“Bagaimana bu Nita! puas ngak?” tanyanya sambil menaruh puntung rokok yang tersisa ditangannya ke asbak yang diletakkan tak jauh dari sisi ranjang.
“Udah cukup ya mas …..!” balasku pelan, dengan nafas yang masih belum teratur.
“Ah belum dong!” katanya pelan sambil membelai-belai buah dadaku. “…kenapa?” katanya kembali, sambil jemari tangannya mulai nakal dengan memencet-mencet punting susuku dengan lembut.
“Udah perih, mas!…” kataku pelan.
“Perih?, ah nanti juga ilang sendiri kok! jangan takut. Lagian baru jam 1 pagi, kan tadi katanya mau menemani saya sampai pagi.” katanya lagi.
“Iya, tapi ….”
“Ssstt……..” tiba-tiba dia menempelkan jari telunjuknya kemulutku sebagai tanda supaya aku jangan protes, dan tetap melayani sampai dia puas benar. Akhirnya taklama kembali lagi tubuhku disetubuhi untuk yang kelima kalinya. Walau demikian akhirnya akupun turut terangsang dan menikmati setiap gerakannya hingga aku kembali mencapai klimaks yang entah keberapa kali saat itu.
“Bagaimana bu Nit? udah ngak sakit lagikan sekarang.!” Katanya dengan nafas yang masih memburu. Aku hanya terdiam saja dengan mata yang terpejam sambil menikmati rasa gejolak yang tersisa. Kurasakan bibirku dikecupnya beberapa kali.
Cerita Sex Aku Tidur Dengan Guru Anakku Akhirnya selama hampir satu setengah tahun lamanya tubuhku menjadi tempat pelampiasan nafsunya sampai akhirnya dia di pindah tugaskan ke luar pulau. Tapi itu bukan dari akhir dari cerita, karena sebelum dia pergi, mas Roy malah menyerahkan tubuhku kepada penggantinya yaitu pak Togar.
“Bu Nita!, ini saya kenalkan dengan orang yang akan menggantikan kedudukan saya!” ucap pak Roy kepadaku.
“Oh ini yang namanya Bu Nita!” ucap orang yang dikenalkan padaku.
“…saya Togar! pengganti pak Roy.” katanya sambil menjabat tanganku dengan mantap.
“Wah keliatanya habis tempur habis-habisan nih!” serunya sambil memandang kesudut ruang, matanya tertuju pada ranjang dikamar motel yang memang kami tempati sejak sabtu kemarin.
“Wah tau aja nih Bang Togar!” celetuk mas Roy sambil tertawa lebar yang diikuti oleh seyum bang Togar sendiri.
“Wah kalau begitu boleh dong saya cicip sebentar, sebagai perkenalan?” ucap Bang Togar tanpa malu-malu.
“Oh silahkan Bang, silahkan.” ucap mas Roy.
Aku hanya diam saja dan tak terkejut lagi karena sudah diberi tahu oleh mas Roy sebelumnya.
“Bu Nita biar saya tinggal sekarang yah!, lagi pula saya sudah waktunya untuk berangkat kepelabuhan, biar nanti Bang Togar yang anterin pulang.” katanya sambil dia melangkahkan kakinya kepintu kamar.
“Pokoknya anak ibu pasti lulus terus deh dijamin” katanya padaku berbisik dan kemudian meninggalkan kami berdua setelah mengecup bibirku dan sempat-sempatnya meremas pantatku saat itu.
Setelah mas Roy tak terlihat lagi oleh pandangan mata maka kamipun kembali lagi masuk kedalam kamar motel itu.
“Ahhh!” pekikku kaget ketika baru pintu kamar ditutup tiba-tiba tubuhku diangkat dan digendongnya………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar