Selasa, 06 Mei 2025

KISAHKU DENGAN LUTFI PRIA 16 TAHUN YANG MEMILIKI KONTOL SEKERAS KAYU

 KISAHKU DENGAN LUTFI PRIA 16 TAHUN YANG MEMILIKI KONTOL SEKERAS KAYU


KASIR4D - Kisahku dengan Lutfi Pria 16 Tahun yang memiliki kontol sekeras kayu

Cerita Dewasa

Lutfi termasuk salah seorang pembaca situs Cerita Seks yang rajin membaca kisahku secara rutin. Seperti halnya para pembaca yang lain, Lutfi juga melayangkan email padaku untuk berkenalan. Semua email memang kubalas dengan permintaan persyaratan yang kuajukan.

Cerita Seks Indonesia Terlengkap Biasanya 90% di antara mereka langsung rontok, dan yang tersisa ini banyak yang nekad menghubungi HP-ku, walau mereka belum memenuhi persyaratan yang kuajukan sebelumnya. Seperti biasanya telepon yang masuk kalau nomernya belum terdaftar, langsung saja kuhindari dengan berbagai cara, mulai dari kubilang kalau mereka telah salah sambung, tertipulah dan lain sebagainya.

Lutfi termasuk salah seorang pembaca yang terseleksi, dia langsung memenuhi persyaratan yang kuajukan. Pada emailnya yang berikut ternyata Lutfi langsung memberikan apa yang menjadi persyaratanku bahkan berikut foto dirinya. Tutur katanya di email cukup sopan dan tidak bertele-tele.

Usia Lutfi ternyata baru 16 tahun, masih pelajar SMU. Namun postur dan penampilannya layaknya sudah berusia sekitar 27 tahun, bukan berarti wajah Lutfi tampak lebih tua dari usianya, namun kedewasaan dan penampilan Lutfi itulah yang membuat dia layaknya sudah benar-benar dewasa.


Aku pun membalas email Lutfi dengan ucapan terima kasih, dan kukirim juga foto diriku. Pada email berikut kami pun bertukar kata dan foto-foto kami yang lain sambil juga bertukar biodata. Terus terang aku juga cukup terkejut saat mengetahui bahwa ternyata Lutfi baru berusia 16 tahun dan masih SMU. Berarti dia 12 tahun lebih muda dariku, namun orang lain tidak akan percaya pada usia Lutfi sesungguhnya apabila melihat penampilan dan sosok Lutfi, demikian pula dengan diriku.

Sejak kami berkenalan, setiap pulang sekolah Lutfi selalu datang ke Kebun Binatang Surabaya (KBS) tempatku bekerja sebagai dokter hewan. Setiap kali datang menemuiku, Lutfi memang tidak pernah memakai baju seragam sekolah, sehingga banyak rekan kerjaku yang juga terkecoh oleh penampilannya. Mereka semua menganggap Lutfi adalah pacarku, sehingga banyak juga yang cemburu padaku saat Lutfi menemaniku hingga sore di KBS.

Walau penampilannya cukup dewasa, namun sifat kekanakan Lutfi masih tetap tampak, maklum biar bagaimana pun usia Lutfi masih 16 tahun. Bicara soal sex, Lutfi masih layaknya remaja lain yang baru dalam masa pertumbuhan, keinginannya besar sekali tapi masih takut-takut.

Lutfi menceritakan bahwa untuk menyalurkan libidonya, dia sering melakukan masturbasi di depan komputer, sambil membaca tulisan-tulisan di novelseks. Sesungguhnya dia sama sekali belum pernah melakukannya karena boro-boro ML, melihat tubuh wanita telanjang secara nyata saja belum pernah, paling-paling dilihatnya di film-film BF yang dia putar tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.

Hubungan kami semakin hari semakin dekat, layaknya sepasang remaja yang sedang asyik berpacaran memadu kasih. Sejak awal aku sudah mengingatkan Lutfi dan sering kali juga kuingatkan kembali agar Lutfi tidak terlalu terlena dengan hubungan kami ini, karena aku memang tidak ingin jatuh cinta apa lagi married.

Lutfi pun mau mengerti, jadi hubungan kami adalah sekedar pertemanan saja dan hanya saling suka sama suka satu dengan yang lain. Sejauh ini hubungan kami biasa-biasa saja sampai pada sore ini, saat Lutfi mengantarku pulang. Memang sejak siang tadi Lutfi sudah mengunjungiku di KBS dan kami pulang sama-sama. Kebetulan kendaraanku belakangan ini dipakai Papaku, jadi setiap pagi aku didrop dan sore harinya dijemput dari KBS. Sejak aku kenal dengan Lutfi, Papaku sudah tidak perlu menjemputku lagi karena aku selalu pulang dengan diantar oleh Lutfi.


Sesampai di rumahku Lutfi kupersilakan untuk masuk, karena dia masih harus menungguku mandi. Aku tadi memang meminta tolong Lutfi mengantarku ke Gramedia untuk membeli buku tentang konservasi, tapi aku ingin pulang mandi dulu karena badanku terasa gerah sekali dan bau keringat.

Saat itu rumahku masih kosong, Papaku belum pulang dan Mamaku entah pergi kemana, sedangkan adikku mungkin masih di kampus. Melihat suasana rumah yang sepi begini, tiba-tiba timbul keisenganku hingga kutanyakan pada Lutfi..

“Fi! Kamu benar-benar seumur hidup belum pernah lihat cewek telanjang bulat di hadapanmu?”
“Belum! Emangnya kenapa?” sahut Lutfi.
“Kalau ada cewek bersedia telanjang di hadapanmu gimana?” tanyaku selanjutnya. Rupanya Lutfi sudah mengerti kemana arah pembicaraanku selanjutnya.
“Emangnya Mbak Lia mau telanjang bulat di hadapanku?” tanya Lutfi sedikit menggoda.
“Yuk kita masuk ke kamarku” ajakku pada Lutfi sambil melangkah masuk ke kamar, dan Lutfi pun mengikuti langkahku dari belakang.

Kututup dan kukunci pintu kamarku dari dalam. Berikutnya kubuka satu persatu kancing hemku dan kutanggalkan begitu saja di hadapan Lutfi yang duduk di pinggiran tempat tidurku. Payudaraku yang ranum menggairahkan langsung terpampang jelas di hadapan Lutfi karena memang aku tidak pernah memakai BH.

Kubuka kaitan rok miniku dan kubiarkan terluncur ke lantai begitu saja hingga kini tubuhku pun hampir telanjang bulat. Hanya tersisa CD mini yang kukenakan, modelnya G String dengan seutas tali nylon melingkar di pinggangku, sisanya juga seutas nylon yang tersambung dari belakang pinggang ke bawah, melingkari selangkangan melalui belahan pantatku. Di bagian depan hanya berupa kain sutera tipis tembus pandang berbentuk segi tiga, ukurannya tidak lebih dari seukuran dua jari yang fungsinya hanya mampu menutupi bagian luar liang vaginaku. Untuk melepaskannya cukup menarik kedua ikatan yang ada di samping kiri kanan pinggangku.

Aku sengaja meminta agar Lutfi yang melucuti sisa penutup tubuhku. Hanya dengan sekali tarikan di ujung tali nylon yang mengikat di pinggangku, lepas sudah G Stringku dan langsung terluncur ke lantai. Kini aku pun benar-benar telanjang bulat di hadapan Lutfi, tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh molekku.

Dapat kulihat tonjolan besar di bagian depan celana Lutfi. Rupanya Lutfi langsung horny begitu melihat aku benar-benar telanjang bulat di hadapannya. Napasnya tampak naik turun mulai tidak teratur. Kutinggalkan Lutfi begitu saja, dan aku langsung masuk ke kamar mandi yang berada di dalam kamarku.

Sengaja saat aku mandi, pintu kamar mandi kubiarkan terbuka lebar sehingga Lutfi bisa dengan jelas melihat seluruh aktifitasku di dalamnya. Rupanya Lutfi sudah benar-benar tidak tahan hingga dilepaskannya seluruh pakaiannya sampai telanjang bulat. Lutfi melangkah dari tempat tidurku dan berdiri di pintu kamar mandi memandangku sambil mengocok batang kemaluannya yang sudah berdiri tegak bagaikan Tugu Pahlawan.

Melihatnya, aku mengajak Lutfi untuk sama-sama mandi. Lalu kami berdua berdiri di atas bathtub, saling gosok dan saling menyabuni tubuh kami secara bergantian. Tangan Lutfi selalu ‘parkir’ di daerah sensitifku. Walau belum pernah melakukan ML bukan berarti Lutfi tidak paham letak daerah sensitifku karena hampir seluruh daerah sensitifku itu digerayanginya sehingga membuat nafsuku langsung naik ke puncak.

Aku mendesah kenikmatan saat jari-jari tangan Lutfi memainkan klitorisku hingga dari dalam liang vaginaku mengalir cairan bening hangat. Aku seakan tak mampu berdiri lagi. Badanku sedikit berjongkok menahan rasa yang akan meledak dari dalam tubuhku. Lalu kuajak Lutfi agar segera menyelesaikan mandi.

