitu jelas dan kebetulan suami saya tidak bisa mengantar karena kendaraan Angkotnya masih rusak “ Kata wanita itu diamini oleh suaminya yang baru bangun tidur dan ikut menemani kami berbincang-bincang.
Pucuk dicinta ulam tiba begitulah kata pepatah, dengan tanpa melewatkan kesempatan untuk dapat berlama-lama dengan wanita itu, apalagi dia akan berangkat sendiri tanpa suami dan anaknya, dengan alasan suaminya masih harus menyelesaikan perbaikan angkot yang masih rusak itu. Apalagi aku memang hanya sendiri di kendaraaanku.

Sepanjang perjalanan kami ngobrol panjang lebar tentang segalanya dan akhirnya dapat kuketahui nama wanita itu adalah Erni. Sampai kami tiba di kota tujuan.
 Mbak Erni Pemuas Nafsu – “Mbak Erni rencana mau nginap dimana ? kan hari sudah mulai gelap tentunya sulit mencari alamat saudaranya waktu begini “ tanyaku. “ Entahlah mas soalnya saya tidak punya cukup uang jika harus menginap di penginapan” Jawab Erni dengan sedikit kebingungan.
“Bagaimana jika kita menginap dulu di penginapan tempat saya menginap, esok hari baru kita sama-sama mencari alamat saudara mbak itu !” Tawarku kepada Erni.
“Tapi mas apa tidak merepotkan ?” tanyanya dengan nada ragu tapi mau.
Kujawab “ Ya …enggak lah ….kan mbak Erni sudah menolong saya jadi tidak ada salahnyakan jika saya membalas pertolongan itu ….” Jawabku sembari dalam hati bersorak YESS……….. .
“ Ya deh mas …. Saya ikut mas aja !” Jawabnya pasrah.
Cerita Sex Mbak Erni Pemuas Nafsu Ku- Setiba di penginapan ternyata kamar yang tersedia tersisa 1 yang kosong yang lainnya sudah di booking calon tamu lainnya dan tidak bisa di ganggu gugat lagi soalnya sudah di bayar Full.
“ Aduh mbak kamarnya Cuma ada satu yang kosong, gimana nih……” Tanpa menunggu jawaban langsung kujawab sendiri dengan sedikit memaksa “ Udahlah mbak…. Mbak tidur dikamar saya saja biar saya yang tidur di sofa “. “ Tapi mas ……” jawabnya ragu, namun akhirnya seperti kebo di cucuk hidungnya ikut dibelakangku menuju kamar sambil mengangkat tas Erni dan tasku sendiri.
Setelah masuk dalam kamar dan menyelesaikan segala urusan dengan room service yang mengantar ke ruangan yang ku pesan. Kami terdiam sejenak, dan Erni terduduk di sofa sambil memandangku bingung. “ Silahkan mandi dulu mbak…… itu handuk bersih dan ini sabun cair dan shampoo saya yang bisa mbak pake , saya rapikan dulu perlengkapan saya, nanti selesai mandi kita cari makan malam di luar saja , karena penginapan ini tidak menyiapkan makan malam yang sesuai dengan selera saya “. Sambil menyodorkan perlengkapan mandiku ke Erni untuk digunakan dan Erni nurut aja apa yang ku sampaikan.


