Senin, 07 Juli 2025

CICIPI MEKI ANAK PELAJAR SMP YANG LAGI SANGE

  CICIPI MEKI ANAK PELAJAR SMP YANG LAGI SANGE


KASIR4D - Atasan ku Yang Hyper Sex

Cerita Dewasa

Suatu hari aku ke Jakarta, Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku.

Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Diky. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Aivi, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Sinta, duduk di kelas 2 SMP.

Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Diky untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya.

Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Diky. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film.

Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.

Hallo, Oom Chandra..!” Sinta yang baru masuk tersenyum.
“Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Sinta sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”

Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.
Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Sinta duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Dia memandang kepadaku dan tertawa geli.


“Ih! Oom Chandra! Begitu, tho, caranya..? Sinta sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belom pernah liat.”
Gugup aku menjawab, “Sinta.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
“Aahh, Oom Chandra. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Sinta di sekolah lebih serem.”

Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Sinta justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Sinta terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Sinta sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis.

Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.
Setelah makanan siap, aku memanggil Sinta.

Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.

Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.


“Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
“Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”
Sinta mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
“Yang bener.. Sinta pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”
“Aahh.. Oom Chandra ngeledek..!”
Sinta meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang.

Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Sinta mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

Nafas Sinta makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.
“Uuuhh.. mmhh..” Sinta menggelinjang.

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gairahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.


Aahh..! Sinta menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!
Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Sinta yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar.

Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Sinta. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

“Ehh.. mmaahh..,” tangan Sinta meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
“Ooohh.. aduuhh..,” Sinta mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.

Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Sinta akan terlonjak dan nafas Sinta seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Sinta tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Sinta.

“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Sinta membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Sinta dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Sinta dan aroma kemaluan Sinta di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Sinta, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Sinta menekan pantatku dari belakang.
“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”

Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Sinta semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini.

Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Sinta masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.

Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Sinta memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku.

Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Sinta terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

Sebentar kemudian kernyit di dahi Sinta menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Sinta mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.
“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Sinta, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Sinta sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Sinta segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Sinta makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Sinta melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Sinta tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.

“Aduh, Oom.. Sinta lemes. Tapi enak banget.”

Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Sinta yang masih amat kencang.

Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Sinta.. entah berapa kali.

Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Sinta kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

Kembali ke rumah Diky, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Sinta pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku.

Kunjungi Kami Di 

WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252

TELEGRAM : +62 821-1785-1681

Minggu, 06 Juli 2025

PENGALAMANKU MENEMANI WANITA KESEPIAN

   

PENGALAMANKU MENEMANI WANITA KESEPIAN





KASIR4D   PENGALAMANKU MENEMANI WANITA KESEPIAN



Cerita Dewasa

Ketika itu usiaku 25 tahun dan aku bekerja di sebuah perusahaan asing yang beroperasi di luar Jakarta selama 24 jam sehari, sehingga ada bagian tertentu di kantor pusat yang bertugas dalam 3 shift untuk memonitor kegiatan operasi di lapangan dan aku adalah salah satu pegawainya.


Pada suatu hari ketika sedang tugas malam, aku menerima telepon nyasar sampai 3 kali dari seorang wanita. Akhirnya karena jengkel, timbul keinginanku untuk iseng-iseng menggodanya serta mengajak berkenalan yang ternyata ditanggapinya dengan antusias sampai tidak terasa kami mengobrol selama 1,5 jam di telepon.

Wanita itu memperkenalkan namanya sebagai Lisna (aku memanggilnya Mbak Lis), berusia 34 tahun dan telah bersuami serta mempunyai 3 orang anak. Suaminya seorang pejabat di sebuah instansi pemerintah berusia 48 tahun yang menikahi Mbak Lis ketika dia berusia 18 tahun dan baru lulus SLTA. Anak pertamanya perempuan berusia 15 tahun.