Dengan hanya mengeringkan tubuh seadanya kami keluar kamar mandi. Lalu kududukkan Lutfi di tepian tempat tidurku dan aku berjongkok di hadapan selangkangannya. Langsung kuraih dan kukulum batang kemaluannya. Lutfi sedikit terkejut namun tidak menolak saat aku memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulutku. Kujilat kepala kemaluannya dengan penuh nafsu, lidahku menyapu batang kemaluannya hingga kedua biji pelirnya. Lutfi merebahkan badannya ke tempat tidur saat mulutku mengulum biji pelirnya. Tanganku mengocok-ngocok batang kemaluannya.

“Uu.. Uuh! Mbak aku pengen kencing nich!” seru Lutfi. Dan.. croo.. oot! Cree.. eet! See.. eerrt! Sperma Lutfi benar-benar muncrat tumpah keluar membasahi wajah dan rambut kepalaku.
“Aduu.. Uuh! Enak sekali Mbak!” ujar Lutfi padaku.
“Gila! Kok cepat sekali orgasmenya Fi?” tanyaku.
“Belum-belum kok sudah keluar?” timpalku lagi.
“Iya Mbak! Habis enak sekali, jauh lebih enak daripada yang kulakukan sendiri selama ini”, kata Lutfi.
“Ayo Mbak, sekarang giliran Mbak”, lanjut Lutfi sambil menarikku ke tempat tidur, dan aku pun menurut langsung naik ke atas tempat tidur dengan menelentangkan badan.

Lutfi langsung mencium bibirku dan kubalas dengan lumatan dan rabaan di punggungnya. Mulut kami saling berpagut, mulut kami saling lumat, saling menjulurkan lidah bergantian. Nafsuku tadi sebenarnya sudah mencapai puncak, namun sedikit drop saat belum-belum Lutfi sudah mengalami orgasme saat sedang kukulum batang kemaluannya.

Kini hasratku mulai naik kembali, aku jadi semakin liar saja saat tangan Lutfi bergerilya di daerah seputar selangkanganku. Lutfi mulai melakukan jilatannya, lidahnya menjilati seputaran telinga, leher, dada dan payudaraku.

Aku jadi merasa geli sekali saat ujung lidah Lutfi menyapu seluruh bagian payudaraku. Puting susuku digigitnya dengan bibirnya dan dikulum-kulum. Jilatannya mengarah terus ke bawah menyapu setiap jengkal perutku. Pusarku pun tak luput dari jilatannya.

“Uu.. Uuh! Fi! Kamu ternyata pintar juga bikin perempuan kelojotan”, kataku.

Lutfi hanya mendiamkan ucapanku, mulutnya terus turun menciumi paha hingga lututku. Mulutnya naik kembali menciumi dan menjilati pahaku bagian dalam yang sensitif hingga aku jadi benar-benar tidak tahan dibuatnya. Kuraih kepala Lutfi dan kujambak sedikit sambil menariknya ke atas. Lutfi mengerti apa mauku, kepalanya mengikuti tarikan tanganku yang mengarahkannya ke arah pangkal pahaku yang kubuka lebih lebar lagi.

Mulut Lutfi langsung terbenam di pangkal selangkanganku, mulutnya menyambar bibir vaginaku dan lidahnya serta merta dijulurkan dan mengorek celah lipatan bibir vaginaku. Entah berapa banyak sudah cairan lendir yang mengalir keluar dari dalam liang vaginaku dan bibir vaginaku jadi ternganga lebar. Aku sudah benar-benar tidak mampu lagi membendung gelombang orgasmeku saat mulut Lutfi mengulum klitorisku. Rasa meledak-ledak dari dalam tubuhku akhirnya benar-benar meledak dengan dahsyat saat lidahnya mempermainkan ujung klitorisku.

“Uu.. Uucch! Teruu.. Uus! Terus Fi!” desahku.
“Auu.. Uucch!”

Vaginaku jadi becek sekali. Pantatku kuangkat dan kugoyangkan mengikuti jilatan lidah Lutfi. Tubuhku menggigil sedikit kejang dan..

“Aa.. Aaff! Oo.. Oocch! Aduu.. Uuh! Fi! Sudah Fi, aku sudah orgasme” kataku sambil mendesis.
“Gimana Mbak, puas ndak?” tanya Agus padaku.

Aku tak mampu menjawab pertanyaannya, hanya mengangguk sambil berdehem saja.

Kunjungi Kami Di 

WHAT'SAPP : +62 821-3639-2252

TELEGRAM : +62 821-1785-1681




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MELIHAT MEKI TANTE CANTIK BIKIN KONTOL KU NGACENG

    MELIHAT MEKI TANTE CANTIK BIKIN KONTOL KU NGACENG KASIR4D  -  Melihat Meki Tante Cantik Bikin Kontol Ku Ngaceng Cerita Dewasa Sebelum ak...