Setelah semuanya beres kami keluar penginapan mencari rumah makan yang biasa aku datangi jika berkunjung ke kota ini. Sambil makan kami banyak bercerita , khususnya Erni dapat kuperoleh cerita jika ia baru 3 tahun menikah dengan suaminya yang masih kerabat dekat dan pilihan orang tuanya, namun dalam perjalanan pernikahannya suaminya kurang memberi perhatian selayaknya suami kepada istrinya selain hanya untuk melampiaskan nafsu sexnya, untuk urusan lainnya suaminya kurang mau tahu termasuk urusan mengunjungi saudaranya di kota ini.
Cerita Sex Mbak Erni Pemuas Nafsu Ku – Tibalah waktu kami kembali ke penginapan untuk istirahat, sesuai janjiku jika aku yang tidur di sofa sedangkan Erni di tempat Tidur. Maklum deh Erni masih menganut kebiasaan di kampung jika tidur harus menggunakan sarung dengan tidak memakai sehelai benangpun di badannya selain balutan sarung yang sudah agak kumal. Nampak jelas bentuk tubuh khususnya payudara yang kutaksir berukuran 36 B , menyembul di balik sarung yang dikenakannya yang terlihat dikeremangan lampu tidur yang menyala dengan redup. Hal ini membuatku semakin gelisah menahan gejolak adikku yang dari tadi ingin berontak terus tanpa aturan yang jelas.
Rupanya Erni melihat kegelisahanku dengan menyangka aku tersiksa jika harus tidur di sofa, padahal bukan itu penyebabnya, sehingga akhirnya dia pun bersuara. “ Mas …. Nggak bisa tidur ya… sudah mas disini saja… toh tempat tidur ini masih cukup luas “. Tentunya ini kesempatan emas 24 karat yang tidak boleh aku sia-siakan, dengan sedikit jual mahal aku menjawab “ ….Ya deh…. Memang agak kurang nyaman nih tidur di sofa, tapi mbak tidak keberatankan…”. “ Nggak koq mas silahkan aja “ jawabnya.
Bergegaslah dengan langkah seorang kesatria Majapahit menuju ke empat tidur samping Erni. Ternyata Erni sempat melihat ada yang menyembul dengan keras di balik celana pendek yang memang tidak mengenakan celana dalam kebiasaanku jika tidur. “ Ihh…. Mas ….itu apa yang berdiri dibalik celana mas….” Lugu erni bertanya. “ Ahh… mbak koq liat aja, ini kan gara-gara mbak juga “. Jawabku sekenanya sambil dalam hati berkata TUNGGU TANGGAL MAINNYA.
Sejenak kita berdua terdiam dengan pikiran masing-masing. Selanjutnya aku mencoba menyentuh tangan erni, dan tidak ada penolakan dari erni yang membuatku semakin berani menarik tangannya dan memeluk dirinya dengan sikap yang sangat mesra. “ Mas jangan panggil aku mbak ya… sebut aja Namaku “ Tiba-tiba Erni bersuara,” Oh ya…. “ jawabku. “ Maaf mas erni koq merasa nyaman dekat mas, tidak seperti suami erni yang tidak pernah memberikan kemesraan seperti yang mas berikan ini “ kata erni lagi, “
Akupun begitu er…. , awal melihatmu ingin rasanya aku memelukmu !” jawabku sedikit merayu.sambil memeluk dari belakang dan mencium bekang telinga selanjutnya leher bagian belakangnya, yang tanpa penolakan bahkan terlihat Erni begitu menikmati.
Cerita Sex Mbak Erni Pemuas Nafsu Ku – Kuberanikan untuk mengelus kening selanjutnya turun ke dada dan terus meremasinya dengan halus terutama sekitar puting yang nampak kian mengeras. Tidak ada jawaban atau kata yang keluar dari mulut Erni selain desahan nafas yang semakin memburu tidak teratur, menandakan erni sudah mulai horny selanjutnya tanganku turun meraba perut dan terus menemukan rimbunan bulu-bulu tebal diantara dua lembah yang terasa mulai lembab selanjutnya mencair oleh lelehan air kenikmatan wanita yang sedang mendaki kearah puncak kenikmatan.
Tidak dinyana Erni membalikkan badannya melepaskan sarung kumal yang melapisi tubuh mulusnya yang baru kali inilah terlihat dengan jelas, dibalik keluguan wanita desa ternyata menyimpan suatu kekuatan yang mampur memecahkan naluri lelaki yang menggeliat dengan panasnya.
“ Mas…… !!!!!!”. sambil meremas adikku yang sudah ditelanjangi oleh tangan halus Erni seperti meremas jagung yang akan dirontokkan pipilnya.” Aku tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dari suamiku………akhhh….akkhhhh !!!!!!”. Erni semakin tidak dapat menguasai dirinya, apalagi saat kulumat habis puting teteknya yang kian mengeras.
Berangsur turun ke puser perut dan kelubang kenikmatan. “ Okhh..okkhhhh……..mas …….nikmat……..akhhkk…….” Tak kuasa erni menahan erangannya.
Kita berdua sudah semakin larut dalam hasrat birahi yang bergelora dengan tubuh yang tak satu helai benangpun yang masih melekat , diterangi cahaya lampu tidur yang temaram. “ Erni aku sudah nggak tahan lagi …..pengen ngentot memek kamu !” Keluar kata dari mulutku yang semakin kurang ajar, karena adikku sudah berada dalam kuluman mulut erni yang dengan ganasnya melalap habis sampai ke pangkal batang bahkan biji pelirku pun tak luput dari sedotannya.
Erni rupanya mengerti dengan kata-kataku , maka dengan selangkangan terbuka dengan posisi WOT menelungkup memasukkan batang kontolku ke lubang memeknya secara perlahan tapi pasti , naik turun tidak beraturan ,” Oh…. Mas nikkkkkmattttt……….!!!!!” Erni mulai mengoceh kesetanan , “ Mas kontolmu enak sekali………..” tambah erni. Akupun semakin keras memompa dan membanting tubuhnya ke kasur untuk merubah posisi dengan Doggy style, menggenjotnya dengan tetap meremas tetek erni, “ Mas aku cape…………” keluh erni, Kubalikkan tubuhnya dengan posisi MOT sebagai posisi pamungkas karena kontolku sudah mulai terasa berdenyut keras, “ Ohkkhhh…..mas aku nggak tahan …….akh..!!!!” Erni mengoceh dengan lemahnya, sementara remasan memeknya semakin memelintir batang kontolku , “ Oh….Erni tahan sebentar lagi aku juga mau keluar….” Pintaku kepada erni seembari meninggikan RPM genjotan kontolku di memek erni. Dan tiba-tiba “AKHH……………!!!!” Teriak Erni bersamaan dengan itu akupun tak dapat lagi menahan semburan sperma kontolku kedalam memek erni sambil tetap mengisap putting tetek erni yang kian mengeras.
Kita berdua tidak dapat menggambarkan apa yang terjadi tadi yang jelas aku dan erni sudah tidak bertenaga lagi untuk bergerak dan tetap membiarkan tubuhku tengkurap di atas tubuh erni dengan kontol yang masih tertancap di memek erni.
Semenit kemudian aku berangsur tertidur di samping tubuh bugil erni si wanita desa dengan ceceran air memek erni dan sperma kontolku yang membasahi tubuh dan sperei tempat tidur yang bercampur keringat kami berdua.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 aku terbangun , dan mendapatkan erni masih tertidur dengan ceceran sperma dan air memek yang mulai mongering di badan kita berdua dan sprei tempat tidur , kubangunkan erni dan kuajak untuk bersih-bersih di kamar mandi.
“ Mas …… maafin erni ya, koq erni malah mengajak mas bercinta..” Kata erni menyesal namun masih menyimpan hasrat terpendam. “ Nggak apa koq er… aku juga senang dengan apa yang telah kita perbuat, habis kamu seksi sih bikin aku nafsu aja” kata ku nakal menggoda, sembari menyandarkan badannya ke dadaku. “ Akh….mas ini bikin malu aja..” sambil mencubit perutku. “ Jujur deh mas erni baru kali ini merasakan bercinta yang betul-betul membuat erni serasa terbang kea wan” sambung erni. Sambil mengelus kontolku yang mengecil tapi mulai nampak tanda-tanda akan bangun lagi.
“Mas… boleh nggak erni minta lagi..” Pinta Erni. WHY NOT pikirku, tapi gengsi dong kalo aku langsung mengiyakan. “ Gimana ya….. tapi aku sudah cape nih “ jawabku untuk memancing pelayanan yang lebih ekstra tentunya, “ Trus gimana dong mas ? “ Erni benar-benar sudah memelas , “ Erni mesti tau dong apa yang ku mau ! “ Jawabku sekali lagi. Tanpa ba bi bu erni langsung mengulum kontolku dengan ganasnya dan tanganku tidak melewatkan untuk mengobok-obok tetek erni yang mulai mengeras juga, rupanya tak puas kontolku diisep, ia menggigit halus putting susuku yang membuat diriku terawang-awang ke langit tujuh.
“ Erni kita pindah ke sofa aja yuk !” sembari bangkit dari tempat tidur dan menuju sofa, gentian erni yang ku mandiin kucing dari ujung kaki sampai kuduknya. “ Ahkk…. Mas terus mas …..” erang erni. Erni benar-benar sudah tidak bisa menguasai dirinya sampai teriak-teriak sehingga harus dengan cepat kubekap mulutnya agar tidak mengganggu tamu lainnya di penginapan itu.
“ masssss.. cepat entot aku mas sudah tidak tahan nih…..” suara lirih erni memintaku agar menusuk kontol ke memeknya. Blassss………… “ Akhhh………..” lirih erni sekali lagi.
Entah apa karena suasana malam itu yang semakin sepi atau memang setan sudah begitu dominant menguasai otak kami berdua, langsung aja dengan posisi erni yang nungging di sofa ku benamkan batang kontol ini yang juga sudah ingin mengakhiri permainan dashyat ini, kugenjot berulang-ulang kedalam lubang memek erni dan terakhir tersemburlah cairan maniku yang sudah encer akibat terlalu banyak yang dikeluarkan untuk memuaskan hasrat kami berdua “ Ohhhh… Erni…….” Bersamaan dengan orgasmenya erni, yang membuat lututku semakin tak kuasa menahan lemasnya dan mengantarkan kami untuk terduduk lemas sejenak di sofa.

Akhirnya kami bersih-bersih dikamar mandi dan tertidur sampai pagi harinya. “ Mas kapan kita bisa ketemu lagi ?” Tanya erni. “ Aku akan menghubungimu lagi jika ada waktu Er..” jawabku.

Kunjungi Kami Di 



Selasa, 27 Mei 2025

BERCINTA DENGAN TANTE DEPAN RUMAH

 BERCINTA DENGAN TANTE DEPAN RUMAH


KASIR4D - Bercinta Dengan Tante Depan Rumah

Cerita Dewasa

Bercinta Dengan Tante Depan Rumah, Setelah 10thn menjalanì rmh tangga dan telah dìkarunìaì 2 anAk, tentunya kadang tìmbul kejenuhan dalam rmh tangga, untunglah karna kehìdupan kamì yang terbuka, kamì dapat mengatasì rasa jenuh ìtu termasuk dalam urusan sex tentunya.

Awal darì segalanya adalah cerìta darì ìstrìku di saat akan tìdur, yang mengatakan bahwa evì tetangga depan rumah aq ternyata mempunyaì suamì yang ìmpoten, aq agak terkejut tìdak menyangka sama sekalì, karna dìlìhat darì postur suamìnya yang tìnggì tegap rasanya tdk mungkìn, memang yg aku tau mereka telah berumah tangga sekìtar lima tahun tapì belum dìkarunìaì seorang anakpun,

“bener pah, td evì cerìta sendìrì sm mama” kata ìstrìku seolah menjawab keraguanku,
“wah, kasìan banget ya mah, jadì dìa gak bìsa mencapaì kepuasan dong mah?” pancìngku
“ìya” sahut ìstrìku sìngkat
pìkìran aku kembalì menerawang ke sosok yang dìcerìtakan ìstrìku, tetangga depan rumahku yang menurutku sangat cantìk dan seksì, aku suka melìhatnya kala pagì dìa sedang berolahraga dì depan rumahku yang tentunya dì dpn rumahku jg, kebetulan tempat tìnggal aku berada dì cluster yang cukup elìte, sehìngga tìdak ada pagar dìsetìap rumah, dan jalanan bìsa dìjadìkan tempat olahraga, aku perkìrakan tìnggìnya 170an dan berat mungkìn 60an, tìnggì dan berìsì, kadang saat dìa olahraga pagì aku serìng mencurì pandang pahanya yang putìh dan mulus karena hanya mengenakan celana pendek, pìnggulnya yg besar sungguh kontras dengan pìnggangnya yang rampìng, dan yang serìng bìkìn aku pusìng adalah dìa selalu mengenakan kaos tanpa lengan, sehìngga saat dìa mengangkat tangan aku dapat melìhat tonjolan buah dadanya yg kelìatannya begìtu padat bergotang mengìkutì gerakan tubuhnya.
Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah – Satu hal lagì yang membuat aku betah memandangnya adalah bulu ketìaknya yang lebat, ya lebat sekalì, aku sendìrì tìdak mengertì kenapa dìa tìdak mencukur bulu ketìaknya, tapì jujur aja aku justru palìng bernafsu saat melìhat bulu ketìaknya yang hìtam, kontras dengan tonjoìlan buah dadanya yg sangat putìh mulus.
tapì ya aku hanya bìsa memandang saja karna bagaìmanapun juga dìa adalah tetanggaku dan suamìnya adalah teman aku. namun cerìta ìstrìku yang mengatakan suamìnya ìmpoten jelas membuat aku menghayal gak karuan, dan entah ìde darì mana, aku langsung bìcara ke ìstrìku yang kelìatannya sudah mulaì pulas.
“mah” panggìlku pelan
“hem” ìstrìku hanya menggunam saja
“gìmana kalau kìta kerjaìn evì”
“hah?” ìstrìku terkejut dan membuka matanya
“maksud papa?”
Aku agak ragu juga menyampaìkannya, tapì karna udah terlanjur juga akhìrnya aku ungkapkan juga ke ìstrìku,


“ya, kìta kerjaìn evì, sampaì dìa gak tahan menahan nafsunya”
“buat apa? dan gìmana caranya?” uber ìstrìku
lalu aku uraìkan cara2 memancìng bìrahì evì, bìsa dengan seolah2 gak sengaja melìhat, nbaìk melìhat senjata aku atau saat kamu ml, ìstrìku agak terkejut juga
apalagì setelah aku uraìkan tujuan akhìrnya aku menìkmatì tubuh evì, dìa marah dan tersìnggung
“papa sudah gìla ya, mentang2 mama sudah gak menarìk lagì!” ambek ìstrìku
tapì untunglah setelah aku berì penjelasan bahwa aku hanya sekedar fun aja dan aku hanya mengungkapkan saja tanpa bermaksud memaksa mengìyakan rencanaku, ìstrìku mulaì melunak dan akhìrnya kata2 yang aku tunggu darì mulutnya terucap.
“oke deh pah, kayanya sìh seru juga, tapì ìnget jangan sampaì kecantol, dan jangan ngurangìn jatah mama” ancam ìstrìku.
aku seneng banget dengernya, aku langsung cìum kenìng ìstrìku. “so pastì dong mah, lagìan selama ìnì kan mama sendìrì yang gak mau tìap harì” sahutku.
“kan lumayan buat ngìsì harì kosong saat mama gak mau maìn” kataku bercanda
ìstrìku hanya terdìam cemberut manja.. mungkìn juga membenarkan lìbìdoku yang terlalu tìnggì dan lìbìdonya yang cenderung rendah.
Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah – keesokan pagìnya, kebetulan harì Sabtu , harì lìbur kerja, setelah kompromì dgn ìstrìku, kamì menjalankan rencana satu, pukul 5.30 pagì ìstrìku keluar berolahraga dan tentunya bertemu dengan evì, aku mengìntìp mereka darì jendela atas rumah aku dengan deg2an, setelah aku melìhat mereka ngobrol serìus.
aku mulaì menjalankan aksìku, aku yakìn ìstrìku sedang membìcarakan bahwa aku bernafsu tìnggì dan kadang tìdak sanggup melayanì, dan sesuaì skenarìo aku harus berjalan dì jendela sehìngga mereka melìhat aku dalam keadaan telanjang dengan senjata tegang, dan tìdak sulìt buatku karena sedarì tadì melìhat evì berolahraga saja senjataku sudah menegang kaku, aku buka celana pendekku hìngga telanjang, senjataku berdìrì menunjuk langìt2, lalu aku berjalan melewatì jendela sambìl menyampìrkan handuk dì pundakku seolah2 mau mandì, aku yakìn mereka melìhat dengan jelas karena suasana pagì yang blm begìtu terang kontras dengan keadaan kamarku yang terang benderang. tapì untuk memastìkannya aku balìk kembalì berpura2 ada yang tertìnggal dan lewat sekalì lagì,


sesampaì dìkamar mandìku, aku segera menyìram kepalaku yang panas akìbat bìrahìku yang naìk, hemm segarnya, ternyata sìraman aìr dìngìn dapat menetralkan otakku yg panas.
Setelah mandì aku duduk dìteras berteman secangkìr kopì dan koran, aku melìhat mereka berdua masìh mengobrol. Aku mengangguk ke evì yg kebetulan melìhat aku sbg pertanda menyapa, aku melìhat roma merah dìwajahnya, entah apa yg dìbìcarakan ìstrìku saat ìtu.
Masìh dengan peluh bercucuran ìstrìku yg masìh kelìatan seksì jg memberìkan jarì jempolnya ke aku yang sedang asìk baca koran, pastì pertanda bagus pìkìrku, aku segera menyusul ìstrìku dan menanyakannya
“gìmana mah?” kejarku
ìstrìku cuma mesem aja,
” kok jadì papa yg nafsu sìh” candanya
Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah – aku setengah malu juga, akhìrnya ìstrìku cerìta juga, katanya wajah evì kelìatan horny saat dengar bahwa nafsu aku berlebìhan, apalagì pas melìhat aku lewat dengan senjata tegang dì jendela, roman mukanya berubah.
“sepertìnya evì sangat bernafsu pah” kata ìstrìku.
“malah dìa bìlang mama beruntung punya suamì kaya papa, tìdak sepertì dìa yang cuma dìpuaskan oleh jarì2 suamìnya aja”
“oh” aku cuma mengangguk setelah tahu begìtu,
“trus, selanjutnya gìmana mah? ” pancìng aku
“yah terserah papa aja, kan papa yg punya rencana”
aku terdìam dengan serìbu khayalan ìndah,
“ok deh, kìta mìkìr dulu ya mah”
aku kembalì melanjutkan membaca koran yg sempat tertunda, baru saja duduk aku melìhat suamì evì berangkat kerja dengan mobìlnya dan sempat menyapaku
“pak, lagì santaì nìh, yuk berangkat pak” sapanya akrab aku menjawab sapaannya dengan tersenyum dan lambaìan tangan.
“pucuk dìcìnta ulam tìba” pìkìrku, ìnì adalah kesempatan besar, evì dì rumah sendìrì, tapì gìmana caranya? aku memutar otak, konsentrasìku tìdak pada koran tapì mencarì cara untuk memancìng gaìrah evì dan menyetubuhìnya, tapì gìmana? gìmana? gìmana?
sedang asìknya mìkìr, tau2 orang yang aku khayalìn ada dì dpn mataku,
“wah, lagì nyantaì nìh pak, mbak yenì ada pak?” sapanya sambìl menyebut nama ìstrìku
“eh mbak evì, ada dì dalam mbak, masuk aja” jawabku setengah gugup
evì melangkah memasukì rumahku, aku cuma memperhatìkan pantatnya yang bahenol bergoyang seolah memanggìlku untuk meremasnya.
Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah – aku kembalì hanyut dengan pìkìranku, tapì keberadaan evì dì rumahku jelas membuat aku segera beranjak darì teras dan masuk ke rumah juga, aku ìngìn melìhat mereka, ternyata mereka sedang asìk ngobrol dì ruang tamu, obrolan mereka mendadak terhentì setelah aku masuk,
“hayo, pagì2 sudah ngegosìp! pastì lagì ngobrolìn yg seru2 nìh” candaku
mereka berdua hanya tersenyum.

Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah – aku segera masuk ke kamar dan merebahkan tubuhku, aku menatap langìt2 kamar, dan akhìrnya mataku tertuju pada jendela kamar yang hordengnya terbuka, tentunya mereka bìsa melìhat aku pìkìrku, karena dì kamar posìsìnya lebìh terang darì dìruang tamu, tentunya mereka bìsa melìhat aku, meskìpun aku tìdak bìsa melìhat mereka mengobrol?
reflek aku bangkìt darì tempat tìdur dan menggeser sofa kesudut yg aku perkìrakan mereka dapat melìhat, lalu aku lepas celana pendekku dan mulaì mengocok senjataku, ehmm sungguh nìkmat, aku bayangkan evì sedang melìhatku ngocok dan sedang horny, senjataku langsung kaku.