Sejak saat itu aku tidak pernah lagi merasa jenuh dan sepi bila sedang tugas malam karena Mbak Lis sering meneleponku walau hanya sekadar untuk mengobrol saja. Menurut pengakuannya, Mbak Lis merasa kesepian karena sering ditinggal suaminya bertugas ke luar kota dan dia mengetahui suaminya punya simpanan di luar. Bukti Transfer Poker

Sebagai orang dewasa, pembicaraan kami juga sering menyerempet hal-hal yang agak miring. Kalau sudah begitu, biasanya nada bicara Mbak Lis berubah menjadi sedikit berbisik berat seperti orang bangun tidur sementara aku enjoy dengan kesendirianku di ruang kantor yang dingin ber-AC.




Tak terasa tiga bulan sudah kami bertelepon ria tanpa pernah bertemu muka dan selama itu selalu dia yang meneleponku ke kantor ataupun ke rumah karena aku tidak pernah diberi nomor teleponnya (katanya dia takut ketahuan suaminya).
Suatu siang Mbak Lis menelepon ke rumahku dan mengajakku nonton film, mulanya aku ragu karena merasa belum siap untuk bertemu. Aku berdalih bahwa badanku masih letih karena habis tugas malam, tetapi Mbak Lis tetap memaksa dan meminta bertemu sorenya supaya aku bisa istirahat dulu. Aku lalu menyanggupinya karena tidak mau mengecewakan dia.
Jam 14:30 sehabis mandi, Mbak Lis meneleponku lagi dan kami janjian untuk bertemu di sebuah bioskop dengan tidak lupa memberitahukan ciri masing-masing. Sesampainya di bioskop aku sempat dibuat kesal karena tidak kujumpai wanita dengan ciri-ciri seperti yang dikatakan Mbak Lis, wah jangan-jangan dia mau ngerjain aku nih.
Setelah hampir 1 jam menunggu, tiba-tiba aku merasakan sebuah tepukan ringan di punggungku.
Dan ketika aku berbalik, tampak Mbak Lis sudah berdiri di belakangku dengan senyumnya yang membuatku terpana.
“Bayu ya?” sapanya sambil mengulurkan tangan.
“Ya, mm.. Mbak Lis..?” aku balas bertanya agak tergagap sambil menyambut tangannya. Ah, betapa halus dan lembutnya tangan itu.
“Maaf ya terlambat, soalnya macet sih..” katanya kemudian.
“Nggak apa-apa kok Mbak, saya juga belum terlalu lama menunggu”, jawabku berbohong sambil mataku tak lepas menatapnya. Rasa kesalku segera hilang setelah melihat Mbak Lis yang tampak anggun itu.
Sosok tubuh Mbak Lis sedang-sedang saja, tingginya 158 cm, berat sekitar 45 kg, kulitnya kuning halus dan rambut hitam bergelombang sebahu. Wajahnya ayu memancarkan kelembutan seorang ibu dan kalau berbicara ramah sekali dengan selalu diiringi senyum yang tak pernah lepas dari bibir mungilnya yang tipis.
Dia tampak begitu anggun (dan seksi) dengan setelan blus ketat sutra hijau muda berlengan pendek dan celana panjang katun hijau lumut yang menampakkan bulu-bulu halus di tangannya dan lekuk tubuhnya yang sintal. Aku rasanya seperti kehilangan kata-kata untuk berbicara, sampai akhirnya Mbak Lis yang memulai lagi.
“Kita makan dulu yuk, kamu pasti belum makan. Kebetulan di dekat sini ada restoran ayam bakar yang enak lho”, ajaknya sambil menggandeng tanganku


Kami makan dengan santai sambil berbincang-bincang disertai gurauan yang kadang membuat kami tertawa terpingkal-pingkal. Kulihat Mbak Lis sudah bisa berbicara lebih lepas sehingga suasana kakupun berangsur-angsur hilang.
Sehabis makan kami kembali ke gedung bioskop dan setelah membeli tiket kami menyempatkan waktu untuk melihat gambar-gambar film yang ada di lobby bioskop sambil tetap bergandengan tangan. Tapi kali ini Mbak Lis lebih merapatkan tubuhnya ke tubuhku dengan cara memeluk lenganku bahkan terkadang dia bersikap lebih berani dengan memeluk pinggangku, secara refleks aku pun membalas dengan merangkul bahunya atau memeluk pinggulnya.
Sentuhan bagian depan tubuh Mbak Lis membuat naluri kejantananku tergugah, apalagi ketika kulihat kancing paling atas blus yang dikenakannya sudah terbuka (aku tidak tahu kapan dia membukanya). Tampak belahan sepasang bukit yang mulus mengintip dari balik BH-nya membuat darahku berdesir dan tatapan mataku seakan tak mau lepas darinya.
Ketika pengumuman tanda dimulainya jam pertunjukan terdengar, kami pun memasuki gedung bioskop untuk mencari tempat duduk yang sesuai dengan nomor kursi yang tertera di tiket (sengaja aku memilih tempat duduk di deret paling belakang). Mbak Lis duduk di sebelah kananku sambil tangan kirinya menggenggam dan sesekali meremas tangan kananku.
Tak lama kemudian lampu bioskop dipadamkan dan film dimulai, kami nonton dalam keadaan diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Kira-kira 10 menit berlalu, Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku dan tangan kanannya menarik tanganku ke wajahnya. Diusapkannya jari-jariku ke pipinya, ke telinganya lalu ke bibirnya sambil memberikan kecupan ringan di setiap jari-jariku.
Ketika aku sedang menatap wajahnya yang tertunduk menciumi jari-jariku, Mbak Lis menengadah dan balas menatapku. Mata kami saling menatap dalam jarak yang sangat dekat, kemudian kuberanikan tanganku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya yang tipis. Mbak Lis diam saja, tidak menolak dan juga tidak membalas ciumanku, bibirnya masih terkatup rapat. Aku jadi penasaran dan semakin nekat, kukecup lagi bibirnya dengan sekali-kali mengulumnya.
Akhirnya Mbak Lis bereaksi juga, bibirnya terkuak sedikit dan dia membalas ciumanku, lama sekali kami berciuman sampai kemudian Mbak Lis menghentikannya sambil mendesahkan namaku serta meremas dan menarik kembali tanganku ke bibirnya. Tapi kali ini Mbak Lis tidak hanya menciumi jari-jariku, dia juga mulai memasukkan jariku ke dalam mulutnya dan mengulumnya dengan disertai jilatan-jilatan halus dan gigitan nakal.
“Mbak jadi gemas, Bay”, bisiknya.
“Mbak yang bikin gemas”, bisikku sambil mengecup daun telinganya. Mbak Lis menggelinjang kegelian, membuatku semakin bergairah menciumi daerah sensitif di sekitar telinga dan lehernya itu.
“Aaahh Bayu..” Mbak Lis mendesah lagi.




Diremas-remasnya batang kemaluanku yang sudah tegang dari luar celana sambil mengerang dan mendesah sementara bibir kami terus berciuman dan mengulum lidah. Kupilin puting susu Mbak Lis dengan jari-jariku sambil meremas dadanya.
Ooh.. ingin sekali rasanya aku menciumi dada itu serta menghisap dan menjilati putingnya. Tangan Mbak Lis pun makin bergairah mengusap dan meremas selangkanganku.
“Buka dong Bay..” desah Mbak Lis sambil berusaha untuk membuka zipper celanaku. Kulepaskan pelukanku untuk membantunya membuka kait ikat pinggangku, lalu dengan sigap Mbak Lis memasukkan tangannya ke dalam celanaku dan melanjutkan meremas batang kemaluanku yang masih tertutup celana dalam. Sesekali tangannya merogoh lebih dalam untuk meremas biji-biji kemaluanku. Uuhh.. nikmatnya.
Mbak Lis lalu menyandarkan kepalanya di dadaku, disingkapnya celana dalamku ke bawah sehingga batang kemaluanku kini terbebas dan mengacung seutuhnya seakan memperlihatkan kesiagaannya. Kurasakan kehangatan tangan Mbak Lis ketika mencengkeram batang kemaluanku, meremasnya dan mengusap-usapkan ibu jarinya pada kepala batang kemaluanku, membuatku mendesis menahan rasa geli yang mengalirkan nikmat di sekujur tubuhku.
“Hmm..” kudengar Mbak Lis beberapa kali menggumam sambil memperhatikan dan mengurut batang kemaluanku yang berkedut-kedut dalam genggamannya. Kurasakan kepala Mbak Lis yang pelan-pelan bergerak turun untuk menghampiri batang kemaluanku, rupanya Mbak Lis sudah tidak dapat menahan keinginannya untuk memenuhi ajakan batang kemaluanku yang tegak menantangnya. “Jangan Mbak..” bisikku sambil menahan gerakan turun kepala Mbak Lis karena kusadari situasi di dalam bioskop tidak memungkinkan kami untuk lebih dari sekedar melakukan pekerjaan tangan. Mbak Lis lalu menengadahkan wajahnya menatapku.
“Bayu.. please..” Mbak Lis mendesah meminta persetujuanku dengan tatapan mata sayu sambil tangannya terus mengurut kejantananku.
“Jangan Mbak.. dikocok saja..” balasku sambil menaikkan kaki ke sandaran kursi di depanku yang kebetulan kosong untuk memudahkan Mbak Lis meng-eksploitasi batang kemaluanku.
Kurengkuh wajah Mbak Lis dengan tangan kiriku dan kucium bibirnya yang merekah di hadapanku sementara tangan kananku memeluk bahunya. Kami berciuman lama sekali dengan saling memilin lidah di dalam mulut. Kurasakan tangan Mbak Lis semakin intens meremas dan mengocok batang kemaluanku, sementara mulutnya sesekali menggumam dalam pagutanku ketika dirasakannya tanganku mengelus daerah sensitif di belakang telinganya.

Tangan kiriku kini sibuk membuka kancing blus yang dikenakan Mbak Lis dan menyusup ke dalamnya, meremas dadanya yang kenyal serta mempermainkan puting susunya dengan jari-jariku.
Mbak Lis merubah posisi duduknya dengan bersandar di dadaku dan memindahkan kendali atas batang kemaluanku ke tangan kirinya. Didekapkannya kedua tanganku di dadanya sehingga aku lebih leluasa meremas kedua dadanya yang kini telah terbuka karena BH-nya telah kusingkapkan ke atas serta memilin kedua puting susunya yang telah mengeras.
“Aaahh.. oouuhh..” Mbak Lis medesah dan kemudian kulihat tangan kanannya bergerak ke bawah menggosok-gosok selangkangannya dan tangan kirinya semakin keras mencengkeram batang kemaluanku sambil mengusap kepala kejantananku dengan ibu jarinya.
Kurasakan aliran darah di selangkanganku bertambah cepat dan deras, menimbulkan sensasi kenikmatan yang tak terbayangkan.
“Mbak nggak tahan, Bayu..” desahnya sambil menarik satu tanganku ke mulutnya dan kemudian menjilati dan mengulum jariku dengan penuh nafsu

Akhirnya puncak sensasi itu datang juga ketika kurasakan kawah di selangkanganku menggelegar ingin memuntahkan laharnya. Kutarik tanganku dari dada Mbak Lis dan kucengkeram tangannya yang sedang mengocok batang kemaluanku. Serasa tak sabar, kubantu Mbak Lis mengocok batang kemaluanku lebih kencang.
Dan akhirnya.. “Ooouuhh..” aku mendesah tertahan ketika kurasakan batang kemaluanku mengejang kemudian berkedut-kedut memuntahkan cairan kenikmatan yang menyemprot berkali-kali membasahi tangan kami.
“Ooouuhh.. enak sekali Mbak..” kataku sambil melepaskan nafas panjang ketika kurasakan puncak kenikmatanku mereda, batang kemaluanku telah berhenti memuntahkan cairannya dan tinggal menyisakan lelehannya yang kemudian diratakan oleh Mbak Lis dengan jari telunjuk ke seluruh permukaan kepala batang kemaluanku.
Tanpa mengucapkan kata-kata, Mbak Lis sejenak beralih dari pelukanku untuk mengambil tissue dari dalam tasnya. Kemudian sambil kembali bersandar di lenganku, dengan telaten disekanya batang kemaluanku mulai dari kepala sampai ke batang dan pangkalnya.
Ah, sejuk sekali kurasakan usapannya. Lalu dilanjutkannya menyeka tanganku dan tangannya sendiri yang terkena semprotan spermaku dengan lembar tissue lainnya.
Mbak Lis lalu mengecup bibirku dengan mesra, tidak kurasakan birahi di kecupannya yang begitu lembut. Seakan telah terlupakan terpaan hawa nafsu yang baru kami alami bersama. Aku kagum padanya, begitu cepat Mbak Lis menetralisir emosinya.
Kami lama terdiam sambil berpelukan setelah sama-sama merapikan pakaian yang acak-acakan.
Ketika film berakhir dan lampu bioskop telah dinyalakan, kami saling berpandangan seakan tidak percaya dengan apa yang baru dilakukan. Segera kami berdiri dan bersiap untuk meninggalkan gedung bioskop, sampai kemudian Mbak Lis menahanku dan memandang geli ke arahku.
“Kamu seperti ngompol..” katanya sambil tertawa kecil dan menunjuk celanaku. Dengan penasaran aku menunduk dan ketika menyadari apa yang ditunjuk oleh Mbak Lis, aku pun tersenyum kecut menahan geli dan malu.
Ternyata semburan spermaku begitu kuat sehingga ada yang kesasar keluar dan meninggalkan noda basah di celanaku.
“Mbak sih.. sudah ah, nggak usah dibahas”, kataku sambil mencubit pinggang Mbak Lis dan mendorongnya perlahan keluar bioskop.
“Mbak antar kamu pulang ya?” kata Mbak Lis sesampainya kami di luar bioskop.
“Nggak usah Mbak, saya mau langsung ke kantor saja”, balasku.
“Kalau begitu Mbak antar kamu ke kantor boleh kan, please..” desak Mbak Lis. Aku tak dapat menolak dan hanya mengangguk, Mbak Lis lalu menyerahkan kunci mobil dan memintaku untuk mengemudikan mobilnya.
Di dalam mobil kami tidak banyak berbicara, seakan terlarut dalam perasaan masing-masing. Mbak Lis menyandarkan kepalanya di bahuku sambil memeluk dan mengelus-elus lenganku. Tak terasa kami telah memasuki halaman gedung kantorku.
Cerita Sex PengalamanKu Menemani Wanita Kesepian Sebelum aku meninggalkan mobil, Mbak Lis kembali mencium mesra bibirku.
“Maaf Bayu, jangan kapok ya?” kata Mbak Lis sambil mengelus pipiku.
“Apanya yang kapok?” balasku sambil mengedipkan mata dan perlahan-lahan keluar dari mobil.
“Kamu bandel..” kata Mbak Lis mencubit lenganku.
“Nanti malam Mbak temanin ya?” Mbak Lis menyambung sambil menarik bajuku dan kami pun kembali berciuman di jendela mobil.



Itulah kisah perkenalanku dengan Mbak Lis yang juga merupakan awal dari affair-ku dengannya yang kemudian berlangsung lebih seru dan lebih panas.

Sabtu, 05 Juli 2025

AKU ROY YANG DI JUAL TEMAN KU DI SODOK SAKIT LAMA LAMA KETAGIHAN SAMPAI KETAGIHAN

 

 







Cerita Dewasa

kenalkan nama saya ROY .saya mau ceritain pengalaman saya ngentot dengan seorang laki-laki.kejadiannya waktu saya berumur 15thn.saya sedang duduk di angkot no.20 arah ciganjur,tiba-tiba didepan mall cilandak ada seorang laki-laki gemuk naik dan langsung duduk depan saya.dia menatap saya terus-terusan sambil memegangi dengkul yang makin lama makin naik sampai paha.kebetulan angkot itu cuma bertiga,saya,orang itu dan supir.saya langsung tanya :”om mau ngentot sama saya ya?”




kenalkan nama saya ROY .saya mau ceritain pengalaman saya ngentot dengan seorang laki-laki.kejadiannya waktu saya berumur 15thn.saya sedang duduk di angkot no.20 arah ciganjur,tiba-tiba didepan mall cilandak ada seorang laki-laki gemuk naik dan langsung duduk depan saya.dia menatap saya terus-terusan sambil memegangi dengkul yang makin lama makin naik sampai paha.kebetulan angkot itu cuma bertiga,saya,orang itu dan supir.saya langsung tanya :”om mau ngentot sama saya ya?” lalu om itu berkata:”kamu juga mau???”.kebetulan saya anal sex,jd saya langsung mau

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

 diajak kerumahnya.sesampainya dirumah,saya mau minta numpang mandi dulu,karena badan saya terlihat lusuh krn pulang sekolah.sehabis mandi,om itu menunggu saya sambil menonton TV dengan memakai singlet dan celana bahan hitam.saya sudah nafsu banget ngeliatnya.lalu saya langsung meraba dadanya.om itu langsung merespon.kami berdua buka baju hingga telanjang.lalu menuju ke kasur.pertama saya langsung mencium bibir om itu,saya kenyot,saya jilat bibir om itu sambil menurun menuju ke leher dan dada.setelah saya menurun dan menciumi dada om itu,saya kenyot toket om itu ,saya jilati toket om itu karena kebetulan om itu gemuk,toketnya tebel.saya langsung digendong kekasur,kontol saya langsung di sepong.saya mengerang keenakan.saya tidak sabar mengenyot toket om itu lagi. saya langsung mengenyot dan menjilati toket om itu dan sekitarnya.TOKET OM ITU ENAK BANGET KRN TEBEL DAN EMPUK.lalu kontol om itu masuk ke pantat saya.dienjot perlahan.saya keenakan.lalu om itu meniban saya dari atas dan menciumi bibir saya,mengenyot dan menjilati.lalu om itu berubah posisi seperti posisi push-up,dan saya menuju kebawah toket om itu dan langsung mengenyotnya lagi dan menjilati.kira2 3jam saya ngentot.sehabis itu saya pamit pulang.tiap hari sepulang sekolah saya melakukannya sampai sekarang ini saya berumur 23thn.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

om itu bernama deddy.

I LOVE YOU OM.

I LOVE YOUR BREAST,I WANT LICK IT

 lalu om itu berkata:”kamu juga mau???”.kebetulan saya anal sex,jd saya langsung mau diajak kerumahnya.sesampainya dirumah,saya mau minta numpang mandi dulu,karena badan saya terlihat lusuh krn pulang sekolah.sehabis mandi,om itu menunggu saya sambil menonton TV dengan memakai singlet dan celana bahan hitam.saya sudah nafsu banget ngeliatnya.lalu saya langsung meraba dadanya.om itu langsung merespon.kami berdua buka baju hingga telanjang.lalu menuju ke kasur.pertama saya langsung mencium bibir om itu,saya kenyot,saya jilat bibir om itu sambil menurun menuju ke leher dan dada.setelah saya menurun dan menciumi dada om itu,saya kenyot toket om itu ,saya jilati toket om itu karena kebetulan om itu gemuk,toketnya tebel.saya langsung digendong kekasur,kontol saya langsung di sepong.saya mengerang keenakan.saya tidak sabar mengenyot toket om itu lagi. saya langsung mengenyot dan menjilati toket om itu dan sekitarnya.TOKET OM ITU ENAK BANGET KRN TEBEL DAN EMPUK.lalu kontol om itu masuk ke pantat saya.dienjot perlahan.saya keenakan.lalu om itu meniban saya dari atas dan menciumi bibir saya,mengenyot dan menjilati.lalu om itu berubah posisi seperti posisi push-up,dan saya menuju kebawah toket om itu dan langsung mengenyotnya lagi dan menjilati.kira2 3jam saya ngentot.sehabis itu saya pamit pulang.tiap hari sepulang sekolah saya melakukannya sampai sekarang ini saya berumur 23thn.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

om itu bernama deddy.

I LOVE YOU OM.

I LOVE YOUR BREAST,I WANT LICK IT


Kunjungi Kami Di 

WHAT'SAPP : https://t.ly/WaOfficialKasir

TELEGRAM : @kasir4dtop.org





SEKS PENGARUH JIMAT PENGASIH SAKTI

 SEKS PENGARUH JIMAT PENGASIH SAKTI KASIR4D    SEKS PENGARUH JIMAT PENGASIH SAKTI Cerita Dewasa Seks Pengaruh Jimat Sakti!! Kalung keramat a...