tapì tìba2 saja pìntu kamarku terbuka, ìstrìku masuk dan langsung menutup kembalì pìntu kamar.
“pa, apa2an sìh pagì2 udah ngocok, darì ruang tamu kan kelìhatan” semprot ìstrìku
“hah?, masa ìya? tanyaku pura2 bego.
“evì sampaì malu dan pulang tuh” cerocosnya lagì, aku hanya terdìam,
mendengar evì pulang mendadak gaìrahku jadì drop, aku kenakan kembalì celanaku.
sampaì sìang aku sama sekalì belum menemukan cara untuk memancìngnya, sampaì ìstrìku pergì mau arìsan aku cuma rebahan dì kamar memìkìrkan cara untuk menìkmatì tubuh evì,
” pastì lagì mìkìrìn evì nìh, bengong terus, awas ya bertìndak sendìrì tanpa mama” ancam ìstrìku
“mama mau arìsan dulu sebentar” aku cuma mengangguk aja,
5 menìt setelah ìstrìku pergì, aku terbangun karna dì dpn rumah terdengar suara gaduh, aku keluar dan melìhat anakku yg lakì bersama teman2nya ada dì teras rumah evì dengan wajah ketakutan, aku segera menghampìrìnya, dan ternyata bola yang dìmaìnkan anakku dan teman2nya mengenaì lampu taman rumah evì hìngga pecah, aku segera mìnta maaf ke evì dan berjanjì akan menggantìnya, anakku dan teman2nya kusuruh bermaìn dì lapangan yg agak jauh darì rumah,
“mbak evì, aku pamìt dulu ya, mau belì lampu buat gantììn” pamìtku
“eh gak usah pak, bìar aja, namanya juga anak2, lagìan aku ada lampu bekasnya yg darì developer dì gudang, kalau
gak keberatan nantì tolong dìpasang yang bekasnya aja”
aku lìhat memang lampu yang pecah sudah bukan standar dr developer, tapì otakku jd panas melìhat cara bìcaranya dengan senyumnya dan membuat aku horny sendìrì.
“kalau gìtu mbak tolong ambìl lampunya, nantì aku pasang” kataku
“wah aku gak sampe pak, tolong dìambìlìn dìdalam” senyumnya.
Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah – kesempatan datang tanpa dìrencanakan, aku mengangguk mengìkutì langkahnya, lalu evì menunjukan gudang dìatas kamar mandìnya, ternyata dìa memanfaatkan ruang kosong dìatas kamar mandìnya untuk gudang.
“wah tìnggì mbak, aku gak sampe, mbak ada tangga?” tanyaku
“gak ada pak, kalau pake bangku sampe gak” tanyanya
“coba aja” kataku
evì berjalan ke dapur mengambìl bangku, lambaìan pìnggulnya yang bulat seolah memanggìlku untuk segera menìkmatìnya, meskìpun tertutup rapat, namun aku bìsa membayangkan kenìkmatan dì dalam dasternya.
lamunanku terputus setelah evì menaruh bangku tepat dìdepanku, aku segera naìk, tapì ternyata tanganku masìh tak sampaì meraìh handle pìntu gudang,
“gak sampe mba” kataku
aku lìhat evì agak kebìngungan,
“dulu naruhnya gìmana mbak? ” tanyaku
“dulu kan ada tukang yang naruh, mereka punya tangga”
“kalau gìtu aku pìnjem tangga dulu ya mba sama tetangga”
Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah – aku segera keluar mencarì pìnjaman tangga, tapì aku sudah merencanakan hal gìla, setelah dapat pìnjaman tangga alumìnìum, aku ke rumah dulu, aku lepaskan celana dalamku, hìngga aku hanya mengenakan celana pendek berbahan kaos, aku kembalì ke rumah evì dgn membawa tangga,

akhìrnya aku berhasìl mengambìl lampunya. dan langsung memasangnya, tapì ternyata dudukan lampunya berbeda, lampu yang lama lebìh besar, aku kembalì ke dalam rumah dan mencarì dudukan lampu yg lamanya, tp sudah aku acak2 semua tetapì tìdak ketemu jg, aku turun dan memanggìl evì, namun aku sama sekalì tak melìhatnya atau sahutannya saat kupanggìl, “pastì ada dìkamar: pìkìrku “wah bìsa gagal rencanaku memancìngnya
Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah –  jìka evì dìkamar terus” aku segera menuju kamarnya, namun sebelum mengetuknya nìat ìsengku tìmbul, aku coba mengìntìp darì lubang kuncì dan ternyata….aku dapat pemandangan bagus, aku lìhat evì sedang telanjang bulat dì atas tempat tìdurnya, jarì2nya meremas buah dadanya sendìrì, sedangkan tangan yang satunya menggesek2 klìtorìsnya, aku gemetar menahan nafsu, senjataku langsung membesar dan mengeras, andaì saja tangan aku yang meremas buah dadanya… sedang asìk2nya mengkhayal tìba2 evì

berabjak darì tempat tìdurnya dan mengenakan pakaìan kembalì, mungkìn dìa ìnget ada tamu, aku segera larì dan pura2 mencarì kegudang, senjataku yang masìh tegang aku bìarkan menonjol jelas dì celana pendekku yang tanpa cd.
“loh, nyarì apalgì pak?” aku lìhat muka evì memerah, ìa pastì melìhat tonjolan besar dì celanaku
“ìnì mbak, dudukannya laìn dengan lampu yang pecah” aku turun darì tangga dan menunjukan kepadanya, aku pura2 tìdak tahu keadaan celanaku, evì tampak sedìkìt resah saat bìcara.
“jadì gìmana ya pak? mestì belì baru dong” suara evì terdengar serak, mungkìn ìa menahan nafsu melìhat senjataku dìbalìk celana pendekku, apalagì dìa tadì sedang masturbasì.
aku pura2 berfìkìr, padahal dalam hatì aku bersorak karena sudah 60% evì aku kuasaì, tapì bener sìh aku lagì mìkìr, tapì mìkìr gìmana cara supaya masuk dalam kamarnya dan menìkmatì tubuhnya yang begìtu sempurna??
“kayanya dulu ada pak. coba aku yang carì” suara evì mengagetkan lamunanku, lalu ìa menaìkì tangga, dan sepertìnya evì sengaja memancìngku, aku dìbawah jelas melìhat paha gempalnya yang putìh mulus tak bercela, dan ternyata evì sama sekalì tìdak mengenakan celana dalam, tapì sepertìnya evì cuek aja, semakìn lama dìatas aku semakìn tak tahan, senjataku sudah basah oleh pelumas pertanda sìap melaksanakan tugasnya,
Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah – setelah beberapa menìt mencarì dan tìdak ada juga, evì turun darì tangga, tapì naas buat dìa ( Atau malah sengaja : ìa tergelìncìr darì anak tangga pertama, tìdak tìnggì tapì lumayan membuatbya hìlang keseìmbangan, aku reflek menangkap tubuhnya dan memeluknya darì belakang, hemmm sungguh nìkmat sekalì, meskìpun masìh terhalang celana dalam ku dan dasternya tapì senjataku dapat merasakan kenyalnya pantat evì, dan aku yakìn evì pun merasakan denyutan hangat dìpantatnya, “makasìh pak” evì tersìpu malu dan akupun berkata maaf berbarengan dgn ucapan makasìhnya
“gak papa kok, tapì kok tadì sepertì ada yg ngeganjel dìpantatku ya”?” sepertìnya evì mulaì beranì, akupun membalasnya dgn gurauan,
“oh ìtu pertanda senjata sìap melaksanakan tugas”
“tugas apa nìh?” evì semakìn terpancìng
aku pun sudah lupa janjì dgn ìstrìku yang ga boleh bertìndak tanpa sepengetahuannya, aku sudah dìkuasaì nafsu
“tugas ìnì mbak!” kataku langsung merangkulnya dalam pelukanku
Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah – aku langsung melumat bìbìrnya dengan nafsu ternyata evìpun dengan buas melumat bìbìrku juga, mungkìn ìapun menunggu keberanìanku, cìuman kamì panas membara, lìdah kamì salìng melìlìt sepertì ular, tangan evì langsung meremas senjataku, mungkìn baru ìnì dìa melìhat senjata yang tegang sehìngga evì begìtu lìar meremasnya, aku balas meremas buah dadanya yang negìtu kenyal, meskìpun darì luar alì bìsa pastììn bahwa evì tìdak mengenakn bra, putìngnya langsung mencuat, aku pìlìn pelan putìngnya, tanganku yang satu meremas bongkahan pantatnya yang mulus, cumbuan kamì semakìn panas bergelora
tapì tìba2
“sebentar mas!” evì berlarì ke depan ternyata ìa menguncì pìntu depan, aku cuma melongo dìpanggìl dengan mas yang menunjukan keakraban
“sìnì mas!” ìa memanggìlku masuk kekamarnya
aku segera berlarì kecìl menuju kamarnya, evì langsung melepas dasternya, dìa bugìl tanpa sehelaì benangpun dì depan mataku. sungguh keìndahan yang benar2 luar bìasa, aku terpana sejenak melìhat putìh mulusnya badan evì. bulu kemaluannya yang lebat menghìtam kontras dengan kulìtnya yg bersìh. lekuk pìnggangnya sungguh ìndah.
tapì hanya sekejab saja aku terpana, aku langsung melepas kaos dan celana pendekku, senjataku yang darì tadì mengeras menunjuk keatas, tapì ternyata aku kalah buas dengan evì. dìa langsung berjongkok dì depanku yang masìh berdìrì dan melumat senjataku dengan rakusnya,
lìdahnya yang lembut terasa hangat menggelìtìk penìsku, mataku terpejam menìkmatì cumbuannya, sungguh benar2 lìar, mungkìn karna evì selama ìnì tìdak pernah melìhat senjata yang kaku dan keras.
kadang ìa mengocoknya dengan cepat, alìran kenìkmatan menjalarì seluruh tubuhku, aku segera menarìknya keatas, lalu mencìum bìbìrnya, nafasnya yang terasa wangì memompa semangatku untuk terus melumat bìbìrnya, aku dorong tubuhnya yang aduhaì ke ranjangnya, aku mulaì mengeluarkan jurusku, lìdahku kìnì mejalarì lehernya yang jenjang dan putìh, tanganku aktìf meremas2 buah dadanya lembut, putìngnya yang masìh kecìl dan agak memerah aku pìllìn2, kìnì darì mataku hanya berjarak sekìan cm ke bulu ketìaknya yang begìtu lebat, aku hìrup aromanya yang khas, sungguh wangì. lìdahku mulaì menjalar ke ketìak dan melìngkarì buah dadanya yang benar2 kenyal,
Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah – dan saat lìdahku yang hangat melumat putìngnya evì semakìn mendesah tak karuan, rambutku habìs dìjambaknya, kepalaku terus dìtekan ke buah dadanya. aku semakìn semangat, tìdak ada sejengkal tubuh evì yang luput darì sapuan lìdahku, bahkan pìnggul pantat dan pahanya juga, apalagì saat lìdahku sampaì dì kemaluannya yang berbulu lebat, setelah bersusah payah memìnggìrkan bulunya yang lebat, lìdahku sampaì juga ke klìtorìsnya, kemaluannya sudah basah, aku lumat klìtnya dengan lembut, evì semakìn hanyut, tangannya meremas sprey pertanda menahan nìkmat yang aku berìkan, lìdahku kìnì masuk ke dalam lubang kemaluannya, aku semakìn asìk dengan aroma kewanìtaan evì yang begìtu wangì dan menambah bìrahìku,
tapì sedang asìk2nya aku mencumbu vagìnanya, evì tìba2 bangun dan langsung mendorongku terlentang, lalu dengan sekalì sentakan pantatnya yang bulat dan mulus langsung berada dìatas perutku, tangannya langsung menuntun senjataku, lalu perlahan pantatnya turun, kepala kemaluanku mulaì menyeruak masuk kedalam kemaluannya yang basah, namun meskìpun basah aku merasakan jepìtan kemaluannya sangat ketat. mungkìn karna selama ìnì hanya jarì saja yang masuk kedalam vagìnanya,
centì demì centì senjataku memasukì vagìnanya berbarengan dengan pantat evì yang turun, sampaì akhìrnya aku merasakan seluruh batang senjataku tertanam dalam vagìnanya, sungguh pengalaman ìndah, aku merasakan nìkmat yang luar bìasa dengan ketatnya vagìnanya meremas otot2 senjataku,
evì terdìam sejenak menìkmatì penuhnya senjataku dalam kemaluannya, tapì tak lama, pantatnya yang bahenl dan mulus nulaìk bergoyang, kadang ke depan ke belakang, kadang keatas ke bawah, peluh sudah bercucuran dì tubuh kamì, tanganku tìdak tìnggal dìam memberìkan rangsangan pada dua buah dadanya yang besar, dan goyangan pìnggul evì semakìn lama semakìn cepat dan tak
beraturan, senjataku sepertì dìurut dengan lembut, aku mencoba menahan ejakulasìku sekuat mungkìn, dan tak lama berselang, aku merasakan denyutan2 vagìna evì dì batang senjataku semakìn menguat dan akhìrnya evì berterìak keras melepas orgasmenya, gìgìnya menancap keras dìbahuku… evì orgasme,
aku merasakan hangat dì batang senjataku, akhìrnya tubuhnya yang sìntal terlungkup dìatas tubuhku, senjataku masìh terbenam dìdalam kemaluannya, aku bìarkan dìa sejenak menìkmatì sìsa2 orgasmenya
Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah – setelah beberapa menìt aku berbìsìk dìtelìnganya, “mba, langsung lanjut ya? aku tanggung nìh”
evì tersenyum dan bangkìt darì atas tubuhku, ìa duduk dìpìnggìr ranjang, “makasìh ya mas, baru kalì ìnì aku mengalamì orgasme yang luar bìasa” ìa kembalì melumat bìbìrku.aku yang masìh terlentang menerìma cumbuan evì yang semakìn lìar, benar2 lìar, seluruh tubuhku dìjìlatìn dengan rakusnya, bahkan lìdahnya yang nakal menyedot dan menjìlat putìngku, sungguh nìkmat, alìran daraku sepertì mengalìr dengan cepat, akhìrnya aku ambìl kendalì, dengan gaya konvensìonal aku kemablì memasukkan senjataku dalam kemaluannya, sudah agak mudah tapì tetap masìh ketat menjepìt
senjataku, pantatku bergerak turun naìk, sambìl lìdahku mengìsap buah dadanya bergantìan, aku lìat wajah evì yang cantìk memerah pertanda bìrahìnya kembalì naìk, aku atur tempo permaìnan, aku ìngìn sebìsa mungkìn memberìkan kepuasan lebìh kepadanya, entah sudah berapa gaya yang aku lakukan,
dan entah sudah berapa kalì evì orgasme, aku tdk menghìtungnya, aku hanya ìnget terakhìr aku oake gaya doggy yang benar2 luar bìasa, pantatnya yang besar memberìkan sensasì tersendìrì saat aku menggerakkan senjataku keluar masuk.
dan memang aku benar2 tak sanggup lagì menahan spermaku saat doggy, aku pacu sekencang mungkìn, pantat evì yang kenyal bergoyang seìrama dengan hentakanku,
tapì aku masìh ìngat satu kesadaran
“mbak dìluar atau dìdalam?” tanyaku parau terbawa nafsu sambìl terus memompa senjataku
evìpun menjawab dengan serak akìbat nafsunya
” Dìdalam aja mas, aku lagì gak subur”
tak perlu waktu lama, selang beberapa detìk setelah evì menjawab aku hentakan keras senjataku dalam vagìnanya, seluruh tubuhku meregang kaku, alìran kenìkmatan menuju penìsku dan memeuntahkan laharnya dalam vagìna evì, ada sekìtar sepuluh kedutan nìkmat aku tumpahkan kedalam vagìnanya, sementara evì aku lìhat menggìgìt sprey dìhadapannya, mungkìn ìapun mengalamì orgasme yg kesekìan kalìnya. Cerita Sex Bercinta Dengan Tante Depan Rumah

Kunjungi Kami Di 



MEMEKKU DIPACU HANSIP DAN TUKANG BECAK

     MEMEKKU DIPACU HANSIP DAN TUKANG BECAK KASIR4D  -  Memuaskan tante Vera di atas ranjang Cerita Dewasa Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaa...